BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. anak yang kedua orang tuanya menderita miopia. 11,12

Berdasarkan tingginya dioptri, miopia dibagi dalam(ilyas,2014).:

BAB I PENDAHULUAN. Miopia dapat terjadi karena ukuran aksis bola mata relatif panjang dan disebut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. depan atau belakang bintik kuning dan tidak terletak pada satu titik yang tajam. 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang berasal dari jarak tak

Tatalaksana Miopia 1. Koreksi Miopia Tinggi dengan Penggunaan Kacamata Penggunaan kacamata untuk pasien miopia tinggi masih sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Katarak merupakan salah satu penyebab kebutaan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Miopia adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang

ABSTRAK GAMBARAN KELAINAN REFRAKSI ANAK USIA 6-15 TAHUN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

PERBANDINGAN KADAR VITAMIN D DARAH PENDERITA MIOPIA DAN NON MIOPIA

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

O P T I K dan REFRAKSI. SMF Ilmu Kesehatan Mata RSD Dr.Soebandi FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Miopia (nearsightedness) adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2016, Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dalam proses refraksi ini adalah kornea, lensa, aqueous. refraksi pada mata tidak dapat berjalan dengan

Glaukoma. 1. Apa itu Glaukoma?

AKURASI KEKUATAN LENSA INTRAOKULER PADA PASIEN MIOPIA AKSIAL MENGGUNAKAN ALAT OPTICAL BIOMETRY

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologis, diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Nyeri kepala merupakan keluhan yang sering dijumpai di tempat

PREVALENSI KELAINAN REFRAKSI DI POLIKLINIK MATA RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh: ZAMILAH ASRUL

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TEKNIK PEMERIKSAAN REFRAKSI SUBYEKTIF MENGGUNAKAN TRIAL FRAME dan TRIAL LENS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut data Riskesdas 2013, katarak atau kekeruhan lensa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. bagian depan orbita (Moore et al., 2010). Pada anak baru lahir, rata-rata. atau dewasa (Vaughan dan Asbury, 2009)

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutaan merupakan suatu masalah kesehatan di dunia, dilaporkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. adanya permainan audiovisual yang sering disebut dengan video game.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit. Lensa menjadi keruh atau berwarna putih abu-abu, dan. telah terjadi katarak senile sebesar 42%, pada kelompok usia 65-74

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan terjadi karena adanya konsepsi atau penyatuan antara sel sperma dan ovum

BAB I PENDAHULUAN. staff, 2010). Berdasarkan survey kesehatan mata yang dilakukan oleh. penyebab kebutaan terbanyak di Indonesia (Depkes, 2014).

PERBEDAAN PENGLIHATAN STEREOSKOPIS PADA PENDERITA MIOPIA RINGAN, SEDANG, DAN BERAT LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Miopia adalah suatu kelainan refraksi karena kemampuan refratif mata

BAB II. Kelainan refraksi disebut juga refraksi anomali, ada 4 macam kelainan refraksi. yang dapat mengganggu penglihatan dalam klinis, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Visus adalah ketajaman penglihatan. Pemeriksaan visus merupakan pemeriksaan untuk melihat ketajaman penglihatan.

BAB I PENDAHULUAN. dan progesteron dalam ovarium. Menopause alami ditegakkan secara

BAB II. Kelainan refraksi disebut juga refraksi anomali, ada 4 macam kelainan refraksi. yang dapat mengganggu penglihatan dalam klinis, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. terjadi bila sel telur (ovum) dibuahi dan berkembang sampai menjadi janin (fetus)

REFRAKSI. Oleh : Dr. Agus Supartoto, SpM(K) / dr. R. Haryo Yudono, SpM.MSc

BAB 1 PENDAHULUAN. Kematian ibu merupakan permasalahan global. Tingginya angka kematian ibu

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dimana tidak ditemukannya kelainan refraksi disebut emetropia. (Riordan-Eva,

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seseorang yang pernah

Standar Operasional Prosedur Untuk Kader Katarak

BAB I PENDAHULUAN. Selama 20 tahun terakhir, telah terjadi kemajuan besar dalam bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. aliran darah dalam vena mengalami arah aliran retrograde atau aliran balik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Amblyopia among Junior High School Students

maka dilakukan dengan carafinger counting yaitu menghitung jari pemeriksa pada jarak 1 meter sampai 6 meter dengan visus 1/60 sampai 6/60.

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN KATARAK SENIL DAN KOMPLIKASI KEBUTAAN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2009 DESEMBER 2011

BAB I PENDAHULUAN UKDW. berbagai kegiatan. Apabila mata menderita kelainan atau gangguan seperti low vision

BAB I PENDAHULUAN. jenis. Kehamilan merupakan keadaan fisiologis wanita yang diikuti dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERBEDAAN TEKANAN DARAH DENGAN TEKANAN INTRAOKULAR PADA WANITA HAMIL TRIMESTER 3 DIBANDINGKAN DENGAN WANITA TIDAK HAMIL DI YOGYAKARTA INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat diatasi (American Academy of Ophthalmology, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. beristirahat (tanpa akomodasi), semua sinar sejajar yang datang dari benda-benda

BAB I PENDAHULUAN. wanita adalah suatu perdarahan rahim yang sifatnya fisiologis (normal), sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan hasil pembuahan sel telur dari perempuan

BAB I PENDAHULUAN. sejajar yang berasal dari jarak tak terhingga masuk ke mata tanpa akomodasi dan

Akomodasi dalam Refraksi

Perbedaan Efektivitas Antara Kacamata dan Soft lens TerhadapProgesivitas Derajat Miop.

Gambar 2.1 Anatomi Mata

BAB I PENDAHULUAN. dengan satu mata. Ruang pandang penglihatan yang lebih luas, visus mata yang

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Namun selama kehamilan terjadi perubahan-perubahan yang dikombinasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Mata adalah panca indera penting yang perlu. pemeriksaan dan perawatan secara teratur.

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki efek yang kuat dalam menurunkan tekanan intraokular (TIO)

BAB I PENDAHULUAN. kadang timbul beberapa keluhan yang mengganggu, salah satunya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penglihatan merupakan indra yang sangat penting dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

PEMERIKSAAN VISUS MATA

BAB I PENDAHULUAN. persalinan, perawatan bayi yang baru lahir dan pemeliharaan ASI

LASIK (Laser Assisted In-situ Keratomileusis)

BAB I PENDAHULUAN. hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat keduaduanya

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat

BAB III CARA PEMERIKSAAN

BAB I PENDAHULUAN. sering buang air kecil, dan emesis gravidarum (Kusmiyati, 2009). Banyak wanita yang mengalami kesulitan dalam menerima semua

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. trauma mata dari satu negara dengan negara lain berbeda dan bahkan di dalam. wilayah di negara yang sama pun bisa bervariasi.

2. Lup (Kaca Pembesar) Pembesaran bayangan saat mata berakomodasi maksimum

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hamil merupakan kodrat bagi wanita, khususnya kehamilan pertama yang

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

HUBUNGAN KURVATURA KORNEA DAN PANJANG SUMBU BOLA MATA PADA PENDERITA MIOPIA ANAK DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TESIS

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menstruasi merupakan kondisi fisiologis yang terjadi dan di alami

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki laki dan ovum dari perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke-4 sampai ke-6, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai ke-9 (Adriaansz, Wiknjosastro dan Waspodo, 2007). Pada proses kehamilan akan banyak terjadi perubahan fisiologis pada seluruh tubuh, salah satunya mata. Kehamilan sering dikaitkan dengan perubahan okular yang mungkin lebih sering bersifat sementara, tetapi juga bisa permanen. Hal ini mungkin terkait dengan perkembangan kondisikondisi okular yang baru, atau kondisi okular yang sudah ada sebelum kehamilan. Efek okular kehamilan mungkin fisiologis atau patologis atau mungkin modifikasi dari pra-kondisi. Perubahan anterior segmen termasuk penurunan konjungtiva kapiler dan meningkatkan granularity konjungtiva terjadi pada venula dan kelengkungan kornea, perubahan dalam ketebalan kornea, indeks bias, akomodasi dan bias kesalahan, dan penurunan tekanan intraokular.perubahan segmen posterior termasuk memburuknya retinopati, Pusat serous chorioretinopathy, peningkatan risiko perifer vitreochorioretinal dystrophies dan pelepasan retina, dan efek yang menguntungkan pada non- 1

2 menular uveitis. Efek okular pada kehamilan dapat dibagi menjadi perubahan fisiologis, kondisi patologis atau modifikasi dari kondisi yang sudah ada (Omotioet al, 2008). Perubahan dalam akomodasi dan refraksi telah dilaporkan sepanjang kehamilan. Penelitian yang dilakukan di klinik mata Boo-Ali Hospital di Gazvin - Iran. Total 150 hamil berusia 17-38 tahun (berarti 24.76 ± 4.61) diperlakukan oleh dokter mata dalam tiga tahap (16 dan 32-minggu kehamilan dan 4 bulan setelah melahirkan). Pada awalnya, semua wanita hamil dikunjungi oleh ginekolog dan kemudian mereka diarahkan ke klinik mata. Ketajaman visual ditentukan menggunakan grafik Snellen dari jarak 6 m dan dan kemudian bias kesalahan diukur oleh retinoscopy statis dan autorefractometer. Tekanan intraokular diukur menggunakan udara-lup noncontact tonometer dalam tiga tahap. Hasilnya Pada kehamilan trimester awal, hyperopia terlihat pada 12 pasien, miopia pada 104 pasien, silindris pada 26 pasien dan 8 pasien normal. Hasil tahap kedua (32-minggu kehamilan) menunjukkan bahwa 3 pasien adalah hyperopia, miopia 143 pasien, silindris 2 pasien dan 2 pasien normal. Empat bulan setelah melahirkan, 5 pasien adalah hyperopia, 129 pasien miopia, silindris 13 pasien dan normal 3 pasien. Risiko relatif perkiraan miopia meningkat secara signifikan dalam tahap kedua. Insiden pasien dalam tahap pertama adalah lebih tinggi dari tahap kedua dan perbedaan signifikan secara statistik (P >0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang

3 signifikan antara kehamilan dan miopia. Insiden diturunkan selama kehamilan dan kembali ke tingkat normal setelah melahirkan. Hilangnya akomodasi telah dilihat selama dan setelah kehamilan. Mekanisme yang mungkin terkait dengan perubahan hormon seperti tingkat progesteron yang rendah. Namun, pada trimester ketiga, peningkatan estrogen dan progesteron sering mengakibatkan penurunan visus dan perubahan refraksi (Arya, 2007). Dalam segi agama Islam pun menyatakan dalam surat Yunus Ayat 31: Artinya : Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup [689] dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka katakanlah "Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-nya)?" Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa sebagai manusia sebaiknya kita senantiasa selalu bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kita panglihatan karena segala sesuatu itu sudah diatur oleh Allah, sebagai

4 contohnya adalah mata. Maka dari itu, kita harus selalu menjaganya dan mempergunakannya dengan sebaik baiknya. B. RUMUSANMASALAH Adakah perbedaan visus dan refraksi pada kehamilan trimester tiga dengan wanita tidak hamil di Yogyakarta. C. TUJUAN PUSTAKA 1. Tujuan Umum : Untuk mengetahui adanya perbedaan visus dan refraksi pada kehamilan trimester tiga dengan wanita tidak hamil. 2. Tujuan Khusus : Untuk mengetahui sigfinikansi perbedaan visus dan refraksi pada kehamilan trimestertiga dengan wanita tidak hamil. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan masyarakat tentang perbedaan visus dan refraksi pada kehamilan trimester tiga dengan wanita tidak hamil. 2. Manfaat Praktis Melalui hasil penelitian ini diharapkan mendapat perhatian khusus untuk mengedukasi masalah perubahan visus dan refraksi pada ibu hamil sebab merupakan perubahan fisiologis yang terjadi selama kehamilan.

5 3. Manfaat Bagi Peneliti Melalui penelitian ini peneliti dapat memperoleh pengalaman dan tambahan ilmu pengetahuan mengenai perbedaan visus dan refraksi pada kehamilan trimester tiga dengan wanita tidak hamil. E. KEASLIAN PENELITIAN Penelitian ini dengan judul Perbedaan Visus dan Refraksi pada Kehamilan Trimester Tiga dengan Wanita tidak Hamil di Yogyakarta, sejauh ini diketahui belum pernah diteliti. Adapun penelitian yang berkaitan yaitu : 1. A Review of the Changes in the Ophthalmic and Visual System in Pregnancy (Omotio et al, 2008) menyatakan perubahan akomodasi dan refraksi dilaporkan selama kehamilan. Perubahan akomodasi transient telah dicatat baik selama dan setelah kehamilan. Insufisiensi akomodatif dan kelumpuhan telah didokumentasikan dalam hubungan dengan menyusui. Hasil operasi mata refraksi sebelum, selama, atau setelah kehamilan tidak bisa ditebak, dan bedah refraktif harus ditunda sampai ada refraksi postpartum stabil. 2. Assessment of the prevalence of refractive eye error and IOP during pregnancy and after delivery in patients referred to ophthalmology clinic of Boo-Ali Hospital of Qazvin in 1387 (Khalajet al, 2010) melaporkan bahwa pada tahap pertama (16-minggu kehamilan), hyperopia terlihat dalam 12 pasien, miopia 104 pasien, silindris pada 26 pasien dan 8 pasien normal. Hasil tahap kedua (32-minggu kehamilan) menunjukkan bahwa pasien 3 adalah hyperopia, miopia 143 pasien, silindris 2 pasien dan 2

6 pasien normal. Empat bulan setelah melahirkan, 5 pasien adalah hyperopia, 129 pasien miopia, silindris 13 pasien dan normal 3 pasien. Risiko relatif perkiraan miopia meningkat secara signifikan dalam tahap kedua. Insiden pasien dalam tahap pertama adalah lebih tinggi dari tahap kedua dan perbedaan signifikan secara statistik (P >0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kehamilan dan miopia. Insiden diturunkan selama kehamilan dan kembali ke tingkat normal setelah melahirkan. 3. Ocular changes in pregnancy (Garg et al, 2012) yang mengatakan perubahan akomodasi telah dilihat selama dan setelah kehamilan. Mekanisme yang mungkin terkait dengan perubahan hormon seperti tingkat progesteron yang rendah. Namun, pada trimester ketiga, peningkatan estrogen dan progesteron sering mengakibatkan penurunan visus dan perubahan refraksi. 4. Refractive changes in pregnancy (Louis D. Pizzarello, 2003) yang mengatakan bahwa terdapat perubahan ketajaman visual dan kesalahan bias selama kehamilan. Dengan hasil semua wanita yang mengeluhkan perubahan visual ditemukan telah mengalami pergeseran rabun dari tingkat pra-kehamilan. (0,87 ± 0,3 dioptri di mata kanan ( P<0,0001) dan 0,98 ± 0,3 dioptri di mata kiri ( P<0,0001) post partum., semua mata pelajaran kembali ke tingkat pra-kehamilan dekat miopia. Dari penelitian-penelitian sebelumnya, maka belum pernah ada penelitian tentangperubahan visus dan refraksi pada wanita hamil di

7 Yogyakarta dengan rentang usia responden 20-40 tahun dan usia kehamilan trimester tiga dengan rancangan penelitian cross sectional, observasional, dengan kelompok kontrol wanita tidak hamil dan tanpa pengelompokan usia wanita hamil.