BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang Masalah. Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu Kotamadya dari 33 kabupaten



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB I PENDAHULUAN. dari beberapa suku bangsa yang berasal dari propinsi, yaitu Fukien dan Kwantung

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Melayu, Jawa, Pak-pak, Angkola, Nias dan Simalungun dan sebagainya. Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN. Proses mobilitas orang India ke Kota Medan dapat dibagi. dalam dua periode. Periode pertama, perpindahan orang India

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dominan adalah Suku Dayak bukit sebagai penduduk asli kesamaan itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk

BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN

PERKEMBANGAN MASYARAKAT BATAK TOBA DI DESA SENTANG KECAMATAN KISARAN TIMUR KABUPATEN ASAHAN ( ) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan elemen yang sangat melekat di dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Etnis Tionghoa merupakan bahan kajian yang menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Deli. Bandar merupakan sebutan dari masyarakat suku Melayu Deli yang

BAB V KESIMPULAN. Proses terbentuknya kawasan Pecinan Pasar Gede hingga menjadi pusat

BAB I PENDAHULUAN. ciri khas dari Indonesia. Kemajemukan bangsa Indonesia termasuk dalam hal. konflik apabila tidak dikelola secara bijaksana.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang majemuk secara etnik, agama, ras dan golongan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping

menghubungkan satu kebudayaan dengan kebudayaan lain.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Suku Banjar termasuk suku bangsa di negeri ini, selain memiliki kesamaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beraneka ragam Suku. Salah

BAB I PENDAHULUAN. penumpang yang menggunakan jasa transportasi kereta api. Selain stasiun, pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Binjai merupakan kota multi etnik yang dihuni oleh etnis Melayu,

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus penduduk terpadat di Kabupaten Langkat. Kecamatan ini dilalui oleh

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengamati sejarah perkembangan ekonomi Indonesia sejak

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Bangsa yang majemuk, artinya Bangsa yang terdiri dari beberapa suku

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

BAB I PENDAHULUAN. kapur barus dan rempah-rempah, jauh sebelum bangsa Barat datang ke Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Hindia Belanda. Setelah Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) 31. besar di daerah Sumatera Timur, tepatnya di Tanah Deli.

BAB I PENDAHULUAN. armada pedagang Cina datang mengunjungi pelabuhan Sumatera Timur untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkebunan Indonesia sudah diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda sejak

BAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. besar ke kota Medan (Sinar, 1996). Orang Cina dan Jawa didatangkan sebagai kuli

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang memiliki beragam suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan tanah perkebunan besar pada masa Hindia Belanda selalu

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa pemerintahan Orde Baru, keberadaan etnis Tionghoa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Secara Antropologi Budaya, etnis Jawa adalah orang-orang yang secara turun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada abad ke-18 muncul revolusi industri di Eropa, kemudian diciptakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terbentuknya desa sebagai tempat tinggal kelompok terutama disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bagi kelangsungan warga-warga masyarakat yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat orang lebih berpikir maju dan berwawasan tinggi. Pendidikan. majunya teknologi informasi dalam dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kerajaan Langkat diperkirakan berdiri pada abad ke 16. Raja pertama

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial, setiap manusia diberikan akal dan pikiran yang berkembang serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah

D. Dinamika Kependudukan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menjadi satu kesatuan yang utuh dan sekaligus unik.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang sangat majemuk. Ratusan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu wilayah tidak dapat dilepaskan dari perkembangan

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA MADYA PEMATANG SIANTAR

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. keunikan masyarakat Indonesia itu sangat berkaitan erat dengan keberadaan

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR RESOR IMIGRASI POLONIA. Indonesia dan kota terbesar di Pulau Sumatera. Kota Medan pada awalnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan perekonomian Indonesia pada dekade 70-an hingga 80-an mengalami

Sejarah Sosial & Politik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Identitas pertama kali diperkenalkan oleh Aristoteles dan dipakai oleh para

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan abad ke-19 sebagai sebuah kota berpenduduk majemuk, baik dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural, agama maupun geografis yang

BAB I PENDAHULUAN. makna bagi dunianya melalui adaptasi ataupun interaksi. Pola interaksi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan adalah ibukota Kecamatan Bandar 1. di Selat Malaka, tepatnya di Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanah Dairi terletak di bagian pegunungan bukit barisan melintang di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

BAB I PENDAHULUAN. dituturkan di sejumlah wilayah di Indonesia, dan ada pula bahasa-bahasa etnik

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

BAB I PENDAHULUAN. di Katulistiwa. Sejak awal abad Masehi, Pulau Sumatera telah

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyak penduduknya maka semakin besar pula kesempatan kerja yang dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran

BAB I PENDAHULUAN. tempat lain, atau dari tempat asal ke tempat tujuan (Adisasmita 2011:1).

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat. Perkebunan kelapa sawit merupakan alternatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sangat sedikit diperoleh bahan-bahan mengenai sejarah masuk dan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedatangan imigran-imigran Tionghoa ke pantai timur Sumatra telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepariwisataan diperkirakan mengalami perkembangan dan mempunyai

I. PENDAHULUAN. Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam di Desa Sukkean Kecamatan Onanrunggu Kabupaten Samosir.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah sebuah negara yang menganut sistem ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. menjual berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk minimarket, supermarket,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan didefinisikan sebagai alat untuk memanusiakan manusia dan juga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pekarangan pada dasarnya merupakan lahan di sekitar rumah yang di

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sejarah suatu kota maupun negara. Melalui peninggalan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suku Batak merupakan salah satu suku yang tersebar luas dibeberapa

1. PENDAHULUAN. lain, seperti misalnya pengaruh kebudayaan Tionghoaterhadap kebudayaan Indonesia.Etnis

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan organisasi politik yang dapat berperan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan. Oleh sebab itu, banyak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu Kotamadya dari 33 kabupaten dan kota di Sumatera Utara. Tebing Tinggi memiliki luas daerah kurang dari 31 km² dan berjarak sekitar 80 km dari Kota Medan serta terletak pada jalur lintas utama Sumatera Utara, yaitu menghubungkan lintas timur dan lintas tengah Sumatera melalui diagonal pada ruas jalan Kotamadya Tebing Tinggi, Pematang Siantar, Parapat, Balige dan Siborong-borong. Sama halnya seperti Kota Medan yang didiami oleh beraneka ragam suku bangsa. Tebing Tinggi juga didiami oleh beraneka ragam suku bangsa, baik suku asli Sumatera Utara maupun suku pendatang dari luar Sumatera Utara hingga bangsa asing dari luar Indonesia. Misalnya masyarakat Tionghoa yang berasal dari Cina ataupun masyarakat Tamil yang berasal dari India yang telah lama menetap di seluruh wilayah Indonesia termasuk pula Sumatera Utara. Masyarakat Tionghoa maupun Tamil telah lama melakukan migrasi keseluruh dunia melalui kegiatan perniagaan. Khususnya masyarakat Tionghoa, yang merupakan masyarakat asing terbesar dan keberadaannya hampir ada diseluruh wilayah Indonesia. Masyarakat Tionghoa melakukan migrasi keseluruh dunia, termasuk Indonesia. Masuknya masyarakat Tionghoa ke Indonesia, jauh sebelum kedatangan orang-orang Eropa. Hal ini dibuktikan dengan adanya 1

pemukiman-pemukiman kecil masyarakat Tionghoa yang terdapat di Indonesia, terutama di bandar-bandar perdagangan sepanjang pantai utara pulau jawa. Pada masa kerajaan Sumatera Timur telah terjalin kerjasama antara kerajaan dengan Cina atau yang sering disebut dengan orang Tionghoa. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya benda-benda yang sering digunakan oleh masyarakat Tionghoa di salah satu kerajaan Sumatera Timur. Kemudian pada masa pemerintahan kolonial di Indonesia, penyebaran masyarakat Tionghoa lebih cepat keseluruh daerah-daerah Sumatera Timur. Hal ini disebabkan dengan banyaknya perkebunan-perkebunan di Sumatera Timur yang membutuhkan banyak tenaga kerja atau pekerja, sehingga pemerintah kolonial mengirimkan pekerja dari Cina dan Jawa. Masyarakat Tionghoa pada masa kolonial merupakan salah satu tenaga pekerja yang didatangkan dari luar Sumatera. Masyarakat Tionghoa pada saat itu hanya pekerja buruh biasa yang bekerja sebagai kuli dalam perkebunan di Sumatera Timur. Termasuk kota Tebing Tinggi, yang pada masa kedudukan Belanda dijadikan sebagai kota persinggahan. Kota Tebing Tinggi yang merupakan sebuah kota yang berada diantara perkebunan-perkebunan menjadikan kota ini sebagai kota yang tidak luput dari kedatangan masyarakat Tionghoa. Hingga pada saat pemerintahan Belanda berakhir, masyarakat Tionghoa masih berada di Kota Tebing Tinggi dan tidak kembali ke Negara asalnya serta menetap menjadi warga Negara Indonesia. Di Kota tersebut masyarakat Tionghoa merupakan salah satu warga yang mempunyai pengaruh sangat besar dalam bidang perekonomian khususnya perdagangan. Mereka telah menjadi dominan dalam bidang perdagangan di setiap 2

sudut Kota Tebing Tinggi. Apabila dilihat dari pusat kota Tebing Tinggi, maka akan tampak pemukiman-pemukiman orang Tionghoa lebih mendominasi dengan satu bentuk bangunan yang sering disebut Ruko. Masyarakat Tionghoa Kota Tebing Tinggi pada umumnya lebih memilih untuk memiliki tempat tinggal yang sekaligus dapat dijadikan sebagai tempat untuk berdagang. Namun tidak semua kebutuhan hidup yang mereka butuhkan dapat diperoleh dari barang-barang yang mereka dagangkan. Dengan demikian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya maka dibutuhkan adanya pasar sebagai sarana pendukungnya. Pasar merupakan kegiatan ekonomi yang termasuk salah satu perwujudan adaptasi manusia terhadap lingkungannya. Manusia sebagai mahluk social dalam perkembangannya juga menghadapi kebutuhan sosial untuk mencapai kepuasan atau kekuasaaan, kejayaan dan martabat. Pasar adalah tempat dimana terjadi interaksi antara penjual dan pembeli, pusat tukar menukar yang menyatukan seluruh kehidupan ekonomi. Didalam pasar terdapat tiga unsur yaitu penjual, pembeli dan barang atau jasa yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Di kota Tebing Tinggi terdapat beberapa pasar tradisional, antara lain adalah pasar Gambir, pasar Inpres, pasar Sakti dan pasar Hongkong. Kemudian pasar modern antara lain Swalaya, Ramayana, Supermarket, Indomaret dan lain-lain. Dimana masyarakat kota Tebing Tinggi mendapatkan segala kebutuhan hidup dengan adanya pasarpasar tersebut. 3

Diantara ketiga pasar Tradisional tersebut yang sedikit menarik perhatian ialah Pasar Hongkong. Pasar tersebut merupakan pasar yang menyediakan segala bentuk kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat Tionghoa di Kota Tebing Tinggi. Pasar Hongkong mulai berdiri sekitar tahun 1974. Pada awalnya pasar Hongkong hanya merupakan pasar tradisional seperti pada umumnya. Hanya saja dibedakan dengan adanya tempat pemotongan hewan dan sedikit kebutuhan yang diperjual belikan didalamnya serta mayoritas penjual dan pembeli yang lebih mendominasi merupakan masyarakat Tionghoa. Dengan adanya tempat pemotongan hewan tersebut, maka masyarakat sekitar menyebutnya dengan pasar Babi. Namun, ketika tempat pemotongan hewan tersebut dipindahkan, masyarakat tidak lagi menyebutnya dengan pasar Babi. Kemudian pasar disebut dengan pasar Hongkong. Hal ini dikarenakan pasar lebih didominasi oleh masyarakat Tionghoa mulai dari penjual maupun pembelinya. Masyarakat pribumi menganggap Hongkong sebagai daerah asal masyarakat Tionghoa di Indonesia. Sehingga pasar Tionghoa tersebut dikenal dengan sebutan pasar Hongkong. Keberadaan pasar Hongkong di kota Tebing Tinggi yang merupakan pasar tradisional masyarakat Tionghoa menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian yang berjudul Etnik Tionghoa dan Pasar Hongkong di Tebing Tinggi Kota (1974-2012) 4

1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan di atas maka dapat dikemukakan suatu identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Keberadaan masyarakat Tionghoa di Kota Tebing Tinggi. 2. Kehidupan ekonomi masyarakat Tionghoa di Kota Tebing Tinggi. 3. Pengaruh masyarakat Tionghoa dalam kegiatan perekonomian dan perdagangan di Kota Tebing Tinggi. 4. Eksistensi pasar Hongkong sebagai pasar tradisional masyarakat Tionghoa di Kota Tebing Tinggi. 1.3. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas bahwa kajian tentang masyarakat Tionghoa di Kota Tebing Tinggi memiliki kajian yang cukup luas. Oleh karena itu, peneliti merasa perlu membuat pembatasan masalah yang terfokus pada Etnik Tionghoa dan Pasar Hongkong di Tebing Tinggi Kota. 1.4. Perumusan Masalah Berdasarkan identifisikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana sejarah kedatangan etnik Tionghoa di Kota Tebing Tinggi? 2. Bagaimana kehidupan sosial dan ekonomi etnik Tionghoa di Tebing Tinggi Kota? 5

3. Bagaimana perkembangan pasar Hongkong Tebing Tinggi Kota hingga saat sekarang? 4. Bagaimana fungsi pasar Hongkong terhadap kehidupan masyarakat di Tebing Tinggi Kota? 5. Mengapa keberadaan pasar Hongkong tetap eksis hingga sekarang? 1.5. Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah yang dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sejarah kedatangan etnik Tionghoa di Kota Tebing Tinggi. 2. Untuk mengetahui kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Tionghoa di Tebing Tinggi Kota. 3. Untuk mengetahui sejarah perkembangan pasar Hongkong di Tebing Tinggi Kota hingga saat sekarang. 4. Untuk mengetahui fungsi pasar terhadap kehidupan masyarakat Tionghoa di Tebing Tinggi Kota. 5. Untuk mengetahui keberadaan pasar Hongkong yang tetap eksis hingga sekarang. 6

1.6. Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas, maka diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk: 1. Memberi wawasan kepada peneliti dan pembaca tentang keberadaan pasar tradisional masyarakat Tionghoa di sekitar kota Tebing Tinggi. 2. Sebagai perbandingan kepada peneliti lain yang ingin meneliti masalah-masalah yang sama dengan tempat dan waktu yang berbeda. 3. Agar pembaca dan masyarakat umum dapat mengetahui bagaimana arti penting pasar Hongkong terhadap kehidupan masyarakat Tionghoa. 4. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang relevan dengan topik penelitian ini. 7