BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah populer di indonesia dan dilakukan oleh semua kalangan masyarakat. Motif melakukan olahraga renang beragam, mulai dari renang untuk rekreasi, rehabilitasi, pendidikan dan prestasi. Tujuan melakukan olahraga tersebut sesuai dengan yang dikatakan Sajoto (1988:1) bahwa ada empat dasar yang menjadi tujuan manusia melakukan kegiatan olahraga, yaitu : (1) Melakukan olahraga untuk rekreasi yaitu mereka yang melakukan olahraga diwaktu senggang, untuk bersenang-senang, santai dan berjalan tidak formal baik sarana maupun peraturannya. (2) Melakukan olahraga untuk pendidikan, yaitu olahraga melalui sekolah/formal yang tujuan dan sasaran akhirnya jelas untuk mencapai tujuan pendidikan secara umum melalui olahraga. (3) Melakukan olahraga untuk mencapai tingkat kesegaran jasmani tertentu. (4) Melakukan olahraga untuk mencapai prestasi sebagai sasaran terakhirnya. Hal tersebut juga tertuang dalam Undang-Undang No.3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional yang menjelaskan bahwa ruang lingkup olahraga meliputi kegiatan (a) olahraga pendidikan, (b) Olahraga rekreasi; dan (c) olahraga prestasi. Berbagai macam cabang olahraga yang dapat dilakukan oleh masyarakat, mulai dari olahraga atletik, permainan, beladiri, aktivitas ritmik, akuatik dan sebagainya. Renang termasuk dalam olahraga akuatik yang mulai banyak digemari masyarakat. Jenjang pendidikan Taman Kanak-kanakpun sudah mulai dikenalkan pada olahraga renang ini. Dalam kaitanya dengan tujuan olahraga renang untuk mencapai prestasi, khususnya di indonesia sekarang telah banyak masyarakat yang berpartisipasi untuk hal tersebut, yang dapat terlihat dari banyaknya perkumpulan/club renang yang muncul untuk memenuhi atau mewadahi minat masyarakat dalam olahraga renang untuk prestasi. Kemudian banyaknya perlombaan-perlombaan renang yang diadakan baik oleh pemerintah maupun non pemerintah mulai dari tingkat regional, nasional hingga internasional. 1

2 2 Dalam cabang olahraga renang, terdapat 4 macam gaya dalam berenang dan juga termasuk nomor yang diperlombakan yaitu gaya crawl (freestyle), gaya kupu-kupu (butterfly), gaya punggung (backstroke) dan gaya dada (breaststroke) dengan berbagai nomor jarak renang : 50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m, serta m baik putra maupun putri yang bila ditotal mencapai 34 nomor perlombaan dan seorang perenang bisa ikut berlomba lebih dari satu nomor perlombaan. Prestasi olahraga renang ditentukan oleh kecepatan berenang, yaitu kemampuan perenang untuk melakukan renang dari start hingga finish (menempuh jarak tertentu) dalam waktu yang sesingkatsingkatnya. Melihat realita yang ada ternyata atlet-atlet renang di Indonesia masih sangat sulit bersaing dengan atlet dunia yang senantiasa melakukan lonjakan prestasi. Perenang Indonesia memang mampu meningkatkan prestasi, namun sulit mengejar laju peningkatan prestasi negara lain. Prestasi Indonesia baik di tingkat Nasional maupun di tingkat Internasional sangat kurang. Atlet renang Indonesia pernah mencapai prestasi yang membawa nama bangsa harum di dunia Internasional pada tahun 1977 sampai tahun 2003, renang Indonesia mampu mengharumkan nama bangsa, baik itu di tingkat Asean maupun Asia. Setelah itu, prestasi atlet renang mulai meredup. Sebenarnya ada banyak atlet renang Indonesia yang sudah berpengalaman di ajang pertadingan nasional, provinsi, maupun kabupaten. Seperti : Glenn Victor, Priadi Fauzi, Guntur Pratama Putra, dan Nicko yang berhasil meraih medali emas dengan catatan waktu 3 menit 47 detik. Pada Kejuaraan Renang Hongkong Open, Indonesia meraih tiga medali emas dan dua perak. Medali emas selain dari nomor 4 x 100 meter gaya ganti juga dari GlennVictor untuk nomor 50 meter gaya kupu, dan Siman Sudartawan untuk nomor 50 meter gaya punggung. Medali perak diraih oleh Guntur Pratama Putra nomor 50 meter gaya kupu dan Glenn Victor untuk nomor 100 meter gaya punggung. Hasil SEA Games XXVII/2013 di Nyapyidaw, Myanmar atlet-atlet renang mampu memberikan 5 medali emas, 6 medali perak dan 4 medali perunggu dan menduduki peringkat ketiga cabor renang. Sedangkan pada SEA Games 2015 tim renang Indonesia hanya menduduki peringkat 5 pengumpulan medali dengan 1 emas, 8 perak dan 7 perunggu. Satu-satunya medali emas diperoleh atlet Indra Gunawan di nomor 50 meter gaya dada.

3 3 Tentu banyak faktor yang menjadi alasan menurunnya prestasi atlet renang atau belum maksimalnya prestasi atlet renang indonesia. Prestasi atlet dalam suatu cabang olahraga tidak dapat dibentuk secara instan. Pembentukan atlet yang dapat berprestasi tinggi dan mampu bersaing tingkat internasional memerlukan perencanaan yang sistematis dan dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan dimulai dari pemasalan, pembibitan dan pembinaan sehingga mencapai prestasi yang tinggi. Anwar Pasau (dalam Sajoto, 1995: 2-5) menyatakan peningkatan prestasi olahraga tidak terlepas dari faktor-faktor penentu peningkatan prestasi, yaitu : (1) Aspek biologis seperti potensi (kemampuan dasar tubuh), fungsi organ-organ tubuh, struktur dan postur tubuh serta gizi, (2) Aspek psikologis seperti intelektual, motivasi, kepribadian, koordinasi kerja otot dan saraf; (3) aspek lingkungan seperti lingkungan sosial, sarana dan prasarana, cuaca dan keluarga; (4) aspek penunjang seperti pelatih, program latihan yang sistematis, dana dan penghargaan. Melihat dari aspek biologis yang meliputi potensi (kemampuan dasar tubuh), fungsi organ-organ tubuh, struktur dan postur tubuh serta gizi, didalamnya terdapat unsur kondisi fisik serta struktur dan postur tubuh yang menjadi perhatian untuk memaksimalkan prestasi. Kondisi fisik merupakan satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar lagi. Sajoto (1995:8) mengemukakan pembinaan kondisi fisik dalam olahraga bahwa kalau seseorang atlet ingin berprestasi harus memiliki kondisi fisik seperti : kekuatan (strength), daya tahan (endurance), daya ledak otot (muscularpower), kecepatan (speed), koordinasi (coordination), kelentukan (flexibility), kelincahan (agility), keseimbangan (balance), reaksi ( reaction) dan ketepatan (accuracy). Prestasi renang dilihat dari kecepatan seorang atlet dalam menempuh jarak tertentu sesingkat-singkatnya, sehingga unsur kecepatan sangat dominan dalam olahraga renang prestasi. Menurut Sajoto (1988:9) kecepatan yaitu kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kecepatan merupakan unsur dasar yang berguna untuk mencapai prestasi maksimal, banyak cabang olahraga kecepatan merupakan komponen kondisi fisik yang mendasar, sehingga kecepatan merupakan faktor

4 4 penentu dalam cabang olahraga seperti nomer-nomer lari jarak pendek, renang, olahraga beladiri, dan cabang olah raga permainan. Power dalam olahraga renang dibutuhkan pada otot lengan untuk melakukan gerakan tarikan terhadap air agar menghasilkan gerakan maju yang maksimal. Power diartikan sebagai kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan dalam waktu yang sangat cepat. Artinya, power dibentuk oleh dua komponen fisik yaitu kekuatan dan kecepatan (Harsono, 1988). Semakin besar power yang dimiliki seorang perenang maka semakin cepat gerakan tarikan dan besarnya tenaga yang dihasilkan sehingga akan memberikan dorongan tubuh kedepan yang lebih besar. Dalam start pada renang gaya crawl yang dilakukan di balok start, power tungkai berperan besar sehingga tolakan yang dilakukan pada saat start dapat jauh kedepan. Tungkai yang secara terus menerus melakukan gerakan naik turun bidang vertikal memerlukan power agar dapat memberikan kontribusi pada badan untuk bergerak maju. Gerakan naik turun pada tungkai harus dilakukan dengan cepat untuk renang jarak pendek, kekuatan dari otot tungkai diperlukan untuk melawan gaya dari air, sehingga dibutuhkan kekuatan dan kecepatan dari otot tungkai yang dapat diukur degan mengukur power otot tungkai. Daya tahan diperlukan dalam olahraga renang, gerakan yang dilakukan dengan cepat dan berulang-ulang membutuhkan daya tahan yang bagus. Daya tahan adalah kemampuan peralatan organ tubuh olahragawan untuk melawan kelelahan selama berlangsungnya aktivitas kerja. Sukadiyanto (2011) menjelaskan bahwa bahwa setiap aktivitas olahraga yang memerlukan intensitas maksimal dalam waktu pendek selalu memerlukan sumber energi anaerobik. Dalam renang gaya crawl 100 meter daya tahan yang dibutuhkan adalah daya tahan lokal pada otot lengan dan daya tahan otot tungkai, karena keduanya melakukan gerakan secara terus menerus. Namun demikian, aspek biologis yang bersifat anatomis juga tidak dapat diabaikan. Adapun faktor anatomis atau bisa disebut sebagai postur tubuh juga memberikan keuntungan tersendiri dalam prestasi berolahraga. Pemilihan atlet untuk menekuni sebuah cabang olahraga tidak terlepas dari faktor tersebut. Bentuk tubuh yang ideal sesuai dengan cabang olahraga yang dipelajari merupakan salah satu syarat yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi olahraga. Sajoto (1988:11) menyatakan salah satu aspek untuk mencapai prestasi dalam olahraga adalah aspek biologis yang meliputi

5 5 struktur dan postur tubuh yaitu ukuran tinggi badan dan panjang tungkai, ukuran besar dan lebar badan serta somatype (bentuk tubuh). Unsur postur dan bentuk tubuh atau anthropometri sangat menunjang pembentukan gerak sesuai cabang olahraga yang dikembangkan. Kemudian Indriati (2010:92) mengemukakan peran anthropometri dalam olahraga beragam mulai dari penentuan cabang olahraga yang dapat memaksimalkan kondisi atlet, status kebugaran seseorang, komposisi lemak, tulang, ukuran tubuh, kadar air dan massa otot. Untuk mendapatkan calon atlet renang yang unggul di perlukan bentuk stuktur/postur tubuhnya yang memenuhi syarat. Oleh karena itu, seleksi atau pencarian bibit yang baik untuk di jadikan atlet bisa dilakukan dengan cara pengukuran anthropometri. Setiap cabang olahraga memerlukan bentuk dan ukuran-ukuran tubuh yang spesifik sesuai dengan sifat spesifikasi dari olahraga itu sendiri. Cabang olahraga renang gaya crawl 50 meter memiliki karakteristik gerak yang bersifat khusus sehingga memerlukan atlet dengan postur dan bentuk tubuh yang sesuai dengan karakteristik olahraga renang gaya crawl 50 meter. Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi segenap jasad manusia yang terdiri dari badan, anggota kepala yang diukur dari telapak kaki sampai kepala bagian atas. Menurut Olivier (1969:5), dalam perlombaan seorang perenang tentu akan menempuh suatu jarak tertentu oleh karena itu seorang perenang untuk mencapai jarak tersebut akan melibatkan panjang badannya dan panjang ini berhubungan dengan tinggi badan. Tinggi badan dalam keadaan telungkup adalah panjang seluruh tubuh membagi panjang kolam ialah 50 meter seperti jarak yang akan ditempuh. Jarak tersebut akan dibagi oleh panjangnya tubuh. Semakin panjang tubuh yang membagi maka kolam akan menjadi potongan-potongan imajiner yang lebih sedikit dibanding bila tubuh yang membagi tidak panjang. Potongan yang lebih sedikit akan ditempuh dengan kayuhan yang lebih cepat pula. Maka semakin panjang tubuh seseorang akan semakin cepat gerak laju untuk mencapai sisi yang lain dari kolam. Tinggi badan berhubungan dengan berat badan dan badan yang ideal akan lebih mudah melakukan gerakan dan dapat mempercepat laju kedepan. Peranan berat badan disini dapat dilihat dengan jelas pada saat mengapung dan pada saat melakukan kayuhan, sehingga seorang perenang yang berbadan tinggi akan mencapai jarak lebih cepat bila dibandingkan mereka yang

6 6 berbadan pendek. Daya apung juga dipengaruhi oleh luar permukaan benda yangberada di dalam air, seseorang yang memiliki tuuh lebih panjang akan memiliki luas permukaan yang lebih besar, sehingga daya apung juga lebih besar dan memudahkan atlet untuk menjaga posisi streamline di air. Dalam olahraga renang gerakan lengan-tangan merupakan sumber utama untuk membuat badan bergerak kedepan kemudian ditunjang oleh gerakan tungkai. Secara mekanika dalam hukum Newton III yakni Hukum Aksi Reaksi, gerakan yang dilakukan oleh kedua lengan dan tungkai akan menghasilkan reaksi berlawanan dari air yang besarnya sama dengan besar aksi yang dilakukan oleh lengan dan tungkai. Dalam melakukan dayungan lengan semakin banyak air yang mampu di dorong kebelakang maka akan semakin besar pula dorongan tubuh kedepan, banyaknya air yang mampu di tekan kebelakang tersebut akan sebanding dengan panjangnya lengan dan panjang tangan dari perenang tersebut. Telapak tangan juga memegang peranan dalam melakukan gerakan lengan, semakin luas permukaan tangan maka semakin banyak pula air yang mampu didorong kebelakang untuk mendapatkan reaksi air mendorong badan perenang bergerak maju. Rasio panjang tungkai-tinggi badan merupakan perbandingan segmen tubuh panjang tungkai terhadap tinggi badan. Panjang tungkai berperan untuk membantu menstabilkan posisi tubuh perenang agar tetap stream line dan membantu daya dorong perenang dengan gerakan tungkai yang naik turun namun juga terdapat gerakan yang bekerja secara horizontal yang akan mengakibatkan reaksi dari air yang akan membawa tubuh bergerak ke depan. Salah satu pembagian segmen tubuh manusia terbagai menjadi dua yaitu, yaitu segmen tubuh bagian atas dan bawah. Panjang tungkai merupakan sebuah segmen tubuh bagian bawah, dimulai dari throcanter hingga telapak kaki. Dalam melakukan gerakan renang gaya crawl tungkai memiliki peran sebagai penunjang gerakan maju dari tubuh, apabila rasio panjang tungkai terhadap tinggi badan besar maka akan semakin besar kontribusi tungkai dalam membawa tubuh bergerak kedepan karna beban di depan tungkai yaitu tubuh bagian atas rasionya lebih kecil. Seperti yang telah dikatakan di depan bahwa prestasi atlet dalam suatu cabang olahraga tidak dapat dibentuk secara instan. Pembentukan atlet memerlukan perencanaan yang sistematis dan dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan

7 7 dimulai dari pemasalan, pembibitan dan pembinaan sehingga mencapai prestasi yang tinggi. Oleh karena itu khususnya pada cabang olahraga renang dapat dilakukan melalui klub-klub renang yang menjadi wadah individu yang melakukan olahraga dengan tujuan pencapaian prestasi. Mengetahui faktor-faktor yang dapat menjadi prediktor/ mampu memprediksi prestasi renang dibutuhkan agar kemudian dapat dikembangkan faktorfaktor apa saja yang mampu memprediksi dan seberapa porsi latihan yang dibutuhkan agar prestasi renang dapat maksimal, serta dari faktor anthropometri dapat dilakukan pembibitan atlet atau pemanduan bakat yang sesuai dengan karakter anthropometri yang dimiliki. Telah dijelaskan pula diatas bahwa terdapat 4 macam gaya dalam olahraga renang yang diperlombakan dan banyaknya jarak, maka peneliti mengambil salah satu gaya yaitu gaya crawl karena gaya ini merupakan gaya dasar yang dilatihkan dalam klub-klub renang. Jarak 50 meter merupakan jarak dimana atlet pemulapun mampu mengeluarkan seluruh kemampuanya. Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu di ketahui apakah faktor kondisi fisik yang meliputi kecepatan, kekuatan otot lengan, kekuatan otot tungkai, power otot lengan, power otot tungkai, daya tahan otot lengan dan daya tahan otot tungkai serta faktor anthropometri yang meliputi tinggi badan, panjang lengan-tangan dan rasio panjang tungkai- tinggi badan memiliki hubungan dan dapat memprediksi prestasi renang gaya crawl 50 meter. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Prediksi Prestasi renang gaya crawl 50 meter Ditinjau Dari Kondisi Fisik Dan Anthropometri (Studi Korelasional Pada Atlet Perempuan Usia Tahun Perkumpulan Renang Se-Surakarta). B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut : 1. Hubungan antara kondisi fisik dengan prestasi renang gaya crawl 50 meter. a. Adakah hubungan antara kecepatan dengan prestasi renang gaya crawl 50 meter? Apabila ada hubungan, berapa besar kecepatan dapat memprediksi prestasi renang gaya crawl 50 meter?

8 8 b. Adakah hubungan antara kekuatan otot lengan dengan prestasi renang gaya crawl 50 meter? Apabila ada hubungan, berapa besar kekuatan otot lengan dapat memprediksi prestasi renang gaya crawl 50 meter? c. Adakah hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan prestasi renang gaya crawl 50 meter? Apabila ada hubungan, berapa besar kekuatan otot tungkai dapat memprediksi prestasi renang gaya crawl 50 meter? d. Adakah hubungan antara power otot lengan dengan prestasi renang gaya crawl 50 meter? Apabila ada hubungan, berapa besar power otot lengan dapat memprediksi prestasi renang gaya crawl 50 meter? e. Adakah hubungan antara power otot tungkai dengan prestasi renang gaya crawl 50 meter? Apabila ada hubungan, berapa besar power otot tungkai dapat memprediksi prestasi renang gaya crawl 50 meter? f. Adakah hubungan antara daya tahan otot lengan dengan prestasi renang gaya crawl 50 meter? Apabila ada hubungan, berapa besar daya tahan otot lengan dapat memprediksi prestasi renang gaya crawl 50 meter? g. Adakah hubungan antara daya tahan otot tungkai dengan prestasi renang gaya crawl 50 meter? Apabila ada hubungan, berapa besar daya tahan otot tungkai dapat memprediksi prestasi renang gaya crawl 50 meter? h. Adakah hubungan antara kecepatan, kekuatan otot lengan, kekuatan otot tungkai, power otot lengan, power otot tungkai, daya tahan otot lengan dan daya tahan otot tungkai secara bersama-sama dengan prestasi renang gaya crawl 50 meter? Apabila ada hubungan, berapa besar seluruh komponen kondisi fisik tersebut secara bersama-sama dapat memprediksi prestasi renang gaya crawl 50 meter? 2. Hubungan antara anthropometri dengan prestasi renang gaya crawl 50 meter. a. Adakah hubungan antara tinggi badan dengan prestasi renang gaya crawl 50 meter? Apabila ada hubungan, berapa besar tinggi badan dapat memprediksi prestasi renang gaya crawl 50 meter? b. Adakah hubungan antara panjang lengan-tangan dengan prestasi renang gaya crawl 50 meter? Apabila ada hubungan, berapa besar panjang lengan-tangan dapat memprediksi prestasi renang gaya crawl 50 meter?

9 9 c. Adakah hubungan antara rasio panjang tungkai-tinggi badan dengan prestasi renang gaya crawl 50 meter? Apabila ada hubungan, berapa besar rasio panjang tungkai-tinggi badan dapat memprediksi prestasi renang gaya crawl 50 meter? d. Adakah hubungan antara tinggi badan, panjang lengan-tangan dan rasio panjang tungkai-tinggi badan secara bersama-sama dengan prestasi renang gaya crawl 50 meter? Apabila ada hubungan, berapa besar seluruh komponen anthropometri tersebut secara bersama-sama dapat memprediksi prestasi renang gaya crawl 50 meter? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan kebenaran tentang : 1. Hubungan dan besarnya kemampuan memprediksi antara faktor kondisi fisik yang meliputi kecepatan, kekuatan otot lengan, kekuatan otot tungkai, power otot lengan, power otot tungkai, daya tahan otot lengan, daya tahan otot tungkai dengan prestasi renang gaya crawl 50 meter. 2. Hubungan dan besarnya kemampuan memprediksi antara faktor anthropometri yang meliputi tinggi badan, panjang lengan-tangan dan rasio panjang tungkai-tinggi badan dengan prestasi renang gaya crawl 50 meter. D. Manfaat Penelitian Pentingnya masalah untuk diteliti terkait dengan manfaat yang akan didapatkan dari hasil penelitian ini. Adapun hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut : 1. Secara praktis penelitian ini akan memberikan sumbangan pemikiran bagi pemerhati yang mengkaji olahraga renang gaya crawl 50 meter dan para pelatih yang aktif dalam bidang pembinaan olahraga renang gaya crawl 50 meter. 2. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan pemikir serta dapat pula dijadikan bahan acuan pada program latihan dan pembinaan yang disesuaikan dengan pendekatan keilmuan khususnya cabang olahraga renang gaya crawl 50 meter.

10 10 3. Memperkaya khasanah keilmuan dalam ilmu keolahragaan pada umumnya dan cabang olahraga renang gaya crawl 50 meter pada khususnya. 4. Sebagai bahan masukan bagi PRSI dalam mengembangkan prestasi atlet renang gaya crawl 50 meter pelajar dan mahasiswa ditingkat daerah, nasional maupun internasional. 5. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat membantu para pembina dalam rangka pencarian dan penyelesaian calon-calon bibit atlet yang potensial.