BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (2013), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. jasa atau pelayanan yang mereka jual. Dahulu kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberadaan rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta serta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi dasar suatu rumah sakit adalah pemulihan kesehatan anggota

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH UNIT II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan bermutu serta berorientasi pada kepuasan pasien. (2)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan Kepmenkes No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. mewujudkan penyembuhan dan pemulihan kesehatan secara menyeluruh.

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menunjang aktifitas sehari-hari. Demi terpenuhinya. kesehatan. Undang Undang Nomor 44 tahun 2009 mendefinisikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Di Indonesia Rumah Sakit adalah sistem pelayanan kesehatan kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nursalam, Manajemen Keperawatan, Ed 3, Salemba Medika, Jakarta, Hal : 295

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari sejarah kehidupan bangsa. Setelah Indonesia merdeka pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. penggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. baik di pasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional/global. Untuk

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU DENGAN ANAK YANG DI RAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator penting yang harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu mewujudkan kesehatan optimal. Sedangkan sasaran

BAB 1 PENDAHULUAN. No.269/MENKES/PER/III/2008 pasal 1 ayat 3 adalah tempat. untuk praktik kedokteraan atau kedokteran gigi.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

BAB 5 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, dokter, dan kualitas keperawatan yang dirasakan. Pengalaman pasien

BAB 1 : PENDAHULUAN. orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan. Salah satu misi tersebut adalah memelihara dan

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Obyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Graha Husada

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

BAB III METODE PENELITIAN

PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PERAWAT DI RUANG MPKP DAN BUKAN MPKP DI RSUD KABUPATEN BATANG TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN JAMKESMAS DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD dr. RASIDIN KOTA PADANG TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi sangat ketat baik di pasar

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

BAB IV METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di RSUD Karangasem, Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

LAPORAN KEMAJUAN. Ketua : Dr. rer.nat. I.M.A.G Wirasuta,M.Si.,Apt.

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar

DAFTAR ISI. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan di Instalasi Rawat Inap Ruang B2 THT & Kulit Kelamin RSUP Dr. Kariadi Semarang

The Relationship between Inpatient Expectations of Staff Responsiveness and Empathy with Inpatient Satisfaction at Wangaya District Hospital Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya rumah

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAMIANG LAYANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN. Pada Era Otonomi Daerah dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP INTERNE RSUD DR. RASIDIN PADANG TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

Analisis Hubungan Karakteristik Pasien Dengan Kepuasan Pelayanan Rawat Jalan Semarang Eye Center (SEC) Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan. akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk memenuhi hak masyarakat terkait dengan apa yang sudah

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 78-83

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit menyebutkan bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Yang salah satu tujuannya mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Masyarakat sebagai pengguna pelayanan kesehatan seiring dengan era globalisasi semakin meningkat kesadaran akan kesehatan, akan mengakibatkan tuntutan peningkatan pelayanan kesehatan. Salah satu upaya mengantisipasi keadaan tersebut dengan menjaga mutu pelayan kesehatan sehingga perlu upaya terus menerus agar dapat diketahui kelemahan dan kekurangan jasa pelayanan kesehatan sehingga memenuhi kepuasan pasien. Mutu pelayanan kesehatan merupakan kinerja yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan Depkes RI. Kepuasan pasien merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja produk atau hasil yang pasien

2 rasakan dengan harapannya (Imbalo, 2006). Hasil penelitian Yuristi, dkk (2013) menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kualitas pelayanan dengan kepuasan pasien. Kepuasan pasien merupakan salah satu ukuran suksesnya pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien bergantung pada banyak faktor, seperti kualitas pelayanan klinis, ketersediaan obat, perilaku tenaga kesehatan dalam pelayanan, infrastruktur tempat pelayanan, kenyamanan secara fisik, dukungan emosional, dan menghargai kesukaan pasien. Ketimpangan antara harapan dan layanan yang diterima pasien berhubungan dengan penurunan kepuasan pasien (Notoatmojo, 2010). RSI Purwokerto merupakan Rumah Sakit Tipe C dengan kapasitas 100 tempat tidur, mempunyai visi menjadi rumah sakit swasta terkemuka ditahun 2020 dan merupakan Rumah sakit rujukan Fasilitas kesehatan tingkat II dan bekerjasama dengan beberapa asuransi kesehatan. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan bagi masyarakat untuk menggunakan fasilitas kesehatan. Dalam memberikan pelayanan kesehatan RSI Purwokerto selalu berkomitmen memenuhi kepuasan pasien dengan cara meningkatkan mutu pelayanan dibuktikan dengan adanya lembar kuisioner kesan saran bagi pasien yang pulang dan adanya nomor layanan pengaduan selama 24 jam. Pengukuran tingkat kepuasan mutlak diperlukan melalui pengukuran tersebut dapat dikatakan apakah dimensi-dimensi mutu pelayanan kesehatan yang telah diselenggarakan dapat memenuhi kepuasan pasien. Pengukuran kepuasan pasien RSI telah dilakukan akan

3 tetapi untuk instrumen penilaian yang digunakan saat ini masih terbatas. Hasil survey RSI Purwokerto diperoleh data bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2014 adalah nilai sangat baik 13%, baik 63%, cukup baik 24% dan kurang 1%. Disamping itu, masih ditemukan ketidakpuasan pasien belum memenuhi standar disampaikan melalui layanan nomor pengaduan. RSI mempunyai standar kepuasan pasien sebesar 90% menyatakan baik. Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan dapat mempengaruhi jumlah pasien yang dapat menggunakan indikator Bed Occupancy Rate (BOR) atau pemakaian tempat tidur. Data BOR RSI Purwokerto dari bulan Agustus Desember tahun 2013 bervariasi. Pada bulan Agustus sebesar 82%, September 79,4%, Oktober 75,6%, Nopember 71,6 % dan Desember 64%. Mutu pelayanan kesehatan dapat mempengaruhi proses kesembuhan pasien yang dapat dilihat dari indikator Length Of Stay (LOS) atau lama pasien rawat inap. Data LOS RSI Purwokerto dari bulan Agustus Desember tahun 2013 bervariasi. Pada bulan Agustus sebesar 3,3, September 3,25, Oktober 3,2, Nopember 3,2 dan Desember 3,1. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan mengambil judul Hubungan Mutu Pelayanan Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap RSI Purwokerto. B. Perumusan masalah Berdasarkan data yang diuraikan dalam latar belakang tentang survei kepuasan pasien di RSI Purwokerto dari bulan Januari Juni 2014 pada kategori sangat baik dan baik baru mencapai 76%. Persentase BOR dari bulan Agustus Desember 2013 masih di bawah 80 %, kecuali pada bulan Agustus

4 sebesar 82%. Nilai LOS dari bulan Agustus Desember 2013 masih di atas 3. Hasil tersebut dapat mengindikasikan permasalahan tentang kepuasan pasien yang masih perlu ditingkatkan di RSI Purwokerto. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Adakah Hubungan Mutu Pelayanan Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap RSI Purwokerto?. C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan mutu pelayanan dengan kepuasan pasien inap RSI Purwokerto. 2. Tujuan khusus a. Mendeskripsikan mutu pelayanan pasien rawat inap RSI Purwokerto. b. Mendeskripsikan kepuasan pasien rawat inap RSI Purwokerto. c. Menganalisis hubungan mutu pelayanan dengan kepuasan pasien rawat inap RSI Purwokerto. D. Manfaat penelitian 1. Manfaat bagi peneliti Penelitian ini bermanfaat sebagai proses belajar dan menambah wawasan tentang mutu pelayanan dan kepuasan pasien.

5 2. Manfaat bagi RSI Purwokerto sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan pasien. Dan sebagai dasar pengisian lembar kesan saran pasien. 3. Manfaat bagi perawat rawat inap RSI Purwokerto menambah wawasan tentang pemberian pelayanan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan pasien. E. Penelitian terkait 1. Yuristi, dkk. (2013). Hubungan kualitas pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien pengguna askes sosial pada pelayanan rawat inap di RSUD Lakipadada Kabupaten Tana Toraja tahun 2013. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional study dengan jumlah populasi pada tahun 2012 sebanyak 1.687 dan sampel sebanyak 94 responden yang ditentukan dengan teknik accidental sampling dengan melakukan wawancara menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara kualitas pelayanan dengan kepuasan pasien pengguna askes sosial dimana kehandalan pelayanan (p = 0,000) < α = 0,05), jaminan pelayanan (p =0,003 < α = 0,05), bukti langsung (p =0,001) < α = 0,05), perhatian petugas (p =0,002) < α = 0,05) dan daya tanggap (p=0,000 < α = 0,05). Bagi pihak RSUD Lakipadada Kabupaten Tana Toraja perlu mengembangkan sistim informasi. Persamaan dengan penelitian ini adalah pada variabel yang diteliti yaitu mutu pelayanan dan kepuasan pasien. Pendekatan penelitian cross sectional. Adapun perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel mutu

6 pelayanan pada penelitia Yuristi, dkk. (2013) dibedakan berdasarkan indikator mutu pelayanan yang meliputi kehandalan pelayanan, jaminan pelayanan, bukti langsung, perhatian petugas dan daya tanggap. Pada penelitian ini, mutu pelayanan tidak dibedakan berdasarkan indikator mutu pelayanan. Populasi penelitian ini adalah pasien rawat inap, sedangkan pada penelitia Yuristi, dkk. (2013) adalah pasien pengguna askes sosial. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji Rank Spearman. 2. Putu (2013). Kualitas pelayanan JKBM terhadap tingkat kepuasan pasien gigi dan mulut di Puskesmas Kota Denpasar. Penelitian ini menggunakan rancangan analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel sebanyak 400 orang pasien yang diambil secara purposive incidental sampling. Tehnik analisis adalah korelasi product moment pearson, regresi linier sederhana, dan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan JBKM yang terdiri dari dimensi reliability, responsiveness, assurance, emphaty, dan tangible memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pasien (p < 0,05). Secara bersama-sama dimensi assurance memiliki pengaruh yang dominan dan sangat kuat terhadap kepuasan pasien. Semakin baik kualitas pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan maka dapat meningkatkan kepuasan pasien. Persamaan dengan penelitian ini adalah pada variabel yang diteliti yaitu mutu pelayanan dan kepuasan pasien. Pendekatan penelitian cross sectional. Adapun perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel mutu

7 pelayanan pada penelitian Putu (2013). dibedakan berdasarkan indikator mutu pelayanan yang meliputi reliability, responsiveness, assurance, emphaty, dan tangible. Pada penelitian ini, mutu pelayanan tidak dibedakan berdasarkan indikator mutu pelayanan. Populasi penelitian ini adalah pasien rawat inap, sedangkan pada penelitian Putu (2013).adalah pasien gigi dan mulut di puskesmas. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji Rank Spearman.. 3. Rizki, (2011). Hubungan mutu pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien jamkesmas di instalasi rawat inap RSUD dr. Rasidin Kota Padang. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan analitik dan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juli tahun 2011. Data dikumpulkan dengan wawancara dan observasi pada 81 responden di instalasi rawat ianp RSUD dr. Rasidin Kota Padang. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi (univariat) dan hubungan (bivariat). Berdasrakan hasil penelitian didapatkan 82,7% responden menyatakan tingkat tingkat kehandalan petugas tidak baik, 85% responden menyatakan bukti fisik tidak baik. Berdasarkan analisis bivariat diketahui terdapat hubungan yang bermakna antara mutu pelayanan dengan tingkat kepuasan pasien jamkesmas. Persamaan dengan penelitian ini adalah pada variabel yang diteliti yaitu mutu pelayanan dan kepuasan pasien. Pendekatan penelitian cross sectional. Adapun perbedaan dengan penelitian ini adalah populasi

8 penelitian ini pasien rawat inap, sedangkan pada penelitian Rizki, (2011).adalah pasien jamkesmas. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji Rank Spearman.. 4. Ida, (2014). Hubungan antara persepsi mutu pelayanan asuhan keperawatan dengan kepuasan pasien rawat inap kelas III di RSUD Wangaya kota Denpasar. Rancangan dalam penelitian ini adalah observasional deskriptif dengan menggunakan data kuantitatif berdasarkan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 111 orang dengan tehnik penentuan sampel yaitu simple random sampling dan sampel akan dipilih secara acak untuk setiap ruangan. Hasil penelitian dianalisis dengan software statistic dengan menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen yaitu persepsi mutu pelayanan yang terdiri dari lima dimensi mutu yang mempunyai hubungan dengan kepuasan pasien adalah persepsi kehandalan ( p = 0,019 < 0,05), persepsi daya tanggap ( p = 0,008 <0,05), persepsi jaminan (p = 0,003 < 0,05), dan persepsi empati (p = 0,005 < 0,05). Persamaan dengan penelitian ini adalah pada variabel yang diteliti yaitu mutu pelayanan dan kepuasan pasien. Pendekatan penelitian cross sectional. Populasi penelitian adalah pasien rawat inap. Adapun perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel mutu pelayanan pada penelitian Ida, (2014) dibedakan berdasarkan indikator mutu pelayanan yang meliputi persepsi kehandalan, persepsi daya tanggap, persepsi jaminan dan

9 persepsi empati. Pada penelitian ini, mutu pelayanan tidak dibedakan berdasarkan indikator mutu pelayanan. Mutu pelayanan yang diteliti pada penelitian Ida, (2014) adalah mutu pelayanan asuhan keperawatan, sedangkan pada penelitian ini adalah mutu pelayanan kesehatan yang diberikan RSI pada pasien rawat inap. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji Rank Spearman..