PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 56 PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

BAB III LANDASAN TEORI

DERAJAT KEJENUHAN JALAN DUA ARAH DENGAN MAUPUN TANPA MEDIAN DI KOTA BOGOR. Syaiful 1, Budiman 2

Pengaruh Variasi Nilai emp Sepeda Motor Terhadap Kinerja Ruas Jalan Raya Cilember-Raya Cibabat, Cimahi ABSTRAK

STUDI PERBANDINGAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH DAN DUA ARAH PADA RUAS JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik arus jalan, dan aktivitas samping jalan.

RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA)

EVALUASI KINERJA JALAN TERHADAP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN DUA JALUR

Gambar 2.1 Keterkaitan Antar Subsistem Transportasi (Tamin, 2000)

BAB III LANDASAN TEORI. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4 roda (mobil penumpang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau mencapai

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG

Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (29-36) ISSN:

Analisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3.

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA SESETAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan

ANALISIS HAMBATAN SAMPING AKIBAT AKTIVITAS PERDAGANGAN MODERN (Studi Kasus : Pada Jalan Brigjen Katamso di Bandar Lampung)

ANALISIS PENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN TERHADAP KINERJA JALAN

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. kapasitas. Data volume lalu lintas dapat berupa: d. Arus belok (belok kiri atau belok kanan).

TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran. Kinerja ruas jalan pada umumnya dapat dinyatakan dalam kecepatan,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik suatu jalan akan mempengaruhi kinerja jalan tersebut.

Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

ABSTRAK. Kata Kunci: Evaluasi, pola pergerakan, efektivitas, ZoSS. iii

Kata Kunci : Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan, Tingkat Pelayanan, Sistem Satu Arah

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG

DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN BALI KUTA RESIDENCE (BKR) Di KUTA, BALI

Gambar 4.1 Potongan Melintang Jalan

ANALISA KERJA RUAS JALAN S. TUBUN

ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK)

DAFTAR ISTILAH. lingkungan). Rasio arus lalu lintas (smp/jam) terhadap kapasitas. (1) Kecepatan rata-rata teoritis (km/jam) lalu lintas. lewat.

BAB III LANDASAN TEORI. (termasuk mobil penumpang, kopata, mikro bus, pick-up dan truck kecil. sesuai sitem klasifikasi Bina Marga).

BAB III LANDASAN TEORI

Kata kunci : Kinerja ruas jalan, Derajat kejenuhan, On street parking

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

Doddy Cahyadi Saputra D y = 0,4371x + 496, PENDAHULUAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

ANALISA HAMBATAN SAMPING TERHADAP TINGKAT PELAYANAN JALAN RAYA (Studi kasus : Sepanjang 200 M Pada Ruas Jalan Imam Bonjol Kota Metro)

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. manajemen sampai pengoperasian jalan (Sukirman 1994).

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI

ANALISIS KINERJA JALAN KOMYOS SUDARSO PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan untuk bepergian menuju arah kebalikan (Rohani, 2010).

EVALUASI TINGKAT PELAYANAN JALAN JENDERAL SUDIRMAN KABUPATEN SUKOHARJO

PENGARUH PARKIR ON-STREET TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ARIEF RAHMAN HAKIM KOTA MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ARUS DAN KAPASITAS JALAN JENDRAL SUDIRMAN, SALATIGA, JAWA TENGAH. Oleh : DANIEL RASHOKY SIMALANGO NPM :

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN RAYA SUKAWATI AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN DARI PASAR SENI SUKAWATI

STUDY EFFECT OF THE PROPORTION OF MOTORCYCLES ON THE ROAD WITH A MEDIAN PERFORMANCE

KAJIAN LAJUR KHUSUS SEPEDA MOTOR PADA JALAN JEND. AHMAD YANI PONTIANAK

BAB IV HASIL DAN ANALISA. kondisi geometrik jalan secara langsung. Data geometrik ruas jalan Kalimalang. a. Sistem jaringan jalan : Kolektor sekunder

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR DAMPAK LALULINTAS AKIBAT AKTIVITAS MALIOBORO MALL DAN RENCANA PEMBANGUNAN HOTEL MALIOBORO YOGYAKARTA

BAB III LANDASAN TEORI

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN IR. H. JUANDA, BANDUNG

Analisis Kinerja Ruas Jalan Kaliurang KM 12 KM 14,5 Sleman Yogyakarta

Kata Kunci : Parkir di Pinggir Jalan, Kinerja Ruas Jalan, dan BOK.

STUDI EVALUASI PELAYANAN PARKIR DI JALAN SAMANHUDI KOTA GRESIK

EVALUASI PENGARUH PASAR MRANGGEN TERHADAP LALU-LINTAS RUAS JALAN RAYA MRANGGEN

PENGANTAR TRANSPORTASI

KAJIAN PELAYANAN FUNGSI JALAN KOTA BOGOR SELATAN (Studi Kasus Ruas Jalan Bogor Selatan Zona B)

ANALISA KINERJA RUAS JALAN HASANUDDIN KOTA MANADO

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN DI PASAR GALIRAN, KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Jalan. Jalan secara umum adalah suatu lintasan yang menghubungkan lalu lintas

EVALUASI FAKTOR PENYESUAIAN HAMBATAN SAMPING MENURUT MKJI 1997 UNTUK JALAN SATU ARAH

TINJAUAN PUSTAKA. derajat kejenuhan mencapai lebih dari 0,5 (MKJI, 1997).

TINJAUAN PUSTAKA. Lalu lintas di dalam Undang-undang No 22 tahun 2009 didefinisikan sebagai. melalui manajemen lalu lintas dan rekayasa lalu lintas.

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN (Studi Kasus Jalan Medan Banda Aceh km s.d km )

ABSTRAK. Kata kunci: Kinerja Ruas Jalan, Nilai Waktu, Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Biaya Perjalanan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi darat memiliki fungsi sangat mendasar yaitu : 1. membantu pertumbuhan ekonomi nasional,

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PINGGIR JALAN (ON STREET PARKING) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA JALAN (STUDI KASUS: JALAN LEGIAN)

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA JALAN LEMBONG, BANDUNG MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997

BAB III METODOLOGI. Bagan alir dalam penulisan tugas akhir ini terdiri dari :

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. mengenai rekapitulasi untuk total semua jenis kendaraan, volume lalulintas harian

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN PADA RUAS JALAN SETIABUDI SEMARANG. Laporan Tugas Akhir

ANALISA DAMPAK ANGKUTAN PETI KEMAS TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI KOTA PONTIANAK

BAB 3 METODOLOGI. untuk mengetahui pengaruh yang terjadi pada jalan tersebut akibat pembangunan jalur

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN. (Studi Kasus Jalan R. W. Monginsidi Kota Kupang, NTT) Laporan Tugas Akhir

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SANUR

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Transkripsi:

PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 56 EVALUASI HAMBATAN SAMPING YANG MEMPENGARUHI KELANCARAN LALU LINTAS DI KAWASAN PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA (STUDI KASUS RUAS JALAN A. YANI PADA SEGMEN HOTEL LAMPANG SEGMEN JL. DARMOSUGONDO) Oleh: Robson M. Saragi 1), H.M. Amin 2), dan Ina Elvina 3) Hambatan samping seringkali ditemui dibeberapa sisi ruas jalan terutama pada sisi ruas jalan antara lain aktivitas kendaraan masuk dan keluar segmen jalan, penyeberang jalan, parkir dan kendaraan berhenti, serta kendaraan tidak bermotor yang melintasi segmen jalan tersebut. Hambatan samping inilah yang seringkali menimbulkan kemacetan di ruas jalan. Oleh karena itu pada ruas jalan Ahmad Yani (Simpang Jl. Seram Simpang Jl. Darmosugondo) perlu dilakukan tinjauan analisis pengaruh hambatan samping terhadap arus lalu lintas. Tujuan penelitian kali ini adalah untuk mendapatkan pengaruh hambatan samping yang terjadi terhadap kapasitas jalan yang ada, serta untuk mengetahui bobot tingkat pelayanan jalan pada lokasi penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menghitung volume lalu lintas dan juga frekuensi hambatan samping yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis maka didapat Arus lalu lintas terpadat berada pada hari jumat 06 Februari 2015, pukul 12.00 13.00 WIB dengan jumlah arus lalu lintas 4007,4 smp/jam dan jumlah hambatan samping sebesar 817,6. Dengan kapasitas jalan A.Yani sebesar 5417,28 smp/jam maka terjadi penurunan kapasitas terhadap kondisi normal sebesar 5,941% pada waktu tersebut yang dipengaruhi karena waktu siang hari merupakan puncak kepadatan jalan tersebut yang dikarenakan pada waktu tersebut adalah waktu pulang anak sekolah serta jam istirahat karyawan perkantoran mengakibatkan hambatan samping serta volume yang tinggi mengakibatkan nilai derajat kejenuhan (DS) mencapai 0,717 yang termasuk dalam tingkat pelayanan jalan C dengan arus lalu lintas yang terkadang tidak stabil. Kata Kunci: Hambatan samping, Volume, Derajat kejenuhan, Tingkat Pelayanan PENDAHULUAN Latar Belakang Aktivitas masyarakat Kota Palangka Raya saat ini sangat kompleks di mana terdapat banyak daerah atau kawasan kegiatan antara lain kawasan perdagangan, kawasan permukiman, kawasan pertokoan, kawasan perkantoran dan lain sebagainya, sehingga menyebabkan kemacetan pada kawasan tersebut. Buruknya sistem pengolahan tata guna lahan serta sistem manajemen transportasi semakin terlihat di berbagai wilayah di Palangka Raya. Salah satu contohnya adalah kawasan pasar pada ruas Jalan Ahmad Yani, hal ini terjadi akibat banyaknya kendaraan yang parkir sembarangan pada bahu jalan dan juga lahan parkir pasar pada waktu sore hari yang semakin memperburuk kapasitas jalan khususnya pada waktu sibuk sehingga tingkat pelayanan jalan mengalami penurunan pada saat-saat tersebut. Hambatan samping seringkali ditemui dibeberapa sisi ruas jalan terutama pada sisi ruas jalan antara lain aktivitas kendaraan masuk dan keluar segmen jalan, penyeberang jalan, parkir dan kendaraan berhenti, serta kendaraan tidak bermotor yang melintasi segmen jalan tersebut. Hambatan samping inilah yang seringkali menimbulkan kemacetan di ruas jalan. Oleh karena itu pada ruas Jalan Ahmad Yani (Simpang Jl. Seram Simpang Jl. Darmosugondo) perlu dilakukan tinjauan analisis pengaruh hambatan samping terhadap arus lalu lintas. Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini meliputi: 1. Berapa besar hambatan samping yang terjadi pada lokasi penelitian pada jam-jam sibuk sesuai rencana penelitian? 2. Berapa volume lalu lintas pada lokasi penelitian? 3. Apa tingkat pelayanan pada lokasi penelitian? 1) Robson M. Saragi adalah mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya 2) Ir. H. M Amin, M.T. adalah staf pengajar tetap di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangkaraya 3) Ina Elvina, S.T., M.T. adalah staf pengajar tetap di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangkaraya

PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 57 Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini meliputi: 1. Penelitian hanya dilakukan pada ruas Jalan Ahmad Yani pada simpang Jalan Seram sampai Simpang Jalan Darmosugondo Kota Palangka Raya. 2. Survai yang dilakukan adalah survai volume lalu lintas jalan, hambatan samping dan geometrik jalan. 3. Perhitungan volume lalu lintas dengan cara manual. Dengan cara melakukan survai kendaraan berupa survai arus lalu lintas pada jam sibuk. 4. Metode yang dipakai sesuai dengan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) Tahun 1997 Jalan Perkotaan. Tujuan Penelitian 1. Mendapatkan pengaruh hambatan samping yang terjadi pada lokasi penelitian pada jam-jam sibuk sesuai rencana penelitian. 2. Mengetahui bobot tingkat pelayanan pada lokasi penelitan. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat untuk mendapatkan tingkat pelayanan pada ruas jalan tersebut dan membandingkan sistem skenario perencanaan lokasi parkir sehingga dapat mencapai tingkat palayanan jalan ideal sesuai kondisi normal jalan perkotaan. TINJAUAN PUSTAKA Kapasitas Jalan Kapasitas adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat melewati suatu penampang jalan pada jalur jalan selama 1 (satu) jam dalam kondisi serta arus lalu lintas tertentu (Sukirman, 1994). dan di MKJI (1997), kapasitas adalah orang atau kendaraan yang melewati suatu jalan selama periode wakti tertentu pada jam-jam puncak kepadatan arus lalu lintas. Kebutuhan terhadap angkutan (demand transport) adalah besaran yang menunjukkan angka kebutuhan perpindahan orang, barang, ataupun jasa dari satu tempat ke tempat lainnya. Secara fisik perpindahan tersebut yang berkaitan dengan jumlah akan berupa aliran lalu lintas atau pergerakan alat angkut di jalan yang terdiri dari berbagai jenis kendaraan dengan sifat yang berlainan. Supply transport adalah sarana dan prasarana transportasi yang berupa alat angkut orang, barang, jasa dan jaringan jalan dengan segala aspeknya. Keseimbangan yang dituntut dalam perencanaaan adalah keseimbangan antara daya tampung suatu ruas jalan dengan kebutuhan aliran lalu lintasnya sehingga dapat memenuhi filosofi teknik lalu lintas, yaitu cepat, murah dan aman. Karakteristik utama jalan yang mempengaruhi kapasitas dan kinerja jalan apabila dibebani: (1) Geometrik, (2) Arus, (3) komposisi dan pemisah arah, (4) Pengendalian arus lalu lintas, (5) Hambatan samping, (6) Fungsi Jalan dan (7) Pengemudi dan populasi jalan. Kapasitas jalan dipengaruhi oleh beberapa faktor: (1) Lebar jalan, (2) Tipe jalan, (3) Pemisah jalan, (4) Hambatan samping (Side friction) dan bahu jalan dan (5) Ukuran kota (City size). Banyaknya kegiatan dan aktifitas penduduk di sekitar jalan dapat menyebabkan semakin padat dan berkembangnya kegiatan lain di sekitar lingkungan jalan yang dapat mempengaruhi jalan dalam bentuk hambatan samping. Dengan besarnya jumlah hambatan jalan menyebabkan menurunnya kapasitas jalan dan meningkatnya derajat kejenuhan pada jalan tertentu. Adapun derajat kejenuhan (DS) adalah risiko arus terhadap kapasitas jalan pada segmen jalan tersebut mempunyai masalah dengan kapasitas jalan. Pengaruh Hambatan Samping Pada penelitian frekuensi bobot kejadian hambatan samping dilihat dari segi: 1. Jumlah pejalan kaki berjalan atau menyebrang sepanjang segmen jalan. 2. Jumlah kendaraan berhenti dan parkir. 3. Jumlah kendaraan bermotor yang masuk dan keluar ke/dari lahan samping dan sisi jalan. 4. Arah kendaraan yang bergerak lambat, yaitu arus rotasi dari sepeda, gerobak dan kendaraaan tidak bermotor lainnya.

PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 58 Fasilitas Penunjang Jalan Fasilitas penunjang jalan digunakan sebagai pengatur lalu lintas agar kendaraan yang melalui segmen jalan menjadi tertib dan lancar antara lain: 1. Marka Jalan 2. Lampu Lalu Lintas (Traffic Light) 3. Rambu Lalu Lintas 4. Median (Lajur pemisah) dan lain-lain Penempatan fasilitas penunjang jalan dimaksudkan untuk mempermudah dalam pengaturan arus lalu lintas yang melewati jalan tersebut, sehingga akan lebih menjamin kenyamanan dan keamanan bagi pengguna jalan. Meskipun demikian, kenyamanan dan keselamatan bergeraknya arus lalu lintas juga dipengaruhi oleh pengguna jalan meliputi: karakteristik pengemudi dan pejalan kaki, pengguna dan penempatan fasilitas penunjang jalan yang kurang tepat dapat mempengaruhi kelancaran pergerakan arus lalu lintas. Rumus-rumus Perhitungan Perhitungan dalam penelitian ini berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Perhitungan dalam penelitian ini meliputi: 1. Volume lalu lintas 2. Kapasitas jalan 3. Kecepatan arus bebas (free flow speed) 4. Hambatan samping 5. Derajat kejenuhan Kapasitas Perhitungan kapasitas jalan dipakai berdasarkan persamaan sebagai berikut: C = C 0 x F CW x F CSP x F CSF x F CCS... (1) di mana C adalah Kapasitas (smp/jam), C 0 adalah Kapasitas dasar (smp/jam), F CW adalah Faktor penyesuaian lebar jalan, F CSP adalah Faktor penyesuaian pemisah arah (hanya untuk jalan tak terbagi), F CSF adalah Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/kereb, dan F CCS adalah Faktor penyesuaian ukuran kota. Kecepatan Arus Bebas Perhitungan arus bebas berdasarkan pada persamaan sebagai berikut: F V = (F VO + F VW ) x F FVSF x F FVCS... (2) di mana F V adalah Kecepatan bebas arus kendaraan ringan sesungguhnya (km/jam), F VO adalah Kecepatan arus bebas ringan (km/jam), F VW adalah Penyesuaian lebar jalur lalu lintas efektif (km/jam), F FVSF adalah Faktor penyesuaian kondisi hambatan samping, dan F FVCS adalah Faktor penyesuaian ukuran kota/city size. Hambatan Samping Penentuan kelas hambatan samping untuk mendapatkan faktor hambatan samping (F FVSF ) berdasarkan total bobot kejadian, seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Penentuan Bobot Kelas Hambatan Samping Volume Lalu Lintas Perhitungan untuk menentukan volume lalu lintas dalam Satuan Mobil Penumpang (SMP) digunakan Ekivalensi Mobil Penumpang (EMP) seperti pada tabel berikut: Tabel 1. Ekivalensi Mobil Penumpang (EMP) Hubungan Volume, Kecepatan, dan kepadatan lalu lintas Untuk dapat mempresentasikan karakteristik volume lalulintas dengan baik, dikenal tiga

PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 59 parameter utama yang saling berhubungan secara matemastis satu dengan yang lainnya. Hubungan matematis antara kecepatan, volume, dan kepadatan dapat dinyatakan dengan persamaan berikut: Q = D. S... (3) di mana Q adalah volume (smp/jam), D adalah kepadatan (kend/km) dan S adalah kecepatan (Km/jam). METODE PENELITIAN Pengumpulan Data Data diperoleh dari survai lapangan dan data berupa lebar jalur, lebar jarak trotoar penghalang dan juga data lalu lintas. Untuk mengetahui jumlah hambatan samping (side friction) terhadap kapasitas jalan dan derajat kejenuhan selain mengamati segmen jalan diperlukan juga data kejadian hambatan samping serta lebar trotoar. Pengambilan Data Geometrik Jalan Pengambilan data geometrik jalan dilakukan selama 1 (satu) hari, yaitu dari simpang tiga Hotel Lampang sampai simpang tiga Jalan Darmosugondo pada ruas Jalan Ahmad Yani dengan menggunakan alat meteran dan diasumsikan jalan tersebut lurus. Pada data lebar jalur dan lebar jarak trotoar penghalang pada setiap kondisi digunakan untuk menentukan koefisien Ekivalensi Mobil Penumpang dalam menghitung volume lalu lintas dengan menggunakan formulir pengolahan data yang telah ditentukan. Pengambilan Data Arus Lalu Lintas Pengambilan data arus lalu lintas dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari, dengan cara survai manual dengan bantuan alat. Pencatatan jumlah kendaraan lewat dilakukan pada jam sibuk yaitu mulai pukul 06.00 08.00 WIB, pukul 12.00-14.00 WIB dan pukul 17.00 19.00 yang dilakukan pada titik yang telah ditentukan mempunyai hambatan samping terbesar. Pencatatan jenis kendaraan dikelompokkan menjadi: a. Sepeda Motor (MC) termasuk kendaraan beroda dua dan tiga b. Kendaraan ringan (LV) termasuk mobil penumpang, mini bus, pick up dan jeep. c. Kendaraan berat (HV) termasuk truck, dump truck dan bus Pengambilan Data Frekuensi Hambatan Samping Pengambilan data hambatan samping dilakukan pada daerah pengamatan sepanjang 200 meter (MKJI, 1997). Pengamatan mengenai frekuensi hambatan samping pada kedua sisi jalan yang diamati berdasarkan: 1. Jumlah pejalan kaki berjalan atau menyeberang sepanjang segmen jalan. 2. Jumlah kendaraan berhenti dan parkir. 3. Jumlah kendaraan yang masuk dan keluar ke/dari lahan samping jalan dan sisi jalan. 4. Arus kendaraan yang bergerak lambat yaitu sepeda, gerobak, alat berat dan sebagainya. Dari data penggabungan kedua sisi jalan terlebih dahulu harus dikalikan dengan faktor bobot sehingga dari data tersebut akat diperoleh total frekuensi bobot kejadian kelas hambatan samping (side friction class). Menghitung Volume Lalu Lintas Untuk menghitung volume lalu lintas pada jam sibuk, maka data volume kendaraan/arus lalu lintas harus diubah menjadi Satuan Mobil Penumpang (SMP) dengan menggunakan Ekivalensi Mobil Penumpang (EMP). ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengumpulan Data Data umum yang diperlukan untuk perhitungan: 1. Penentuan Segmen Segmen Jalan Ahmad Yani Palangka Raya mempunyai karakteristik yang sama dan lokasi sepanjang jalan tersebut merupakan lingkungan padat kegiatan. 2. Data Segmen Data segmen yang ada sebagai berikut: a) Survai dimulai tanggal 03 s/d 16 Februari 2015. b) Menurut data yang diperoleh dari dinas kependudukan, Jumlah penduduk Kota Palangka Raya hingga awal tahun 2015 adalah sebanyak 252.100 jiwa.

PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 60 c) Segmen Jalan Ahmad Yani Palangka Raya dengan panjang segmen jalan. d) Tipe jalan adalah empat-lajur dua-arah 4/2 D. Kondisi Geometrik Kondisi Geometrik Jalan Ahmad Yani Palangka Raya sebagai berikut: 1. Keadaan Jalan Jalan Ahmad Yani Palangka Raya merupakan jalan yang cukup padat, hal ini diakibatkan karena banyaknya kendaraan yang parkir sampai masuk badan jalan baik di kawasan pertokoan maupun pasar malam sepanjang jalan Ahmad Yani. 2. Penampang Melintang Jalan Lebar badan jalan 6,7 meter untuk lajur kiri dan 6,5 meter untuk lajur kanan, lebar bahu efektif 2,5 meter untuk sebelah kiri dan 1,7 meter untuk sebelah kanan. 3. Kondisi Pengaturan Lalu Lintas Pengaturan lalu lintas yang digunakan pada jalur penelitian ini adalah empat lajur dua arah terbagi. Kondisi Lalu Lintas Kondisi lalu lintas dari hasil survai pada segmen Jalan Ahmad Yani Palangka Raya diperoleh 1. Menentukan Arus Lalu Lintas dan Ekivalensi Mobil Penumpang (EMP) Berdasarkan data hasil survai diperoleh data arus lalu lintas jam puncak dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Data Arus Lalu Lintas Jam Puncak Tabel 4. EMP Untuk Jalan Perkotaan Terbagi Tabel 5. Nilai Arus Lalu Lintas pada saat Jam Puncak (SMP/Jam) Hambatan Samping Hambatan samping pada jalan perkotaan dipengaruhi dari beberapa faktor, seperti pejalan kaki, parkir, kendaraan masuk dan keluar, dan kendaraan berhenti. Dari hasil survai lapangan dapat dilihat pada Tabel 6 berikut: Tabel 6. Tipe Kelas Hambatan Samping Hambatan samping yang diperoleh dari hasil survei (Dapat dilihat pada lampiran jumlah hambatan samping), sehingga diperoleh bobot kejadian hambatan samping: Frekuensi Bobot = (0,5 x 85) + (1 x55) + (0,7 x 939) + (0,4 x 157) = 817,6 Nilai bobot pada jalan Ahmad Yani Palangka Raya yaitu 817,6, maka kelas hambatan samping tingggi (H). Analisis Kecepatan Arus Bebas Perhitungan kecepatan arus bebas kendaraan ringan diperoleh sebagai berikut: FV = (FVo + FVw) x FFVsf x FFVcs di mana FV adalah Kecepatan bebas arus kendaraan ringan sesungguhnya (km/jam), Fvo adalah Kecepatan arus bebas ringan

PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 61 (km/jam), FVw adalah Penyesuaian lebar lajur lalu lintas efektif (km/jam), FFVsf adalah Faktor penyesuaian kondisi hambatan samping, dan FFVcs adalah Faktor penyesuaian ukuran kota/city size. 1. Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan untuk empat-lajur terbagi (4/2D) Fvo = 55 km/jam. 2. Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk lebar jalur lalu lintas untuk empatlajur terbagi (4/2D) FVw = -2 km/jam. 3. Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk hambatan samping dan lebar bahu jalan (FFVsf) tipe jalan (4/2D) lebar bahu efektif 1,5 m dengan kelas hambatan samping (SFC) tinggi FFVsf = 0,99 4. Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk ukuran kota dengan jumlah penduduk 252.100 jiwa, nilai FFVcs = 0,90. 5. FV = (FVo + FVw) x FFVsf x FFVcs = (55 2) x 0,99 x 0,90 = 47,223 Km/jam Analisis Kapasitas Analisis kapasitas jalan Ahmad Yani Palangka Raya, kapasitas diperoleh dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs di mana C adalah Kapasitas (SMP/Jam), Co adalah Kapasitas dasar untuk kondisi tertentu (ideal) (SMP/jam), FCw adalah Faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas, FCsp adalah Faktor penyesuaian pemisah arah, FCsf adalah Faktor penyesuaian hambatan samping, dan FCcs adalah Faktor penyesuaian ukuran kota. 1. Kapasitas dasar untuk empat lajur terbagi pada jalan perkotaan (Co) = 1650 smp/jam. 2. Faktor penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu lintas FCw = 0,96. 3. Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah FCsp = 1,00. 4. Faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping dan lebar bahu (FCsf), untuk tipe jalan (4/2D) dan lebar bahu efektif 1,5 m dengan kelas hambatan sangat tinggi (H) diperoleh nilai FCsf = 0,98 5. Faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota dengan jumlah penduduk 252.100 jiwa, diperoleh FCcs = 0,90. 6. Penentuan kapasitas C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs = 1650 x 0,96 x 1,00 x 0,98 x 0,90 = 1397,088 smp/jam x 4 = 5588,352 smp/jam Perilaku Lalu Lintas Perhitungan perilaku lalu lintas terbagi 2(dua) yaitu menghitung derajat kejenuhan dan kecepatan waktu tempuh pada segmen jalan Ahmad Yani Palangka Raya. 1. Derajat Kejenuhan Perhitungan derajat kejenuhan dengan rumus, sebagai berikut: DS = Q/C Di mana DS adalah Derajat Kejenuhan, Q adalah Volume arus lalu lintas, dan C adalah Kapasitas. Maka, DS = 4007,4/5588,352 = 0,717 2. Tingkat Pelayanan Dengan jumlah nilai DS yaitu 0,717 maka untuk Tingkat Pelayanan Jalan Ahmad Yani (Pada Segmen Hotel Lampang Segmen Jl. Darmosugondo) yaitu mempunyai nilai C, di mana dikatakan bahwa jalan tersebut mempunyai karakteristik arus mulai tidak stabil, kecepatan dikontrol oleh volume lalu lintas. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan maka didapat kesimpulan: 1. Menurut hasil perhitungan dengan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997) dengan tipe jalan 4/2 D, maka diperoleh: Arus lalu lintas terpadat berada pada hari jumat 06 februari 2015, jam 12.00 13.00 WIB dengan jumlah arus lalu lintas 4007,4 dan jumlah hambatan samping sebesar 817,6. Dengan kapasitas jalan sebesar 5417,28 smp/jam pada waktu tersebut, terjadi penurunan kapasitas jalan sebesar 5,941% nilai ini disebabkan karena waktu siang hari merupakan puncak kepadatan jalan tersebut yang dikarenakan pada waktu tersebut adalah waktu pulang anak sekolah serta jam istirahat karyawan perkantoran mengakibatkan hambatan samping serta volume yang tinggi mengakibatkan nilai derajat kejenuhan

PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 62 (DS) mencapai 0,717 dengan arus lalu lintas yang terkadang tidak stabil. Dari nilai DS tersebut maka diperoleh tingkat pelayanan jalan pada kawasan tersebut berada pada Tingkat Pelayanan Jalan C. 2. Dari hasil perhitungan, perbandingan pengaruh hambatan samping terhadap kelancaran lalu lintas dapat dilihat perbedaaan dalam kondisi normal dan kondisi memiliki hambatan samping, beberapa faktor penyebab terjadi nya hambatan samping sebagai berikut a. Kurang nya lahan parkir kendaraan di waktu-waktu puncak kepadatan arus lalu lintas, sehingga banyak kendaraan roda empat parkir di pinggir jalan yang mengakibatkan kapasitas jalan menjadi berkurang dan sering macet. b. Pada titik terpadat yang telah diteliti terdapat putaran balik (U-Turn) yang mengganggu kelancaran arus lalu lintas pada waktu puncak, dikarenakan saat kendaraan empat melakukan putar balik sering terjadi kemacetan sementara yang mengakibatkan terjadinya tundaan pada lajur searah maupun sebaliknya, di mana dari hasil penelitian terjadi tundaan Pada lajur dalam searah u-turn, waktu tempuh rata-rata kendaraan yang akan melakukan u-turn sebesar 13,98 detik, untuk kendaraan terganggu u-turn sebesar 30,12 detik dan tidak terganggu u-turn 21,12 detik, dapat terlihat bahwa terdapat tundaan sebesar 9 detik pada kendaraan yang terhambat oleh pengguna u-turn. Pada lajur luar searah u-turn, waktu tempuh rata-rata kendaraan yang terganggu u- turn adalah sebesar 18,14 detik dan tidak terganggu u-turn sebesar 14,52 detik. Maka terjadi waktu tundaan pada lajur luar akibat kendaraan yang melakukan u-turn sebesar 3,62 detik. Saran Pada ruas jalan A. Yani (Simpang hotel lampang simpang Jl. Darmosugondo) memiliki kapasitas yang besar untuk menampung arus lalu lintas, namun dikarenakan banyak nya hambatan samping pada waktu-waktu tertentu menyebabkan kapasitas ruas jalan tersebut mengecil, adapun langkah langkah yang harus dilakukan agar mengurangi tingkat hambatan samping pada ruas jalan tersebut: 1. Dibuatnya peraturan dilarang parkir pada pinggir jalan pada waktu puncak arus lalu lintas sehingga tidak mengganggu kelancaran lalu lintas. 2. Diperlukan adanya lahan parkir khusus yang memadai untuk kawasan pertokoan agar tidak menggunakan badan jalan. 3. Menutup putaran balik (U-Turn) pada kawasan pertokoan pinggir jalan sehingga tidak menyebabkan arus lalu lintas terganggu. 4. Dalam hal peraturan peraturan parkir pada kawasan tersebut hendaklah dipertegas sehingga masyarakat dapat mematuhi dan tidak ada lagi masyarakat yang melakukan parkir pada pinggir jalan. Pemanfaatan lahan parkir secara maksimal juga perlu dilakukan misal nya dengan meratakan pembatas antara trotoar dan parit di depan kawasan pertokoan maka lahan parkir menjadi luas dan tidak padat, dengan demikian peranan lahan parkir lebih terjamin sebagaimana fungsinya. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2011. Analisis Fasilitas Putar Balik (U- Turn). Jakarta: Jupri. Direktorat Jenderal Bina Marga. 1990. Tata Cara Perencanaan Pemisah No. 014 /T/ BNTK/1990. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum. Direktorat Jendral Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Jakarta: PT. Bina Karya (Persero). Funan, G. A. 2014. Studi Kinerja Jalan Akibat Hambatan Samping di Jalan Timor Raya depan Pasar Oesao Kabupaten Kupang. Jurnal Teknik Sipil 3(1), Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya. Hobbs, F. D. 1995. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Kaumbur, R. A. 2013. Pengaruh Hambatan Samping Pada Tingkat Pelayanan Jalan Jl. Mandorakan Utara Pasar Kotagede Jogjakarta. Tugas Akhir, Program Studi Teknik Sipil FT Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 63 Morlok, E. K. 1991. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Jakarta: Erlangga. Rizani, A. 2013. Penelitian Hambatan Samping Pada Ruas Jalan Soetoyo S Banjarmasin. e-journal Politeknik Hasnur 1(1) 2013, Politeknik Negeri Banjarmasin. Sukirman, S. 1994. Dasar dasar Perencanaan Geometrik Jalan. Bandung: Nova. Tamin, O.Z. 2003. Perencanaan dan Pemodelan Tranrsportasi. Bandung: Penerbit ITB.