BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. Yogyakarta (2011) yang berjudul Hubungan Antara Perhatian Orang Tua

dokumen-dokumen yang mirip
STANDAR KOMPETENSI. Melaksanakan tatacara salat fardu dan sujud sahwi

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS SISWA SMA MUHAMMADIYAH BANTUL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

ﻊ ﻣ اﻮ ﻌﻛ را و ة ﻛﺎ ﺰلا اﻮ ﺗآ و ةﻼ ﺼلا اﻮ ﻤﻴ أ و ﻌ ﻛا ﺮلا

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah

NIAT DAN BACAAN SHALAT

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

BAB I PEDAHULUAN. Pendidikan juga mengarahkan pada penyempurnaan potensi-potensi yang

PENDIDIKAN ANAK DI LINGKUNGAN KELUARGA PEDAGAN SAYUR DI KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN (STUDI KASUS KEPADA IBU PEDAGANG SAYUR)

Sejarah Salat; Esensi Isra Mi raj

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor yang penting dalam membentuk akhlak sejak anak usia dini.

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK DI DUKUH TANON RT 07/RW 03 KELURAHAN MANJUNG KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014

UPAYA KELUARGA MUSLIM DALAM MENGATASI PERILAKU MENYIMPANG BERPCARAN REMAJA DI NGASINAN BONOROWO KEBUMEN. Oleh: Eni Fatmawati NIM:

PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA MENGIKUTI PELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN DI SMP HASANUDDIN 7 SEMARANG SKRIPSI

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

UNTUK KALANGAN SENDIRI

TAKWA DAN KEUTAMAANNYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Wardiman Djoyonegoro, sedikitnya terdapat tiga syarat utama

BAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

Tips dalam Memahami Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan individu yang sedang berkembang dimana mereka

PENDIDIKAN AGAMA ANAK DI LINGKUNGAN KELUARGA TNI JL. GATOT SUBROTO NO.51, PENGAMBANGAN, KEC. BANJARMASIN TIMUR OLEH ALI HUDRI

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang dipeluk mayoritas masyarakat Indonesia.

SIFAT WUDHU NABI. 2. Kemudian berkumur-kumur (memasukkan air ke mulut lalu memutarnya di dalam dan kemudian membuangnya)

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan tersebar hampir di seluruh nusantara. Amal usaha. perguruan tinggi yang berjumlah 172 buah 1.

BAB I PENDAHLUAN. A. Latar Belakang Masalah. Shalat adalah salah satu rukun Islam yang kedua. Shalat merupakan

SENGKETA TANAH WAKAF MASJID DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (STUDI KASUS DESA PAKEM KEC. SUKOLILO KAB. PATI) TESIS

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran penuh terhadap hubungan hubungan dan tugas-tugas sosial. kebodohan, keterbelakangan dan kelemahan. 3

BAB I PENDAHULUAN. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan kehidupan manusia. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

BAB I PENDAHULUAN. itulah menjadi sasaran hidup manusia yang pencapaiannya sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar,

ب ص ى اهو اهر خ اهر خ ى

Keluhan Pemuda Karena Tidak Dibangunkan Orang Tuanya Untuk Shalat Fajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahfud Junaedi. Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan pengembangan. (Semarang : Rasail. 2010).

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

Ibadah, (Jakarta : Amzah, 2010), Cet. II, hlm Ibadah..., hlm Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahib Sayyed Hawwas, Fiqih

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

ة س ى اهو اهر خ اهر خ ى

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR ISMUBA DI SMA MUHAMMADIYAH KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Pendidikan memberikan

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan primer manusia sebagai makhluk sosial bahkan pada situasi tertentu,

MENGGAPAI KHUSYU. Publication : 1439 H_2017 M

Oleh : Ahmad Abdillah NPM:

BAB IV ANALISIS DATA. konseling islam, yang di analisis sebagai baerikut : A. Analisis Tentang Pengalaman orangtua mengenai anak autis.

Tips dalam Memahami Ilmu

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang hidup dizaman sekarang, harus memiliki

Hukum Menyekolahkan Anak di Sekolah Non-Muslim

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selanjutnya mampu membekali

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

MATERI IBADAH. Disampaikan di Pendidikan Karakter Mahasiswa Muhammadiyah (PKMU)

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kita dapat keuntungan dengan keridhaan Allah SWT dan surga-nya. serta dijauhkan dari api neraka dan adzab-nya.

URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MENCAPAI KEKOKOHAN AKIDAH PERSPEKTIF AL-QUR AN. Oleh, H. Muh. Arif R *

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil

PERAN BAITUL ARQOM DALAM MENANAMKAN FONDASI KARAKTER ISLAM (STUDI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

STUDI KORELASI ANTARA KEDISIPLINAN S{ALAT. KELAS VII MTs HIDAYATUS SYUBBAN KARANGROTO GENUK SEMARANG TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

Amalan Setelah Ramadhan. Penulis: Al-Ustadz Saifuddin Zuhri, Lc.

PERAN ORANG TUA MUSLIM JAWA DALAM PENDIDIKAN SEKS ANAK REMAJA DI PADUKUHAN PUNDONG III DESA TIRTOADI KECAMATAN MLATI KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena keterbatasan kemampuan manusia. hubungannya dengan manusia lainnya, baik dirumah, sekolah, tempat berkerja

KONSEP MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR AN SURAT AL-NŪR AYAT DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

Adab-adab Yang Wajib di Dalam Puasa. Oleh : Abu Ukasyah

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren), (Semarang: Walisongo Press, 2009), hlm. 19. hlm. 359.

PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN DALAM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

AGAR KAMU LEBIH DICINTAI ALLAH

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Shalat fardhu merupakan salah satu ibadah dalam Islam. 1 Ia menempati rukun

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemampuan. Rukun Islam dimaksud mencakup syahadat, shalat, puasa, zakat

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan.

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Penelitian yang dilakukan oleh Laily Shofyanida Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (2011) yang berjudul Hubungan Antara Perhatian Orang Tua dengan Pengamalan Ibadah Salat Siswa SD Muhammadiyah Senggotan Kasihan Bantul. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara orang tua dan anak dalam hal pengalaman shalat, dimana dalam penelitian ini terfokus untuk mengetahui seberapa tinggikah hubungan perhatian orang tua kepada anak dalam membimbing atau memberi perhatian dalam pengamalan shalat. Lokasi penelitian di Sekolah Dasar Muhammadiyah Senggotan Kasihan Bantul. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini mengambil sampel dengan menggunakan teknik random (acak) dan data dikumpulkan dengan angket, wawancara dan observasi. Adapun teknik analisis data menggunakan rumus korelasi product moment. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa perhatian orang tua atau peran orang tua dalam pengamalan ibadah shalat masuk kedalam kategori tinggi. Jadi, orang tua mempunyai peran yang penting dalam hal perhatian kepada anak dalam pengamalan ibadah shalat. Peneiltian ini mempunyai kesamaan terhadap peneliti, yaitu sama-sama melakukan penelitian yang terfokus pada peran orang tua dalam hal 8

9 pengamalan ibadah shalat. Perbedaan penelitian adalah terdapat pada lokasi dan metode penelitiannya. Penelitian ini dilakukan oleh Khusnul Mubarok mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2009. Judul penelitian ini adalah Pendekatan Bimbingan Ibadah Shalat Pada Anak Tuna Grahita-C Di SLB/BC Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Data yang diproleh dari wawancara, observasi dan perpustakaan. Perbedaan penelitian ini terdapat di lokasi. Penelitian ini dilakukan oleh Eko Wahyudi mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2013. Dengan lokasi penelitian di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Lebak Bulus Jakarta Selatan. Penelitian ini berjudul Komunikasi Interpersonal Antara Guuru Dan Anak Tuna Rungu Dalam Meningkatkan Kualitas Ibadah Shalat Di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Lebak Bulus Jakarta Selatan. Metode penelitian ini yaitu dengan metode penelitian kualitatif deskriptif, menggunakan teknik observasi, wawancara. Perbedaan penelitian ini adalah pada lokasi penelitiaanya. Penelitian ini dilakukan oleh Aji Abidin mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Penelitian dilakukan pada tahun 2015 dengan judul Pengaruh Pembinaan Keagamaan Islam Terhadap Pengamalan Ibadah

10 Shalat (Studi Kasus Pada Anak-anak Keluarga Petani Di Dusun Kerep Desa Jombor kec. Tuntang, kab. Semarang). Penelitian ini menggunakan metode observasi, angket, dan documentasi. Teknik yang digunakan adalah random sampling. Lokasi penelitian ini adalah Di Dusun Kerep Desa Jombor kec. Tuntang, kab. Semarang. Hasil penelitian ini adalah menunjukkan adanya pengaruh positif antara pembinaan keagamaan Islam terhadap pengamalan ibadah shalat anak. Perbedaan penelitian ini terdapat pada lokasi, subyek dan metode penelitian. Penelitian ini dilakukan oleh Devi Puji Astuti Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2013. Penelitian ini dilakukan di lokasi Batang Jawa Tengah. Penelitian ini berjudul Pengaruh Bimbingan Shalat Fardhu Diawal Waktu Orangtua Terhadap Kedisplinan Shalat Anak 6-10 Tahun Di Desa Kalibalik Banyuputih Batang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode angket, wawancara dan observasi. Hasil penelitian ini intesitas bimbingan shalat fardhu diawal waktu orangtua berada pada kategori cukup, kemudian kedisiplinan shalat anak juga dalam kategori cukup. Perbedaan dengan penilitian ini adalah pada metode dan lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan oleh Leni Novita, Dwi Hastuti, dan Tin Herawati Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2015, dengan lokasi di Desa Ciasihan dan Ciasmara Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Dengan judul penelitian

11 Pengaruh Iklim Keluarga dan Keteladanan Orang Tua Terhadap Karaakter Remaja Perdesaan. Penelitian ini menggunakan desain crosssectional study. Hasil penelitian ini adalah tingkaat pengaruh keteladanan atau perilaku baik orang tua pada anaknya masih sangat rendah. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti seberapa besar pengaruh ataau peran orang tua dalam keteladanan terhadap anak. Perbedaan penelitian ini terdapat pada lokasi, metode penelitiannya. Penelitian ini dilakukan oleh Diah Ayu Octavinasari. Penelitian ini berjudul Hubungan Antara Perhatian Orang Tua Dengan Pengamalan Ibadah Siswa Di SMK Muhammadiyah Ngawen Gunung Kidul. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2007. Lokasi penelitian ini adalah di SMK Muhammadiyah Ngawen Gunung Kidul. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini untuk mengetahui perhatian orang tua terhadap siswa, mengetahui pengamalan ibadah siswa mencari hubungan orang tua dengan pengamalan siswa. Perbedaan penelitian ini adalah pada metode, lokasi dan subjeknya. Penelitiaan selanjutnya ini dilakukan oleh Ahmad Sahdun Mahasiswa PPKN IKIP Veteran Semarang dengan judul Studi Korelasi Keteladanan Orang Tua dengan Budi Pekerti Siswa. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2013. Bentuk penelitian ini adalah kuantitatif uji korelasi. Lokasi penelitian ini adalah di Sekolah Dasar Negeri Mojolawaran Kecamatan Gabus Kabupaten Pati. Tingkat keteladanan orang tua terhadap siswa tergolong baik dan budi pekerti siswa dikategorikan baik. Metode

12 penelitian jenis deskriptif yaitu peneliti mencari hubungan. Perbedaan dengan proposal skripsi peneliti adalah pada variabelnya, metode penelitian dan apa yang diteliti dan lokasi. Persamaannya adalah sma-sama meneliti tentang keteladanan orang tua. Tidak jauh berbeda dengan penelitian oleh Ahmad Sahdun, penelitian yang dilakukan oleh Marjohan Mahasiswa PPKN IKIP Veteran Semarang pada tahun 2014 yang berjudul Hubungan Keteladanan Orang Tua Terhadap Perilaku Sosial Siswa. Meneliti tentang hubungan keteladanan orang tua terhadap perilaku sosial siswa. Penelitian dilakukan pada tahun 2014. Lokasi penelitian ini adalah di Sekolah Dasar Negeri Mojolawaran Kecamatan Gabus Kabupaten Pati. Bentuk penelitian ini adalah penelitian uji korelasi dengan metode kuantitatif. Hasil penelitia ini Kategori dalam keteladanan orang tua masuk kedalam kategori baik dan perilaku siswa masih terkontrol dan cenderung baik. Perbedaan dengan penelitian ini, terletak pada variabelnya yaitu mencari hubungan dan pengaruh, perbedaan juga terdapat pada lokasi penelitian dan metodenya. Persamaannya yaitu pada apa yang akan diteliti, yaitu tentang keteladanan orang tua. Penelitian yang dilakukan oleh Taslimah Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam pada tahun 2010 yang berjudul Pengaruh Keteladanan Orang Tua dalam Pendidikan Agama Materi Terhadap Akhlaqul Karimah Siswa. Studi kasus atau lokasi peneitian di SD Negeri kecandran 01 Salatiga Tahun 2009/2010, bentuk penelitian ini adalah

13 penelitian skripsi tahun 2010. Metode penelitiannya kuantitatif explanatory. Hasil penelitian ini adalah Pengaruh keteladanan orang tua mempunyai kategori yang cukup tinggi. Dari hasil statistik memperoleh hasil yang diperoleh adalah mempunyai pengaruh sangat positif keteladanan orang tua. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tenntang pengaruh keteladanan orang tua. Perbedaannya adalah variabel Y yaitu pembiasaan pengamalan shalat. Dalam permasalahan ini, belum terpecahkan, sehingga perlu diteliti lagi. Dari kesepuluh penelitian diatas mempunyai korelasi satu sama lain, yaitu mempunyai karakteristik dalam penelitian. Penelitiaan diatas banyak mempunyai perbedaan dan kesamaan, sehingga peneliti menjadikan tinjauan pustaka untuk melihat karya-karya terdahulu yang dapat dijadikan untuk menjadi acuan. B. Kerangka Teoritis 1. Keteladanan a. Pengertian Keteladanan Merujuk pada teori Pendidikan Agama Islam, tentunya yang menjadi rujukan utama adalah al-quran dan al-hadist (sunnah), dalam kitab al-quran, keteladanan disebut atau diistilahkan dengan uswah, yang diambil dari beberapa ayat di al-quran surat Al-Ahzab ayat 21 :

14 ل ق د ك اى ل ك ن ف ي ز س ى ل ه للا ا س ى ة ح س ة ل و ي ك اى ي س ج ىا ه للا و ال ي ى م ا ل خ س و ذ ك س ه للا ك ث ي س ا Artinya : Sesungguhnya pada diri Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam itu telah ada teladan (uswah) yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharapkan (rahmat) Allah Subhanahu wata'ala sebanyak-banyaknya. (Q.S Al-Ahzab:21). (Diponegoro, 2008: 420) Keteladanan adalah hal-hal yang dicontoh atau ditiru orang lain (Armai Arief, 2002: 117). Sehingga setiap tingkah laku atau akhlak yang terpuji oleh seseorang dapat dicontoh atau ditiru dan menjadikan orang tersebut tauladan yang baik. Selanjutnya keteladanan adalah Pemberian contoh dari pemimpin atau perilaku orang tua yang menjadi contoh atau sumber idola (Surya M, 2001:80). Oleh karena itu, peran orang tua dalam keteladanan sangat dominan dalam pembiasaan pengamalan shalat. Hal tersebut dilihat dari sebagaimana betapa wajibnya orangtua dalam mendidik anaknya terutama dalam hal shalat. Kewajiban orang tua tersebut dapat dilihat dari firman Allah surat At-Tahrim ayat 6 : ي ا أ ي ه ا ال ر يي آه ىا ق ىا أ ف س ك ن و أ ه ل يك ن از ا و ق ىد ه ا ال اس و ال ح ج از ة ع ل ي ه ا ه ل ئ ك ة غ ل ظ ش د اد ل ي ع ص ىى للا ه ا أ ه س ه ن و ي ف ع ل ىى ه ا ي ؤ ه س وى Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikatmalaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-nya kepada mereka dan

15 selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Diponegoro, 2008: 560) Berdasarkan ketiga teori di atas, maka dari itu penulis menyimpulkan bahwa keteladanan yang penulis maksud adalah sikap atau perilaku dari seseorang yang dapat dicontoh atau ditiru perilakunya dengan melihat tindakannya, yaitu tindakan yang positiflah yang layak dijadikan teladan. keteladanan dalam keluarga adalah orang tua yang mempunyai peran dalam membentuk pibadi anak dengan demikian orang tua sebagi figur yang sangat besar pengaruhnya. b. Bentuk-Bentuk Keteladanan Menurut (Munadi, 2008: 9) keteladanan dibagi menjadi dua bentuk yaitu : 1) Keteladanan Secara Verbal a) Komunikasi terencana atau disengaja Komunikasi terencana atau disengaja adalah suatu komunikasi yang dilakukan dalam proses pendidikan yang melalui perencanaan guna ketercapaian tujuan pendidikan. Contohnya, orangtua akan memerintahkan anaknya untuk shalat berjamaah dimasjid, maka yang harus dilakukan sebelumnya yaitu orangtua harus mempersiapkan terlebih dulu, seperti telah berpakaian rapi dan sudah siap untuk bergegas ke masjid.

16 b) Komunikasi Spontan atau Kebiasaan Komunikasi spontan adalah komunkasi yang didapat dari kebiasaan seseorang atau prilaku dan sikap dalam kesehariaannya yang dapat mencerminkankan diri seseorang tersebut. Contohnya yaitu dalam sebuah perkataan, ketika akan memberikan perintah, sebelumnya kita mengucapkan kalimat tolong terlebih dahulu, sebelum kita mengutarakan perintah. 2) Keteladanan Secara Non Verbal Keteladanan secara non verbal adalah keteladanan yang dilakukan dengan isyarat, suatu sikap atau prilaku yang dapat memberikan keterangan namun telah dipahami orang lain secara umum. Contohnya yaitu orang tua menginginkan sesuatu atau untuk menunjukkan sesuatu dengan cara mengarahkan jari telunjuk namun tidak mengucapkan apa yang diinginkan. c. Aspek-aspek Keteladanan Orangtua Setiap orang yang menjadi teladan haruslah menjaga dan memelihara tingkah lakunya dalam kesadaran dihadapan Allah atas segala yang diikuti oleh orang lain (An-Nahlawi, 1989: 372). Aspek-aspek keteladanan orang tua yang harus diterapkan orang tua dalam keteladan adalah :

17 1) Pembiasaan Shalat berjamaah Shalat adalah tiang agama, yaitu ibadah yang paling utama, dimana pertama kali yang dipertanggung jawabkan adalah shalat, maka dari itu dengan meninggalkan shalat secara otamatis ibadah lain tidak akan diterima. 2) Menunjukkan Sikap Sabar Orang tua harus membiasakan bersabar dalam mendidik anaknya, bersabar ini juga harus perlu diperhatikan dalam hal mendidik, karena anak cenderung meniru, maka sifat-sifat positif harus diterapkan dalam mendidik. 3) Selalu Berkata Baik Berkata baik adalah tuntutan dari orang tua ketika bersama anaknya, karena ini termasuk dalam bagian adab dan tata krama sosial yang menjadi perhatian khusus untuk mengajarkan tata krama dan adab bicara kepada anak. 4) Hendaklah Berkata Jujur Kepada Anak Berkata jujur adalah salah satu ha menunjukkan kepada hal kebaikan, sedangkan menyesatkan anak apabila kita berdusta atau berpura-pura. 5) Menegur Anak yang Berkata Kotor Berkata kotor adalah berkata jorok dan jauh dari kebenaran atau dusta, hendaknnya orang tua lebih pintar lagi dalam mengarahkan pembicaraan kepada anak, dengan

18 mengarahkan kepada anak untuk berbicara dengan logika dan hati yang jernih. 6) Mengajak Anak Kajian Agama Mendidik anak melalui majelis-majelis ilmu sangat dianjurkan terutama dalam pembentukan untuk menjadikan anak terbiasa dengan hal-hal demikian. 2. Orangtua Orangtua adalah orang yang mempunyai peran mendidik dan membina didalam lingkup suatu keluarga. (Arifin, 1977: 114) Orangtua adalah ibu dan ayah dari seorang anak, baik mempunyai hubungan sosial ataupun hubungan biologis. (Umar, 2015: 20) Pengertian tersebut diambil dari dari web http://www.wikipedia.com. Menurut Yulianto orang tua adalah tokoh yang menjadi panutan pertama bagi anak (Yulianto, 2014: 15). dengan demikian bahwa figure orangtualah yang menjadi cerminan anak dalam kehidupannya, terutama dalam hal ibadah shalat, anak akan shalat apabila dirumah atau dalam keluaraga orang tua melaksanakannya dan mencontohkan kepada anaknya. Sedangkan menurut Kurniasih pengertian dari orang tua adalah orang yang paling utama mempunyai tanggungjawab dalam memenuhi kebutuhan anak, termasuk kebutuhan dalam pembentukan kepercayaan, nilai dan tingkah laku anak (Kurniasih, 2010: 179). Kepercayaan, nilai dan tingkah laku yang dipercaya bahwa kelak ketika dewasa akan

19 menjadi sebuah cerminan oranng tua dalam Pendidikan yang diaajarkan sejak dini. Melalui pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa orang tua adalah tokoh yang memiliki peran dalam mendidik, membina, bertanggung jawab serta menjadi figure yang dapat dicontoh dalam lingkungan keluarga. 3. Anak Berkebutuhan Khusus Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mempunyai perbedaan dengan anak-aanak pada lainnya atau disebut dengan anak luar biasa. Perbedaan tersebut adalah terdapat pada fisik, sosial, mental dan perkembangan yang memperlukan perhatian khusus untuk menjadikan anak tersebut mencapai perkembangan yang maksimal layaknya anak normal lainnya. (Miftakhul dan Ira, 2004: 15) Ciri-ciri anak berkebutuhan khusus yaitu dapat diartikan dengan seorang yang memiliki penyimpangan fisik, mental, emosi dan tingkah laku. Anak berkebutuhan khusus yaitu tuna netra, tunadaksa, tuna rungu, tuna grahita, tua laras, autis, down syndrome, kemunduran mental atau retardasi. (Dwi, dkk, 2012: 226) Penjelasannya sebagai berikut : a. Tuna Netra Anak yang mempunyai gangguan pada penglihatannya sehingga tidak mempunya daya dan tidak bisa melihat atau biasa

20 disebut dengan kebutaan, walaupun menggunakan alat bantu. Anak tersebut tetap memerlukan pelayan khusus untuk pendidikannya. b. Tuna Grahita Anak luar biasa yang mempunyai keterbelakangan mental atau mental yang perkembangannya jauh dari rata-rata. Sehingga dalam hal akademik sangat sulit dalam komunikasi maupun sosial, karenanya perlu pendidikan khusus. c. Tuna Daksa Anak luar biasa yang mempunyai kelainan pada alat gerak seperti sendi, tulang dan otot, sehingga perlu perhatian khusus untuk anak berkebutuhan khusus yang mengalami gangguan gerakan karena fungsi syaraf yang layu atau disebut Cerebral Palsy. d. Tuna Rungu Anak luar biasa yang mengalami gangguan pada pendengarannya, sehingga tidak mampu berkomunikasi seccara verbal, sehingga memerlukan kekhususan pelayanan pada pendidikannya. 4. Pengamalan Shalat a. Pengertian Pengamalan Pengamalan berasal dari kata amal yang mempunyai arti perbuatan atau pekerjaan, namun terdapat imbuhan pe-an, sehingga mempunyai arti hal atau perbuatan yang dikerjakan, dilakukan atau

21 yang lebih identik dengan diamalkan. (Poerwadaminta, 1985:33). Pengamalan adalah perbuatan atau pekerjaan yang dikerjakan dalam perbuataan baik atau suatu pekerjaan yang dikerjakan yang baik. Dalam hal itu dapat diartikan bahwa perbuatan baik yang dilakukan dan segalaa sesuatu yang dilakukan berbuah kebaikan. Menurut kamus Bahasa Indonesia, pengamalan adalah proses, perbuatan, cara mengamalkan, pelaksanaan, menunaikan kewajiban atau tugas (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. VII. Th 1996). Namun menurut (Ancok dan Nashori, 1994: 78) menjelaskan bahwa pengamalan atau konsekuensial adalah sejauh mana tingkah laku seseorang termotivasi terhadap agama dalam kehidupan sosial. Sedangkan menurut (Nottingham, 1994: 4) pengamalan dapat diartikan juga dengan ibadah atau ritual yang dilakukan dengan tingkah laku yang seperti memakai pakaian khusus untuk ibadah, mengorbankan nyawa, mengucapkan doa, bersemedi, memuja, berpuasa, berteriak dan membaca. Maka dari itu, penulis menyimpulkan teori pengamalan adalah suatu perbuatan baik yang dikerjakan sebagai ritual seseorang sebagai orang yang beragama. b. Pengertian Shalat Kata shalat berasal dari bahasa Arab, memiliki akar kata shalla-yushalli-shalaatan yang berhubungan dan sama dengan

22 Shilah yang mempunyai arti atau makna hubungan. Makna dari shilah adalah bagaimana hubungan manusia dengan Allah yang dimaksud shilah disini yang dishalat adalah doa, maksudnya adalah yang disampaikan dengan rukun dan tata cara yang sesuai atau yang sudah ditentukan bacaan-bacaan dan gerakan-gerakannya (Bagir, 2017: 3). Shalat merupakan ibadah yang dilakukan oleh umat Islam dengan menggunakan gerakan atau gesture, shalat memiliki aturan atau bagaimana cara melaksanakannya, berikut adalah tata cara shalat menurut buku panduan Kuliah Intensif Al-Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakara (Ismail et al., 2016: 93) yaitu: 1) Niat Niat merupakan salah satu amalan yang wajib dilakukan ketika mengamalkan ibadah shalat, karena Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, sesungguhnya segala amalan perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan bagi seseorang apa yang diniatkan. Niat mempunyai kesempurnaan, terdapat tiga hal dalam kesempurnaan niat menurut (Suparman, 2015: 63) yaitu : a) Mengetahui dan paham shalat apa yang dikerjakan b) Menyadari atau sadar tengah berdiri menghadap Allah subhanahu wa Ta ala.

23 c) Mengetahui atau sadar bahwa Allah subhanahu wa Ta ala mengetahui segala hal yang ada dalam hati. 2) Takhbirotul Ikhram Takhbirotul ikhram yaitu melafadzkan takbir atau Allahu Akbar seraya mengangkat kedua telapak tangan sejajar dengan bahu dan telapak tangan menghadap kiblat. 3) Bersedekap Bersedekap adalah perbuatan meletakkan tangan dengan menggenggam pergelangan tangan kiri diatas dada. Ketika sedekap juga melafadzkan doa iftitah secara sir (lirih). 4) Melafadzkan Al-Fatihah Al-fatihah merupakan surat yang termasuk rukun shalat, apabila salah satu rukun shalat tidak dilaksanakan, maka gugurlah shoat tersebut. Sebelum melafadzkah surat Al-fatihah pada setiap rakaat, hendaknya atau wajib mengawali dengan melafadzkan taawudz. 5) Melafadzkan Ayat-ayat al-quran. Ayat-ayat al-quran biasanya yang dipakai orang-orang pada umumnya adalah ayat-ayat yag tidak terlalu panjang atau mudah dihafal. Ayat yang biasanya sering sekali digunakan dalam shalat adalah ayat-ayat yang terdapat dalam juz 30.

24 6) Rukuk Mengangkat kedua tangan serayaa melafadzkan takbir Allahu Akbar, lalu membungkukkan badan dengan memegang lutut dan meluruskan pinggang hingga membentuk sudut Sembilanpuluh derajat. 7) Berdiri I tidal I tidal yaitu bangun dari rukuk seraya mengangkat tangan seperti takbir. 8) Sujud Sujud yaitu meletakkan kedua lutut, kedua tangan, lalu dahi dan hidung ditempat sujud. 9) Duduk Diantara Dua Sujud Duduk diantara dua sujud biasa disebut dengan duduk iftirasy, yaitu meletakkan kaki kanan dibawah pantat. 10) Tasyahud Awal Tasyahud awal yaitu duduk yang tak berbeda dengan duduk ifftirasy, namun yang membedakan adalah dilakukan pada bangun sujud dari rakaat kedua dan sujud kedua pada. 11) Tasyahud Akhir Tasyahud akhir dilaakukaan pada rakaat terakhir pada sujud kedua. Duduk ini disebut dengan duduk tawarruk.

25 12) Salam Salam yaitu dengan memalingkan muka kearah kanan dan kiri hingga bagian pipi terlihat dari belakang sembari melafdzkan salam. Adapun menurut (Kartono, 1985: 59) dalam meningkatkan pengamalan ibadah shalat, berikut adalah indikatornya yang wajib bagi peserta didik : 1) Memberi bekal berupa penanaman nilai-nilai Islam berupa penanaman iman, ibadah, akhlak, budi pekerti, disiplin dan prinsipprinsip luhur lainnya. 2) Peserta didik diberikan sebuah perhatian dan contoh teladan bagaimana ibadah shalat yang baik dan benar dalam pelaksanaannya. 3) Melakukan tinjauan atau mengontrol segala tingkah laku peserta didik diluar maupun didalam rumah dengn rutin dan bijaksana tentang bagaimana pengamalan shalatnya. 4) Memberikan suasana yang sangat mendukung untuk peserta didik, seperti ketentraman, kesejukan, kesegeran, keutuhan dan keharmonisan, sehingga didalam suasana rumah peserta didik merasa tenang, aman, damai, senang, bahagia dan betah dalam pergaulan didalam rumah, maka dari itu dapat mendukung pengamalan shalat dalam kehidupan sehari-hari.

26 5) Membagi waktu untuk berkomunikasi dengan peserta didik, sehingga peserta didik dapat saling bertukar pikiran dengan penghuni rumah, menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif, dengan begitu anak kan sibuk dan lebih mencintai ilmu agama dalam pengamalan shalat. Oleh karena itu, teori shalat yang dapat peneliti simpulkan adalah sebuah ibadah ritual atau sebuah rangkaian doa dalam Agama Islam yang memiliki gerakan tertentu yang dimulai dari takbiratul ikhram hingga salam.