HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG MP ASI DENGAN PEMBERIAN MP ASI PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2009

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

Nurul Auliya Kamila 2, Evi Nurhidayati 3

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI PUSKESMAS WIROBRAJAN YOGYAKARTA TAHUN 2009 INTISARI

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI UMUR 1-6 BULAN DI DESA TEGALARUM KECAMATAN BOROBUDUR KABUPATEN MAGELANG TAHUN

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

HUBUNGAN FREKUENSI PIJAT DENGAN PERTUMBUHAN BERAT BADAN PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI RUMAH BERSALIN RACHMI NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN PEMBERIAN ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI BPM KUSNI SRI MAWARTI DESA TERONG II KEC.

SURYA 51 VOL 2, NO.3, AGUSTUS 2009

HUBUNGAN KEBIASAAN MENYUSUI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN UPAYA KEPATUHAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA DI PUSKESMAS WIROBRAJAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA SIKAP BIDAN DAN DUKUNGAN KADER TERHADAP PERILAKU BIDAN DALAM PEMBERIAN VITAMIN A IBU NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN ASUPAN SUSU SAPI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

HUBUNGAN KETERTARIKAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKKSLUSIF DI POSYANDU DESA KEMUDO PRAMBANAN KLATEN

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

Nisa khoiriah INTISARI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG KERUGIAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI BPS MEI MUHARTATI YOGYAKARTA TAHUN 2009

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. saja sampai usia 6 bulan yang disebut sebagai ASI esklusif (DepKes, 2005). bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No.

Dukungan Suami dengan Kemauan Ibu Hamil dalam Pemberian ASI Eksklusif 62

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010.

HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DUKUH PUNDONG SRIHARDONO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN INTISARI

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan

HUBUNGAN PHBS TATANAN RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN ISPA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TEMON II KULON PROGO TAHUN 2012

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

STUDI KOMPARATIF PENAMBAHAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-6 BULAN YANG DIBERI MP-ASI DAN TANPA DIBERI MP-ASI

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI SEIMBANG BAGI IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN PALMERAH TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSLUSIF PADA IBU YANG MEMPUNYAI ANAK 7-12 BULAN DI KALIKAJAR WONOSOBO TAHUN 2011.

EFEKTIFITAS PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PANDAK I BANTUL YOGYAKARTA 2011

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU BUNGA KRISAN TULAKAN SINE NGAWI

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

ABSTRAK. Kata Kunci: Tumbuh Kembang, ASI, MP-ASI Daftar Pustaka: 33 buah ( )

Disusun Oleh: Wiwiningsih

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

HUBUNGAN DUKUNGAN MERTUA DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI PUSKESMAS SEWON I BANTUL BULAN DESEMBER 2013 JULI 2014 NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENERAPAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMBERIAN MP ASI DINI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI POSYANDU WARNA SARI DESA GLONGGONG NOGOSARI BOYOLALI.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

HUBUNGAN POLA MAKAN IBU MENYUSUI DENGAN STATUS GIZI BAYI UMUR 0-6 BULAN DI BPS ATIK PUJIATI SUTARTO SLEMAN TAHUN 2009

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

Artikel Pola Asuh Gizi Pada Bayi Anak Makalah Pengertian Contoh

BAB I PENDAHULUAN. (Depkes RI, 2006). Menurut WHO MP-ASI harus diberikan setelah anak

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari Wahyuningsih Akademi Giri Husada Wonogiri. Abstrak

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU TERHADAP PENGGUNAAN ZINC DALAM TERAPI DIARE PADA ANAK BALITA DI APOTEK PLATUK JAYA SURABAYA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,

BAB 1 PENDAHULUAN. sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI BAYI USIA <6 BULAN

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI DI PUSKESMAS KRATON YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP PENYIMPANAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI RSIA SAKINA IDAMAN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA 2014 NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI SECARA DINI MENURUT FAKTOR PENYEBABNYA PADA BAYI DI PUSKESMAS MARGADANA KOTA TEGAL TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU PRIMA SEJAHTERA DESA PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMAS BANTUL II TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Program Studi S-1 STIKes Kusuma Husada Surakarta

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN PERTUMBUHAN BAYI DI DESA PAKIJANGAN KECAMATAN BULAKAMBA KABUPATEN BREBES

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian

Transkripsi:

JURNAL KEBIDANAN Agustus 2009 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG MP ASI DENGAN PEMBERIAN MP ASI PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2009 Desprima Waldiyanti¹, Karjiyem² Intisari : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan Ibu menyusui tentang MP ASI dengan pemberian MP ASI pada bayi 0-6 bulan di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta yang dilakukan dari bulan Mei-Juni 2009. Metode penelitian Survey Analitik dengan pendekatan waktu Cross Sectional. Populasi penelitian adalah semua Ibu menyusui yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan yang datang berkunjung pada saat penelitian sebanyak 39 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling dengan jumlah sampel yang didapatkan adalah 35 orang. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar tingkat pengetahuan Ibu menyusui tentang MP ASI termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 24 responden (68, 6%), sedangkan pemberian MP ASI pada bayi 0-6 bulan termasuk dalam kategori rendah sebanyak 22 responden (62, 9%) tidak memberikan MP ASI pada bayi 0-6 bulan. Hal ini dapat diketahui dari uji Chi Square yang dilakukan hasilnya diperoleh nilai X 2 hitung> X 2 tabel (13,714 > 3,481) dengan signifikasi sebesar 0,000 < 0,05. maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan yang signifikan. Mengenai kekuatan hubungan ditunjukan dari besarnya nilai koefisien kontingensi (CC)= 0,531, maka dapat disimpulkan ada hubungan korelasi sedang tingkat pengetahuan Ibu menyusui tentang MP ASI dengan pemberian MP ASI pada bayi 0-6 bulan. Kata kunci : Ibu menyusui, tingkat pengetahuan MP ASI, pemberian MP ASI PENDAHULUAN Peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat terkait dengan kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan dengan gizi seimbang. Pada suatu sisi modal dasar pembentukan manusia yang berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan disertai dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sejak usia dini. Berdasarkan studi penelitian di daerah Istimewa Yogyakarta ditemukan bahwa cakupan ASI Eksklusif masih jauh dari target nasional yang mencapai 80 %. Tercatat pada 2006 di DIY hanya mencapai 36,51 % sedangkan pada 2007 mencapai angka 33,09% (www.jogjainfo.net, 28 Januari 2009). Pemerintah juga telah berupaya meningkatkan penggunaan ASI Eksklusif dengan ditetapkannya KepMen.KesNo.450/Men.Kes/SK/IV/2004 bahwa pemberian ASI Eksklusif dari usia 0-6 bulan bermanfaat untuk meningkatkan status gizi bayi. Kebiasaan yang ada di masyarakat dengan tidak memberikan ASI pada bayi segera setelah lahir, tetapi diberikan air tajin, air kelapa, maupun gula hal ini disebabkan kurangnya kepercayaan serta pengetahuan yang menganggap bahwa ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi karena hanya berupa minuman atau cairan yang tidak mengenyangkan. 1 Judul Karya Tulis Ilmiah ² Mahasiswa STIKES Aisyiyah Yogyakarta ³ Dosen STIKES Aisyiyah Yogyakarta

Apabila makanan pendamping ASI sudah diberikan kepada bayi sejak dini maka asupan gizi yang dibutuhkan oleh bayi tidak sesuai dengan kebutuhannya. Selain itu sistem pencernaan bayi akan mengalami gangguan seperti sakit perut, sembelit (susah buang air besar) serta alergi. Penelitian juga membuktikan bahwa bayi yang tidak mendapat ASI Eksklusif memiliki peluang 14,3 kali lebih besar untuk meninggal karena serangan berbagai penyakit (Purwanti, 2004). Sedangkan menurut Anwar (2003) bayi yang tidak diberikan ASI secara eksklusif memiliki resiko 17 kali lebih besar untuk mengalami diare dan 3-4 kali lebih besar kemungkinan terkena ISPA (WHO) karena ASI hanya mampu memenuhi kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan, setelah itu produksi ASI semakin berkurang, sedangkan kebutuhan gizi bayi semakin meningkat seiring dengan bertambahnya umur dan berat badan. Sehingga makanan pendamping ASI (MP ASI ) paling tepat diberikan setelah bayi berumur 6 bulan. Makanan pendamping ASI (MP ASI) merupakan makanan tambahan bagi bayi yang berguna sebagai pelengkap dan dapat memenuhi kebutuhan bayi dalam menutupi kekurangan zat-zat gizi yang terkandung didalam ASI. Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta peneliti mendapatkan data pada tahun 2008 bahwa dari 246 jumlah keseluruhan bayi yang ada di wilayah kerja Puskesmas Mergangsan Yogyakarta, hanya sekitar 43 (17, 48 %) bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif, sedangkan yang sudah diberi makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah 203 (82, 52 %) pada saat usia bayi kurang dari 6 bulan. Oleh karena, tingginya angka pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai Hubungan tingkat pengetahuan Ibu menyusui tentang MP ASI dengan pemberian MP ASI pada bayi 0-6 bulan di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta tahun 2009. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan Survey Analitik dengan pendekatan waktu Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua Ibu menyusui yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan yang datang berkunjung pada saat penelitian di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta yaitu sebanyak 39 orang dengan jumlah populasi yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 35 orang. Instrument penelitian yang digunakan adalah dalam bentuk kuesioner yang berasal dari variabel bebas dan terikat dalam penelitian. Sebelumnya kuesioner yang akan digunakan telah dilakukan uji validitas dan reabilitas di Puskesmas Tegalrejo pada bulan Maret 2009 dengan mengambil jumlah sampel 20 responden. Hasil dari uji yang telah dilakukan adalah semua item pertanyaan dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai penelitian. Langkah analisis yang digunakan adalah analisis bivariate yaitu analisis untuk menentukan keeratan hubungan antara dua variabel. Dalam analisis ini menggunakan pengujian statistik Chi Square (Notoatmodjo, 2002). Dengan nilai signifikan P < 0,05 dan r tabel 3,481. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 3. Distribusi Frekuensi Umur Responden No. Umur Frekuensi P ersentase 1. < 20-25 Tahun 11 31,4 % 2. 26-30 Tahun 11 31,4 % 3. 31-35 Tahun 10 28,6 % 4. >36 Tahun 3 8,6 % Jumlah 35 100 %

Berdasarkan tabel diatas sebagian besar umur responden dalam penelitian ini adalah antara umur kurang dari 20-25 tahun dengan umur 31-35 tahun yang jumlahnya seimbang masing-masing terdiri dari 11 responden (31, 4 %). Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pendidikan Reponden No. Pendidikan Frekuensi Persentase 1. SMP 10 28, 3% 2. SMA 21 60 % 3. Perguruan 4 11, 4 % Tinggi Berdasarkan tabel diatas sebagian besar responden memiliki pendidikan terakhir SMA yaitu sebanyak 21 respod en (60 %). Tabe l 5. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden No. Pekerjaan Frekuensi Persentase 1. Swasta 4 11, 4 % 2. Wiraswasta 3 8, 6 % 3. Ibu Rumah 28 80 % Tangga Berdasarkan tabel diatas sebagian besar responden tidak memiliki pekerjaan atau sebagai ibu r umah tangga yaitu sebanyak 28 responden (80%). Tabel 6. Distribusi Frekuensi Umur Bayi N o. Umur Bayi Frekuensi Persentase 1. 2. 0-2 bulan 3-4 bulan 8 17 22, 9 % 48, 6 % 3. 5-6 bulan 10 28, 6 % Berdasarkan tabel diatas sebagian besar bayi responden memiliki umur antara 3-4 bulan yaitu sebanyak 17 bay i (48, 6%). Tabel 7. Distribusi frekuensi jenis kelamin bayi No Jenis Frekuensi Persentase kelamin bayi 1 Laki-laki 14 40 % 2 Perempuan 21 60 % Berdasarkan tabel diatas sebagian besar responden memiliki bayi berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 21 bayi (60 %) Tabel 8. Tingkat pengetahuan Ibu menyusui tentang MP ASI Tingkat Frekuensi Presentase pengetah uan (%) Tinggi 24 68, 6 % Rendah 11 31, 4 % Berdasarkan tabel diatas sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi yaitu sebanyak 24 responden (68, 6%). Tingginya tingkat pendidikan akan mempengaruhi pola pikir ilmiah seseorang dalam memahami informasi-informasi ilmiah dengan sudut pandang yang lebih luas, sehingga daya serap terhadap suatu informasi yang diterima dengan baik. Daya serap atau penerimaan yang baik akan menyebabkan segala informasi tentang MP ASI yang diperoleh dari berbagai sumber seperti penyuluhan, media elektronik, majalah, surat kabar, dan sebagainya dapat efektif dan mudah dipahami sehingga dapat meningkatkan pengetahuan Ibu menyusui tentang MP ASI. Tabel. 9 Pemberian MP ASI pada bayi 0-6 bulan Pemberian MP Frekuensi Presentase ASI pada bayi (%) 0-6 bulan Ya 13 37, 1 % Tidak 22 62, 9 %

Berdasarkan tabel diatas sebagian besar responden yaitu sebanyak 22 responden (62, 9%) tidak memberikan MP ASI pada bayi 0-6 bulan. Salah satu faktor yang mempengaruhi MP ASI tidak diberikan pada bayi 0-6 bulan adalah karena pekerjaan responden yang kebanyakan dari mereka adalah sebagai Ibu rumah tangga yaitu sebanyak 28 responden (80 %). Ibu rumah tangga yang sehari-harinya berada dirumah akan memiliki waktu yang cukup untuk memberikan ASI saja sebelum bayi berusia 6 bulan. Tabel 10. Hubungan tingkat pengetahuan Ibu menyusui tentang MP ASI dengan pemberian MP ASI pada bayi 0-6 bulan di Puskesmas MergangsanYogyakarta Tingkat pengetahuan Pemberian MP ASI pada ba yi 0-6 b ulan Ibu menyusui Tidak Ya P ASI Tinggi 20 57, 1 4 11, 5 Rendah 2 5, 7 9 25, 7 seseorang untuk tidak memberikan MP ASI pada bayi Jumlah 0-6 bulan. Faktor kebiasaan pada masyarakat setempat menjadi sebuah tentang M F % F % kendala F utama % yang menyebabkan terjadinya 24 pemberian 68, 6 MP ASI dini kepada bayi 11 walaupun 31, 4 tingkat pengetahuan ibu Jumlah 22 62, 8 13 37, 2 menyusui 35 relatif 100 tinggi. Hal ini berarti bahwa usaha untuk merubah perilaku Berdasarkan tabel diatas sebagian pemberian makanan pendamping ASI perlu besar responden mempunyai tingkat dilakukan secara komprehensif dengan pengetahuan tentang MP ASI dalam melibatkan banyak pihak seperti tokoh ketegori tinggi dengan pemberian MP ASI masyarakat, kader kesehatan dan seluruh pada bayi 0-6 bulan dalam kategori rendah. elemen masyarakat secara luas. Selanjutnya untuk menguji signifikasi hubungan tingkat pengetahuan Ibu menyusui tentang MP ASI dengan pemberian MP ASI pada bayi 0-6 bulan dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan korelasi Chi-Square. Setelah dilakukan uji analisis data dengan SPS 2005 maka didapatkan nilai Chi Square atau X 2 hitung > X 2 tabel (13,714 > 3,481) dengan signifikasi sebesar 0,000 < 0,05. Hal tersebut menunjukan bahwa hipotesis dalam penelitian yang menyebutkan, Ada hubungan tingkat pengetahuan Ibu menyusui tentang MP ASI dengan pemberian MP ASI pada bayi 0-6 bulan di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta tahun 2009 hasilnya adalah diterima. Tingkat keeratan hubungan (Coeficient Contingency) menunjukkan sebesar 0,531, nilai ini apabila di masukkan dalam tabel koefisien korelasi berada diantara interval 0,40 0,599 yang berarti keeratan hubungan dalam tingkatan sedang. Jadi, dapat disimpulkan ada hubungan korelasi sedang antara tingkat pengetahuan Ibu menyusui tentang MP ASI dengan pemberian MP ASI pada bayi 0-6 bulan di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta tahun 2009. Hasil dari penelitian tersebut menujukkan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan Ibu menyusui tentang MP ASI maka akan mempengaruhi perilaku KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan Ibu menyusui tentang MP ASI dengan pemberian MP ASI pada bayi 0-6 bulan di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta tahun 2009. Saran Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan

menggunakan teknik pengambilan sampel dan metode penelitian yang berbeda. Bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta khususnya bidan diharapkan dapat lebih meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara memberikan informasi yang lebih tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif dan saat yang tepat dalam pemberian MP ASI yaitu setelah bayi berumur 6 bulan melalui kegiatan konseling maupun kegiatan pendampingan untuk Ibu menyusui dengan melibatkan para kader kesehatan. Bagi Ibu menyusui yang mempunyai bayi 0-6 bulan di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta diharapkan dapat lebih meningkatkan pengetahuan tentang makanan pendamping ASI dengan cara bertanya pada petugas kesehatan, membaca leaflet, brosur, majalah dll. Sehingga ibu dapat lebih mengetahui saat yang tepat untuk memberikan makanan pendamping ASI dan dapat mengetahui lebih dalam tentang pentingnya pemberian makanan pendamping ASI setelah bayi berusia 6 bulan. DAFTAR PUSTAKA Anies, 2001, Mengatasi Gangguan Kesehatan pada Anak-anak. Alex Media Komputindo Kelompok Gramedia: Jakarta. Anwar, Saefudin., 2003, ASI Eksklusif dan Manfaatnya, Jakarta. Anwar, A. 2003, Peningkatan Gizi Balita Melalui Mutu MP ASI, Jakarta. Depkes, 1999, Petunjuk Pelaksanaan Peningkatan ASI Eksklusif Bagi Petugas Kesehatan, Dirjen Biskesmas Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Juli 24, www.gizi.net/pedoman gizi/downland, diakses tanggal 17 Oktober 2008. RI, 2000, Rencana Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010, Jakarta., 2001, Direktorat Gizi Masyarakat, Buku Panduan Manajemen Laktasi. Jakarta. www.gizi.net/pedoman gizi/downland, diakses tanggal 17 Oktober 2008, 2002, Manajemen Laktasi Buku Panduan bagi Bidan dan Petugas Kesehatan di Puskesmas, Dirjen Biskesmas Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Jakarta., 2004, Pedoman Supervisi Dukun Bayi, Jakarta. Fallah T.S., Praja, 2000, Makanan Pendamping ASI, Depkes dan DepKesSos RI, Jakarta Harian Jogja, 2009, Cakupan ASI di DIY masih rendah (http://jogjainfo.net/cakupanasi,html, diakses tanggal 28 januari 2009. Kep.MenKes RI No.450/MENKES/SK/IV/2004, Pemberian ASI secara Eksklusif di Indonesia, Jakarta. Krisnatuti, Yenrina,. 2003, Menyiapkan Makanan Pendamping ASI, Puspa swara, Jakarta. Kodyat, A.B.1999, Masalah Gizi Masyarakat Dan Program Penanggulanganya, FKUI, Jakarta. Notoatmojo, S., 1999, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta.

, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi, Terbitan kedua, Rineka Cipta, Jakarta., 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Pekan ASI sedunia tahun 2008, http://din kesjatengprov.go.id/ /, diakses tanggal 17 Oktober 2008. Purwanti, H.S. 2004, Konsep Penerapan ASI Eksklusif Buku sakau Bidan. EGC: Jakarta Riwidikdo, 2007, Statistik Kesehatan, Mitra Cendekia Press, Yogyakarta Roesli, U., 2001, Bayi Sehat Berkat ASI Eksklusif, Makanan Pendamping Tepat dan Imunisasi Lengkap, Alex Media Komputindo, Jakarta., 2002. Mengenal ASI Eksklusif, Tribus Agrimidya: Jakarta Sanyoto, D, 2007, Turunnya jumlah bayi yang mendapat ASI Eksklusif, http://www.gizi.net/cgibin/berita/fullnews, diakses tanggal 20 September 2008. Sastroasmono, S. dan Ismael, S., 2002., Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, CV Sagung Seto, Jakarta. Sugiyono, 2002, Statistik untuk Penelitian, Terbitan keempat, Alfabeta, Bandung., Statistik untuk Penelitian, Terbitan kedua, Alfabeta, Bandung. Suharjo, 2003, Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak, Kanisius: Yogyakarta Soekanto, S., 2002, Sosiologi dan Suatu Pengantar, CV Rajawali, Jakarta. Wiryo, H,. 2002, Peningkatan Gizi Bayi, Anak, Ibu hamil dan Menyusui dengan Bahan makanan Lokal, Sagungseto: Jakarta Suharsimi-Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta., 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta Sutardi, R,. 2000, Air Susu Ibu.: FKUI, Jakarta.