BAB II. Tinjauan Pustaka

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dipimpin oleh satu hierarki manajer, dengan chief exeutive officer (CEO) pada

BAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Argyris (1957) (dikutip dari Brownell dan McInnes (1983). Penelitian

BAB II KERANGKA TEORI. Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata budget dalam bahasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sasaran tersebut. Rencana yang disusun secara kuantitatif umunya dituangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mereka yang memiliki komitmen tinggi cenderung lebih bertahan dan rendah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TELAAH TEORI. Locke, Teori ini menjelaskan hubungan antara tujuan yang ditetapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah, menyeleksi serta mengimplementasikan proses adaptasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II BAHAN RUJUKAN

Bab 9 Penyusunan Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. harus mengembangkan lebih dahulu perencanaan strategis. Melalui perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. yang dibiayai dari uang publik. Melalui anggaran, akan diketahui

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan

BAB 1 PENDAHULUAN. finansial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metode untuk

BAB I PENDAHULUAN. efisian sehingga tujuan organisasi dapat tercapai (Mardiasmo, 2002 :45).

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

BAB I PENDAHULUAN. organisasi atau profesi Mowday et al., dalam Shaub (1993:148).

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodic

77 BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk melaksanakan strategi organisasi, oleh sebab itu anggaran harus

BAB I PENDAHULUAN. anggaran. Anggaran merupakan sebuah rencana tentang kegiatan di masa datang yang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu. mempertahankan kelangsungan hidup serta mampu untuk maju dan terus

BAB II LANDASAN TEORI. principal dan agen. Pihak principal adalah pihak yang memberikan mandat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agent (manajemen suatu

BAB II BAHAN RUJUKAN

BABI PENDAHULUAN. Anggaran dalam dunia bisnis merupakan unsur utama dalam perencanan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Hubungan agensi muncul ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. Agar dapat bersaing, koperasi harus melaksanakan fungsi-fungsi dalam manajemen,

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. anggaran. Pemerintah pusat maupun daerah mempunyai rencana-rencana

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan anggaran pendapatan dan belanja tahunan sesuai Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian akhir-akhir ini membuat setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Komitmen Organisasi. Salim (dalam Martini dan Rostiana, 2003) bahwa komitmen organisasi di

BAB II ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan dan. pengendalian atas aktivitas perusahaan.

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJER DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG SEBAGAI VARIABEL MODERATING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai komitmen pada organisasi biasanya mereka menunjukan sikap kerja

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat mengharuskan bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. sektor swasta, anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup

PELIMPAHAN WEWENANG DAN KOMITMEN ORGANISASI DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL

BAB I PENDAHULUAN. baik tidak akan pernah mengabaikan sumber daya manusia mereka, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. moneter yang menggunakan dana milik rakyat. Hal inilah yang menjadi

PENGARUH USIA, KEINGINAN SOSIAL DAN PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJER PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggaran merupakan salah satu cara manajemen dalam menjalankan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN, DAN IMPLIKASI

BAB II LANDASAN TEORI. dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank Perkreditan Rakyat berbeda dengan bank umum lainnya

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis, pemilik dan manajemen perusahaan harus menentukan orang-orang

PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA HOME INDUSTRY JOGJACART Vivian Angelia Ch. Rusiti

BAB I PENDAHULUAN. terjadi diantara para pelaku bisnis juga semakin ketat. Menurut Hansen &

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kepuasaan pelanggan sangatlah sengit. Terbukti dengan banyaknya

JURNAL PENELITIAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa: A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi

andilnya secara maksimal kepada perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. pada lingkungan ini, perusahaan harus menciptakan value bagi konsumen melalui

BAB I PENDAHULUAN. yang berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian agar manajer dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berdasarkan rencana jangka panjang yang ditetapkan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kekuatan untuk menghadapi persaingan (Cusway, 2002). terus menerus untuk mencapai tujuan (Robbins, 2006).

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pandangan karyawan ketika mereka telah diperlakukan dengan baik oleh

BAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi kerja, adanya kerelaan untuk menggunakan usahanya secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi negara-negara berkembang, seperti di Indonesia. Persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN UKDW. waktu yang akan datang dapat diukur (Handoko, 1997). berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang ditetapkan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin kompleks dan di sisi lain industri perbankan

Contoh Komitmen Karyawan terhadap Perusahaan / Organisasi di PT. Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. disusun manajemen dalam jangka waktu satu tahun untuk membawa perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari perencanaan sampai kepada pengambilan keputusan.

KOMP. PERANGGARAN 1. Materi 1 PENGENALAN PERANGGARAN

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat ikut serta dalam persaingan. Perkembangan bisnis

Transkripsi:

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Anggaran Setiap tahunnya manajemen dalam perusahaaan menentukan sasaran yang ingin dicapai di tahun tersebut, kemudian membuat rencana kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut, rencana-rencana tersebut umumnya disusun dalam bentuk kuantitatif di dalam anggaran. Menurut R.A Supriyono dalam Haruman & Rahayu (2007; hal 3 ) anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dinyatakan dalam satuan uang, untuk perolehan dan penggunaan sumbersumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu biasanya satu tahun. Menurut Anthony dan Govindarajan (2005; hal 90) anggaran adalah potongan satu tahun dari rencana strategis. Tetapi anggaran dibuat lebih terinci dibandingkan dengan rencana strategis, dan penyusunannya melibatkan semua manajer di semua tingkat organisasi. Dari definisi di atas jelaslah sudah bahwa anggaran adalah suatu rencana keuangan terinci, biasanya mencakup periode satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan uang, dan merupakan cerminan rencana strategis dalam suatu organisasi. 5

2.1.1.1 Fungsi Anggaran Anggaran juga memiliki beberapa fungsi Menurut Haruman dan Rahayu (2007; hal 5) terdapat beberapa fungsi anggaran yaitu: 1. Di bidang planning: Membantu manajemen meneliti dan mempelajari segala masalah yang berkaitan dengan aktivitas yang akan dilaksanakan Membantu mengarahkan seluruh sumber daya yang ada diperusahaan dalam menentukan arah atau aktivitas yang paling menguntungkan Membantu arah atau menunjang kebijakan perusahaan Membantu manajemen memilih tujuan perusahaan Membantu pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif. 2. Di bidang coordinating: Membantu mengkoordinir faktor sumber daya manusia dengan perusahaan. Membantu menilai kesesuaian antara rencana aktivitas perusahaan dengan keadaan lingkungan usaha yang dihadapi Membantu mengetahui kelemahan dalam organisasi 6

3. Di bidang controlling: Membantu mengawasi kegiatan dan pengeluaran. Membantu mencegah pemborosan. Membantu menetapkan standar baru. 2.1.1.2 Karakteristik Anggaran Selain itu anggaran juga memiliki beberapa karakteristik. Berikut karakteristik anggaran yang dikemukakan oleh Anthony dan Govindaradjan (2005 hal 73) 1. Anggaran mengestimasi potensi laba dari unit bisnis tersebut. 2. Dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah moneter mungkin didukung dengan jumlah nonmoneter (contoh: unit yang terjual atau diproduksi) 3. Biasanya meliputi waktu selama satu tahun. Dalam bisnis-bisnis yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor muisiman, mungkin ada dua anggaran per tahun misalnya perusahaan busana memiliki anggaran musim gugur dan anggaran musim semi. 4. Merupakan komitmen manajemen; manajer setuju untuk menerima tanggung jawab atas pencapaian tujuan-tujuan anggaran. 5. Usulan anggaran ditinjau dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi wewenangnya dari pembuat anggaran. 7

6. Setelah disetujui anggaran hanya dapat dirubah dalam kondisi-kondisi tertentu. 7. Secara berkala, kinerja keuangan aktual dibandingkan dengan anggaran, dan varians dianalisis serta dijelaskan. 2.1.1.3 Perbedaan Anggaran dan Prediksi Anggaran berbeda dengan prediksi, dan prediksi bukanlah anggaran. Suatu prediksi memiliki beberapa ciri menurut Anthony & Govindaradjan (2005: hal 74) yaitu: Suatu prediksi bisa dinyatakan atau tidak dinyatakan dalam istilah moneter. Dapat untuk periode waktu kapanpun Pembuat prediksi tidak menerima tanggung jawab untuk memenuhi hasil yang diprediksikan. Prediksi biasanya tidak disetujui oleh wewenang yang lebih tinggi Suatu prediksi diperbarui segera setelh informasi baru mengindikasikan adanya suatu perubahan dalam kondisi. 2.1.1.4 Partisipasi Anggaran Selain daripada memiliki anggaran suatu organisasi juga sebaiknya melakukan partisipasi penyusunan anggaran kepada para manajer operasionalnya, sehingga diharapkan dengan adanya partisipasi manajer operasional, anggaran dapat disusun lebih baik lagi. Adapun definsi partisipasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) adalah: 8

(n) perihal turut berperan serta di suatu kegiatan; keikutsertaan; peran serta. Dan definisi partisipasi anggaran menurut Anthony dan Govindaradjan (2005: hal 87) adalah proses dimana pembuat anggaran terlibat dan mempunyai pengaruh dalam penentuan besar anggaran. Inti dari partisipasi anggaran yaitu diperlukan kerja sama diseluruh tingkat organisasi. Manajemen puncak biasanya tidak mengetahui bagian sehari-hari, sehingga diperlukan saran dan kontribusi dari manajemen operasi dalam mencapai tujuan yang dituangkan dalam bentuk anggaran. Selain daripada itu partisipasi anggaran menurut Anthony dan Govindarajan (2005; hal 87) menyatakan bahwa penganggaran partisipasi memiliki dua keunggulan yaitu: 1. Tujuan anggaran akan dapat lebih mudah diterima apabila anggaran tersebut berada di bawah pengawasan manajer. 2. Penganggaran partisipasi menghasilkan pertukaran informasi yang efektif. Besar anggaran yang telah disetujui merupakan hasil dari keahlian dan pengetahuan pribadi dari pembuat anggaran yang paling dekat dengan lingkungan produk/pasar. Partisipasi anggaran memiliki peran yang sangat penting dikarenakan Setiap anggota dalam sebuah organisasi diberikan tanggungjawab terhadap keputusan yang 9

dihasilkan bersama. Keputusan yang dihasilkan bersama tersebut akan menimbulkan komitmen yang kuat terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Selain memiliki kelebihan, kelemahan partisipasi anggaran ini yaitu apabila tidak dikendalikan dengan hati-hati, pendekatan ini dapat menghasilkan jumlah yang sangat tidak sesuai dengan tujuan perusahaan karena ada peluang bagi bawahan untuk memainkan anggaran. (Anthony & Govindaradjan: 2005) Kelemahan-kelemahan tersebut harus menjadi perhatian bagi manajemen di dalam organisasi agar kemungkinan untuk terjadi dapat di minimalisir sejak dini. Penetapan standar yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat di atasi dengan mengajak manajer untuk berpartisipasi dalam menentukan target anggaran yang tinggi atau rendah tersebut sehingga realistis untuk dicapai. 2.1.2 Pengertian Komitmen Organisasi Keberhasilan pengelolaan organisasi sangatlah ditentukan oleh keberhasilan dalam mengelola SDM. Tinggi rendahnya komitmen karyawan terhadap organisasi tempat mereka bekerja, sangatlah menentukan kinerja yang akan dicapai organisasi. Dalam dunia kerja komitmen karyawan memiliki pengaruh yang sangat penting, bahkan ada beberapa organisasi yang berani memasukkan unsur komitmen sebagai salah satu syarat untuk memegang jabatan/posisi yang ditawarkan dalam iklan lowongan kerja. Namun demikian, tidak jarang pengusaha maupun pegawai masih belum memahami arti komitmen secara sungguh-sungguh. Padahal pemahaman 10

tersebut sangat penting bagi organisasi agar tercipta kondisi kerja yang kondusif, sehingga organisasi dapat berjalan secara efektif dan efisien. Robbins dan Judge (2008: 100-101) mendefinisikan komitmen organisasional sebagai suatu keadaan dimana seorang individu memihak organisasi serta tujuantujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keangotaannya dalam organisasi. Dikutip dari Mowday dalam Kurniawan (2011) terdapat beberapa aspek dalam komitmen organisasi. Yaitu: 1) Affective commitment, yang berkaitan dengan adanya keinginan untuk terikat pada organisasi. Individu menetap dalam organisasi karena keinginan sendiri. Kunci dari komitmen ini adalah want to. 2) Continuance commitment, adalah suatu komitmen yang didasarkan akan kebutuhan rasional. Dengan kata lain, komitmen ini terbentuk atas dasar untung rugi, dipertimbangkan atas apa yang harus dikorbankan bila akan menetap pada suatu organisasi. Kunci dari komitmen ini adalah kebutuhan untuk bertahan (need to). 3) Normative Commitment, adalah komitmen yang didasarkan pada norma yang ada dalam diri karyawan, berisi keyakinan individu akan tanggung jawab terhadap organisasi. Ia merasa harus bertahan karena loyalitas. Kunci dari komitmen ini adalah kewajiban untuk bertahan dalam organisasi (ought to) 11

Menurut beberapa pengertian yang telah disebutkan, menunjukkan bahwa komitmen organisasi merupakan suatu keadaan dimana individu memiliki kepercayaan, keterikatan, serta perasaan memiliki atas perusahaan sehingga individu tersebut akan lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan kepentingan individu. Bagi individu dengan komitmen organisasi yang tinggi, pencapaian tujuan organisasi merupakan hal penting. 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu terkait partisipasi anggaran dan komitmen organisasi telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya: 1. Sumarno (2005) Sumarno (2005) melakukan penelitian tentang pengaruh komitmen organisasi, dan gaya kepemimpinan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Ia berpendapat bahwa (a) terdapat pengaruh dan hubungan negatif yang kuat antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. (b) pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan partisipasi anggaran dan kinerja manajerial adalah positif. (c) pengaruh gaya kepemimpinan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial adalah tidak signifikan. 12

2. Nurcahyani (2010) melakukan penelitian tentang pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial melalui komitmen organisasi dan persepsi inovasi sebagai variable intervening. Hasilnya adalah (a) Partisipasi anggaran berpengaruh langsung terhadap kinerja manajerial. Penelitian ini menemukan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Semakin tinggi tingkat partisipasi manajer dalam proses penyusunan anggaran maka semakin baik kinerjanya. (b) Partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial melalui komitmen organisasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap komitmen organisasi. Namun, komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hal ini berarti bahwa komitmen organisasi tidak memediasi hubungan partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. 3. Dewi (2014) melakukan penelitian tentang pengaruh partisipasi anggaran dan komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial studi kasus pada Universitas Widyatama. Hasilnya adalah secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variable partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial di universitas widyatama bandung. 13

2.3 Kerangka pemikiran 2.3.1 Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Komitmen Organisasi Anggaran merupakan hal yang penting bagi organisasi, karena hal tersebut merupakan penjabaran secara kuantitatif mengenai visi yang hendak dicapai. Agar terciptanya anggaran yang baik, maka dibutuhkan partisipasi dari seluruh jajaran manajer, bukan hanya top manajemen saja. Komitmen organisasi adalah seuatu keadaan dimana individu memliki kepercayaan, keterikatan, serta perasaan memiliki atas organisasi, sehingga individu tersebut akan lebih mementingkan kepentingan organisasi dibandingkan kepentingan pribadinya (Dewi, 2009). 14

Berdasarkan penjelasan tersebut maka peneliti membuat kerangka pemikiran sebagai berikut: X Y Partisipasi Anggaran Komitmen Organisasi Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran. 15

2.4 Hipotesis Partisipasi anggaran yang baik akan memberikan tanggung jawab yang lebih pada manajer yang berujung pada komitmen organisasi. Sedangkan komitmen organisasi yang kuat akan mendorong individu berusaha keras mencapai tujuan organisasi (Angel dan Perry,1981; Porter et al., 1974. Dalam Sumarno 2005). Maka berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dibentuk, penulis memiliki 2 hipotesis yaitu: H0: Partisipasi dalam anggaran tidak memiliki pengaruh terhadap komitmen organisasi pada jajaran manajer di Bank Mandiri Naripan Bandung. Ha: Partisipasi dalam anggaran memiliki memiliki pengaruh terhadap komitmen organisasi pada jajaran manajer di Bank Mandiri Naripan Bandung. 16