BAB IV ANALISIS DATA. dokumentasi maka peneliti melakukan analisis data. Penelitian ini menggunakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF DALAM MENANGANI SIKAP EGOIS PADA SEORANG REMAJA

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM MELALUI KONSELING KARIR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA DI KELURAHAN SIWALANKERTO SURABAYA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Rasional. TNI di Desa Sambibulu Taman Sidoarjo

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI PERILAKU FIKSASI

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Teknik Modelling

BAB IV ANALISIS DATA. Setelah diperoleh data dari lapangan melalui wawancara, observasi, dan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Karir dalam

BAB IV ANALISIS DATA. ketika melakukan observasi dan wawancara. dengan demikian dapat diketahui. untuk Menangani Anak Middle Child Syndrome. Tabel 4.

BAB IV ANALISIS DATA. dari lapangan berdasarkan fokus permasalahan yang diteliti. Berikut dibawah ini merupakan analisis data tentang faktor, proses

BAB IV ANALISIS DATA A. ANALISIS TENTANG PENYEBAB-PENYEBAB SEORANG ANAK YANG. proses bimbingan dan konseling Islam menggunakan Non-Directive Permainan

BAB IV ANALISIS DATA. diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut : A. Analisis Bimbingan dan Konseling Islam dengan pendekatan

Menangani Kecemasan pada Korban Perkosaan. membandingkan data teori dengan data yang ada di lapangan.

BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA 1. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

BAB IV ANALISIS DATA. Dengan Teknik Token Economy Dalam Membentuk Disiplin Shalat

BAB IV ANALISIS DATA. Belajar Siswa Di Mts Ma arif Driyorejo Gresik. lebih jelasnya lihat table di bawah ini:

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF PADA SEORANG IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY DALAM MENGATASI KESENJANGAN KOMUNIKASI SEORANG ADIK TERHADAP

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor yang menyebabkan perilaku maladaptif di TPA Baitul Hamid

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Tentang Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI RENDAH DIRI SEORANG SANTRI

BAB IV ANALISIS DATA. keefektifan dalam bimbingan dan konseling islam dengan terapi reward berbasis hobi

BAB IV ANALISIS DATA. klien. Setelah data diperoleh dari lapangan dengan cara wawancara, observasi dan

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis dengan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) didalam Menangani

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

BAB IV ANALISIS DATA. bimbingan dan konseling Islam yang terjadi di lapangan dengan teori yang

2. Faktor pendidikan dan sekolah

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan BKI (Bimbingan dan Konseling Islam)

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah data diperoleh dari

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Faktor-faktor yang melatar belakangi post power syndrome. seorang pensiunan tentara di Kelurahan Kemasan Krian

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian ini peneliti menggunkan analisis deskriptif komparatif

BAB IV ANALISIS DATA. analisis sesuai dengan fokus penelitian kali ini yaitu sebagai berikut:

MATERI DAN PROSEDUR. Pertemuan I : Pre-Session

BAB IV ANALISIS DATA. Pada bab ke empat ini peneliti akan menguraikan analisis dari data

A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan. Terapi Rasional Emotif dalam Menangani Trauma Seorang Remaja

BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS KONSELING KELUARGA BAGI LANSIA YANG MENGALAMI EMPTY NEST SYNDROME DI DESA KATERBAN NGANJUK

BAB IV ANALISIS DATA. hasil penemuan permasalahan klien yang dihadapinya sesuai dengan Teori Social

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI KECEMASAN SEORANG AYAH

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Konseling dengan Teknik Timing Of Event Models Untuk

BAB IV ANALISIS DATA. membandingkan kondisi klien sebelum dan sesudah dilakukannya proses konseling. Berikut ini

BAB IV ANALISIS DATA TERAPI GROWTH MINDSET ( CAROL S. DWECK, PH.D.) DAN KETERAMPILAN ADAPTASI DIRI

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam untuk Meningkatkan Motivasi

BAB IV ANALISIS TERAPI RASIONAL EMOTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONFRONTASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KORBAN BULLYING

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Tentang Proses Konseling Keluarga Dalam Mengatasi Perilaku

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis tentang bentuk-bentuk Disharmoni Keluarga yang terjadi di. Desa Mojorejo Pungging Mojokerto

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Metode konseling karier Nur Cita Qomariyah Membina Skill. Mahasiswa di IQMA IAIN Sunan Ampel Surabaya.

VERBATIM WAWANCARA KONSELING

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENGATASI KEJENUHAN ISTRI MENGURUS

LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL

yang melihat bagaimana perilaku konseli secara langsung. Teknik analisa tingkah laku sebelum dan sesudah dilakukan proses bimbingan.

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis dari proses pelaksanaan Family Therapy dalam Menangani. Wilayah Perumnas Sukomulyo Lamongan

Wawancara Kepala SB Madina. 1. Bagaimana sejarah pembangunan SB Madina? dapat benar-benar memahami materi pelajaran.

KEBERHASILAN KONSELING SINGKAT BERFOKUS SOLUSI MENGATASI PERMASALAHAN

BAB V PEMBAHASAN. observasi, interview, maupun dokumentasi, maka peneliti akan menganalisa temuan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS TERAPI BEHAVIOR DENGAN TEKNIK MODELLING. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada dasarnya komunikasi

BAB IV ANALISIS PROSES DAN HASIL PELAKSANAAN TERAPI SABAR UNTUK MENGATASI STRES

BAB IV ANALISIS DATA. dengan Teknik Biblioterapi Dalam Mengatasi Dekadensi Ke-Imanan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Terapi Reward dan Punishment untuk Menangani. Perilaku Bullying Di Sekolah MI DARUL ULUM Tambakrejo Waru

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Remaja Terkena. Narkoba Di Desa Kandangsemangkon Paciran Lamongan

SKRIPSI. Oleh DWIJO MARTANTO NIM

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data mengenai Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan. di Desa Pangkahkulon Ujungpangkah Gresik

Pedoman Wawancara Proses Komunikasi Antarpribadi Efektif Pegawai P2TP2A Kabupaten Serdang Bedagai dengan Anak Korban Kekerasan Seksual

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi maka konselor/peneliti melakukan analisis data. Analisis data

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Islam Dengan

BAB III ASSESSMENT DAN DIAGNOSA PSIKOLOGIS PADA REMAJA YANG HAMIL DI LUAR NIKAH

BAB IV ANALISA DATA. dengan analisa deskriptif. Adapun datayang dianalisis sesuai dengan dua focus

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. belajar siswa. Data ini berdasarkan hasil observasi, interview, angket kecanduan

BAB IV BKI DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF ANAK YANG TIDAK MENERIMA AYAH TIRINYA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Dari Pelaksanaan Bimbingan Konseling Karir Dengan. Menggunakan Instrumen Holland Hexagon Dalam Menangani

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Self Regulation Untuk Menurunkan Tingkat Kecanduan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Sejarah Perkembangan Solution Focused Brief Therapy (SFBT)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dtujukan kepada Kepala Sekolah SMP N 2 Pabelan. Sebelumnya, penulis telah meminta izin

BAB IV ANALISA DATA. 1. Analisis Tentang Faktor yang Mempengaruhi Seorang Siswa Pelaku. Bullying di Sekolah Al-Asyhar Sungonlegowo Bungah Gresik

LAMPIRAN A ( SOAL PRE TEST DAN POST TEST ) 73

BAB IV ANALISIS DATA. broken home di SMP Al Amanah Bilingual, maka analisis tersebut adalah

BAB III BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI KECEMASAN SEORANG REMAJA AKIBAT PERCERAIAN ORANG TUA

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis data tentangproses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

pelajaran 1 keluarga setiap anak pasti punya ayah ibu kakek nenek dan saudara semua itu disebut keluarga tahukah kamu anggota keluargamu keluarga 1

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Potensi yang dimiliki individu dapat tumbuh dan berkembang secara

BAB IV ANALISA DATA. Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. klien, ditemukan bahwa klien di usia yang ke- 60 sudah mengalami

BAB IV ANALISIS DATA. data-data yang sudah diperoleh dan dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Analisis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai kebijakan tertentu yang

BAB IV ANALISIS TERAPI REALITAS UNTUK MEMBANTU PENYESUAIAN DIRI SANTRI MADRASAH DINIYAH

BAB IV HASIL PENELITIAN A. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB SISWA TIDAK DAPAT MEMBACA DI SD NEGERI 1 TELUK KIJING KECAMATAN LAIS KABUPATEN MUSI

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam Proses Penyembuhan Kesehatan Mental Klien Rumah Sakit Jiwa Tampan

BAB IV ANALISA DATA. konselor sekaligus peneliti. Analisa ini disajikan dalam bentuk penulisan analisa

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dalam

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai macam metode pengajaran. Dalam Undangundang. Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Transkripsi:

87 BAB IV ANALISIS DATA Setelah menyajikan data hasil lapangan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi maka peneliti melakukan analisis data. Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif, yakni membandingkan kondisi konseli antara sebelum adanya proses konseling dan sesudah proses konseling dilakukan. A. Analisis Proses Solution Focused Brief Therapy (SFBT) dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Seorang Anak di Desa Semambung, Kecamatan Gedangan Sidoarjo. Selama melakukan proses konseling dan terapi, peneliti yang juga sebagai konselor maupun guru les konseli telah melakukan tahapan sesuai dengan langkahlangkah atau proses terapi pada teori konseling. Sehingga berdasarkan penggunaan langkah dan tahap konseling tersebut peneliti dapat menjelaskan data dan proses konseling, yaitu mengidetifikasi masalah yang dimiliki konseli, melakukan diagnosis permasalahan, mengukur tingkat permsalahan konseli sehingga bisa menentukan terapi yang digunakan untuk mengatasi permasalahan konseli dalam tahap prognosis, melakukan treatmen atau terapi, kemudian mengevaluasi proses konseling yang sudah dilakukan. Proses tersebut kemudian dibandingkan dengan teori yang ada dan dianaliss sebagaimana metode penelitian yang digunakan yakni metode penelitian kualitatif. Pada langkah pertama atau tahap identifikasi masalah, peneliti yang sekaligus sebagai konselor mulai melakukan pengumpulan data dengan terlebih

88 dahulu dengan melakukan pendekatan, baik dengan konseli maupun dengan orangtua dan nenek dari konseli tersebut. Setelah peneliti melakukan pendekatan terhadap konseli akhirnya peneliti dapat mengetahui gejala-gejala dan faktorfaktor apa saja yang ada di dalam konseli. Pada saat melakukan pendekatan, peneliti berhasil mengumpulan data sebagaimana langkah pertama yang ada dalam teori bimbingan dan konseling yakni melakukan proses identifikasi masalah terhadap konseli. Peneliti ini bisa mengetahui gejala yang tampak dalam konseli yakni kurangnya motivasi belajar. Gejala yang tampak tersebut kemudian diidentifasi lebih lanjut dan bisa diperoleh sebuah diagnosa yang memasuki langkah kedua yakni kurangnya perhatian dari orang tua konseli. Orangtua konseli ini bekerja dari pagi hingga malam hari agar bisa memenuhi semua kebutuhan anaknya namun orang tua konseli disini tidak mengawasi jam belajar anaknya. Konseli ini pun lebih suka bermain dari pada belajar. Keinginan belajar muncul tatkala ayah konseli memperhatikan gerak geriknya dirumah. Hal itu akhirnya juga berdampak kepada prestasi belajar konseli yang ketinggalan dari teman-temannya yang lain. Tahap ketiga disini adalah prognosis yang didapat hasilnya bahwa permasalahan yang dihadapi klien ini cukup besar dalam kehidupan klien mengingat bahwa konseli sudah memiliki permasalahan dari usia yang sangat dini, tidak dipungkiri bahwa nantinya bisa berpengaruh terbawa hingga dewasa. Permasalahan konseli ini pun masih bisa untuk ditangani dan diberikan bantuan. Disisni konselor menetapkan Solution Focused Brief Therapy (SFBT) sebagai

89 bentuk terapi yang akan diberikan pada konseli. Konseli pun bersedia untuk diberikan bantuan dan Dengan SFBT diharapkan konseli mampu meningkatkan motivasi belajar, bisa lebih mengetahui dirinya sendiri serta lingkungannya agar tidak ketinggalan dengan teman-temannya yang lain. Konselor pun tidak terlalu memperdulikan masa lalunya bahwa konseli yang memiliki motivasi yang rendah konselor akan memperdulikan saat ini yang membawa perubahan kearah positif atau sama saja yang masih suka bermain game baik di hp, ps ataupun secara langsung bersama saudara-saudaranya yang lain. Konselor memberikan terapi SFBT dimana terapi ini bermaksud mengajak konseli untuk memiliki motivasi belajar dan mengurangi keinginan bermain agar konseli dapat mencapai cita-cita yang diinginkannya dan mempunyai rasa tanggung jawab untuk bisa membagi waktu dengan baik tanpa bergantung pada orang lain dalam hal belajar. Konselor pun mengambil langkah untuk masuk pada tahap keempat adalah proses pelaksanaan terapi oleh konselor terhadap konseli. Tahap terapi dilakukan untuk membantu menangani masalah yang ada pada konseli yang memiliki motivasi belajar rendah sehingga dengan terapi ini diharapkan konseli memiliki motivasi belajar yang tinggi dan bisa meraih apa yang dicita-citakan konseli. Semula anak yang meiliki motivasi yang rendah dengan adanya SFBT dapat diubah menjadi anak yang memiliki motivasi yang tinggi. Konseli yang suka bermain baik di hp maupun ps dapat diubah menjadi anak yang gemar belajar baik menulis ataupun membaca dan berhitung dan bisa mandiri tidak bergantung lagi meskipun tidak ada ayahnya konseli diharapkan bisa belajar sendiri.

90 Konselor pun menetapkan untuk memberi jenis bantuan berupa SFBT pada konseli agar konseli dapat meningkatkan belajarnya lagi, memahami huruf ABCD dengan baik, membaca ABCD dengan baik, semangat terus tidak mudah putus asa sebelum dicoba dulu, mandiri tidak bergantung kepada orang lain. Akhirnya treatment atau terapi yang diberikan konselor disini dilakukan berdasarkan delapan tahap terapi, yakni tahap membangun hubungan kolaboratif, pretherapy change/ pre-session chage, solution-focused goals, constructing soluction and exceptions, taking a break and reconvening, experiments and homework assignments, therapist feedback to client, dan terminating dari fokus pemecahan interview dimana teknik tersebut akan konselor gunakan dalam proses konseling untuk meningkatkan motivasi belajar konseli. Masalah yang dihadapi konseli seperti suka bermain, tidak ada motivasi untuk belajar, ketergantungan dengan ayahnya jika tidak ada ayahnya konseli tidak mau belajar bisa diubah menjadi yang tadinya suka bermain menjadi suka belajar, memiliki motivasi yang tinggi, bisa mandiri meskipun tidak ada ayahnya tetap mau belajar, yang tadinya suka putus asa sekarang tidak lagi sebelum mencoba dulu. Konselor memberikan nasihat kepada konseli bahwa jika konseli ingin meraih cita-citanya untuk menjadi seorang dokter dan ingin membuat bangga kedua orangtuanya, ia harus rajin belajar dan mengurangi bermainnya agar ia semangat dan selalu ingat bahwa ia mempunyai cita-cita yang harus diperjuangkan dan tidak mudah putus asa sebelum ia mencoba melakukan sesuatu itu terlebih dahulu.

91 Akhirnya dalam proses pelaksanaan terapi pada pertemuan pertama, konselor mencoba mengajari konseli dari huruf A sampai J dimana konselor ini ingin melihat konseli seberapa paham dengan huruf A sampai J pada pertemuan pertama ini konseli sudah cukup paham dengan hurufnya namun konseli kalau disuruh menuliskannya itu konseli selalu bilang tidak bisa dan putus asa sebelum konseli mencoba terlebih dahulu. Selanjutnya pada pertemuan kedua ini konselor mencoba mengulang pelajaran pada saat pertemuan pertama kemudian mengulanginya beberapa kali agar konseli ini semakin paham. Kemudian konselor menambahkan huruf lagi dari K samkpai T mulai huruf K sampai T ini konseli mengalami kesusahan dalam hal penulisan dan putus asa disini koneslor mencoba untuk memberikan semangat bahwasannya adek itu bisa adek itu pinter ayo dicoba dulu sebelum dicoba enggak boleh ngomong enggak bisa itu semua bakal berpengaruh bahwasannya adek enggak bisa terus dan konseli pun mencobanya ternyata bisa meskipun ada yang salah. Pertemuan selanjutnya, konselor mengulang lagi pelajarannya dari huruf A sampai dengan T agar konseli benar-benar paham dan mengerti setelah diulangulang lagi konselor pun menambahkan huruf U sampai Z dari sini konselor melihat konseli ini sudah paham meskipun ada beberapa yang salah dari huruf-huruf tersebut. Pada pertemuan keempat ini konseli sudah membawa perubahan yang baik sudah mulai bisa menuliskan huruf A sampai dengan Z dengan benar dan orangtua konseli ini pun mengatakan anaknya sudah mulai berubah sedikit demi sedikit sudah tidak terlalu banya bermain sudah mau belajar sendiri meskipun

92 tidak ada ayahnya dirumah konseli juga mau belajar sma saudara-saudaranya yang lebih tua dari konseli ini. Dalam menerapkan terapi tersebut, konselor pada awalnya akan menerapkan teknik SFBT ini dalam satu sampai dua kali pertemuan, karena konseli yang belum paham dengan ABCD, waktu penelitian ini pun terbatas karena penelitian ini dilakukan pada malam hari dan setiap pertemuan hanya 1,5 jam. Akhirnya konselor membagi waktu pertemuan menjadi 4 kali waktu terapi. Pada tahap kelima atau langkah terakhir dalam proses konseling yang dilakukan konselor ialah mengevaluasi perkembangan belajar yang terjadi pada diri konseli. Setelah melakukan tahap evaluasi dan peninjauan kembali, konselor telah menjalankan tahap-tahap konseling dan terapi sesuai dengan apa yang terdapat dalam prognosis dan teori yang ada. Mulai dari identifikasi, diagnosis, prognosis, treatment dan evaluasi, teknik yang ada di dalam SFBT telah menunjukkan hasil perubahan dalam hal belajar konseli, konselor pun mewawancarai orangtua dan nenek konseli mengenai perubahan belajar terhadap diri konseli. B. Analisis Hasil Akhir Solution Focused Brief Therapy (SFBT) dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Seorang Anak di Desa Semambung, Kecamatan Gedangan Sidoarjo.

93 Setelah melakukan proses bimbingan dan konseling terapi SFBT pada seorang anak yang memiliki motivasi yang rendah di desa semambung kecematan gedangan sidoarjo, maka peneliti dapat mengetahui hasil dari pelaksanaan bimbingan dan konseling yang dilakukan konselor cukup membawa perubahan pada konseli dalam hal belajar konseli. Dari hasil observasi dan wawancara yang konselor lakukan terhadap konseli dan orangtua sama nenek konseli, dapat diketahui adapun perubahan yang dialami konseli diantaranya adalah konseli mulai meningkatkan belajarnya. Dalam salah satu pertemuan dengan konseli bahwa konseli secara tidak langsung ingin bahwa orangtuanya tidak terlalu sibuk bekerja dan ada dirumah buat mengajari konseli belajar agar tidak tertinggal dengan teman-temannya yang lain. Meskipun orangtua konseli terkadang selalu menuntut anaknya agar tidak tertinggal dengan teman-temannya. Konseli ini juga sudah mulai giat untuk belajar sendiri tanpa adanya orangtuanya yang pegawasi. Konseli pun sudah mulai mengurangi kegiatannya untuk bermain dan sudah bisa membagi waktu terkadang harus disuruh dulu sama neneknya dan konseli inipun nurut tanpa membantah dan mencari alasan yang dilakukannya sebelum melakukan terapi SFBT. Disini konselor memakai scaling question buat mengasih skor kepada konseli. Motivasi konseli yang semula berada di skor 3 kini mulai meningkat di skor 10, menunjukkan bahwa ada peningkatan dalam motivasi belajar konseli. Hasilnya peningkatan motivasi belajar konseli ini ditunjukkan pada bab sebelumnya percakapan konseli baik dengan orangtuanya maupun nenek konseli. Meskipun SFBT ini memiliki beberapa kelemahan, yang bisa menjadikan

94 hasilnya tidak valid dan tidak mencapai 100%, tetapi dengan adanya skala tersebut, konselor cukup terbantu dalam mengukur seberapa besar perubah yang dimiliki konseli. Berikut ini adalah hasil lain dari observasi yang telah dilakukan oleh konselor terhadap konseli baik sebelum dan sesudah proses konseling dan treatment : Tabel 4.1 Motivasi belajar sebelum dan sesudah terapi No Peningkatan motivasi belajar Sebelum Sesudah Ya Tidak Ya Tidak 1 Suka belajar 2 Suka bermain game 3 mandiri 4 Suka mencari alasan kalau disuruh belajar 5 Motivasi belajar 6 Mudah Putus asa Tabel diatas menunjukkan bahwa pemberian SFBT yang telah dilakukan dengan tujuan membantu meningkatkan motivasi konseli dalam hal belajar telah berhasil dan konseli pun mencapai seluruh aspek kompetensi dengan baik. Adanya perubahan yang signifikan dalam diri konseli tentunya tida lepas dari kemampuan konseli dalam memikirkan masa depannya, juga dorongan berupa motivasi-motivasi yang diberikan oleh konselor. Perubahan tersebut dapat digambarkan dalam gambar diagram berikut :

95 Gambar 4.1 Diagram perubahan perilaku dengan terapi SFBT 1. Konseli malas belar. 2. Konseli muduh asa. 3. Konseli sangat bergantung dengan ayahnya. 4. Konseli tidak mempunyai semangat untuk belajar. 5. Motivasinya rendah. 6. Suka bermain. 1. Konseli ingin menjadi dokter dan membuat bangga orangtunya. 2. konseli mulai memahami dan mulai semangat belajar. 3. konseli mulai mempelajari dan memahami tentang belajarnya. 4. konseli tidak lagi putus asa sebelum konseli mencobanya dan konseli semakin termotivasi untuk mengetahuinya dengann benar. 5. konseli mulai belajar mandiri tanpa tergantungan dengan ayahnya. 6. konseli mulai mengurangi waktu bermainnya.