Penerapan Keamanan Sumber Radioaktif dalam Penggunaan dan Penyimpanan di Pusdiklat-BATAN [Indragini dan Sugino] ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
Keamanan Sumber Radioaktif

2 Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir tentang Keamanan Sumber Radioaktif; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (L

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Widyanuklida, Vol. 14 No. 1, November 2014: ISSN

pelaksanaan program proteksi dan keselamatan sumber radioaktif yang berada di Batakan base PT. Halliburton Indonesia Balikpapan-Kalimantan Timur dapat

Widyanuklida, Vol. 15 No. 1, November 2015: ISSN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

OLEH : Dra. Suyati INSPEKSI FASILITAS RADIASI DAN INSPEKSI FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF ZAT RADIOAKTIF

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI

Pengamanan Sumber Radiasi Oleh : Rini Rindayani'

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

STANDAR PELAYANAN PELATIHAN RADIOGRAFI LEVEL I PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

2015, No Tenaga Nuklir tentang Penatalaksanaan Tanggap Darurat Badan Pengawas Tenaga Nuklir; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 te

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM KEGIATAN IMPOR, EKSPOR, DAN PENGALIHAN BARANG KONSUMEN

Yustina Tri Handayani *, Sugito, Nur Paramita Nira Mulyono Pusdiklat - BATAN *

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR

STATUS KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DI INDONESIA

STANDAR PELAYANAN PELATIHAN PPR INDUSTRI TK. 1, TK.2 DAN MEDIK TK.1 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Kajian Soal Tertulis Sertifikasi Personel PPR Tahun 2015 Review of the Written Test Question for RPO Sertification Year of 2015

Pengembangan Peraturan Perundang-undangan berkaitan dengan Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan Intervensional

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN TENTANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR

EVALUASI KESIAPSIAGAAN NUKLIR DI INSTALASI RADIOMETALURGI BERDASARKAN PERKA BAPETEN NOMOR 1 TAHUN 2010

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN INSPEKSI DALAM PENGAWASAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tam

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

: PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UPAYA PENCEGAHAN TERJADINYA ILLICIT TRAFFICKING PADA SUMBER RADIOAKTIF

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION UNTUK KEGIATAN : IMPOR ZAT RADIOAKTIF UNTUK KEPERLUAN SELAIN MEDIK

2015, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang

2012, No Instalasi Nuklir, Reaktor Nuklir, dan Bahan Nuklir adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Keten

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

HUKUM KETENAGANUKLIRAN; Tinjauan dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja, oleh Eri Hiswara Hak Cipta 2014 pada penulis

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STUDI KESELARASAN PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKLIR TINGKAT FASILITAS/ INSTALASI NUKLIR PTBN TERHADAP PERKA BAPETEN NO.1 TAHUN 2010

PENYUSUNAN PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKLIR INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGEMBANGAN SILABUS PELATIHAN DALAM RANGKA PENINGKATAN KOMPETENSI PETUGAS PROTEKSI RADIASI BIDANG MEDIS

Perancangan Pelatihan Sistem Proteksi Fisik Bahan Nuklir dan Fasilitas Nuklir di BATAN BATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2000 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2000 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAPETEN. Petugas Tertentu. Bekerja. Instalasi. Sumber Radiasi Pengion. Bekerja. Surat Izin. Pencabutan.

REVIU PERATURAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF DI INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION UNTUK KEGIATAN : WELL LOGGING

BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2009

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TINJAUAN PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM FRZR

SISTEM MANAJEMEN DOSIS PADA PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF DENGAN KENDARAAN DARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BERITA NEGARA. No.83, 2013 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Keselamatan Nuklir. Inspektur. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

2016, No Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 1 Tahun 2010 tentang Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Kedaruratan Nuklir; 5.

URGENSI AMANDEMEN TERHADAP PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 27 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG KESIAPSIAGAAN DAN PENANGGULANGAN KEDARURATAN NUKLIR

FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION UNTUK KEGIATAN : EKSPOR ZAT RADIOAKTIF

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG INSPEKTUR KESELAMATAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

2 Sebagai pelaksanaan amanat Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran telah diberlakukan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2002 te

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR TENTANG PROGRAM KESIAPSIAGAAN DAN PENANGGULANGAN KEDARURATAN NUKLIR

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION UNTUK KEGIATAN PENGGUNAAN DALAM RADIOGRAFI INDUSTRI

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2000 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

LEMBAR PENGESAHAN. No. Dok : Tanggal : Revisi : Halaman 1 dari 24

BERITA NEGARA. BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Laporan. Analisis Keselamatan Reaktor Nondaya. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DAN KEAMANAN DALAM PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF

FORMAT DAN ISI LAPORAN PENILAIAN KESELAMATAN BERKALA KONDISI TERKINI STRUKTUR, SISTEM, DAN KOMPONEN

KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN (SML) DALAM SISTEM MANAJEMEN TERINTEGRASI UNTUK KESELAMATAN INSTALASI NUKLIR

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR

KAJIAN TERHADAP PERATURAN TENTANG SEIFGARD DAN KEAMANAN BAHAN NUKLIR MENGGUNAKAN KUESIONER US DOE (UNITED STATES DEPARTMENT OF ENERGY)

Sihana

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN MANAJEMEN PENUAAN REAKTOR NONDAYA

KETENTUAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI DAN BAHAN NUKLIR

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DAN KEAMANAN DALAM PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF

KETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1

FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION UNTUK KEGIATAN GAUGING INDUSTRI

2 2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Le

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN REAKTOR NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN ZAT RADIOAKTIF UNTUK WELL LOGGING

Transkripsi:

Penerapan Sumber Radioaktif dalam Penerapan Sumber Radioaktif dalam Penggunaan dan Penyimpanan di Pusdiklat-BATAN Implementation of Security of Radioactive Sources in Use and Storage at Pusdiklat - BATAN Indragini * dan Sugino Pusdiklat - BATAN * email: indragini@batan.go.id ABSTRAK Pusdiklat BATAN memanfaatkan sumber radioaktif dalam menyelenggarakan kegiatan pelatihan. Oleh karena itu, selain memenuhi persyaratan keselamatan, Pusdiklat BATAN juga harus menerapkan keamanan sumber radioaktif sesuai dengan Perka BAPETEN No. 6 Tahun 2015 tentang Sumber Radioaktif. Untuk meyakinkan bahwa Pusdiklat BATAN telah menerapkan keamanan sumber radioaktif dalam penggunaan dan penyimpanan yang memenuhi peraturan, maka dilakukan telaah mengenai penerapan keamanan sumber radioaktif dengan pendekataan telaah dokumen, pengamatan dan wawancara. Diperoleh hasil bahwa Pusdiklat BATAN telah menunjuk personel yang bertugas sebagai pengelola sumber radioaktif dan secara bertahap melengkapi peralatan keamanan sesuai dengan yang persyaratan. Untuk melengkapi pemenuhan persyaratan tersebut Pusdiklat Batan masih perlu menyusun prosedur keamanan tertulis sebagai salah satu komponen sistem keamanan dan melakukan uji unjuk kerja secara periodik sistem keamanan yang ada untuk meyakinkan sistem keamanan telah memenuhi fungsi keamanan. Kata Kunci: Penerapan Perka BAPETEN No. 6 tahun 2015, fungsi keamanan, program uji unjuk kinerja ABSTRACT Pusdiklat BATAN uses radioactive sources for trainings purposes. Thus, Pusdiklat BATAN must fulfil safety requirements and implement the security for radioactive sources based on BAPETEN Chairman Regulation No. 6/2015. To make sure that Pusdiklat BATAN has been implementing it, it is necessary to review, through documentation review, observation and interview, the implementation of radioactive source security in Pusdiklat BATAN. It was found that Pusdiklat BATAN has assigned personels to do radioactive source management and has a program to fulfil security equipments required by the regulation, however Pusdiklat BATAN needs to develop security procedures, as one of security system component, and has to test the performance of its security system periodically to make sure it fulfils security functions. Keywords: BAPETEN CR No. 6/2015 implementation, security functions, performance testing program PENDAHULUAN Undang-Undang No. 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran, dalam Pasal 16 ayat 1 menyatakan bahwa Setiap kegiatan yang berkaitan dengan Pemanfaatan Tenaga Nuklir wajib memperhatikan keselamatan, keamanan, dan ketenteraman, kesehatan pekerja dan 41

Widyanuklida, Vol. 16 No. 1, November 2017: 41-49 ISSN 1410-5357 anggota masyarakat, serta perlindungan terhadap lingkungan hidup. Sebagai salah satu pelaksanaan amanat tersebut, maka dibuat Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2007 yang mewajibkan Pemegang Izin untuk memenuhi persyaratan keselamatan dan menerapkan keamanan sumber radioaktif dalam kegiatan pemanfaatan yang sesuai dengan kategori sumber radioaktifnya. Terkait dengan penerapan keamanan sumber radioaktif, maka Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) membuat Peraturan Kepala (Perka) BAPETEN No. 7 tahun 2007 yang telah direvisi menjadi Perka BAPETEN No. 6 tahun 2015 tentang Sumber Radioaktif. Berdasarkan Perka BAPETEN No. 6 Tahun 2015, upaya keamanan sumber radioaktif harus menerapkan graded approach, yaitu pendekatan upaya keamanan yang diterapkan harus disesuaikan dengan kategori sumber radioaktif yang dimiliki dan tingkat keamanan sumber radioaktifnya. Sumber radioaktif dikategorikan berdasarkan jenis pemanfaatan dan nilai aktivitas (A) per aktivitas spesifiknya (D), seperti tercantum dalam Tabel 1 berikut: Kategori dan risiko radiologi di atas menentukan tingkat keamanan sumber radioaktif. Berdasarkan Perka BAPETEN 6 Tahun 2015 Tingkat keamanan dapat dilihat seperti dalam Tabel 3. di bawah ini: Kategori sumber radioaktif pada Tabel 1 di atas dibuat dengan memperhatikan risiko radiologi, berupa efek deterministik, yang dapat ditimbulkan oleh sumber atau zat radioaktif (International Atomic Energy Agency 2003). Hubungan antara kategori sumber radioaktif dengan risiko radiologi dapat dilihat pada Tabel 2 berikut: Tingkat keamanan berhubungan dengan upaya keamanan yang harus dilakukan untuk mencegah akses tidak sah, perusakan, 42

Penerapan Sumber Radioaktif dalam kehilangan, pencurian, dan/atau pemindahan tidak sah sumber radioaktif. Upaya keamanan yang dilakukan harus dapat menjalankan fungsi keamanan, yaitu 1) pencegahan, 2) deteksi, 3) penundaan dan 4) respon. Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk memastikan bahwa upaya keamanan yang dilakukan telah menjalankan fungsi keamanan, pendekatan perspektif (perspective approach) dan pendekatan kinerja (performance approach). Pendekatan perspektif, yaitu pendekatan berdasarkan persyaratan yang tertulis dalam peraturan dan pendekatan kinerja, yaitu bahwa komponen keamanan (personel, peralatan dan prosedur) berfungsi dengan semestinya. Perka BAPETEN No. 6 Tahun 2015 mencakup kedua pendekatan tersebut. Pendekatan perspektif dituangkan dalam BAB IV Upaya Sumber Radioaktif sedangkan pendekatan kinerja terangkum dalam BAB III pasal 10 dan BAB V pasal 58 terkait laporan verifikasi keamanan. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Pusdiklat BATAN) sebagai instansi yang bergerak di bidang pelatihan, menggunakan sumber radioaktif dalam kegiatannya. Sumber radioaktif yang dimiliki Pusdiklat BATAN sangat beragam baik dari bentuk fisik, jenis radionuklida, maupun aktivitasnya. Kegiatan terkait dengan sumber radioaktif di Pusdiklat BATAN lebih pada kegiatan dalam penggunaan dan penyimpanan. Kegiatan terkait dengan pengangkutan sangat terbatas sekali. Untuk meyakinkan bahwa Pusdiklat BATAN telah menerapkan keamanan sumber radioaktif dalam kegiatannya, maka perlu dilakukan kajian antara kesesuaian penerapan keamanan sumber radioaktif di Pusdiklat BATAN dengan persyaratan yang terdapat dalam Perka BAPETEN No. 6 Tahun 2015. Hal ini dapat menjamin terlaksananya amanat dalam Undang-undang 10 Tahun 1997. Selain itu juga diharapkan tulisan ini menjadi bahan kaji ulang untuk meningkatkan penerapan keamanan sumber radioaktif di Pusdiklat BATAN. Sebagai batasan lingkup, maka penulisan hanya dibatasi pada keamanan sumber radioaktif pada penggunaan dan penyimpanan saja, mengingat volume kegiatan Pusdiklat BATAN sebagai penyelenggara pelatihan lebih besar terkait kegiatan tersebut. METODE Metode penelitian yang diterapkan adalah pendekatan kualitatif. Data diperoleh melalui telaah dokumen, pengamatan dan wawancara. Telaah Dokumen Dokumen yang diamati meliputi dokumen yang terkait dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pusdiklat BATAN. Khususnya SOP dan rekaman yang dikelola oleh Subbidang Sarana dan Prasarana Diklat selaku pengelola sumber radioaktif di Pusdiklat BATAN. Pengamatan Pengamatan dilakukan untuk melihat kesesuaian dengan pelaksanaan prosedur yang ada dalam dokumen. Wawancara Wawancara bertujuan untuk mengkonfirmasi informasi yang diperoleh pada saat telaah dokumen dan pengamatan. Data yang diperoleh dibandingkan dengan persyaratan yang terdapat dalam Perka BAPETEN No. 6 Tahun 2015 tentang Sumber Radioaktif. Pengecualian dilakukan untuk Pasal terkait keamanan dalam pengangkutan sesuai dengan lingkup tulisan. 43

Widyanuklida, Vol. 16 No. 1, November 2017: 41-49 ISSN 1410-5357 HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam menerapkan upaya keamanan dalam penggunaan dan penyimpanan sumber radioaktif, Pusdiklat BATAN telah melaksanakan hal-hal sebagai berikut: Fungsi Pencegahan Upaya pencegahan dalam penggunaan dan penyimpanan sumber radioaktif harus memenuhi 5 unsur, yaitu 1) organisasi keamanan sumber radioaktif, 2) pelatihan, 3) pemeriksaan latar belakang, 4) sistem keamanan informasi dan 5) kendali akses. Pemenuhan terhadap organisasi keamanan sumber radioaktif telah dilakukan. Secara struktur, Pusdiklat BATAN telah menentukan bidang kerja dalam organisasi yang memiliki tugas dan fungsi melakukan pengelolaan terhadap sumber radioaktif yang dimiliki oleh Pusdiklat BATAN, yaitu Subbidang Sarana dan Prasarana Diklat yang merupakan bagian dari Bidang Penyelenggaraan. Penunjukkan sebagai Petugas Sumber Radioaktif (PKSR) pada kondisi darurat juga sudah dimasukkan dalam Surat Keputusan Kepala Pusdiklat dalam Tim Penanggulangan Keadaan Darurat. PKSR yang ditunjuk merupakan personel yang telah mengikuti pelatihan keamanan sumber radioaktif. Bukti keikutsertaan pelatihan personel terkait disimpan di Bidang Tata Usaha, Subbag Kepegawaian. Kegiatan pemeriksaan latar belakang personel yang memiliki akses ke sumber radioaktif di Pusdiklat BATAN dilaksanakan melalui penerapan Program Kehandalan Personel (Human reliability Program). Program ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi terkait personel, terutama yang termasuk dalam posisi kritis melalui dokumen dan wawancara. Informasi yang diperoleh mencakup informasi latar belakang keluarga, riwayat kriminal/catatan kejahatan, keuangan, dan kesehatan. Program ini dilaksanakan pada tahun 2015-2016, tetapi saat terjadi pergantian personel pada posisi kritis, tidak dilakukan penilaian terhadap personel tersebut. Saat ini penerapan program Kehandalan Personel terhenti dan tidak ditemukan rekaman telah dilakukan penilaian personel secara berkala, dalam hal ini 1 tahun sekali sesuai dengan pasal 30. informasi telah diatur dalam pedoman mutu, tetapi belum diidentifikasi dengan jelas klasifikasi informasi untuk dokumen yang terkait dengan sumber radioaktif, misalkan dokumen inventarisasi sumber yang memuat lokasi penyimpanan, program keamanan sumber radioaktif dan laporan verifikasi keamanan sumber radioaktif sesuai dengan pasal 31. Di Pusdiklat BATAN belum diterapkan dengan jelas pengaturan kendali akses, sesuai dengan wewenangnya, ke tempat/lokasi penyimpanan sumber radioaktif. Sudah ditemukan rekaman untuk memasuki tempat/lokasi penyimpanan, rekaman peminjaman dan pengembalian sumber radioaktif, tetapi tidak dapat dibuktikan bahwa personel yang mengakses lokasi penyimpanan merupakan personel yang berhak. Contohnya sumber kategori 2 dapat diakses oleh Asisten Radiografer / Pembimbing / Asisten tanpa adanya pengawalan, seperti yang dipersyaratkan pada pasal 32 bagian (e) prosedur pengawalan yang berlaku untuk tingkat keamanan B. Fungsi Deteksi Fungsi deteksi untuk tingkat keamanan B harus memenuhi 1) peralatan deteksi dan 2) pemantauan secara terus menerus oleh petugas keamanan fasilitas. Pusdiklat BATAN telah memiliki peralatan keamanan berupa handy talky, telepon terpasang tetap / seluler, alarm dengan sirine dan Closed Circuit Television (CCTV). Pemantauan oleh petugas keamanan fasilitas juga telah dilaksanakan. Petugas keamanan melakukan pemantauan melalui 44

Penerapan Sumber Radioaktif dalam CCTV ataupun patroli secara berkala dan random. Dari pendekatan perspektif, hal tersebut telah memenuhi, tetapi perlu dibuktikan dengan unjuk kerja secara individual ataupun sistem. Secara dokumen, Pusdiklat BATAN belum menyusun rencana kerja dan prosedur tertulis untuk pengujian unjuk kerja sistem keamanan deteksi, baik personel, prosedur maupun peralatan keamanan deteksi, sehingga tidak dapat dibuktikan apakah unjuk kerja sistem keamanan deteksi tersebut telah memenuhi fungsi deteksi atau belum, seperti yang dipersyaratkan dalam pasal 10. Fungsi Penundaan Fungsi penundaan untuk tingkat keamanan B harus memenuhi: 1) fasilitas sumber radioaktif, 2) kendali kunci, 3) peralatan penundaan. Pusdiklat BATAN telah mendesain fasilitas tempat penyimpanan sumber radioaktif yang telah memenuhi persyaratan keamanan, yaitu dibuat dari material yang kuat dan tanpa jendela. Sedangkan kendali kunci, Pusdiklat BATAN telah memasang kunci pada fasilitas sumber radioaktif sesuai dengan persyaratan. Pusdiklat BATAN juga sudah membuat dan memelihara rekaman penggunaan dan penyimpanan kunci, tetapi belum ada rekaman terkait dengan pemeriksaan kunci. Tetapi dalam pelaksanaannya, kendali kunci tidak hanya ada pada personel yang telah ditentukan, tetapi kunci dapat berada pada Asisten Radiografer / Pembimbing / Asisten Praktikum. Hal ini dapat terjadi, terkait dengan kurang jelasnya kendali akses dan wewenang pada personel yang memiliki akses ke sumber radioaktif. Fungsi Respon Upaya keamanan yang dapat memenuhi fungsi respon meliputi: 1) peralatan respon dan 2) penanggulangan keadaan darurat keamanan sumber radioaktif. Pusdiklat BATAN telah memiliki handy talky dan senter, tetapi perlu pengaturan peletakannya agar mudah dijangkau dan ditetapkan personel serta periode untuk pemeriksaan keberadaan dan fungsi peralatan respon tersebut. Untuk mengantisipasi keadaan darurat keamanan, Pusdiklat BATAN belum melakukan penilaian terhadap tingkat ancaman dan potensi keadaan darurat, sehingga prosedur penanganan keadaan darurat dan pelatihan keadaan darurat serta pengujian unjuk kinerja respon juga belum dilakukan. Rangkuman kesesuaian penerapan keamanan sumber radioaktif dalam penggunaan dan penyimpanan di Pusdiklat BATAN dengan Perka BAPETEN No. 6 Tahun 2015, dapat dilihat dalam Lampiran 1. KESIMPULAN Secara umum, Pusdiklat BATAN telah memiliki personel dan peralatan yang dipersyaratkan dalam Perka BAPETEN No. 6 tahun 2015. Dokumen program keamanan sumber radioaktif juga telah disusun dan diterapkan, tetapi belum dilengkapi dengan identifikasi terhadap tingkat ancaman potensial, prosedur tertulis terkait keamanan sumber radioaktif untuk kondisi normal dan keadaan darurat serta perlu dilakukan kaji ulang penilaian tingkat ancaman secara berkala dan penilaian terhadap unjuk kerja sistem keamanan sumber radioaktif. SARAN Pusdiklat BATAN seharusnya menyusun program kerja untuk pemenuhan terhadap persyaratan keamanan sesuai dengan Perka BAPETEN No. 6 Tahun 2015 untuk menjamin keselamatan dan keamanan dalam pemanfaatan sumber radioaktif. Dengan beragamnya sumber radioaktif yang dimiliki, maka perlu dilakukan kajian untuk menentukan kategori sumber radioaktif berdasarkan nilai A/D sehingga dapat ditentukan tingkat keamanan yang sesuai pada saat penyimpanan. 45

Widyanuklida, Vol. 16 No. 1, November 2017: 41-49 ISSN 1410-5357 DAFTAR PUSTAKA [1] Undang-Undang No. 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran, Jakarta, 1997. [2] Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Sumber Radiasi Pengion dan Sumber Radioaktif, Jakarta, 2007. [3] Peraturan Kepala BAPETEN No. 6 Tahun 2015 tentang Sumber Radioaktif, Jakarta: BAPETEN, 2015. [4] Categorization of Radioactive Sources, Vienna: IAEA, 2003. 46

Penerapan Sumber Radioaktif dalam LAMPIRAN 1. Pemenuhan Peryaratan Sumber Radioaktif di Pusdiklat BATAN berdasarkan Perka BAPETEN No. 6 Tahun 2015 Persyaratan KSR Bukti Penerapan di Pusdiklat BATAN Keterangan BAB I Ketentuan Umum Pasal 1. Definisi Pasal 2. Lingkup Peraturan Pasal 3. Lingkup Kegiatan Radiografi Industri Gabungan sumber radioaktif (Gabungan sumber radioaktif) Pengangkutan sumber radioaktif BAB II Kategori Sumber Radioaktif dan Tingkat Sumber Radioaktif Pasal 4. Kategori sumber radioaktif Pasal 5. Tingkat Pasal 6. Hubungan kategori sumber radioaktif dan tingkat keamanan Kategori 2 3 Penggunaan dan Penyimpanan: B dan C Pengangkutan: Lanjutan dan dasar Idem Pasal 4 dan 5 BAB III Persyaratan Izin dan Persyaratan Persetujuan Pasal 7. Izin Pemanfaatan Radiografi Industri Gabungan sumber radioaktif Pasal 8. Persyaratan Izin Radiografi Industri Gabungan sumber radioaktif Pasal 9. Dokumen Radiografi Industri Program Gabungan sumber radioaktif Sumber Radioaktif Pasal 10. Laporan Verifikasi Sumber Radioaktif Pasal 11 13 Persyaratan Ekspor Impor BAB IV Upaya Pasal 14. Pengelompokan kegiatan Pasal 15. Upaya dalam Penggunaan Pasal 16. Fungsi Pencegahan Pasal 17-18 Organisasi Pasal 19. Tugas dan Tanggung Jawab Radiografi Industri Gabungan sumber radioaktif NA Penggunaan dan Penyimpanan: B dan C Pengangkutan: Lanjutan dan dasar Pencegahan, deteksi, penundaan, respon Organisasi, Pelatihan, Pemeriksaan Latar Belakang, Informasi dan Kendali Akses Struktur organisasi: Pengelola sumber radioaktif oleh Subbid Sarpras Diklat Penetapan PKSR dalam Tim Penanggulangan Keadaan Darurat Koordinasi dengan Fasilitas (PPGN) dan Kawasan Nuklir Pasar Jumat Tercantum dalam Dokumen Program Sumber Radioaktif No. No. No. Reg 067*** No. Reg 026*** Belum diberi No Dokumen SK Kepala BATAN No. 21/2014 SK Kepala Pusdiklat No. 47

Widyanuklida, Vol. 16 No. 1, November 2017: 41-49 ISSN 1410-5357 Persyaratan KSR Bukti Penerapan di Pusdiklat BATAN Keterangan Pemegang Izin Pasal 20. Tugas dan Tanggung Jawab PKSR Tercantum dalam Dokumen Program Sumber Radioaktif Pasal 21. Bukti Sertifikat Bukti Sertifikat Pelatihan PKSR disimpan di Subbag Sertifikat PKSR Kepegawaian Pasal 22-23 Pelatihan dan ujian PKSR Pelatihan PKSR diselenggarakan oleh Pusdiklat BATAN dan IAEA Pasal 24. Budaya Mengikuti kegiatan Tim BATAN Pasal 25. Kurikulum Mengacu pada kurikulum di Pusdiklat dan IAEA Pelatihan KSR Pasal 26 29 Pemeriksaan Latar Belakang Melaksanakan Program HRP tahun 2015/2016 terhadap posisi kritis Pemeriksaan dokumen dan wawancara Pasal 30. Periode pemeriksaan Latar Belakang Pasal 31. Informasi Pasal 32. Kendali Akses Pasal 33. Fungsi Deteksi Pasal 34-35 Peralatan deteksi Pasal 36. Fungsi Penundaan Pasal 37 38 Desain Fasilitas Pasal 39. Kendali Kunci Pasal 40. Peralatan Penundaan Pasal 41. Fungsi Respon Pasal 42. Peralatan Respon Belum ada pemeriksaan terhadap personel pengganti pada posisi kritis Belum ada rencana terkait pemeriksaan secara berkala dan sewaktu Sebagian besar peralatan deteksi dan pemantauan secara terus menerus Tingkat B: Fasilitas sudah memiliki handy talky, telepon terpasang tetap/seluler, alarm dengan sirine, CCTV. Perlu tindakan segera untuk handy talky, telepon dan alarm dengan sirine. Tingkat C: sudah ada telepon terpasang tetap/selular, perlu dilengkapi alarm dengan sirine Fasilitas, kendali kunci dan peralatan penundaan Sumber Radiografi (Tingkat keamanan B): Fasilitas penyimpanan Gabungan sumber radioaktif (Tingkat keamanan C): Fasilitas penyimpanan Rekaman penggunaan dan penyimpanan kunci sudah dibuat dan dipelihara, tetapi belum ada rekaman terkait dengan pemeriksaan keberadaan kunci Sudah ditetapkan personel yang memegang kunci, tetapi belum ada dokumen yang menyatakan tingkatan kewenangan terhadap kendali kunci selain personel yang telah ditetapkan Fasilitas sudah dilengkapi peralatan penundaan sesuai dengan persyaratan Peralatan respon dan penanggulangan keadaan darurat Handy talky, telepon terpasang tetap dan senter 6 V Perlu peralatan yang dikhususkan untuk keperluan respon dan diletakkan pada tempat yang mudah dijangkau serta dipastikan keberadaan dan 48

Penerapan Sumber Radioaktif dalam Persyaratan KSR Bukti Penerapan di Pusdiklat BATAN Keterangan fungsinya Pasal 43-44 Belum ada penetapan prosedur tertulis Penanggulangan Keadaan penanggulangan keadaan darurat keamanan sumber Darurat radioaktif dan uji coba untuk memastikan berfungsinya personel, prosedur dan peralatan Pasal 45. Potensi Keadaan Darurat Pasal 46. Pengendalian Peningkatan Ancaman Pasal 47 55 Upaya dalam Pengangkutan Prosedur tertulis Penanggulangan Keadaan Darurat belum dibuat semua potensi keadaan darurat sesuai dengan identifikasi potensi ancaman Telah dilakukan penyimpanan sumber radioaktif sesuai persyaratan, pemantauan secara terus menerus tingkat fasilitas dan tingkat kawasan. Koordinasi dengan kepolisian terdekat dilakukan oleh pengamanan kawasan - BAB V Rekaman dan Laporan Pasal 56. Jenis Rekaman Pelaksanaan program, verifikasi dan kedaruratan dan Laporan keamanan sumber radioaktif Pasal 57. Pelaksanaan Rekaman dan Laporan Kegiatan: log book Program penggunaan kunci Pasal 58. Verifikasi Pasal 59. Keadaan Darurat Pasal 60. Periode Pelaporan Pasal 61. Laporan Keadaan Darurat Pasal 62. Laporan Identifikasi dan Penanggulangan Pasal 63. Darurat Pengangkutan BAB VI. Penutup Pasal 64. Pencabutan Perka BAPETEN 7/2009 Pasal 65. Berlakunya Perka BAPETEN 6/2015 Rekaman dan Laporan Pelatihan: serifikat Tidak dapat ditemukan informasi terdokumentasi terkait: penilaian tingkat ancaman dan penilaian unjuk kinerja personel, prossedur dan peralatan Bila terjadi keadaan darurat keamanan Satu tahun sekali Lisan (1 jam) dan tertulis (3 hari) Tertulis (30 hari) - - - 49