BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. bank sebagai tambahan dana untuk modal usaha dengan pinjaman dana tersebut, maka

BAB I PENDAHULUAN. dan aspek sumber daya manusia. Hal terpenting dari aspek-aspek tersebut dalam

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan prinsip kehati-hatian. Penerapan prinsip kehati-hatian tersebut ada

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia seperti negara berkembang lainnya, sedang melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah lembaga keuangan bank yang menerima

BAB I PENDAHULUAN. macet). Kredit macet adalah suatu risiko yang melekat pada suatu kredit di Bank,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa bank sangat penting dalam pembangunan nasional karena fungsi bank

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank. Kegiatan utama dari perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu bagian penting dalam suatu perekonomian. Bank

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam menggalakkan sistem perkreditan bagi masyarakat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT BANK. kelemahan, kelamahan-kelemahan tersebut adalah : 7. a. Hanya menyangkut perjanjian sepihak saja

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia usaha dan bisnis saat ini mengalami

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang (Kasmir, 2002:23). Bank adalah merupakan salah satu badan usaha

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sampailah pada hasil kesimpulan dari penulisan Tugas Akhir ini dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis

Sumber Dana Bank dan Aktivitas Perbankan

Gejala dan Penyebab Kredit Bermasalah:

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

KERANGKA PEMIKIRAN III.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang ekonomi terlihat dalam Undang-Undang Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MANAJEMEN PERKREDITAN

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.

BAB V PENUTUP. sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan The Five C s of Credit dalam perjanjian kredit UMKM

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 19 /PBI/2003 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KREDIT ATAU PEMBIAYAAN BANK PERKREDITAN RAKYAT PASCA TRAGEDI BALI

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Faktor-Faktor Pembiayaan Murabahah Bermasalah. Pembiayaan dalam Pasal 1 butir 12 UU No. 10 Tahun 1998 jo. UU No.

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat. Saat ini perbankan merupakan salah satu unsur pengembangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

kemudian hari bagi bank dalam arti luas;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

PENGALOKASIAN DANA BANK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

BAB I PENDAHULUAN. Didalam perkembangan dunia yang sangat pesat ini mencakup didalamnya. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan.

BAB II KAJIA PUSTAKA DA KERA GKA PEMIKIRA

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap munculnya peluang peluang diberbagai bidang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT. bank secara keseluruhan. Kredit berperan sebagai faktor pendorong dan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan intensitasnya, kebutuhan manusia dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu

sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu). pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. atau account dimana artinya sama. Dengan memiliki simpanan atau

BAB I PENDAHULUAN. yang kegiatan utamanya menerima simpanan atau dana-dana dari masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang berkesinambungan diberbagai bidang diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dana dalam bentuk simpanan seperti tabungan, deposito, giro, dan lain-lain dari

BAB I PENDAHULUAN. usahanya mengingat modal yang dimiliki perusahaan atau perorangan biasanya tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam. Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila.

BAB I PENDAHULUAN. atau kelebihan dana (surplus spending unit-ssu) dan menyalurkan kredit kepada

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bank berasal dari kata Italia Banco yang artinya bangku.bangku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan mendorong lajunya pertumbuhan ekonomi seperti jasa

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran uang, dimana lembaga keuangan memberikan peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di suatu negara termasuk Indonesia sangat bergantung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan bank pada masa sekarang memegang peranan penting, karena

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan sebaik-baiknya dari perencanaan jumlah kredit, pengorganisasian,

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No.10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. pada bank umum, pinjaman disebut kredit atau loan, sedangkan pada bank syariah

KAJIAN PUSTAKA. dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

KREDIT. Menyalurkan dana masyarakat (deposito, tabungan, giro) dalam bentuk kredit kepada dunia usaha.

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan oleh Sujarwo. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010 dan objek yang digunakan oleh peneliti adalah Bank Rakyat Indonesia cabang Tulungagung. Kesimpulan penelitian ini yaitu prosedur dan kebijakan pemberian kredit secara garis besar pada Bank Rakyat Indonesia telah sesuai dengan undang-undang perbankan atas dasar pengevaluasian dan keefektifan dalam hal penyaluran kredit bagi masyarakat. B. Tinjauan Teori 1. Kebijakan penyaluran kredit Bank harus memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat dalam setiap pelaksanaan perkreditannya. Hal ini disebabkan karena kredit yang diberikan oleh bank mengandung risiko. Salah satu upaya untuk lebih mengarahkan agar perkreditan bank telah didasarkan pada prinsip yang sehat, yaitu melalui kebijakan perkreditan yang sehat. Menurut Puspani (2004) setiap kebijakan perkreditan bank yang dibuat bank wajib memuat dan menetapkan dengan jelas dan tegas prinsip kehatihatian yang minimal harus meliputi kebijakan pokok perkreditan, pokokpokok pengaturan pemberian kredit, kredit yang perlu dihindari, tatacara penilaian mutu kredit serta professionalism dan integritas pejabat perkreditan. 7

8 Menurut Hasibuan (2006) kebijaksanaan perkreditan adalah Bankable, artinya kredit yang akan dibiayai hendaknya memenuhi kriteria: 1. Safety, yaitu dapat diyakini kepastian pembayaran kembali kredit sesuai jadwal dan jangka waktu kredit. 2. Effectiveness, artinya kredit yang diberikan benar-benar digunakan untuk pembiayaan, sebagaimana dicantumkan dalam proposal kreditnya. Menurut Sinungan (2000) pada umumnya dalam penentuan kebijakan perkreditan beberapa faktor penting haruslah diperhatikan, yaitu pertama, keadaan keuangan bank saat ini. Manajemen melihatnya dari kekuatan keuangan bank, antara lain jumlah deposito, tabungan, giro, dan jumlah kredit. Kedua, pengalaman bank dalam beberapa tahun, terutama yang berhubungan dengan dana dan perkreditan. Diperhatikan bagaimana fluktuasinya, terutama mengenai jumlah dan lama pengendapan, kelancaran kredit yang diberikan, dan sebagainya. Ketiga, keadaan perekonomian, dipelajari dengan seksama dan dihubungkan dengan pengalaman serta kestabilan bank dimasa yang lalu serta perkiraan keadaan yang akan datang. Keempat, kemampuan dan pengalaman organisasi perkreditan bank yang dimaksud disini apakah dalam pengelolaan kredit bank tetap survive dan bahkan meningkat terus atau tidak, apakah organisasi kredit yang telah ada telah benar efektif dan dalam pelaksaannya efisiens. Apakah pejabat-pejabat kredit adalah tenaga-tenaga qualified, mempunyai skill yang baik, dan sebagainya. Kelima, Bagaimana hubungan yang dijalin dengan bank-bank lain yang sejenis.

9 2. Prinsip kehati-hatian Menurut Mudrajat (2002) Prinsip kehati-hatian pada prinsipnya bank merupakan badan usaha yang memiliki karakteristik khusus dibandingkan dengan badan usaha pada umumnya. Sebagai lembaga keuangan yang berfungsi menghimpun dana dari masyarakat dan kemudian menyalurkan pada masyarakat yang membutuhkan dana, bank berkewajiban untuk lebih mengutamakan kepentingan nasabah penyimpan dana serta kepercayaan yang telah diberikan oleh masyarakat. Setiap bank diwajibkan memelihara kesehatannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan melakukan usaha berdasarkan prinsip kehatihatian. Bank beroperasi dengan dana yang dihimpun dan dibangun dari masyarakat, maka bank perlu menjaga kesehatannya, sehingga selalu dalam keadaan likuid dan solven serta dapat memelihara kepercayaan masyarakat. Prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit menururt Mudrajat (2002) kebijaksanaan pokok perkreditan ini mencakup prosedur pemberian kredit yang sehat, prosedur penyelesaian kredit bermasalah, dan prosedur penghentianpenagihan kredit yang telah dihapusbukukan. Prosedur pemberian kredit yang sehat adalah upaya bank dalam mengurangi risiko dalam pemberian kredit, yang dimulai dengan tahap penyusunan perencanaan perkreditan, dilanjutkan dengan proses pemberian putusan kredit (prakarsa, analisis dan evaluasi, negosiasi, rekomendasi dan pemberian putusan kredit), penyusunan perjanjian kredit, dokumentasi dan

10 administrasi kredit, persetujuan pencairan kredit serta pengawasan dan pembinaan kredit. Pertama, ketika penyusunan perencanaan perkreditan tersebut dilakukan, maka bank harus melakukan riset pasar dan dipadukan dengan pengalamannya selama memberikan kredit, sehingga diperoleh pedoman pasar sasaran yang akan dimasuki (target marker), kriteria calon nasabah yang dapat dilayani, serta penyusunan besarnya target ekspansi kredit. Kedua, proses pemberian putusan kredit meliputi : prakarsa kredit dan permohonan kredit, analisis dan evaluasi kredit, negosiasi kredit, rekomendasi pemberian putusan kredit, perjanjian kredit, dokumentasi dan administrasi kredit, persetujuan pencairan kredit, dan pengawasan kredit (monitoring) harus memperhatikan risiko yang mungkin timbul dan upaya-upaya perlindungan yang perlu dilakukan, aspek-aspek hukum yang memperkuat posisi bank serta mencari berbagai alternatif penyelamatan pengembalian kredit. Ketiga, apabila terjadi kredit bermasalah, maka bank harus melakukan upaya-upaya dalam mengatasi kredit bermasalah sampai tidak ada alternative lainnya, serta melakukan penghapusan kredit dan pengelolaan kredit yang telah dihapusbukukan (ekstra komtabel). Penyelamatan kredit bermasalah tersebut dilakukan dengan cara 3 R (rescheduling, reconditioning, restucturing), namun bila tidak dapat diselesaikan dengan cara-cara 3 R dilakukan penyelesaian dengan cara penagihan secara damai dan penagihan

11 melalui hukum (Badan Usaha Piutang dan Lelang Negara / BUPLN atau Pengadilan Negeri). Keempat, apabila segala upaya yang telah dilakukandalam rangka penyelesaian kredit macet sudah dilakukan, namun tidak membawa hasil sesuai yang diharapkan, maka kredit tersebut dapat dihapus bukukan dari pembukuan bank.apabila setelah penghapus bukuan inipun segala upaya yang dilakukan untuk penyelesaian terhadap kredit-kredit yang telah dihapus bukukan tidak membawa hasil, maka kredit dapat dihentikan penagihannya dan juga segala kegiatan yang berhubungan dengan perjanjian pinjammeminjam dengan nasabah tersebut dihapus secara sepihak oleh bank. 3. Faktor-faktor penentu penyaluran kredit Faktor-faktor penentu penyaluran kredit menurut Djoko Retnadi (2006) kemampuan menyalurkan kredit oleh perbankan dipengaruhi oleh berbagai hal yang dapat ditinjau dari sisi internal dan eksternal bank. Dari sisi internal bank terutama dipengaruhi oleh kemampuan bank dalam menghimpun dana masyarakat dan penetapan tingkat suku bunga dan dari sisi eksternal bank dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, peraturan pemerintah, dan lain-lain. Analisis prinsip 5C dalam pemberian kredit menurut siswanto sutojo (2005) sebagai berikut :

12 a. Character (Watak) Penilaian character nasabah merupakan masalah yang cukup komplek karena berkaitan dengan watak dan perilaku seseorang baik secara individu maupun dalam komunitas atau lingkungan usahanya. b. Capacity (kemampuan) Kemampuan peminjam dan mengelola usahanya secara sehat untuk kemudian memperoleh laba sesuai diperkirakan. c. Capital (modal) Penilaian modal dilakukan untuk melihat apakah debitur memiliki modal yang memadai untuk menjalankan dan memlihara kelangsungan usahanya. d. Collateral (jaminan) Mengetahui sejauh mana nilai barang jaminan dapat menutup resiko kegagalan pengembalian kewajiban debitur. e. Condition of economic Faktor kondisi merupakan faktor yang sangat mempengaruhi usaha calon debitur terutama dalam kondisi persaingan bisnis yang sangat pesat. 4. Analisis Kredit Analisis Kredit menurut Ali Suyanto (2013) dalam pemberian kredit kepada debitur terdapat tiga dasar pertimbangan bank (lending rationales), yaitu pertama, asset conversion landing digunakan oleh BPR untuk membiayai kredit jangka pendek yang sifatnya hanya sementara waktu, misalnya untuk membiayai kebutuhan modal kerja debitur berupa perputaran cash to cash (siklus konversi kas). Umumnya seluruh pokok kredit dilunasi di

13 akhir periode dengan sumber pembayaran dari selesainya siklus konversi kas tersebut. Kedua, asset protection lending dasar pertimbangan ini, BPR tidak mengharapkan pokok kredit akan lunas di akhir periode jatuh tempo kredit, atau pinjaman ini bersifat berputar (revolving) dan dapat digunakan seterusnya oleh debitur sepanjang ketentuan yang ada disepakati oleh debitur, seperti kelancaran dalam pembayaran kewajiban ke BPR. Ketiga, cashflow lending pertimbangan ini digunakan BPR dalam membiayai kredit jangka panjang seperti pembelian aktiva tetap atau investasi jangka panjang ke debitur. Sifat kredit berupa angsuran rutin (installment payment) atau pokok pinjaman dilunasi seluruhnya di akhir periode kredit (ballon payment). Plafond kredit tidak dapat digunakan kembali (nonrevolving facility). Sumber pembayaran pinjaman jenis ini berasal dari aliran arus kas (cashflow) yang diperoleh dari laba bersih usaha debitur. A. Kerangka Pikir Kerangka pikir ini dibuat untuk memberikan gambaran penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu penelitian tentang implementasi dan kebijakan penyaluran kredit pada PT Bank Perkreditan Rakyat Armindo Kencana cabang Batu kepada nasabah PT Bank Perkreditan Rakyat Armindo Kencana. Berdasarkan landasan teori tersebut dapat diperoleh kerangka pemikiran yang dapat dilihat pada Gambar 2.1.

14 Praktik Penyaluran kredit Kebijakan kredit Prinsip kehatihatian penyaluran kredit Gambar 2.1 Kerangka pikir penelitian Berdasarkan Gambar 2.1, pada penelitian ini peneliti menganalisa kesesuaian antara kebijakan kredit pada BPR Armindo Kencana dengan praktik penyaluran kreditnya kepada nasabah, apakah sudah sesuai antara kebijakan dengan penerapannya kepada nasabah. Penelitian ini juga akan mengetahui apakah kebijakan kredit pada BPR Armindo Kencana sudah sesuai atau tidak dengan prinsip kehati-hatian penyaluran kredit.