Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SD Negeri 01 Siwalan Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode Make a Match dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi sistem pusat tata surya. Penelitian dilakukan di kelas VI SD dengan jumlah subyek penelitian 41 siswa. Metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, tes dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif kuantitatif dan deskriptif teknik kualitatif. Hasil penelitian penggunaan metode Make a Match dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi sistem pusat tata surya. 2015 Dinamika Kata Kunci: Hasil Belajar; Sistem Tata Surya; Metode Make A Match PENDAHULUAN Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa itu sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi disebabkan siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang dijadikan objek untuk belajar. Ruang lingkup mata pelajaran IPA SD/ MI, secara garis besar terinci menjadi 4 kelompok, yaitu: (1) Makhluk hidup dan proses kehidupan yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksiny a dengan lingkungan serta kesehatan; (2) Benda/ materi, sifat -sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas; (3) Energy dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana; (4) Bumi dan alam semesta meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan bendabenda langit lainnya. Salah satu pokok bahasan IPA yang diajarkan di Sekolah Dasar kelas VI pada semester 2 adalah sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam adalah sebagai produk dari sebagai proses. Produk artinya fakta, konsep, prinsip, serta teori (M Iskandar: 2001). Jadi pembelajarannya perlu diajarkan dengan cara tepat, berorientasi pada siswa, dan menggunakan media pembelajaran yang tepat. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) merupakan standar minimum dicapai oleh peserta didik sebagai acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pembelajaran menekankan pemberian pengalaman belajar secara langsung untuk mengembangkan ketrampilan proses, sikap ilmiah didasarkan pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, pengetahuan sendiri difasilitasi oleh guru. Sesuai 61
kenyataan dilapangan, guru sering mengabaikan pembelajaran, masih menggunakan model pembelajaran konvensional, terkadang tidak menggunakan media, sehingga siswa cepat bosan sedangkan materi yang disampaikan kurang dimengerti. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti menemukan permasalahan di kelas VI, dimana hasil belajar masih belum mencapai KKM (70) yang telah ditetapkan. Hasil belajar siswa rendah disebabkan dalam pembelajaran aktivitas siswa kurang, cepat bosan, masih merasa malu ketika guru meminta untuk tampil di depan kelas karena tidak ada rasa percaya diri. Selain itu pembelajaran yang dilakukan cenderung monoton, masih menggunakan ceramah, kurang bisa membangkitkan motivasi belajar, belum menggunakan media/ alat peraga dalam kegiatan pembelajaran sehingga materi yang disampaikan sulit dipahami oleh siswa, dan menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Upaya peningkatan hasil belajar siswa ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan materi dan kondisi siswa. Model pembelajaran yang dipilih hendaknya dapat menyenangkan bagi siswa sehingga siswa tertarik untuk terlibat dalam proses pembelajaran. Siswa hendaknya ditempatkan sebagai subjek bukan sebagai objek yang hanya menerima, karena hal ini akan membuat siswa jenuh sehingga tujuan pembelajaran yang hendak dicapai kurang terpenuhi. Oleh sebab itu dalam proses pembelajaran siswa hendaknya dilibatkan untuk ikut berperan aktif dalam merumuskan dan menemukan konsepkonsep yang diajarkan. Untuk memperbaiki pembelajaran tersebut peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Model Make a Match dikembangkan oleh Lorna Curran (dalam Huda, 2011), mencari pasangan sambil mempelajari suatu konsep atau topik tertentu dalam suasana menyenangkan. Model pembelajaran tersebut bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran di tingkatan kelas. Model pembelajaran Make a Match adalah sistem pembelajaran yang mengutamakan penanaman kemampuan sosial terutama kemampuan bekerja sama melalui permainan mencari pasangan dibantu kartu. Make a Match melatih siswa untuk memiliki sikap sosial yang baik dan melatih keterampilan siswa dengan bekerja sama disamping melatih kecepatan berpikir siswa. Siswa dilatih berpikir cepat dan menghafal cepat sambil menganalisis dan berinteraksi sosial. Model Make a Match dikembangkan secara khusus meningkatkan proses pembelajaran siswa karena mempunyai beberapa kelebihan: (1) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik; (2) karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan; (3) meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari; (4) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa; (5) efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi; (6) efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar. Rumusan penelitian ini yaitu apakah metode Make a Match dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi sistem pusat tata surya? Sedangkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui metode Make a Match dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi sistem pusat tata surya. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto (2010) menjelaskan proses penelitian dilaksanakan dua siklus, setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi. 62 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan bertempat di SD Negeri 01 Siwalan Kabupaten Pekalongan dengan subjek penelitian yaitu 41 siswa kelas VI SD. Metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, tes dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif kuantitatif dan deskriptif teknik kualitatif. Teknik deskriptif kuantitatif digunakan untuk menghitung nilai rata-rata dari hasil tes siswa, sedangkan teknik deskriptif kualitatif digunakan untuk menghitung data hasil observasi aktivitas belajar siswa pada setiap siklusnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Permasalahan yang ada yaitu hasil belajar IPA masih belum mencapai KKM (70) yang telah ditetapkan, khususnya pada pokok bahasan tata surya dan penyusunan tata surya. Nilai ratarata siswa masih dibawah 70 dan ketuntasan klasikal hanya mencapai 61%. Hasil belajar siswa rendah disebabkan dalam pembelajaran aktivitas siswa kurang. Selain itu pembelajaran yang dilakukan cenderung monoton, masih menggunakan ceramah, kurang bisa membangkitkan motivasi belajar, belum menggunakan media/ alat peraga dalam kegiatan pembelajaran sehingga materi yang disampaikan sulit dipahami oleh siswa, dan menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Siklus I 1. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada perencanaan siklus I adalah (a) menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan menerapkan langkah pembelajaran metode Make a Match, (b) menyiapkan materi pokok bahasan tata surya dan penyusunan tata surya, (c) membuat soal yang dikerjakan secara kelompok dan soal tes formatif yang dikerjakan secara individu, ( d) menyiapkan sumber dan media pembelajaran berupa buku teks, gambar, kartu soal, dan kartu jawaban, (e) menyusun lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran, (f) menyiapkan alat evaluasi berupa soal tes tertulis. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan menerapkan metode Make a Match,yang terbagi menjadi tiga tahap, yaitu : a. Kegiatan Awal Pada kegiatan awal ini guru menyiapkan media pembelajaran berupa kartu soal, kartu jawaban beserta gambarnya, guru membuka pelajaran, mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran, melakukan apersepsi seputar tata surya, menyampaikan pokok materi dan tujuan pembelajaran, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan penerapan metode Make a Match. b. Kegiatan Inti Kegiatan yang dilakukan adalah siswa mendengarkan penjelasan guru seputar tata surya, setiap siswa mendapatkan satu buah kartu yang dibagikan oleh guru, guru memberi contoh cara mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang diperoleh oleh siswa, siswa bermain menggunakan kartu soal dengan bimbingan guru, setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin, setiap pasangan maju kedepan kelas untuk menjelaskan kartu yang diperolehnya. c. Kegiatan Penutup Guru membimbing siswa membuat kesimpulan terhadap materi yang telah dipelajari, siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti, siswa mengerjakan tes formatif, guru dan siswa melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. 63
3. Observasi Observasi dilakukan oleh rekan peneliti untuk mengambil data mengenai aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran, mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti sampai dengan kegiatan penutup. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi aspek-aspek aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui metode Make a Match. Berdasarkan hasil observasi pada siklus I aktivitas belajar siswa memperoleh rata-rata 19,5 kategori cukup aktif. 4. Refleksi Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan pada kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis proses dan hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Dari hasil observasi ada beberapa kelemahan pada pelaksanaan siklus I, untuk itu perlu direncanakan pada pelaksanaan siklus II yaitu: a. Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran perlu ditingkatkan dengan cara memberikan tugas rumah agar siswa belajar dan menyiapkan materi sebelumnya. b. Memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang diberikan hanya beberapa siswa yang fokus dan memahami materi sehingga perlu adanya motivasi agar siswa mau memperhatikan penjelasan guru. c. Keaktifan siswa dalam pembelajaran sebagian siswa kurang cepat dalam mencari pasangannya dan tidak mau berdiskusi dengan pasangannya, hendaknya ada penguatan agar siswa lebih aktif lagi. Siklus II 1. Perencanaan Pada prinsipnya kegiatan perencanaan siklus II tidak jauh berbeda dengan perencanaan siklus I yaitu menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan menerapkan l angkah pembelajaran metode Make a Match, menyiapkan materi pokok bahasan tata surya dan penyusunan tata surya, membuat soal yang dikerjakan secara kelompok dan soal tes formatif yang dikerjakan secara individu, menyiapkan sumber dan media pembelajaran berupa buku teks, gambar, kartu soal, dan kartu jawaban, menyusun lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran, menyiapkan alat evaluasi berupa soal tes tertulis. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan menerapkan metode Make a Match,yang terbagi menjadi tiga tahap, yaitu : a. Kegiatan Awal Guru menyiapkan media pembelajaran berupa kartu soal, kartu jawaban beserta gambarnya, guru membuka pelajaran, mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran, melakukan apersepsi seputar tata surya, menyampaikan pokok materi dan tujuan pembelajaran, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan penerapan metode Make a Match. b. Kegiatan Inti Kegiatan yang dilakukan pada siklus II adalah siswa mendengarkan penjelasan guru seputar tata surya, setiap siswa mendapatkan satu buah kartu yang dibagikan oleh guru, guru memberi contoh cara mencari pasangan yang sesuaidengan kartu yang diperoleh oleh siswa, siswa bermain menggunakan kartu soal dengan bimbingan guru, setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin, setiap pasangan maju kedepan kelas untuk menjelaskan kartu yang diperolehnya. c. Kegiatan Penutup Guru membimbing siswa membuat kesimpulan terhadap materi yang telah dipelajari, siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti, siswa 64 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
mengerjakan tes formatif, guru dan siswa melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. 3. Observasi Pengamatan dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi aspek-aspek aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui metode Make a Match. Berdasarkan hasil observasi pada siklus II aktivitas belajar siswa memperoleh rata-rata 23,5 termasuk kategori aktif. 4. Refleksi Kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis proses dan hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Yaitu menganalisis hasil pengamatan aktivitas siswa dan hasil tes formatif. Dari hasil observasi pada siklus II, baik aktivitas siswa maupun hasil tes formatif mengalami peningkatan sehingga pelaksanaan berakhir pada siklus II. Hasil peningkatan Tes Identifikasi Sistem Pusat Tata Surya pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dapat dilihat Tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Tes Identifikasi Sistem Pusat Tata Surya Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Tuntas 25 61% 29 71% 35 85% Belum Tuntas 16 39% 12 29% 6 15% Jumlah 41 100% 41 100% 41 100% Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1 berikut: Gambar 1. Hasil Tes Identifikasi Sitem Pusat Tata Surya (Pra, Siklus I dan Siklus II) SIMPULAN Metode Make a Match dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi sistem pusat tata surya pada siswa kelas VI SD. Peningkatan kemampuan mengidentifikasi sistem tata surya tersebut dapat dilihat dari perolehan tes hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan dari pra siklus, siklus I ke siklus II. Perbaikan yang dilakukan pada pelaksanaan siklus II diantaranya (a) k esiapan siswa dalam mengikuti pelajaran perlu ditingkatkan dengan cara memberikan tugas rumah agar siswa belajar dan menyiapkan materi sebelumnya, (b) m emperhatikan penjelasan guru tentang 65
materi yang diberikan hanya beberapa siswa yang fokus dan memahami materi sehingga perlu adanya motivasi agar siswa mau memperhatikan penjelasan guru, (c) k eaktifan siswa dalam pembelajaran sebagian siswa kurang cepat dalam mencari pasangannya dan tidak mau berdiskusi dengan pasangannya, hendaknya ada penguatan agar siswa lebih aktif lagi. UCAPAN TERIMA KASIH Menutup artikel ini, peneliti sampaikan rasa terima kasih kepada kepala sekolah, guru sejawat dan Dr. Eko Supraptono, M.Pd selaku pendamping. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineke Cipta Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Kemmis, S. & Taggart, Mc. R. (1990). The action research planner. Burwood: Deakin University Press M Iskandar, Srini. 2001. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: CV Maulana Sukiman. 2012. Pengembangan media pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani Trianto. 2007. Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka 66 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah