berarti komik dalam bahasa Jepang, merupakan karya sastra yang menggabungkan gambar dan teks sehingga menjadi satu cerita.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh setiap bangsa, oleh karena itu kebudayaan dari setiap bangsa saling berbedabeda.

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. (keindahan bahasa) yang dominan.karya sastra merupakan ungkapan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. pengarang tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius yang kemudian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni prosa (fiksi), puisi, dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KOMIK HAPPY CAFÉ KARYA KOU MATSUZUKI, STUDI MORAL DAN SEMIOTIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. karya sastra. Di zaman modern seperti sekarang ini, karya sastra sudah berkembang

Bab 2. Landasan Teori. dalam cerita, dan bagaimana penempatannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam sastra kita dapat menemukan gambaran hidup dan rangkaian sejarah yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. KAJIAN PUSTAKA. makhluk lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari pasti mengalami apa itu proses. dalam kehidupan sosial (Soekanto, 1996: 140).

BAB I PENDAHULUAN. dari sastra adalah karya sastra. Hal yang dilakukan manusia biasanya dikenal

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dengan bahasa dan gaya bahasa yang menarik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. sudah banyak yang meneliti, diantaranya : unsur-unsur intrinsik dalam novel 鸿 三代中国女人的故事

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin, 1992:99).

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

Bab 1. Pendahuluan. Tidak bisa dipungkiri bahwa bangsa Jepang telah banyak memberikan inspirasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN. karya cipta manusia karya sastra itu harus mengekspresikan nilai nilai yang. memberikan hiburan bagi para pembacanya.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. diabaikan karena Ijime dapat terjadi pada setiap orang, bahkan di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

BAB I PENDAHULUAN. yang bebas mengungkapkan semua ide dan ktreatifitasnya agar pembaca dapat menangkap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian yang pernah menganalisis tokoh utama

Bab 5. Ringkasan. Ide Mayumi merupakan seorang penulis Kodansha Komik Nakayoshi di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan

BAB 6 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan, karena dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan ekspresi jiwa pengarang (Faruk, 2010: 44). Karya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari sebuah proses penciptaan karya fiksi. Abrams dalam Nurgiyantoro (2010)

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dari luapan emosional. Karya sastra tidak menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam kehidupannya, maka ia tidak saja merupakan suatu media untuk menyampaikan, tetapi juga merupakan media untuk menampung ide, teori serta sistem berpikir manusia. Sebagai karya kreatif, sastra harus mampu melahirkan suatu kreasi yang indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu sastra harus mampu menjadi wadah penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan oleh sastrawan tentang kehidupan umat manusia (Atar Semi, 1993:8). Secara umum karya sastra terdiri atas dua macam, yaitu karya sastra yang bersifat non fiksi dan karya sastra yang bersifat fiksi. Karya sastra yang bersifat nonfiksi adalah karya sastra yang dilandasi fakta, pengalaman objektif (kisah nyata), penelitian pemikiran, atau analisis dari suatu masalah, contohnya: paper, tesis, laporan, artikel ilmiah, karya tulis jurnalisme, dan artikel (http://gumerlap.blogspot.com). Karya sastra yang bersifat fiksi yaitu kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita (Aminuddin 2000: 66).Salah satu hasil karya sastra fiksi adalah manga atau komik.manga ( 漫画 )secara sederhana 1

berarti komik dalam bahasa Jepang, merupakan karya sastra yang menggabungkan gambar dan teks sehingga menjadi satu cerita.huruf manga ( 漫画 ) dapat diterjemahkan sebagai "gambar aneh" atau "sketsa spontan".awalnya istilah ini muncul di abad ke-18 pada literatur Cina. Kata ini pertama kali digunakan dalam istilah umum di Jepang dengan diterbitkan karya-karya Santō Kyōden seperti buku bergambar Shiji no yukikai (1798), dan pada awal abad ke- 19 dengan karya-karya Aikawa Minwa seperti Manga Hyakujo (1814) dan bukubuku terkenal Hokusai Manga (1814 1834) yang mengandung berbagai macam gambar dari sketsa seniman terkenal Ukiyo-e Hokusai.Rakuten Kitazawa (1876 1955) pertama kali menggunakan kata manga dalam pengertian modern. Tetapi bagi dunia secara keseluruhan, manga telah disamakan dengan gaya artistik tertentu bagi pembuatan sebuah komik yang berasal dari Jepang, yang telah mencapai popularitas yang mengagumkan di seluruh dunia (http://id.wikipedia.org/wiki/komik) Komik sebagai salah satu karya sastra di Jepang merupakan karya fiksi yang mengungkapkan berbagai karakter dan menceritakan kisah yang kompleks dengan menampilkan berbagai tokoh dalam situasi berbeda dan didalamnya tertanam nilai-nilai kehidupan yang dikemas menjadi sebuah cerita melalui gambar menarik yang memberikan pembelajaran bagi para pembaca. Nilai-nilai kehidupan yang disampaikan oleh pengarang antara lain seperti nilai moral. Nilai moral merupakan sesuatu yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca lewat cerita yang menyarankan pengertian tentang baik buruknya perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, budi pekerti, dan sebagainya.moral dalam 2

karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran (Nurgiyantoro, 1995:321,322). Moral dalam cerita menurut Kenny dalam (Nurgiyantoro, 1995:322), biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis, yang dapat diambil dan ditafsirkan lewat cerita yang bersangkutan oleh pembaca. Salah satu komik yang memiliki nilai moral adalah komik HAPPY CAFÉ karya Kou Matsuzuki. Komik Happy Café merupakan komik yang menceritakan kisah hidup seorang gadis SMA bernama Takamura Uru sebagai tokoh utama.uru merupakan anak perempuan yang ceria, murah hati, dan suka menolong.setelah ibunya menikah lagi, Uru memutuskan untuk belajar hidup mandiri terpisah dari orang tua karena merasa tidak ingin merepotkan ibunya dan ayah barunya.sewaktu berjalan-jalan, Uru menemukan sebuah kafe yang bernama Bonheur, yang berarti kebahagiaan dalam bahasa Perancis, dan memutuskan untuk bekerja di kafe tersebut.dalam kafe tersebut dia bertemu dengan banyak orang serta berbagai masalah kehidupan, dan dia belajar untuk berani menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapinya tersebut. Setelah membaca manga ini, penulis menemukan bahwa dalam komik ini terdapat nilai-nilai moral yang disampaikan pengarang kepada pembaca, yaitu nilai yang terkandung dalam kehidupan masyarakat Jepang seperti giri dan ninjou. Nilai moral giri dan ninjou ini dapat kita lihat salah satunya pada episode 16, di buku 3, ketika Uru bertemu dengan seorang anak yang tersesat bernama Katou dan membawanya ke CaféBonheur.Katou tersesat dan kehilangan uangnya 3

ketika mencari jalan untuk bertemu adiknya yang terpisah dengannya setelah orang tuanya bercerai.uru, Shindou dan Ichirou pun menolong anak tersebut dengan memberikan uang, kue, petunjuk arah karena merasa kasihan dan peduli terhadap anak itu.shindou juga memberikan nasehat kepada Katou untuk menjadi seorang kakak yang tegar.sikap yang mereka lakukan untuk membantu Katou dalam masyarakat Jepang disebutninjou.ninjou adalah perasaan kasih sayang yang dicurahkan kepada sesamanya, perasaan ini adalah perasaan yang murni dari hati yang paling dalam dan dipunyai oleh setiap manusia di dunia ini (Benedict, 1982:142). Kemudian dalam kisah 57 di buku 11, Katou yang merasa sangat berterimakasih atas pertolongan mereka akhirnya datang kembali ke Bonheur, membawa serta adiknya untuk mengucapkan terimakasih dan mengembalikan uang yang telah dia pergunakan dulu. Katou merasa giri terhadap mereka, terlebih kepada Shindou yang telah memberi nasehat padanya, sehingga dia bertekad untuk menjadi seseorang seperti Shindou.Giri adalah suatu kewajiban untuk mengembalikan atau membalas semua pemberian yang diterima dengan nilai yang sama harganya dari apa yang telah diterima sebelumnya. Hubungan antara kedua belah pihak tersebut pun tidak hanya berlaku di antara mereka yang memiliki hubungan khusus, tetapi juga antara teman, kolega ataupun relasi (Benedict, 1982:141). Giri dan ninjou adalah nilai moral yang menjadi kepribadian dan karakter masyarakat Jepang yang dibentuk sedari mereka kecil, yang mengatur hubungan kemanusiaan di Jepang, sehingga masyarakat Jepang sangat memperhatikan dan menjaga perasaan orang lain (http://sisworld.mywapblog. com/4-prinsip-moralorang-jepang.xhtml). Dalam komik ini banyak ditunjukkan nilai moral giri dan 4

ninjouyang sedikit banyaknya dapat dijadikan pembelajaran dan pemahaman mengenai kehidupan masyarakat Jepang.Oleh karena itu penulis tertarik untuk menganalisis nilai moral tersebut sebagai objek penelitian. Sehingga penulis memilih judul dalam skripsi ini Nilai Giri Dan Ninjou dalam Komik HAPPY CAFÉ Karya Kou Matsuzuki 1.2 Rumusan Masalah Komik Happy Café adalah komik yang dibuat oleh Kou Matsuzuki, pertama kali diterbitkan di Jepang pada tahun 2004 dan di Indonesia pada tahun 2009, komik ini berjumlah 15 buku dan berisi 82 kisah. Bercerita tentang Takamura Uru, remaja SMA yang bekerja paruh waktu di sebuah café bernama Bonheur bersama dengan dua rekannya, Shindou Satsuki seorang patissier yang jarang tersenyum namun sangat baik, serta Nishikawa Ichirou, seorang siswa SMA pekerja part-timeyang langsung jatuh tertidur ketika lapar. Berlatarbelakang kehidupan seorang siswi SMA yang memutuskan hidup mandiri terpisah dari orang tuanya, pengarang komik ini menyampaikan nilai-nilai moral yang menjadi pedoman hidup masyarakat Jepang dan merekamnya menjadi sebuah karya sastra berupa komik.nilai-nilai moral yang tercermin dari kehidupan yang dialami para tokoh sangat bermanfaat untuk mengajarkan sesuatu bagi para pembaca, seperti nilai giri,danninjou, yang merupakan nilai-nilai yang terkandung dalam etika moral masyarakat Jepang. Berdasarkan defenisi masalah di atas maka penulis merumuskan permasalahan dalam bentuk pertanyaan: 5

1. Nilai-nilai moral apa yang terkandung dalam komik Happy Café karya Kou Matsuzuki? 2. Bagaimana nilai-nilai moral giri, dan ninjou diungkapkan dalam komik Happy Café karya Kou Matsuzuki? 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan Dari permasalahan-permasalahan yang ada, penulis menganggap perlunya pembatasan ruang lingkup dalam pembahasan.hal ini dimaksudkan agar dalam masalah penelitian tidak menjadi terlalu luas dan berkembang jauh, sehingga penulisan dapat menjadi lebih terarah dan fokus. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menemukan nilai-nilai moral seperti nilai giri, ninjou, keberanian dan kemandirian, namun penulis hanya membahas tentang nilai-nilai moral seperti giri dan ninjouyang biasa dipedomani dan diaplikasikan pada kehidupan masyarakat Jepang sehari-hari, yang diungkapkan oleh Kou Matsuzuki sebagai pengarang Happy Caféyang tercermin dari sikap tokoh-tokoh dalam komik tersebut.dalam penulisan skripsi ini penulis memilih secara acak dari 82 kisah dalam 15 buku komik Happy Cafe, beberapa kisah yang paling mencerminkan nilai giridanninjou yang akan dianalisis Sebelum menganalisis pesan moral yang ada pada komik Happy Café, penulis akan menjelaskan juga mengenai defenisi komik, setting komik, pendekatan moral sastra, serta konsep giri dan ninjou dalam masyarakat Jepang. 6

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan Pustaka Karya sastra adalah anak kehidupan kreatif seorang penulis dan mengungkapkan pribadi pengarang.dalam kehidupan sehari-hari, karya sastra merupakan media komunikasi yang melibatkan 3 komponen, yaitu pengarang sebagai pengirim pesan, karya sastra sebagai pesan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Pengarang sebagai pengirim pesan biasanya membuat karya sastra sebagai pesan dengan tujuan menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca, seperti tujuan moral, pendidikan, agama, budaya dan sebagainya, sementara pembaca sangat berperanan dalam menentukan sebuah karya itu merupakan karya sastra atau bukan (Siswanto, 2008: 67,190). Sikap moral yang sering disebut moralitas merupakan sifat-sifat yang penting bagi kemanusiaan berupa ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban.salam (1997:3) mengatakan moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana kita harus hidup secara baik sebagai manusia manusia.moralitas terdapat apabila orang mengambil sikap yang baik karena sadar akan kewajiban dan tanggung jawab, bukan karena mencari untung. Nilai moral tercermin dari sikap perilaku para tokoh dalam karya sastra. Tokoh cerita menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (1995: 165) adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan yang dilakukan dalam tindakan.penokohan adalah unsur dari sebuah karya sastra yang sangat penting. Tanpa penokohan, tidak akan ada suatu cerita untuk dikisahkan karena tidak ada alur yang terbentuk. 7

Karya itu hanya akan menjadi sebuah karya deskripsi saja, karena semuanya dipaparkan statis dan tidak hidup. Melalui penokohan kita dapat mengetahui dan mempelajari nilai-nilai moral yang dilakukan dan dianut oleh para tokoh dalam kehidupannya. 1.4.2 Kerangka Teori Dalam penelitian diperlukan landasan teori dalam mengungkapkan kebenaran yang terdapat di dalamnya.begitu juga dalam penelitian sastra, dibutuhkan titik tolak untuk menganalisa setiap masalahnya.karya sastra merupakan ungkapan pribadi manusia dalam bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa yang di dalamnya berisi nilai-nilai yang hidup dan berlaku dalam masyarakat sebagai hasil pengolahan jiwa pengarangnya (Rokhmansyah, 2013:2). Teori berfungsi memberikan pola dalam proses interpretasi data, yaitu menyediakan berbagai argumentasi yang dapat digunakan untuk menganalisis atau memberikan penafsiran atas hasil penelitian yang telah diolah (http://ichsanulkarim.blogspot.co.id/2013/06/makalah-kerangka-teori.html?m=1). Teori juga dapat memadu generalisasi-generalisasi satu sama lain secara empiris sehingga dapat diperoleh suatu ringkasan akan hubungan antar generalisasi atau pernyataan (Nazir, 2006:20) Pada pembahasan skripsi ini, penulis menggunakan beberapa pendekatan, diantaranya pendekatan moral, semiotik, serta konsep giri dan ninjou.pendekatan moral menghendaki karya sastra menjadi media perekaman keperluan zaman yang memiliki semangat menggerakkan masyarakat ke arah budi pekerti yang 8

terpuji.karya sastra dalam hal ini dinilai sebagai guru yang dapat dijadikan panutan.karena itu, pendekatan moral menempatkan karya sastra lebih dari hanya sebagai sebuah karya seni (Semi, 1993:71-72).Pendekatan moral pada sebuah karya sastra dilihat dari etika dan keyakinan, sehingga pendekatan ini cenderung menjerumus kepada segi-segi nilai keagamaan.karya sastra yang baik adalah karya yang mengangkat masalah manusia dan kemanusian.sesuatu yang mempunyai nilai moral, yaitu nilai yang berpangkal dari nilai-nilai kemanusiaan, serta nilai-nilai baik dan buruk yang universal. Sastra harus mampu menjadi wadah penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan oleh sastrawan tentang kehidupan manusia yaitu dapat membawa pesan kepada yang dinamakan moral sehingga sastra dianggap sebagai sarana pendidikan moral.pada penelitian ini, diperlukan suatu teori pendekatan yang menjadi acuan bagi penulis yaitu teori pendekatan moral.pendekatan moral adalah seperangkat asumsi yang paling berkaitan tentang sastra dalam hubungannya dengan nilai-nilai moral dan pengajarannya.moral adalah sikap dan perbuatan baik yang betul-betul tanpa pamrih (Suseno, 1987:58). Berdasarkan pendekatan moral, penulis dapat mengungkapkan amanat atau pesan yang ada dalam komik Happy Cafe, yang dikaji berdasarkan tindakan atau perilaku positif oleh para tokoh cerita yang menunjukkan pesan-pesan moral. Niai-nilai moral yang penulis teliti dalam skripsi ini adalah nilai giri dan ninjou, oleh karena itu penulis menggunakan konsep giri dan ninjou yang dikemukakan oleh Ruth Benedict Giri adalah suatu kewajiban yang sudah seharusnya dibayar, merupakan hutang budi kepada seseorang baik suka maupun tidak suka harus dibayar dalam 9

jangka waktu dekat atau lama.seseorang tidak boleh melupakan girinya, karena orang Jepang menganggap rendah orang yang tidak mau membayar girinya.dalam pelaksanaan giri, umumnya orang mengalami dilema, karena kewajiban moral yang harus dilakukannya terkadang bertentangan dengan perasaan pribadinya.perasaan pribadi inilah yang disebut ninjou.ninjou merupakan kasih sayang untuk sesamanya dari hati yang terdalam.perbedaan yang mendasar antara giri dan ninjou adalah bahwa ninjou tidak membutuhkan balasan, karena itu semua berasal dari hati yang tulus (Benedict, 1982:142). Berdasarkan konsep tersebut, penulis akan menunjukkan cuplikancuplikan cerita mengenai pembinaan orang dan kepribadian yang ada hubungannya dengan nilai giri dan ninjouyang terdapat dalam komik Happy Cafe, dan kemudian akan dipilih bagian mana yang merupakan tindakan para tokoh yang menyampaikan pesan moral tersebut. Pendekatan lain yang juga penulis gunakan adalah pendekatan semiotik. Menurut Pradopodalam Jabrohim(2001:70), semiotikadalah ilmu tentang tandatanda.ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Sastra semiotikmemusatkan kajiannya pada lambang-lambang, sistem lambang, dan proses perlambangan di dalam karya sastra. Pendekatan semiotik beranggapan karya sastra memiliki sistem tanda yang bermakna dengan media bahasa yang estetik.sistem tanda atau lambang dalam karya sastra ini memiliki banyak interpretasi.peneliti juga dapat mengarahkan pada hubungan teks sastra dengan pembaca.dalam hubungan ini teks sastra adalah sarana komunikasi sastra antara pengarang dan pembaca. Jika pengarang merefleksikan karya menggunakan kode atau tanda tertentu yang mudah dipahami 10

oleh pembaca, tentu karya sastra tersebut akan mudah dicerna. Baik karya yang mudah maupun yang sulit dipahami, akan selalu dicerna pembaca menggunakan kode-kode tertentu. Berdasarkan pendekatan semiotik, penulis dapat menginterpretasikan sikap para tokoh-tokoh ke dalam tanda. Tanda yang ada pada komik akan di-interpretasikan dan kemudian akan dipilih bagian mana yang merupakan tindakan para tokoh yang menyampaikan pesan moral giri dan ninjou. Oleh sebab itu, penulis juga akan menggunakan pendekatan semiotik. 1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis merangkum tujuan dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui nilai-nilai moral yang terkandung dalam komik Happy Café karya Kou Matsuzuki. 2. Untuk mengetahui bagaimana nilai-nilai moral sepertigiri, danninjouyang diungkapkan dalam komik Happy Café karya Kou Matsuzuki melalui para tokoh cerita. 1.5.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut : 1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang nilai-nilai moral yang terkandung dalam komik Happy Café yang dapat berguna bagi pembaca. 11

2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai nilai-nilai moral yang terkandung dalam etika moral masyarakat Jepang sepertigiri, dan ninjou yang diungkapkan dalam komik Happy Café yang dapat menjadi pembelajaran bagi pembaca. 3. Membantu pembaca lebih memahami isi cerita dalam komik Happy Café, terutama kondisi para tokoh dan konflik yang dihadapi dengan pemanfaatan lintas disiplin ilmu yaitu moralitas dan sastra 1.6 Metode Penelitian Untuk menjawab permasalahan dan mencapai tujuan serta manfaat penelitian yang telah dijelaskan, maka diperlukan metode dalam penelitian ini.metode yang digunakan penulis adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan dengan maksud untuk menemukan unsur-unsurnya, kemudian dianalisis bahkan juga diperbandingkan (Ratna, 2004:53). Metode ini juga berfungsi untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan, mengkaji dan menginterpretasikan data. Metode ini tidak hanya menjelaskan, tetapi juga memberikan pemahaman yang jelas terhadap data yang kita analisis. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode kepustakaan (Library research) yaitu dengan mengadakan studi penelaahan terhadap data-data tulisan yang berhubungan dengan masalah yang akan dipecahkan. Data ini dapat berupa buku-buku, artikel, informasi baik dari media elektronik maupun tulisan, 12

selain itu penulis juga memanfaatkan berbagai fasilitas seperti Perpustakaan Umum, Perpustakaan Departemen Bahasa dan Sastra Jepang, pemanfaatan buku-buku pribadi penulis, serta website atau situs-situs yang menunjang dalam proses pengumpulan data-data dalam penelitian ini. Kemudian buku-buku tersebut dibaca dan dicari teori yang berhubungan dengan penelitian mengenai analisis komik Happy Café berdasarkan pendekatan moral sastra. Maka berdasarkan hal yang telah penulis jelaskan di atas, langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam menyusun penelitian ini antara lain: 1. Membaca komik Happy Café karya Kou Matsuzuki 2. Mencari data yang berhubungan dengan objek penelitian, yaitu mencari data tentang kajian pendekatan moral sastra, semiotik dan teori-teori lain yang diperlukan dalam penelitian ini. 3. Mengumpulkan data-data tersebut kemudian menganalisis data berdasarkan pendekatan moral sastra dan mengungkapkan nilai-nilai yang terkandung di dalam komik Happy Café. 4. Menyusun seluruh data tersebut menjadi sebuah laporan berbentuk skripsi 13