BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BATIK INDONESIA

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI Konsep Perencanaan Dan Program Dasar Perancangan

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB VI LANDASAN PROGAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Program Perencanaan Arsitektur Aspek Fungsional

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT APUNG

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dalam perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMK PARIWISATA DI KABUPATEN PEMALANG

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEASIDE HOTEL DI KAWASAN PANTAI TIRTA SAMUDRA JEPARA

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT SYARIAH

46 Andhy Setiawan

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BUDGET HOTEL

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA

BAB 6 LANDASAN PROGAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STASIUN KA BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT DI PULAU SAMOSIR. Kegiatan Privat

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016)

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

BAB V KONSEP. Zoning dibagi menjadi 4 bagian, yaitu : menyumbangkan ruang terbuka untuk kota. langsung ke jalan besar.

Tabel 5.1 Perhitungan Besaran Program Ruang Gelanggang a. Pengelola. No Ruang Kapasitas Standar Ruang Luas Ruang Sumber

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

STADION AKUATIK DI SEMARANG

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

TUGAS AKHIR 131/ BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL 6.1 PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1 Pelaku Kegiatan Pelaku- pelaku yang melakukan aktivitas pada hotel resort diantaranya adalah: A. Pengunjung Pengunjung dibedakan menjadi dua jenis pengunjung yaitu: Tamu yang menginap berhak menikmati dan mengakses fasilitas- fasilitas yang disediakan oleh hotel resort. Tamu yang tidak menginap dapat menikmati fasilitas- fasilitas public yang ditawarkan seperti fasilitas restaurant, ruang serbaguna untuk rapat, seminar, maupun kegiatan lainnya. B. Pengelola Pengelola adalah orang yang mengordinir segala kegiatan yang berlangsung di hotel resort dan bertanggung jawab atas kenyamanan aktifitas bagi pengunjung. Pengelola terdiri dari: General Manager, Assistant General Manager Administration Department Marketing Department Front Office Department Housekeeping Department Food and Beverage Department Engineering Department Security Departement 6.1.2 Kelompok Aktivitas Kegiatan Berdasarkan pendekatan yang telah dilakukan, diperoleh kelompok aktivitas kegiatan berdasarkan pelaku yang menjalankan aktivitas. Tabel 30. Pelaku dan Aktivitas pada Hotel Resort NO Pelaku Aktivitas Sumber 1 Tamu yang menginap Istirahat dan tidur 2 Tamu yang tidak menginap Mandi dan menggunakan toilet Membeli barang Menggunakan fasilitas yang ada di hotel resort Membeli barang Menggunakan fasilitas yang ada di 83

3 General Manager & Assistant General Manager 4 Administration Departement 5 Marketing Departement 6 Front Office Department 7 Housekeeping Department 8 Food and Beverage Department 9 Engineering Department hotel resort Mengatur dan mengelola operasional hotel resort Mengadakan rapat dan pertemuan Membuat laporan pembukuan Menentukan harga kamar maupun ruang pertemuan Memberikan informasi umum mengenai hotel resort Melayani pemesanan kamar maupun ruang pertemuan Melayani proses check- in dan check- out tamu yang menginap Melayani pembayaran kamar dan ruang pertemuan Membersihkan kamar dan ruang pertemuan Membersihkan fasilitas penunjang Menjaga kebersihan dan kelancaran pelayanan operasional hotel resort Melayani laundry dan dry cleaning Berganti pakaian Memasak Menyajikan makanan dan minuman Mencuci peralatan masak Melayani pemesanan makanan dan minuman Berganti Pakaian Memelihara dan memperbaiki seluruh aset perlengkapan mekanik dan elektronik di hotel resort 84

Mengelola listrik, gas, dan air 10 Security Department Menjaga keamanan baik didalam maupun diluar hotel resort Istirahat Sumber: Analisa Penulis 6.1.3 Program Ruang Berikut ini adalah tabel perhitungan optimalisasi jumlah kamar pada tapak terpilih : Jenis Ruang Tabel 31 Program Ruang Tapak Terpilih Kelompok Kegiatan Privat Perhitungan Luas Standar Room (36 Unit) 1152 m² Deluxe Room (12 Unit) 576 m² Suite Room (14 Unit) 896 m² Premier Suite (6 Unit) 576 m 2 Jumlah Keseluruhan 3.200 m² Kelompok Kegiatan Publik Hall 115,2 m 2 Lobby - Lounge - Lavatory - Front Office Rented Area - Drug store - Souvenir shop - Money Changer 262,48 m 2 53,04 m 2 Restoran 971,737 m² Sport and Recreation Area 1007,9 m² Meeting Room - Besar - Kecil 356,72 Jumlah Keseluruhan + Flow Area 30% 3.618 m² Kelompok Kegiatan Pengelola Manager Office 60,4 m² Division Office 241,4 m² 85

Jumlah Keseluruhan + Flow Area 30% 392 m² Kelompok Kegiatan Servis dan Pelayanan Ruang Utilitas 155 m² Tata Graha 375,73 m 2 Mushola 22,6 m² Ruang Keamanan 18 m 2 Jumlah Keseluruhan + Flow Area 30% 565 m² Parkir Parkir Tamu Menginap 534,5 m² Parkir Pengunjung 97,5 m² Parkir Pengelola dan Pegawai 131 m² Jumlah Keseluruhan + Flow Area 100% 1.526 m² Dari perhitungan pendekatan program ruang di atas maka, hasil dari rekapitulasi pendekatan besaran ruang, kebutuhan ruang adalah 9.333lll m². Uraiannya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 32 Rekapitulasi Besaran Ruang No. Kelompok Kegiatan Luas (m²) 1. Kegiatan Privat ± 3.200 2. Kegiatan Publik ± 3.618 3. Kegiatan Pengelola ± 392 4. Kegiatan Service dan Pelayanan ± 565 5. Kegiatan Parir ± 1.526 Jumlah ± 9.301 86

6.1.4 Pemilihan Tapak Gambar 33. Tapak Terpilih Sumber: Google Earth Tapak terpilih merupakan tapak alternatif 3. Tapak alternatif 3 berada di Jl. Tangkuban Perahu. Luas tapak terpilih adalah ± 13.950 m 2. Ketentuan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimal 40%, KLB 0,7, dan maksimum tinggi bangunan 5 lantai. Perhitungan maksimum luas lantai : Total luas bangunan yang boleh dibangun = KLB x Luas Lahan = 0,7 x 13.950 = 9.765 m 2 Luas Lantai Dasar = KDB x Luas Lahan = 40% x 13.950 = 5.580 m 2 Dari perhitungan di atas didapat maksimum luas bangunan yang boleh dibangun sebesar ± 9.765 m 2. Dengan melihat kebutuhan ruang ± 9.301 m 2, maka maksimum luas bangunan yang boleh dibangun sebesar ± 9.765 m 2 memenuhi kebutuhan ruang untuk bangunan Hotel Resort dengan Penyelesaian Masalah Terrace. Dengan uraian sebagai berikut : KDB yang digunakan 40% G 5 meter Tinggi bangunan 4 lantai Perkiraan luas bangunan tiap lantai - Lantai Dasar Berdasarkan KDB 40%, lantai dasar diperkirakan memiliki luas ± 3.294, 78 m 2 87

- - - Dengan uraian ruangan sebagai berikut : 1. Lobby 2. Hall 3. Rented Area 4. Meeting Room 5. House Keeping 6. Musholla 7. Ruang Keamanan 8. Ruang Pengelola 9. Parkir Lantai 1 Lantai 1 diperkirakan memiliki luas lantai sebesar ± 2.288 m2 Dengan uraian ruangan sebagai berikut : 1. Standard Room 2. Deluxe Room Lantai 2 Lantai 2 diperkirakan memiliki luas lantai sebesar ± 2.573,5 m2 Dengan uraian ruangan sebagai berikut : 1. Sports and Recreation Area 2. Restaurant Lantai 3 Lantai 3 diperkirakan memiliki luas lantai sebesar ± 1.913,6 m2 Dengan uraian ruangan sebagai berikut : 1. Suite Room 2. Room Gambar 34. Keadaan Kontur Tapak Terpilih Sumber: Bappeda Kabupaten Bandung Barat 88

Gambar 35. Keadaan Tapak Terpilih Sumber: Dok. Pribadi 6.2 PROGRAM DASAR PERANCANGAN 6.2.1 Aspek Kinerja A. Sistem Penghawaan Terdapat dua sistem penghawaan yang digunakan yaitu sistem penghawaan alami dan sistem penghawaan buatan. Sistem penghawaan alami dengan menggunakan sistem silang (cross ventilation). Berbagai cara dapat digunakan untuk memungkinkan ventilasi silang antara lain dengan memberikan bukaan pada dinding bangunan yang berlawanan atau berhadapan untuk sirkulasi udara bersih dan kotor. Sedangkan untuk sistem Penghawaan buatan dengan menggunakan AC (Air Conditioner). Terdapat dua jenis AC yaitu AC Split dan AC Central. Di lihat dari segi bentuknya AC Split ini memiliki dua bagian yaitu indoor dan uotdoor, compressor pada AC Split in terletak pada bagian outdoornya dan memiliki kipas sebagai alat untuk mengurangi panas yang ada pada pipa kondensornya. Sedangkan pada bagian indoornya terdapat pipa evaporator dan motor listrik yang berfungsi memutar blower dan kemudian di keluarkan pada ruangan yang telah di tentukan sehingga ruangan tersebut menjadi dingin. AC Split digunakan pada kamar kamar hotel resort. AC Central ini memiliki dua buah blower yang di gunakan untuk menghisap suhu dingin pada bagian evaporatornya dan mengeluarkannya keruangan yang telah di tentukan. AC ini biasanya diberi corong udara/dakting pada depan blowernya, sebagai tempat penyalur udara dari blower menuju ruangan. AC ini memiliki filter, yang dipasang pada bagian belakang blower. AC Central digunakan pada fasilitas penunjang hotel resort seperti lobby, ruang pertemuan, dan lain lain. B. Sistem Jaringan Listrik Sumber utama sistem jaringan listrik pada bangunan Hotel Resort dengan Penyelesaian Masalah Terrace di Lembang adalah berasal dari PLN dan untuk antisipasi listrik padam atau penambahan listrik dapat menggunakan genset 89

C. Sistem Komunikasi Terdapat dua sistem komunikasi yang digunakan, yaitu sistem komunikasi internal dan eksternal. Sistem komunikasi internal diterapkan untuk komunikasi yang terjadi di dalam bangunan yang dilakukan antar pegawai, pegawai dan tamu. Sistem komunikasi eksternal yang diterapkan untuk komunikasi yang terjadi keluar bangunan dapat berupa telepon, facsimile, atau internet. D. Sistem Air Bersih Sumber air bersih didapat dari PDAM dan juga sumur tanah yang kemudian ditampung pada bak penampungan/tower, kemudian disalurkan ke masing- masing ruangan di dalam bangunan. Untuk menjaga agar persedian air bersih mencukupi maka disediakan bak penampungan berupa ground reservoir dengan pompa tekan dengan menggunakan sistem down feed system dan up feed system. Untuk kebutuhan perawatan lansekap digunakan grey water dari rain harvesting yang telah difilter dan disalurkan ke bak penampungan. E. Sistem Jaringan Air Kotor Air kotor yang dihasilkan dari aktivitas, yaitu dari lavatory dan air pembuangan sisa dari dapur, tentunya memerlukan sebuah sistem sendiri untuk pembuangan yang efektif dan ramah lingkungan yang tidak merugikan alam. F. Sistem Pemadam Kebakaran Dasar pendekatan diantaranya dengan sistem tata ruang yang memudahkan dalam perlindungan terhadap kebakaran, optimalisasi sistem perlindungan terhadap pencegahan kebakaran, selain adanya alat pemadam yang harus diperhatikan adalah penyediaan tangga kebakaran yang memiliki radius sekitar 30 m ke tempat terjauh pengunjung dapat mencapai tangga. Sistem perlindungan bahaya kebakaran yang terintegrasi terhadap sistem lain sehingga memudahkan dalam antisipasi, pencegahan dan pemadaman kebakaran. Sistem ini meliputi sistem deteksi awal, sistem pemadam api. Adapun jenis- jenis sistem atau alat terdiri dari fire detector dan fire alarm, sprinkler, hydrant box, fire extinguisher, dan hydrant pillar. G. Sistem Penangkal Petir Sistem penangkal petir untuk bangunan yang direncanakan harus mampu melindungi area yang cukup sekitar bangunan dan cukup luas dan tidak membahayakan bangunan yang ada di sekitarnya serta direncanakan untuk menghidari arus hubungan pendek yang mengakibatkan kebakaran pada bangunan. Sistem yang diterapkan pada bangunan hotel resort ini adalah Sistem Franklin. Sistem ini menggunakan sebuah tiang penangkal petir yang melindungi daerah kerucut dengan jari- jari alas = tinggi kerucut / ± 120. Jadi semakin tinggi tiang, semakin luas area penangkalannya. H. Sistem Keamanan Sistem pengamanan dengan penerapan teknologi seperti pemakaian kamera monitor 90

(CCTV) memudahkan pemantauan keamanan secara menyeluruh pada bangunan tanpa kehadiran petugas keamanan. Security checking digunakan untuk mengecek pengunjung yang masuk ke dalam hotel resort. Penempatan pos jaga pada bagian pintu masuk dan pintu keluar hotel resort. I. Sistem Jaringan Sampah Tempat penampungan sampah sementara harus dibuat dari bahan kedap air, mempunyai tutup, dan dapat dijangkau secara mudah oleh petugas pembuangan sampah dari Dinas Kebersihan setempat. Sampah- sampah yang diangkut ke tempat pembuangan yang terletak di tempat- tempat bagian servis, dijadikan satu ke penampungan di ruangan atau gudang dengan dilengkapi kereta- kereta bak sampah sebagai tempat penampungan sampah sementara, setelah itu sampah- sampah dibawa ke luar bangunan menuju ke TPA. J. Sistem Transportasi Sistem transportasi yang digunakan pada bangunan hotel resort adalah alat transportasi vertical berupa lift. Selain untuk mencapai ruang atas, harus ada juga tangga darurat sebagai jalur evakuasi. Untuk sirkulasi secara horizontal digunakan sistem koridor yang mengelilingi bagian hotel. 6.2.2 Aspek Teknis Sistem struktur yang digunakan pada Hotel Resort dengan Penyelesaian Masalah Terrace di Lembang yaitu mengacu pada peraturan SNI struktur gedung dan melihat konsep bangunan yang diterapkan. Struktur pondasi harus diperhitungkan mampu menjamin kinerja bangunan sesuai fungsinya dan dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban hidup, dan gaya- gaya luar seperti tekanan angin dan gempa termasuk stabilitas lereng sesuai dengan tapak yang berada di lokasi yang berlereng. Struktur lantai menggunakan struktur lantai beton. Struktur kolom menggunakan kolom beton bertulang. Sistem Modul Modul vertical berupa jarak plafond dengan lantai efektif antara 2,8 m 5 m, tergantung dengan penempatan utilitas bangunan. Sedangkan modul horizontal menggunakan sistem grid. 6.2.3 Aspek Visual Arsitektur Bentuk dari gubahan massa bangunan Hotel Resort mengedepankan disesuaikan dengan pergerakan pengunjung hotel dan kondisi tapak yang ada. Penataan massa bangunan sesuai dengan keterkaitan hubungan dan fungsi ruang. Faktor cahaya matahari menjadi pertimbangan untuk perletakkan massa bangunan dan pemanfaatan view terbaik dari bagian tapak. Hotel Resort ini menggunakan penekanan Contemporer Architecture. Istilah kontemporer sama artinya dengan modern yang kekinian, tapi dalam desain 91

kerap dibedakan. Kontemporer menandai sebuah disain yang lebih maju, variatif, fleksibel dan inovatif, baik secara bentuk maupun tampilan, jenis material, pengolahan material, maupun teknologi yang dipakai dan menampilkan gaya yang lebih baru. Arsitektur ini dikenali lewat karakter desain yang praktis dan fungsional dengan pengolahan bentuk geometris yang simple dan warna- warna netral dengan tampilan yang bersih. Selain itu permainan tekstur sangat dibutuhkan. Tekstur dapat diciptakan dengan sengaja, misalnya akar rotan yang dijalin membentuk sebuah tekstur. Bisa juga dengan memiih material alami yang memiliki tekstur khas, seperti kayu. Untuk menerapkan penekanan Contemporer Architecture bangunan ini didesain dengan menerapkan prinsip- prinsip dari Contemporer Architecture 92