BAB II TINJAUAN PUSTAKA. financial leverage dan dividend payout ratio terhadap kemungkinan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika. terjadi karena adanya asimetri informmasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Leverage, Dividend Payout Ratio dan Net Profit Margin terhadap Perataan. Laba membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. Dari total populasi penelitian 119 perusahaan hanya 35 perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu :

BAB I PENDAHULUAN. (investor) dengan pihak yang memerlukan dana (issuer). Adanya pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Publik, Debt to

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sekaligus menganalisis faktorfaktor

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN,PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP TINDAKAN PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan yang merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laba rugi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Oktober 2015 menjelaskan bahwa saat ekonomi Indonesia melemah properti

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Teori Agensi adalah hubungan antara pemilik (principal) dan manajer

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya dunia perekonomian di Indonesia saat ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktivitas investasi yang dilakukan oleh investor kepada perusahaan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. rangka menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat dan untuk mempertahankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan keagenan antara pemilik perusahaan (principal) dan manajemen

BAB 1 perusahaan sehingga menjadi faktor penentu dalam berinvestasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. optimal bagi perusahaan. Kinerja manajemen dapat tercermin dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. adalah pihak yang menjalankan dan mengendalikan jalannya perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan adalah suatu sarana yang digunakan untuk

Pengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. produksi barang atau jasa. Tujuan dari perusahaan yaitu untuk meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

akibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (rate of growth)

BAB I PENDAHULUAN. mengenai laba perusahaan (Amanza dan Rahardjo, 2012). Informasi laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah diteliti sebelumnya. Berikut merupakan penelitian-penelitian terdahulu yang

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama 2012 sampai 2014.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi target yang telah ditetapkan. Artinya besar keuntungan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maupun eksternal investor, kreditur dan pemerintah (Olivia, 2007

BAB I PENDAHULUAN. manajemen yang ada didalam suatu perusahaan dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas.

BAB V SARAN DAN KESIMPULAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat persaingan di dalam dunia bisnis memaksa. perusahaan untuk mempunyai keunggulan kompetitive untuk terus

UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, FINANCIAL LEVERAGE, DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN KECENDERUNGAN PERATAAN LABA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol. 15, No. 1, Februari 2015:

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menampilkan citra perusahaan yang baik agar bisa menarik minat investor

BAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kondisi perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kerja manajemen untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terhadap harga belinya (Handoko, 2002). Manajer sebagai agent pengelola. mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di sini akan dijelaskan teori-teori yang mendukung dalam perumusan hipotesis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham (investor), yaitu capital gain dan dividend. Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi suatu bangsa diiringi dengan peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang. Oleh sebab itu, informasi yang disajikan harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun 2015 tumbuh

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham et.al,

BAB I PENDAHULUAN. iklim investasi. Emiten ramai-ramai mengalihkan portofolionya ke saham

BAB III METODE PENELITIAN. Ashari dkk (1994) dalam Lydiana (2007) adalah sebagai berikut: biaya atau pertimbangan yang subjektif.

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang. pihak, baik principal selaku pemegang saham maupun agent selaku

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua perusahaan termasuk perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman pada dasarnya melaksanakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang. atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. terus tumbuh dan berkembang. Perusahaan harus memiliki strategi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan yang dikeluarkan secara periodik oleh perusahaan, akan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia usaha semakin lama semakin tajam dalam era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan yang berlipat ganda. keuntungan yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Landasan Teori Penelitian tentang analisis pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage dan dividend payout ratio terhadap kemungkinan perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI membutuhkan kajian teori sebagai berikut: 2.1. Teori Agensi Teori ini menyatakan bahwa praktik manajemen laba dipengaruhi konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendakinya (Noviana dan Yuyetta, 2011). Asumsi dalam teori agensi yaitu bahwa tiap-tiap individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara pemilik dan manajemen. Konflik kepentingan tersebut terjadi karena adanya asimetri informasi. Asimetri Informasi terjadi karena manajer memiliki informasi internal perusahaan relatif lebih banyak dan mengetahui informasi tersebut relatif lebih cepat dibandingkan dengan pihak eksternal 10

(Widhianingrum, 2012). Asimetri antara agent dan principal dapat memicu manajer untuk melakukan disfuctional behavior, yakni menggunakan informasi yang diketahui untuk merekayasa laporan keuangan dalam usaha memaksimalkan kemakmuran (Noviana dan Yuyetta, 2011). 2.2. Perataan Laba Perataan laba merupakan salah satu bentuk dari manajemen laba yang dilakukan pihak manajemen sebagai agent dalam perusahaan (Atarwaman, 2011). Zen dan Herman (2007), menyimpulkan bahwa perataan laba merupakan usaha manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba antara suatu periode dengan periode sebelumnya yang dilakukan untuk mengurangi kenaikan atau penurunan laba yang terlalu tajam antar periode. Sedangkan Christiana (2012), mendefinisikan perataan laba adalah teknik rekayasa laba untuk membuat laba yang dilaporkan tidak terlalu fluktuatif. Dari beberapa pengertian mengenai perataan laba dapat disimpulkan bahwa perataan laba merupakan upaya yang dilakukan manajemen untuk membuat laba yang dilaporkan tidak terlalu fluktuatif dari periode sebelumnya. Dilakukannya tindakan perataan laba ini biasanya untuk mengurangi pajak terutang, meningkatkan kepercayaan diri manajer yang bersangkutan karena penghasilan yang stabil mendukung kebijakan dividend yang stabil juga dan meningkatkan hubungan antara

manajer dan karyawan karena pelaporan penghasilan yang meningkat tajam memberikan kemungkinan munculnya tuntutan kenaikan gaji dan upah (Salno, 2000) dalam (Putra dan Rahmanti, 2013). Tindakan perataan laba memiliki dua tipe yaitu perataan laba yang dilakukan secara sengaja dan perataan laba yang terjadi secara alami (Pradipta dan Susanto, 2012). Perataan laba secara alami merupakan sebuah proses yang dilakukan secara langsung oleh manajemen tanpa adanya rekayasa, sementara perataan laba yang disengaja terjadi karena adanya campur tangan dari pihak manajemen (Butar dan Sudarsi, 2012). Perataan laba dengan cara disengaja dapat dapat dilakukan dengan teknik perataan laba riil atau perataan laba artifisial. Perataan laba riil adalah perataan laba yang dilakukan melalui transaksi yang sesungguhnya untuk dilakukan atau tidak dilakukan berdasarkan pengaruhnya terhadap laba, sedangkan perataan laba artifisial adalah perataan laba dengan menerapkan prosedur akuntansi yang dilakukan dengan memindahkan biaya atau pendapatan dari suatu periode ke periode yang lain (Kustono dan Sari, 2012). Praktek perataan laba merupakan fenomena yang umum terjadi sebagai usaha manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan (Cahyani, 2012). Adanya perataan laba sebenarnya memperlihatkan bahwa manajer berusaha untuk menyembunyikan informasi ekonomi perusahaan kepada stockholder (Syafriont, 2008). Praktek perataan laba banyak menjadi perdebatan berbagai pihak. Oleh

berbagai pihak tindakan perataan laba dinilai merugikan karena laba yang dilaporkan tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Pada intinya tindakan perataan laba diharapkan dapat memberikan pengaruh yang menguntungkan bagi pihak manajemen yang kinerjanya diukur dari informasi tersebut. Dalam penelitian ini perataan laba diproksi menggunakan Indeks Eckel. Adapun untuk menghitung Indeks Eckel dapat menggunakan rumus sebagai berikut (Christiana, 2012) : Indeks Perataan Laba = Dimana CV I dan CV S dapat dihitung sebagai berikut : S = CV S = I = CV I = Keterangan : CV I : Koefisien variasi untuk perubahan laba CV S : Koefisien variasi untuk perubahan penjualan I : Perubahan laba dalam suatu periode I t : Laba tahun yang diamati

S S t n : Perubahan penjualan dalam suatu periode : Penjualan tahun yang diamati : Rata-rata perubahan penjualan : Rata-rata perubahan laba : Banyaknya tahun yang diamati. Berdasarkan Indeks Eckel, Perusahaan diklasifikasikan sebagai suatu perusahaan perataan laba bila hasil dari pembagian CV I dan CV S kurang dari 1 (Christiana, 2012). Dalam penelitian ini variabel perataan laba diukur dengan menggunakan variabel dummy. Kategori perusahaan yang melakukan perataan laba diberi nilai dummy 1, dan perusahaan yang tidak melakukan perataan laba diberi nilai dummy 0. 2.3. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukan besar kecilnya perusahaan. Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar atau kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain (Atarwaman, 2011). Perusahaan dengan size besar mempunyai insentif yang besar untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan kecil, karena perusahaan yang memiliki aktiva dalam jumlah yang besar akan lebih diperhatikan oleh publik dan pemerintah (Butar & Sudarsi, 2012).

Perusahaan besar diperkirakan akan menghindari fluktuasi laba yang terlalu drastis, sebab kenaikan laba akan menyebabkan bertambahnya pajak dan sebaliknya penurunan laba yang drastis akan memberikan image yang kurang baik (Arfan & Wahyuni, 2010). Semakin besar besar perusahaan maka biaya yang dibebankan pemerintah terhadap perusahaan tersebut akan semakin besar juga karena biaya tersebut dianggap sesuai dengan kemampuan perusahaan (Syafriont, 2008). Oleh karena itu perusahaan cenderung untuk melakukan perataan laba agar tidak terjadi penurunan maupun kenaikan laba yang cukup drastis. Laba yang rata dari tahun ke tahun sangat disukai oleh manajemen dan investor karena laba yang rata mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut kuat dan stabil (Atik, 2008) dalam (Noviana dan Yuyetta, 2011). Ukuran perusahaan dapat diukur dengan rumus sebagai berikut (Butar dan Sudarsi, 2012) : Ukuran perusahaan = Ln Total Aktiva 2.4. Profitabilitas Profitabilitas merupakan ukuran penting yang sering kali digunakan oleh investor sebagai dasar untuk mengambil keputusan menjual atau membeli saham suatu perusahaan. Profitabilitas merupakan komponen laporan keuangan perusahaan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representative dalam jangka panjang dan

manaksir resiko dalam investasi atau meminjam dana (Dwiatmini dan Nurkholis, 2001) dalam (Cahyani, 2012). Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri (Butar dan Sudarsi, 2012), Profitabilitas yang tinggi atau meningkat merupakan motivasi untuk melakukan praktik perataan penghasilan, karena manajemen mengatahui kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba pada masa mendatang sehingga mudah mengatur laba yang diinginkan (Kustono & Sari, 2012). Keuntungan yang dimiliki manajemen apabila profitabilitas perusahaan yang stabil, yaitu mengamankan posisi atau jabatan dalam perusahaan. Selain itu profitabiltas perusahaan yang stabil juga memberikan keyakinan pada investor atas investasi yang dilakukan karena perusahaan dinilai baik dalam menghasilkan laba. Rasio profitabilitas menurut Sartono (2000:68) dapat diproksikan menggunakan : 1. Gross Profit Margin = 2. Net Profit Margin = 3. Return On Assets = 4. Return on Net Worth =

2.5. Financial leverage Financial leverage menunjukan tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya membayar hutang dengan ekuitas yang ada (Syafriont, 2008). Financial leverage merupakan perbandingan antar hutang dan aktiva yang menunjukan berapa bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang (Butar & Sudarsi, 2012). Adanya hutang maka perusahaan berkewajiban mambayar secara periodik atas beban bunga dan pokok hutang. Keuntungan dari penggunaan hutang adalah bunga yang dibayar dapat mengurangi pajak yang dibayarkan perusahaan. Akan tetapi disisi lain penggunaan hutang juga memiliki kelemahan. Penggunaan hutang yang tinggi akan menyebabkan kenaikan resiko perusahaan, kenaikan resiko yang tinggi akan menyebabkan pihak debtholder/kreditur juga menetapkan suku bunga yang tinggi pada pinjamannya kepada perusahaan (Bringham dan Houston, 1998) dalam (Indrajaya et al, 2011). Tingginya rasio financial leverage menggambarkan semakin banyak pembiayaan-pambiayaan yang dibayari oleh hutang (Christiana, 2012). Hal tersebut merupakan kondisi yang kurang baik bagi investor karena resiko yang dihadapi akan semakin besar. Semakin tinggi resiko keuangan (financial leverage) maka perusahaan cenderung untuk melakukan praktek perataan laba, karena perusahaan berusaha untuk menghindari pelanggaran kontrak perjanjian hutang (Cahyani, 2012).

Rasio financial leverage dapat diproksi menggunakan debt to total assets, debt to equity ratio dan times interest earned. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut (Sartono, 2000:66) : 1. Debt to Total Assets = 2. Debt to Equity Ratio = 3. Times Interest Earned = 2.6. Dividend Payout Ratio Dividend payout ratio merupakan persentase laba perusahaan yang dibayar sebagai dividend kas kepada pemegang saham (Widiantari, 2011). Menurut Christiana (2012), dividend payout ratio merupakan rasio besarnya dividend yang diberikan kepada pemegang saham. Rasio ini menunjukan persentase laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk kas (Noviana dan Yuyetta, 2011). Pembagian dividend kepada pemegang saham diakukan pada saat perusahaan mengalami laba dan besar kecilnya dividend tergantung oleh besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan. Bagi investor dividend payout ratio salah satu yang dijadikan sebagai pertimbangan investasinya. Pada umumnya investor lebih menyukai kebijakan dividend payout ratio yang tinggi. Hal ini mendorong perusahaan untuk menerapkan kebijakan dividend payout

ratio yang tinggi, padahal hal tersebut memiliki tingkat resiko yang besar apabila terjadi fluktuasi dalam laba, sehingga perusahaan cenderung melakukan tindakan perataan laba (Noviana dan Yuyetta, 2011). Rasio dividend payout ratio menurut Atmaja (2003) dapat diproksi menggunakan rumus : Dividend Payout Ratio = 2.7. Kerangka Pemikiran Berdasarkan kenyataan yang ada, seringkali perhatian pengguna laporan keuangan hanya tertuju pada informasi laba tanpa memperhatikan darimana perusahaan memperoleh laba tersebut. Adanya kecenderungan lebih memperhatikan laba dalam laporan keuangan disadari oleh manajemen, sehingga mendorong timbulnya perilaku menyimpang yaitu perataan laba. Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage dan dividend payout ratio terhadap perataan laba. Penelitian yang dilakukan oleh (Antarwaman, 2011), (Widhianungrum, 2012), (Butar dan Sudarsi, 2012), (Widiyantari, 2011) dan (Sari, 2011) yang menunjukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap perataan laba. Penelitian dengan menggunakan variabel profitabilitas dalam pengaruhnya terhadap perataan laba dilakukan oleh (Kustono dan Sari, 2012),

(Atarwaman, 2011), (Syafriont, 2008), (Sari, 2011) dan (Cahyani, 2012) yang menyimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap perataan laba. Selanjutnya penelitian dilakukan oleh (Tuti dan Indrawati, 2007), (Syafriont, 2008) dan (Cahyani, 2012) yang menyimpulkan bahwa financial leverage berpengaruh terhadap perataan laba. Penelitian dengan menggunakan variabel dividend payout ratio dalam pengaruhnya terhadap perataan laba pernah dilakukan oleh (Purwanto, 2005) dalam (Noviana dan Yuyetta, 2011), (Noviana dan Yuyetta, 2011) dan (Budiasih, 2009) yang menyimpulkan dividend payout ratio berpengaruh terhadap perataan laba. Dari landasan teori, tujuan penelitian dan hasil penelitian sebelumnya serta permasalahan yang sudah ditemukan maka sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, berikut ini disajikan kerangka pemikiran yang dituangkan dalam model penelitian pada gambar dibawah ini yang menunjukan kemungkinan pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen yaitu perataaan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2012.

Ukuran Perusahaan (X1) H1 Profitabilitas (X2) Financial Leverage (X3) H2 H3 Perataan Laba (Y) Dividen Payout Ratio (X4) H4 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 2.8. Hipotesis Atas dasar kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H1 : Ukuran perusahaan secara parsial kemungkinan berpengaruh terhadap perataan laba. H2 : Profitabilitas secara parsial kemungkinan berpengaruh terhadap perataan laba. H3 : Financial leverage secara parsial kemungkinan berpengaruh terhadap perataan laba. H4 : Dividend payout ratio secara parsial kemungkinan berpengaruh terhadap perataan laba.