BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi lebih yang berbeda dibandingkan laki-laki. Perbedaan yang mendasar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. uteri. Hal ini masih merupakan masalah yang cukup besar dikalangan masyarakat Di

BAB I PENDAHULUAN. dasar dan ilmu keperawatan. The American Nurse Association (ANA) dalam

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemukan didunia. Tumor ini sangat prevalen didaerah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim (kanker servik) merupakan pembunuh perempuan

BAB I PENDAHULUAN. kedua pleura pada waktu pernafasan. Penyakit-penyakit yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa secara individual (Ralph. C Benson, 2009). Adapun Komplikasi

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada perempuan. Penyakit ini telah merenggut nyawa lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. mencapai derajat Kesehatan Masyarakat yang setinggi-tingginya. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit pada sistem reproduksi yang menyebabkan kematian yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan kesehatan yaitu jumlah penduduk yang besar dengan

BAB I PENDAHULUAN. pada iklim, tetapi lebih banyak di jumpai pada negara-negara berkembang di

BAB I PENDAHULUAN. akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan 80% populasi akan mengalami nyeri punggung bawah pada

BAB I PENDAHULUAN. paling sering mengalami cedera dan pada kecelakaan lalu lintas yang fatal, hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan organik genetalia dan kontak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu factor penting dalam kehidupan, hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker sistim reproduksi meliputi kanker serviks, payudara, indung telur,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ovarian Cysts: A Review

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jasmani merupakan hal yang penting, karena saat keadaan

BAB I PENDAHULUAN. informasi namun juga untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. tuba falopi kemudian berimplantasi di endometrium. (Prawiroharjho, ketidakpuasan bagi ibu dan bayinya (Saifuddin. 2000).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2004, angka

BAB I PENDAHULUAN. besar di Indonesia bersifat sporadic endemic dan timbul sepanjang tahun. Kasus

BAB I PENDAHULUAN. atau komplikasi tumor (Samsuhidayat, 1999). atau yang paling sederhana memiliki struktur dinding yang tipis dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB I PENDAHULUAN. dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan puerperium (Patricia W. Ladewig, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.

1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa menderita kanker leher rahim (Groom,2007). Kanker leher rahim ini menduduki

BAB I PENDAHULUAN. rectal yang terkadang disertai pendarahan. mengenai gejala-gejala yang timbul dari penyakit ini.

BAB I PENDAHULUAN. penyebab mikrobiologi (Cristin Hancock, 2003). Gastroentritis adalah

BAB I PENDAHULUAN. tahun (Smeltzer C. Suzanne, 2002).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

BAB I PENDAHULUAN. FAM (Fibroadenoma Mammae) merupakan tumor jinak payudara dan merupakan

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM DI RUANG B3 GYNEKOLOGI RS Dr. KARIADI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.Latar Belakang. Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. ganas hidung dan sinus paranasal (18 %), laring (16%), dan tumor ganas. rongga mulut, tonsil, hipofaring dalam persentase rendah.

BAB I PENDAHULUAN. padalaki-laki dibandingkan perempuan. Sebagai contoh penelitian dari. dan perempuan 35,90% dengan rerata umur 49,13 tahun.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman (plastik yang dililiti oleh tembaga) dan dimasukkan ke dalam rahim oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya bibit penyakit. Apabila ketiga faktor tersebut terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Demam Typhoid (typhoid fever) merupakan salah satu penyakit

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

BAB 1 PENDAHULAN. kanker serviks (Cervical cancer) atau kanker leher rahim sudah tidak asing lagi

No. Responden: B. Data Khusus Responden

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan dan perkembangan suatu negara telah

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ovarium.tumor ovarium adalah suatu kantong abnormal berisi cairan atau setengah

BAB I PENDAHULUAN. Mata merupakan bagian pancaindera yang sangat penting dibanding

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selama hari, 3-6 hari adalah waktu keluarnya darah menstruasi. perdarahan bercak atau spotting (Baziad, 2008).

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut hasil SDKI 2007 yang dikutip Wahdi (2007) Indonesia yaitu 307 per kelahiran hidup, menempatkan upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berbagai komplikasi yang dialami oleh ibu hamil mungkin saja terjadi

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga,

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PROFIL PENDERITA KANKER GINEKOLOGI DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI 2015 SAMPAI JULI Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNSRAT 2

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk yang dianugerahi kemampuan melahirkan, kaum perempuan memiliki fungsi lebih yang berbeda dibandingkan laki-laki. Perbedaan yang mendasar adalah wanita memiliki kandungan lengkap dengan instrument pendukung untuk melahirkan seperti tuba falopi, ovarium, uterus dan vagina. Namun banyak pula penyakit khusus wanita yang menyerang bagian-bagian tubuh pendukung proses melahirkan itu. Salah satu gangguan atau masalah yang sering terjadi pada system reproduksi perempuan adalah pertumbuhan jaringan kista. Kista Ovarium yaitu suatu kantong abnormal berisi cairan atau setengah cair yang tumbuh dalam indung telur (ovarium). Walaupun tidak ganas, adanya kista di ovarium biasanya mengganggu siklus menstruasi dan menimbulkan rasa nyeri di perut bagian bawah. Kejadian kista ovarium terpuntir termasuk lima besar kasus akut ginekologi. Diagnosa kista ovarium terpuntir dikatakan cukup sulit untuk ditegakkan.. Umumnya penderita kista ovarium terpuntir datang ke ruang gawat darurat dengan keluhan utama nyeri pada daerah perut. Biasanya keluhan pasien juga diikuti dengan mual muntah. (http :// www.blogdokter.net/2008/06/kista ovarium.html). Kista yang bersifat fisiologis lazim terjadi dan itu normal-normal saja. Sesuai siklus menstruasi, di ovarium timbul folikel dan folikelnya berkembang, dan gambarnya seperti kista. Biasanya kista tersebut berukuran di bawah 5 cm, dan dalam

tiga bulan akan hilang. Jadi, kista yang bersifat fisiologis tidak perlu operasi, karena tidak berbahaya dan tidak menyebabkan keganasan. Kista yang bersifat fisiologis ini dialami oleh orang di usia reproduksi karena dia masih mengalami menstruasi. Bila seseorang diperiksa ada kista, jangan takut dulu, karena mungkin kistanya bersifat fisiologis. Biasanya kista fisiologis tidak menimbulkan nyeri pada saat haid. Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi. Angka kematian yang tinggi karena penyakit ini pada awalnya bersifat tanpa gejala dan tanpa menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis, sehingga 60 % -70 % pasien datang pada stadium lanjut, penyakit ini disebut juga sebagai silent killer. Angka kejadian penyakit ini di Indonesia belum diketahui dengan pasti, hanya saja tumor ovarium ini terbanyak ditemukan bersama-sama dengan kistadenoma ovarii serosum. Kedua tumor merupakan kira-kira 60 % dari seluruh ovarium,sedangkan kistadenoma ovarii musinosum merupakan 40% dari seluruh kelompok neoplasma ovarium. Di Indonesia Hariadi (1970) menemukan frekuensi sebesar 27%; sedangkan Gunawan (1977) menemukan angka 29,9 %; Sapardan (1970 )37,2 %; dan Djaswadi 15,1 %.Tumor paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20-50 tahun, dan jarang sekali pada massa pra pubertas. Sampai sekarang belum ada cara deteksi dini yang sederhana untuk memeriksa adanya keganasan ovarium itu. Sekarang yang bisa dipakai masih menggunakan USG, tetapi itu agak sulit kalau diterapkan secara massal

karena biayanya cukup mahal. Berbeda halnya dengan kanker serviks (mulut rahim ) yang bisa dideteksi dini dengan papsmear. Di Indonesia, tumor ganas ovarium banyak dijumpai dan merupakan penyebab kematian ketiga setelah tumor ganas serviks dan tumor ganas payudara, padahal five years survival rate dalam 50 tahun terakhir ini tidak banyak mengalami kemajuan yaitu berkisar antara 20%-37% tumor ganas pada ovarium ditemukan dengan proporsi sebesar 8% dari seluruh tumor ganas ginekologi. Tumor ini dapat terjadi pada semua golongan umur, tetapi lebih sering pada usia 50 tahun yaitu sebesar 60%. Sedangkan pada masa reproduksi kira-kira 30% dan pada usia lebih muda sebanyak 10%. Akhir-akhir ini diperkirakan terjadi penambahan kasus dengan gambaran histopatologi antara neoplasma ovarian jinak dan ganas diklasifikasikan sebagai neoplasma ovarium borderline yang penanganannya masih belum disepakati oleh para ahli. Diperkirakan sekitar antara 9,2% dari seluruh keganasan ovarium adalah neoplasma kelompok (www.google.com) Dengan melihat fenomena di atas penulis tertarik untuk membuat Karya Tulis Ilmiah mengenai kistoma ovari dengan judul Asuhan Keperawatan Klien Ny. S dengan Post Operasi Kistoma Ovari di Ruang Gynekologi RSUP Dr. Kariadi Semarang. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan umum

Mengetahui asuhan keperawatan pada Ny. S dengan post operasi kistoma ovari di RSUP Dr. Kariadi Semarang. 2. Tujuan khusus a. Mendeskripsikan konsep asuhan keperawatan klien post operasi kistoma ovari. b. Mendeskripsikan pengkajian pada Ny. S dengan post operasi kistoma ovari. c. Mendeskripsikan rumusan diagnosa keperawatan pada Ny. S dengan post operasi kistoma ovari. d. Mendeskripsikan intervensi pada Ny. S dengan post operasi kistoma ovari. e. Mendeskripsikan implementasi atau tindakan keperawatan pada Ny. S dengan post operasi kistoma ovari. f. Mendeskripsikan evaluasi dari tindakan keperawatan pada Ny. S dengan post operasi kistoma ovari. C. Metode Penulisan Dalam penulisan karya tulis ini menggunakan metode deskriptif dalam bentuk studi kasus dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, analisa data, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Adapun pengumpulan datanya dilakukan dengan cara : 1. Observasi penelitian

Dengan mengadakan pengamatan dan melaksanakan asuhan keperawatan pada klien selama di rawat di rumah sakit dan lebih bersifat obyektif dengan melihat respon klien setelah dilakukan tindakan. 2. Wawancara Diperoleh dengan cara mengadakan tanya jawab dengan klien keluarga klien serta tenaga kesehatan lain untuk mendapatkan keterangan. 3. Studi dokumenter Diperoleh dengan mempelajari buku laporan, catatan medis serta hasil pemeriksaan yang ada. 4. Studi kepustakaan Dengan mempelajari buku-buku yang ada untuk membantu, menegakkan diagnosa keperawatan serta intervensi. D. Sistematika penulisan Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pembuatan karya tulis ini, maka akan diuraikan secara singkat dalam bentuk bab per bab. Penulisan ini disusun dalam 5 bab yaitu : Bab I, pendahuluan terdiri dari : latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II, konsep dasar meliputi : pengertian, klasifikasi, anatomi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, penatalaksanaan, pengkajia fokus, pemeriksaan penunjang, pathways, diagnosakeperawatan, dan intervensi.

Bab III, tinjauan kasus terdiri dari : pengkajian, pengelompokan data, analisa data, pathways keperawatan kasus, diagnosa keperawatan, perencanaan, tindakan keperawatan, dan catatan perkembangan. Bab IV, pembahasan berisi uraian resume kasus yang dihubungkan dengan teori dan juga membahas kesenjangan yang ditemukan dalam proses keperawatan. Bab V, penutup terdiri dari : Kesimpulan dan Saran.