KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI SISTEM PUSAT TATA SURYA. Suwiyah

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KALOR DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION. Siswandi

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

Kata Kunci : Pembelajaran IPA MI, Make a Match, Prestasi Belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN MENGUBAH PECAHAN. Hardini Setya Sukapti

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun

Sujariyah. SD Negeri Pagedangan 01 Adiwerna Tegal

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa inggris dikenal dengan classroom Action Research. Karakteristik dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Tempat Penelitian : Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Karangwangkal Kecamatan

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

Penerapan Model Make a Match dengan Media Flashcard dalam Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa Kelas IV SD Negeri 0103 Sibuhuan.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

Eti Rahmawati. Program studi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

BAB III METODE PENELITIAN

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

METODE DEMONSTRASI PENINGKATAN KETRAMPILAN MENGIDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI. Mugiharti

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

BAB I PENDAHULUAN. saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. 1

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA CERPEN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL. Yuni Setiarini

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG BENDA-BENDA LANGIT. Sri Utami Ningtiyanti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Susiyanto 2 PGSD FKIP Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK 3

Action Research Literate ISSN : Vol. 1, No 1 Desember 2017

BAB III Metode Penelitian

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE ROLE PLAYING. Khoirul Huda

PENYESUAIAN MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN. Ani Yuliastuti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang lebih baik. Sebuah proses perubahan yang dilakukan manusia dalam

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR IPA MELALUI METODE OUTDOOR STUDY PADA SISWA KELAS IV DI MI AL ISLAM SURUPAN NGUNTORONADI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta manusia manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

AGUNG SUPRIYANTO A Dibawah Bimbingan: Drs. Sumanto

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING PERSEGI PANJANG MELALUI METODE DEMONSTRASI. Ghonimah

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang diharapkan dalam tujuan Pendidikan Nasional. Peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN. Sarotun

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERCOBAAN UNTUK MENYELIDIKI HUBUNGAN ANTARA GAYA DAN GERAK MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS VI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW. Sunandar

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Konsep Energi Bunyi Menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses Di Kelas IV SDN 1 Siwalempu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 004 Pulau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan melalui kegiatan matematika. Matematika juga merupakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. B. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V di MI Falahiyyah Rowosari yang berjumlah 18 siswa.

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran STAD pada Siswa Kelas V SD Inpres 1 Birobuli

MENINGKATKAN MINAT DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN X

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG PERKALIAN BILANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 2 KALITENGAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN IMACULATA NIM F

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei

Transkripsi:

Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SD Negeri 01 Siwalan Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode Make a Match dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi sistem pusat tata surya. Penelitian dilakukan di kelas VI SD dengan jumlah subyek penelitian 41 siswa. Metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, tes dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif kuantitatif dan deskriptif teknik kualitatif. Hasil penelitian penggunaan metode Make a Match dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi sistem pusat tata surya. 2015 Dinamika Kata Kunci: Hasil Belajar; Sistem Tata Surya; Metode Make A Match PENDAHULUAN Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa itu sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi disebabkan siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang dijadikan objek untuk belajar. Ruang lingkup mata pelajaran IPA SD/ MI, secara garis besar terinci menjadi 4 kelompok, yaitu: (1) Makhluk hidup dan proses kehidupan yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksiny a dengan lingkungan serta kesehatan; (2) Benda/ materi, sifat -sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas; (3) Energy dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana; (4) Bumi dan alam semesta meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan bendabenda langit lainnya. Salah satu pokok bahasan IPA yang diajarkan di Sekolah Dasar kelas VI pada semester 2 adalah sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam adalah sebagai produk dari sebagai proses. Produk artinya fakta, konsep, prinsip, serta teori (M Iskandar: 2001). Jadi pembelajarannya perlu diajarkan dengan cara tepat, berorientasi pada siswa, dan menggunakan media pembelajaran yang tepat. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) merupakan standar minimum dicapai oleh peserta didik sebagai acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pembelajaran menekankan pemberian pengalaman belajar secara langsung untuk mengembangkan ketrampilan proses, sikap ilmiah didasarkan pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, pengetahuan sendiri difasilitasi oleh guru. Sesuai 61

kenyataan dilapangan, guru sering mengabaikan pembelajaran, masih menggunakan model pembelajaran konvensional, terkadang tidak menggunakan media, sehingga siswa cepat bosan sedangkan materi yang disampaikan kurang dimengerti. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti menemukan permasalahan di kelas VI, dimana hasil belajar masih belum mencapai KKM (70) yang telah ditetapkan. Hasil belajar siswa rendah disebabkan dalam pembelajaran aktivitas siswa kurang, cepat bosan, masih merasa malu ketika guru meminta untuk tampil di depan kelas karena tidak ada rasa percaya diri. Selain itu pembelajaran yang dilakukan cenderung monoton, masih menggunakan ceramah, kurang bisa membangkitkan motivasi belajar, belum menggunakan media/ alat peraga dalam kegiatan pembelajaran sehingga materi yang disampaikan sulit dipahami oleh siswa, dan menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Upaya peningkatan hasil belajar siswa ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan materi dan kondisi siswa. Model pembelajaran yang dipilih hendaknya dapat menyenangkan bagi siswa sehingga siswa tertarik untuk terlibat dalam proses pembelajaran. Siswa hendaknya ditempatkan sebagai subjek bukan sebagai objek yang hanya menerima, karena hal ini akan membuat siswa jenuh sehingga tujuan pembelajaran yang hendak dicapai kurang terpenuhi. Oleh sebab itu dalam proses pembelajaran siswa hendaknya dilibatkan untuk ikut berperan aktif dalam merumuskan dan menemukan konsepkonsep yang diajarkan. Untuk memperbaiki pembelajaran tersebut peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Model Make a Match dikembangkan oleh Lorna Curran (dalam Huda, 2011), mencari pasangan sambil mempelajari suatu konsep atau topik tertentu dalam suasana menyenangkan. Model pembelajaran tersebut bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran di tingkatan kelas. Model pembelajaran Make a Match adalah sistem pembelajaran yang mengutamakan penanaman kemampuan sosial terutama kemampuan bekerja sama melalui permainan mencari pasangan dibantu kartu. Make a Match melatih siswa untuk memiliki sikap sosial yang baik dan melatih keterampilan siswa dengan bekerja sama disamping melatih kecepatan berpikir siswa. Siswa dilatih berpikir cepat dan menghafal cepat sambil menganalisis dan berinteraksi sosial. Model Make a Match dikembangkan secara khusus meningkatkan proses pembelajaran siswa karena mempunyai beberapa kelebihan: (1) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik; (2) karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan; (3) meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari; (4) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa; (5) efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi; (6) efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar. Rumusan penelitian ini yaitu apakah metode Make a Match dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi sistem pusat tata surya? Sedangkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui metode Make a Match dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi sistem pusat tata surya. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto (2010) menjelaskan proses penelitian dilaksanakan dua siklus, setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi. 62 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan bertempat di SD Negeri 01 Siwalan Kabupaten Pekalongan dengan subjek penelitian yaitu 41 siswa kelas VI SD. Metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, tes dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif kuantitatif dan deskriptif teknik kualitatif. Teknik deskriptif kuantitatif digunakan untuk menghitung nilai rata-rata dari hasil tes siswa, sedangkan teknik deskriptif kualitatif digunakan untuk menghitung data hasil observasi aktivitas belajar siswa pada setiap siklusnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Permasalahan yang ada yaitu hasil belajar IPA masih belum mencapai KKM (70) yang telah ditetapkan, khususnya pada pokok bahasan tata surya dan penyusunan tata surya. Nilai ratarata siswa masih dibawah 70 dan ketuntasan klasikal hanya mencapai 61%. Hasil belajar siswa rendah disebabkan dalam pembelajaran aktivitas siswa kurang. Selain itu pembelajaran yang dilakukan cenderung monoton, masih menggunakan ceramah, kurang bisa membangkitkan motivasi belajar, belum menggunakan media/ alat peraga dalam kegiatan pembelajaran sehingga materi yang disampaikan sulit dipahami oleh siswa, dan menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Siklus I 1. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada perencanaan siklus I adalah (a) menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan menerapkan langkah pembelajaran metode Make a Match, (b) menyiapkan materi pokok bahasan tata surya dan penyusunan tata surya, (c) membuat soal yang dikerjakan secara kelompok dan soal tes formatif yang dikerjakan secara individu, ( d) menyiapkan sumber dan media pembelajaran berupa buku teks, gambar, kartu soal, dan kartu jawaban, (e) menyusun lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran, (f) menyiapkan alat evaluasi berupa soal tes tertulis. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan menerapkan metode Make a Match,yang terbagi menjadi tiga tahap, yaitu : a. Kegiatan Awal Pada kegiatan awal ini guru menyiapkan media pembelajaran berupa kartu soal, kartu jawaban beserta gambarnya, guru membuka pelajaran, mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran, melakukan apersepsi seputar tata surya, menyampaikan pokok materi dan tujuan pembelajaran, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan penerapan metode Make a Match. b. Kegiatan Inti Kegiatan yang dilakukan adalah siswa mendengarkan penjelasan guru seputar tata surya, setiap siswa mendapatkan satu buah kartu yang dibagikan oleh guru, guru memberi contoh cara mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang diperoleh oleh siswa, siswa bermain menggunakan kartu soal dengan bimbingan guru, setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin, setiap pasangan maju kedepan kelas untuk menjelaskan kartu yang diperolehnya. c. Kegiatan Penutup Guru membimbing siswa membuat kesimpulan terhadap materi yang telah dipelajari, siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti, siswa mengerjakan tes formatif, guru dan siswa melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. 63

3. Observasi Observasi dilakukan oleh rekan peneliti untuk mengambil data mengenai aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran, mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti sampai dengan kegiatan penutup. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi aspek-aspek aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui metode Make a Match. Berdasarkan hasil observasi pada siklus I aktivitas belajar siswa memperoleh rata-rata 19,5 kategori cukup aktif. 4. Refleksi Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan pada kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis proses dan hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Dari hasil observasi ada beberapa kelemahan pada pelaksanaan siklus I, untuk itu perlu direncanakan pada pelaksanaan siklus II yaitu: a. Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran perlu ditingkatkan dengan cara memberikan tugas rumah agar siswa belajar dan menyiapkan materi sebelumnya. b. Memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang diberikan hanya beberapa siswa yang fokus dan memahami materi sehingga perlu adanya motivasi agar siswa mau memperhatikan penjelasan guru. c. Keaktifan siswa dalam pembelajaran sebagian siswa kurang cepat dalam mencari pasangannya dan tidak mau berdiskusi dengan pasangannya, hendaknya ada penguatan agar siswa lebih aktif lagi. Siklus II 1. Perencanaan Pada prinsipnya kegiatan perencanaan siklus II tidak jauh berbeda dengan perencanaan siklus I yaitu menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan menerapkan l angkah pembelajaran metode Make a Match, menyiapkan materi pokok bahasan tata surya dan penyusunan tata surya, membuat soal yang dikerjakan secara kelompok dan soal tes formatif yang dikerjakan secara individu, menyiapkan sumber dan media pembelajaran berupa buku teks, gambar, kartu soal, dan kartu jawaban, menyusun lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran, menyiapkan alat evaluasi berupa soal tes tertulis. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan menerapkan metode Make a Match,yang terbagi menjadi tiga tahap, yaitu : a. Kegiatan Awal Guru menyiapkan media pembelajaran berupa kartu soal, kartu jawaban beserta gambarnya, guru membuka pelajaran, mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran, melakukan apersepsi seputar tata surya, menyampaikan pokok materi dan tujuan pembelajaran, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan penerapan metode Make a Match. b. Kegiatan Inti Kegiatan yang dilakukan pada siklus II adalah siswa mendengarkan penjelasan guru seputar tata surya, setiap siswa mendapatkan satu buah kartu yang dibagikan oleh guru, guru memberi contoh cara mencari pasangan yang sesuaidengan kartu yang diperoleh oleh siswa, siswa bermain menggunakan kartu soal dengan bimbingan guru, setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin, setiap pasangan maju kedepan kelas untuk menjelaskan kartu yang diperolehnya. c. Kegiatan Penutup Guru membimbing siswa membuat kesimpulan terhadap materi yang telah dipelajari, siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti, siswa 64 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah

mengerjakan tes formatif, guru dan siswa melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. 3. Observasi Pengamatan dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi aspek-aspek aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui metode Make a Match. Berdasarkan hasil observasi pada siklus II aktivitas belajar siswa memperoleh rata-rata 23,5 termasuk kategori aktif. 4. Refleksi Kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis proses dan hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Yaitu menganalisis hasil pengamatan aktivitas siswa dan hasil tes formatif. Dari hasil observasi pada siklus II, baik aktivitas siswa maupun hasil tes formatif mengalami peningkatan sehingga pelaksanaan berakhir pada siklus II. Hasil peningkatan Tes Identifikasi Sistem Pusat Tata Surya pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dapat dilihat Tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Tes Identifikasi Sistem Pusat Tata Surya Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Tuntas 25 61% 29 71% 35 85% Belum Tuntas 16 39% 12 29% 6 15% Jumlah 41 100% 41 100% 41 100% Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1 berikut: Gambar 1. Hasil Tes Identifikasi Sitem Pusat Tata Surya (Pra, Siklus I dan Siklus II) SIMPULAN Metode Make a Match dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi sistem pusat tata surya pada siswa kelas VI SD. Peningkatan kemampuan mengidentifikasi sistem tata surya tersebut dapat dilihat dari perolehan tes hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan dari pra siklus, siklus I ke siklus II. Perbaikan yang dilakukan pada pelaksanaan siklus II diantaranya (a) k esiapan siswa dalam mengikuti pelajaran perlu ditingkatkan dengan cara memberikan tugas rumah agar siswa belajar dan menyiapkan materi sebelumnya, (b) m emperhatikan penjelasan guru tentang 65

materi yang diberikan hanya beberapa siswa yang fokus dan memahami materi sehingga perlu adanya motivasi agar siswa mau memperhatikan penjelasan guru, (c) k eaktifan siswa dalam pembelajaran sebagian siswa kurang cepat dalam mencari pasangannya dan tidak mau berdiskusi dengan pasangannya, hendaknya ada penguatan agar siswa lebih aktif lagi. UCAPAN TERIMA KASIH Menutup artikel ini, peneliti sampaikan rasa terima kasih kepada kepala sekolah, guru sejawat dan Dr. Eko Supraptono, M.Pd selaku pendamping. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineke Cipta Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Kemmis, S. & Taggart, Mc. R. (1990). The action research planner. Burwood: Deakin University Press M Iskandar, Srini. 2001. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: CV Maulana Sukiman. 2012. Pengembangan media pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani Trianto. 2007. Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka 66 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah