BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan taylor (dalam Moleong, 2009) mendefinisikan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jenis penelitian studi kasus. Tujuan dari desain ini adalah untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB lll METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan pada fokus permasalahan yang dikaji yaitu kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tepat agar tujuan penelitian dapat tercapai. Metode yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data; (D) Instrumen Penelitian; (E) Data dan Sumber Data; (F) Teknik Analisis Data;

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif, sementara

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Tipe Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

Penelitian ini tidak tergolong kepada penelitian kuantitatif karena tujuan pokok

Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan Kualitatif dan merupakan jenis penelitian Deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Lexy J.

BAB III METODE PENELITIAN. berhenti merokok, sehingga peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.

III. METODE PENELITIAN. 22) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. permasalahan yang sangat kompleks dan dinamis sehingga penting untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan taylor (dalam Moleong, 2009) Peneliti memilih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang hadir dalam suatu konteks yang terbatas (bounded context), meski batasbatas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELIITIAN. sebagai metode yang dalam penelitiannya memperoleh data deskriptif. yang sedang terjadi di dalam masyarakat.

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Karena penelitian ini ingin mengkaji secara detail mengenai

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut maka digunakan metodologi penelitian sebagai berikut:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah pelaporan Corporate Social

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode kualitatif. Pendekatan ini sebagai prosedur penelitian yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pemahaman masing-masing manajemen pembiayaan bank syariah terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. maksudkan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembiayaan, faktor. bermasalah yang dilakukan oleh BMT AN-NUUR.

BAB III METODE PENELITIAN. Penggunaan pendekatan penelitian kualitatif didasarkan atas pertimbangan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang membutuhkan perangkat empirik untuk mengindai secara

BAB III METODE PENELITIAN. Kontraktor Listrik Nasional (PAKLINA) DPC Madiun. Dalam penelitian ini agar

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan itu

BAB III METODE PENELITIAN

KERANGKA PEMIKIRAN. Penelitian ini dimulai dengan melihat karakteristik orang tua tunggal dan

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang implementasi pendidikan multikultural pada anak

III. METODE PENELITIAN. masalah dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud penelitian kualitatif menurut Bodgan dan Taylor

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam jenis Project Monitoring Evaluation research

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan metode kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. kualitatif yakni prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa

III. METODE PENELITIAN. apa adanya. Data yang digunakan dalam jenis penelitian ini merupakan data-data

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Didalam menjawab pertanyaan yang terdapat pada permasalahan, penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian sastra, seorang peneliti harus memiliki kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain sebagai penelitian yang bertipe deskriptif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dengan mempertimbangkan: pemahaman peneliti terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif yang

Bab III. Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Arab di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Ponorogo.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan strategi yang dimiliki peneliti untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Dimana metode

BAB III METODE PENELITIAN. variabel satu dengan variabel lainnya. Metode tersebut meliputi:

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe deskriptif.strauss dan

BAB III METODE PENELITIAN. melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan campuran, sebagaimana yang diungkapkan oleh Creswell (2009)

BAB III. Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang bernama komunitas kandank jurank doank.

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang diterapkan pada penelitian ini yaitu dengan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi, karena dengan menggunakan metode ini peneliti dapat memperoleh pemahaman tentang bagaimana penyesuaian sosial remaja yang putus sekolah. Selain itu, peneliti dalam pandangan fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada dalam situasi-situasi tertentu (Moleong, 2014). Melalui pendekatan kualitatif, penelitian ini berusaha memberikan gambaran tentang fenomena penyesuaian sosial pada remaja yang putus sekolah. Peneliti memilih pendekatan kualitatif karena memang sesuai dengan permasalahan penelitian, dan dengan pendekatan ini memungkinkan peneliti mempelajari pengalaman dan makna yang dihayati subyek secara lebih total mendalam karena datanya tidak dibatasi pada kategori tertentu saja (Poerwandari, 2007). Berdasarkan pencarian data yang dilakukan peneliti memerlukan penggalian lebih lanjut, karena itu peneliti memerlukan penggalian dengan melakukan wawancara pribadi dengan subyek. 54

B. Lokasi Penelitian Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah 1. Tempat tinggal subyek yang pertama di Sidoarjo. 2. Tempat tinggal subyek yang kedua di Sidoarjo. 3. Tempat tinggal subyek yang ketiga di Surabaya. Adapun pertimbangan yang mendasari peneliti memilih tempat penelitian, diantaranya yaitu: Pertama, tempat tersebut merupakan tempat dimana subjek melakukan aktivitas sosialnya sehari-hari, sehingga peneliti mudah untuk mendapatkan informasi baik melalui wawancara maupun observasi. Kedua, ditempat tersebut subjek melakukan hubungan komunikasi dengan lingkungannya. Hal ini dapat dijadikan pertimbangan peneliti mengenai keterkaitan hubungan subjek dengan lingkungannya terkait penyesuaian sosial subyek. C. Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian lapangan sebagai kerangka penulisan skripsi ini adalah data kualitatif. Data kualitatif diungkapkan dalam bentuk kalimat serta uraianuraian, bahkan dapat berupa cerita pendek. Sedangkan jenis data kualitatif yang digunakan adalah data deskriptif (Bungin, 2001). Sesuai dengan metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi kali ini, maka sebagai subyek penunjang lainnya seputar kehidupan pribadi merekadan penyesuaian sosial yang dilakukan, orang tua yang 55

nantinya menjadi informan utama untuk mengupas tentang penyesuaian sosial subyek. Sedangkan sumber sekunder yang digunakan adalah teoriteori yang terkait dengan fokus penelitian yang digunakan. Pengambilan subyek dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memilih subyek dan informan berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Dengan pengambilan subyek secara purposive (berdasarkan kriteria tertentu), maka peneliti dapat menentukan subyek yang sesuai dengan tema penelitian. Adapun kriteria subyek dalam penelitian ini adalah: 1. Subyek adalah remaja berusia 12 sampai 21 tahun. Pada usia tersebut remaja sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual. Transformasi intelektual dari cara berfikir remaja ini memungkinkan mereka tidak hanya mampu mengintegrasikan dirinya ke dalam masyarakat dewasa, tapi juga merupakan karakteristik yang paling menonjol dari semua periode perkembangan (Shaw dan Costanzo, 1985). Tugas-tugas perkembangan remaja yang amat penting adalah mampu menerima keadaan dirinya, memahami peran seks/jenis kelamin, mengembangkan kemandirian, mengembangkan tanggung jawab pribadi dan sosial, menginternalisasikan nilai-nilai moral, dan merencanakan masa depan (Ali dan Asrori, 2006). Tugas-tugas perkembangan fase remaja ini amat berkaitan dengan perkembangan kognitifnya, yaitu fase operasional formal. Kematangan 56

pencapaian fase kognitif akan sangat membantu kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya itu dengan baik. Agar dapat memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan, diperlukan kemampuan kreatif remaja. Kemampuan kreatif ini banyak diwarnai oleh perkembangan kognitifnya (Ali dan Asrori, 2006). 2. Subyek yang mengalami putus sekolah. Subyek adalah seorang peserta didik yang tidak mampu menyelesaikan suatu jenjang pendidikan. Hal ini berarti, berhentinya belajar seorang murid baik ditengah-tengah tahun ajaran atau pada akhir tahun ajaran karena berbagai alasan tertentu yang mengharuskan atau memaksanya untuk berhenti sekolah. Dan pada intinya adalah remaja putus sekolah yang tidak menyelesaikan pendidikan mereka. Banyak faktor-faktor yang menyebabkan remaja tersebut putus sekolah, salah satunya adalah faktor ekonomi. Faktor ekonomi menjadi alasan penting terjadinya putus sekolah. Dan persoalan ini telah berakar dan sulit untuk dipecahkan, sebab ketika membicarakan solusi maka tidak ada pilihan lain kecuali memperbaiki kondisi ekonomi keluarga. 3. Bersedia menjadi subyek penelitian. Kesediaan subyek dan informan untuk menjadi bahan penelitian dapat dibuktikan dengan informant consent (surat kesediaan subyek). 57

Adapun sumber data yang peneliti pilih dalam penelitian ini adalah orang-orang yang dekat dengan subyek (ada hubungan dengan subyek) sehingga diduga kuat mempunyai informasi yang peneliti butuhkan tentang subyek. orang tersebut adalah : 1. Orang tua subyek. 2. Teman sebaya atau sahabat subyek. 3. Tetangga atau masyarakat sekitar. D. Cara Pengumpulan Data Menurut Hadi (1990), supaya dalam penelitian ini diperoleh data yang valid, maka metode pengumpulan yang digunakan adalah: 1. Observasi Metode ini digunakan untuk mengamati secara langsung bagaimana penyesuaian subyek yang putus sekolah dengan lingkungan sosialnya. Selain itu tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang dialami tersebut (Poerwandari, 2005). Dalam penelitian ini, observasi yang dilakukan peneliti adalah melihat secara langsung bagaimana situasi dan keadaan tempat tinggal subyek, bagaimana kondisi dan sikap subyek ketika proses wawancara serta bagaimana aktifitas subyek ketika berada dirumah yang mana 58

sesuai dengan aspek-aspek pada penyesuaian sosial itu sendiri. Dimana aspek tersebut adalah (1) penyesuaian sosial di lingkungan keluarga (2) penyesuaian sosial pada teman sebaya (teman yang bersekolah), dan (3) penyesuaian sosial di lingkungan masyarakat. 2. Wawancara Teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai gambaran penyesuaian sosial subyek dengan berpedoman pada pedoman wawancara (interview guide). Pedoman wawancara digunakan untuk mengigatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas (Moleong, 2005). Sedangkan untuk memperoleh data mengenai penyesuaian sosial, selain akan melakukan wawancara kepada subyek, peneliti juga akan melakukan wawancara kepada informan sesuai dengan keterangan di atas dengan berpedoman pada guidence yang mengacu pada dimensidimensi penyesuaian sosial pada subyek. Dimana dimensi penyesuaian sosial adalah (1) penampilan nyata, (2) penyesuaian diri terhadap berbagai kelompok, (3) sikap sosial, dan (4) kepuasan pribadi. E. Prosedur Analisis dan Interpretasi Data Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menentukan apa yang 59

penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. (Bogdan & Biklen, 1998). Dalam penelitian ini tahap-tahap analisis yang akan peneliti lakukan adalah: 1. Mengubah hasil wawancara dalam bentuk verbatim. 2. Memilah dan memilih data yang relevan untuk keperluan analisis. Artinya data yang tidak terpilih dan tidak relevan dibuang. 3. Menganalisis data yang telah dipilih dan dipilih sesuai dengan kepentingan analisis. 4. Dan akhirnya menarik sebuah kesimpulan. F. Keabsahan Data Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Menurut Moleong (2014), ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability). 1. Derajat Kepercayaan (credibility) Kriteria ini digunakan dengan maksud data dan informasi yang dikumpulkan peneliti harus mengandung nilai kebenaran (valid). Kredibilitas data bertujuan untuk membuktikan apakah yang teramati oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam dunia 60

kenyataan, dan apakah penjelasan yang diberikan tentang dunia kenyataan tersebut memang sesuai dengan yang sebenarnya ada atau terjadi. Adapun untuk memperoleh keabsahan data, Moleong (2014) merumuskan beberapa teknik pemeriksaan, yaitu: a. Perpanjangan Keikutsertaan. Keikutsertaan sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian. b. Ketekunan Pengamatan Ketekunan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat. c. Triangulasi Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denzin (1978) membedakan empat 61

macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. 1) Triangulasi Sumber, berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton, 1987). Hal ini dapat dicapai dengan jalan: a) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. b) Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi. c) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. d) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan. e) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. 2) Triangulasi Metode, terdapat dua strategi, yaitu: a) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data. 62

b) Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. 3) Triangulasi Penyidik, memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. 4) Triangulasi Teori, menurut Lincoln dan Guba (1981), berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Di pihak lain, Patton (1987) berpendapat lain, yaitu bahwa hal itu dapat dilaksanakan dan hal itu dinamakannya penjelasan banding (rival explanation). d. Pengecekan Sejawat Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. e. Kecukupan Referensial menggunakan bahan referensi yaitu referensi yang utama berupa buku-buku psikologi pendidikan, psikologi perkembangan, dan psikologi sosial yang berkaitan dengan penyesuaian sosial. Hal ini dimaksudkan agar data yang diperoleh memiliki dukungan dari teori-teori yang telah ada. 63

f. Kajian Kasus Negatif Teknik ini dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding. g. Pengecekan Anggota Dalam teknik ini, proses pengumpulan data sangat penting dalam pemeriksaan derajat kepercayaan. Yang dicek dengan anggota yang terlibat meliputi data, kategori analitis, penafsiran, dan kesimpulan. 2. Keteralihan (transferability) Untuk membangun keteralihan dalam penelitian kualitatif jelas sangat berbeda den nonkualitatif dengan validitas eksternalnya. Dalam penelitian kualitatif hal itu dilakukan dengan cara uraian rinci (thick description). Keteralihan bergantung pada pengetahuan seorang peneliti tentang konteks penerima. Dan melaporkan hasil penelitiannya sehingga uraiannya itu dilakukan seteliti dan secermat mungkin yang menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan. 3. Kebergantungan (dependability) Teknik pemeriksaannya berupa auditing. Auditing adalah konsep bisnis, khususnya di bidang fiskal yang dimanfaatkan untuk memeriksa kebergantungan dan kepastian data. Hal itu dilakukan baik terhadap proses maupun terhadap hasil atau keluaran. 64

4. Ketegasan (confirmability) Kriteria ini digunakan untuk mencocokkan data observasi dan data wawancara atau data pendukung lainnya. Dalam proses ini temuantemuan penelitian dicocokkan kembali dengan data yang diperoleh lewat rekaman atau wawancara. Apabila diketahui data-data tersebut cukup koheren, maka temuan penelitian ini dipandang cukup tinggi tingkat konfirmabilitasnya. Untuk melihat konfirmabilitas data, peneliti meminta bantuan kepada para ahli terutama kepada para pembimbing. Pengecekan hasil dilakukan secara berulang-ulang serta dicocokkan dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Untuk memperoleh temuan dan interpretasi data yang absah, maka perlu adanya upaya untuk melakukan pengecekan data atau pemeriksaan data yang didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability). Dari keempat kriteria tersebut Peneliti menggunakan dua kriteria, yaitu: 1. Derajat Kepercayaan (credibility), Untuk mengumpulkan data dan informasi yang dilakukan oleh peneliti dan harus mengandung nilai kebenaran (valid). Adapun untuk memperoleh keabsahan data, yaitu: 1) perpanjangan keikutsertaan, 2) ketekunan pengamatan, 3) triangulasi, 4) pengecekan sejawat, 5) kecukupan referensial, 6) kajian kasus 65

negatif, dan 7) pengecekkan anggota. Dari ketujuh cara tersebut, peneliti hanya menggunakan tiga cara yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Tiga cara tersebut adalah: a. Triangulasi Untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Dari keempat triangulasi sumber, metode, penyidik, dan teori. Peneliti hanya menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi Sumber, berarti membandingkan apa yang dikatakan oleh subyek dengan yang dikatakan informan dengan maksud, agar data yang diperoleh dapat dipercaya karena tidak hanya diperoleh dari satu sumber saja yaitu subyek penelitian, tetapi juga data yang diperoleh dari beberapa sumber lain seperti orang tua, teman sebaya ataupun masyarakat. 1) Subyek 1 (AN), yang menjadi sumber lain yakni: a) Informan 1 (SM), b) Informan 2 (AL) dan Informan 3 (AR). 2) Subyek 2 (AF), yang menjadi sumber lain yakni: a) Informan 1 (SP), b) Informan 2 (RR) dan c) Informan 3 (TT). 66

3) Subyek 3 (TK), yang menjadi sumber lain yakni: a) Informan 1 (MM), b) Informan 2 (WL) dan Informan 3 (IK) b. Kecukupan Referensial Menggunakan bahan referensi yaitu referensi yang utama berupa buku-buku psikologi pendidikan, psikologi perkembangan, dan psikologi sosial yang berkaitan dengan penyesuaian sosial. Hal ini dimaksudkan agar data yang diperoleh memiliki dukungan dari teori-teori yang telah ada. 2. Ketegasan (confirmability) Kriteria ini digunakan untuk mencocokkan data observasi dan data wawancara. Dalam proses ini temuan-temuan penelitian dicocokkan kembali dengan data yang diperoleh lewat rekaman atau wawancara. Apabila diketahui data-data tersebut cukup koheren, maka temuan penelitian ini dipandang cukup tinggi tingkat konfirmabilitasnya. Untuk melihat konfirmabilitas data, peneliti meminta bantuan kepada para ahli terutama kepada para pembimbing. Pengecekan hasil dilakukan secara berulang-ulang serta dicocokkan dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini. 67