BAB I PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat, sehingga peralatan dan mesin sudah menjadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tersebut. Risiko-risiko tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit. Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi. Namun, menurut Notoadmodjo

BAB I PENDAHULUAN. harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing individu

HUBUNGAN SIKAP KERJA STATIS TERHADAP NYERI BAHU PADA PEKERJA MEMBATIK TULIS DI KAMPUNG BATIK LAWEYAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan suatu produksi. Tidak sedikit proses produksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Laundry dikenal sebagai kegiatan binatu atau pencucian pakaian dengan. mencucikan pakaian-pakaian (Samsudin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Saat ini pembangunan industri menjadi salah satu andalan dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, pada

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merugikan terhadap kesehatan pekerja ( Naiem, 2010).

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. nyeri punggung semasa hidupnya. Nyeri punggung bawah tetap menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan kerja merupakan salah satu bidang kesehatan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Gambaran risiko..., Tati Ariani, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian termasuk 37% back pain, 15% hearing loss, 13% chronic obstructive

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun Kerja Bawahan. Stasiun Kerja Finishing. Gambar 1.1 Stasiun Kerja Pembuatan Sepatu

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan ilmu dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Hubungan Tingkat Risiko Ergonomi Dan Masa Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja Pemecah Batu

BAB I PENDAHULUAN. negara. Industri sepenuhnya terintegrasi ke dalam rantai pasokan secara

BAB 1 : PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada pasal 86, menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang memberikan sumbangan terbesar dalam industri tekstil pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia masih didominan dengan penggunaan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal

BAB I PENDAHULUAN. penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI)

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pekerjaannya adalah keluhan musculoskeletal disorders(msds).

sesuatu dari satu tempat ke tempat lainnya. Pentingnya transportasi terlihat pada

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN.

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran risiko..., Pongki Dwi Aryanto, FKM UI, 2008

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sakit akibat pekerjaanya itu, baik itu berupa cedera, luka-luka atau bahkan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembuluh darah dimana keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2020 mendatang, di mana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan persyaratan yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi. Jika manusia bekerja dalam kondisi yang nyaman baik

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manual yang memerlukan tuntutan dan tekanan secara fisik yang berat. Aktivitas

GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Health Association) adalah beberapa kondisi atau gangguan abnormal

Kata kunci : Sikap Kerja, Keluhan Muskuloskeletal Disorder

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

HUBUNGAN ANTARA SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI PASAR 45 MANADO Victoria P. Pinatik*,,A. J. M. Rattu*, Paul A. T.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu pekerjaan. Komputer yang banyak digunakan oleh segala kalangan untuk

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. yang cukup kuat untuk menyebabkan peningkatan resiko keluhan low back

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

BAB I PENDAHULUAN. industri pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merk dagang. keselamatan dan kesehatan akan aman dari gangguan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara agraris, yang dimana. mayoritas penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani.

MUSCULOSKELETAL DISORDERS. dr.fauziah Elytha,MSc

BAB I PENDAHULUAN. produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas manusia sehingga kreativitas manusia adalah sumber ekonomi. pada produksi kreativitas dan inovasi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. belum bisa dihindari secara keseluruhan. Dunia industri di Indonesia masih

BAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN. industri rumah tangga laundry. Saat ini industri rumah tangga laundry

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Labor Organization (ILO) dalam Nurhikmah

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. permanen dalam bekerja. Pada tahun 2010 World Health Organization

GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya di sektor industri saat ini sudah berkembang sangat pesat, sehingga peralatan dan mesin sudah menjadi kebutuhan utama di hampir semua lapangan pekerjaan. Industri tekstil/usaha jahitan adalah salah satu dari sektor industri yang masih berkembang pesat hingga saat ini. Sarana penunjang dan modal yang sangat penting dalam meningkatkan produktivitas pada berbagai jenis pekerjaan yaitu peralatan dan teknologi yang canggih. Disamping hal itu ada dampak negatif yang akan ditimbulkan apabila kurang waspada menghadapi bahaya potensi yang mungkin muncul yaitu akan terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK), penyakit ini dapat menyebabkan resiko kecacatan hingga kematian pada pekerja (1). Manusia memiliki keterbatasan fisik yang berbeda-beda sesuai kemampuannya. Keterbatasan fisik ini perlu dalam menyusun rencana kegiatan kerja, karena pekerjaan tertentu membutuhkan tenaga yang melebihi kapasitas fisik manusia. Hal ini dapat menimbulkan masalah kesehatan atau penyakit yang sering terjadi pada sektor industri tekstil yaitu penyakit yang berhubungan keluhan otot dan rangka atau yang disebut musculoskeletal disorders (MSDs) (2). Keluhan yang biasa dirasakan pada seseorang pada bagian otot skeletal dan merasakan keluhan ringan hingga keluhan yang sangat sakit ini biasa disebut keluhan Pekerja yang menerima beban statis dalam jangka waktu lama dan dilakukan secara berulang, maka 1

2 dapat menimbulkan gangguan pada otot contohnya kerusakan pada sendi, tendon dan ligamen. Cidera pada otot hingga sobek/kerusakan pada otot inilah disebut musculoskeletal disorders (MSDs). Otot rangka (skeletal) yang meliputi otot leher, bahu, lengan, jari tangan, punggung ataupun pinggang dan otot-otot bagian bawah merupakan bagian otot yang sering dikeluhkan oleh pekerja (3). Pada tahun 2005 di Indonesia terdapat adanya masalah kesehatan sekiranya 40,5% pada pekerja menderita penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaanya serta mengalami gangguan kesehatan. Pernah dilakukan studi terhadap 9.482 pekerja populasinya 12 Kabupaten / Kota di Indonesia hasil terdapat kejadian muskuloskeletal (16%), kardiovaskuler (8%), gangguan saraf (6%), serta gangguan pernapasan (3%) dan gangguan THT (1,5%). Hasil ini dilakukan dari hasil studi Departemen Kesehatan (4). Penyebab utama dari nyeri menahun dan kelainan fisik adalah ciri dari kelainan sistem Dalam komponen sistem muskuloskeletal bisa mengalami cidera, robekan serta peradangan. Di Indonesia pernah melakukan penelitian dimana pengambilan sampel 800 orang 8 tempat sektor informal yang menunjukkan bahwa pekerja mengalami gangguan muskuloskeletal diantaranya terdapat hasil dari masing-masing sektor informal, 31,6% pekerja kelapa sawit di Riau, 21% perajin wayang kulit di Yogyakarta, 18% pengrajin Onyx di Jawa Barat, 16,4% penambang emas di Kalimantan Barat, 14,9% pengrajin sepatu di Bogor dan 8% pengrajin kuningan di Jawa Tengah. Kelompok kerja yang paling banyak mengalami gangguan muskuloskeletal yaitu sebanyak 78,7% pada pengrajin

3 batu bata di Lampung dan 41,6% pada nelayan ikan di DKI Jakarta. Para pekerja tersebut mengeluhkan rasa nyeri pada punggung, bahu, dan pergelangan tangan (5). Prevalensi penyakit sendi berdasarkan wawancara yang didiagnosis nakes meningkat seiring bertambahnya umur, demikian juga yang didiagnosis nakes atau gejala. Prevalensi tertinggi pada umur 75tahun (33% dan 53,8%). Prevalensi yang didiagnosis nakes lebih tinggi pada perempuan (27,5%) lebih tinggi dari laki-laki (21,8%). Prevalensi lebih tinggi pada masyarakat tidak bersekolah baik yang didiagnosis nakes (24,1%) maupun diagnosis nakes atau gejala (45,7%). Prevalensi tertinggi pada pekerjaan petani/nelayan/buruh baik yang didiagnosis nakes (15,3%) maupun diagnosis nakes atau gejala (31,2%). Prevalensi yang didiagnosis nakes di pedesaan (13,8%) lebih tinggi dari perkotaan (10,0%), demikian juga yang didiagnosis nakes atau gejala di pedesaan (27,4%), di perkotaan (22,1%). Kelompok yang didiagnosis nakes, prevalensi tertinggi pada kuintil indeks kepemilikan terbawah (15,4%) dan menengah bawah (14,5%) (6). Konveksi Aneka Gunung Pati berdiri pada tahun 1994, konveksi ini merupakan salah satu konveksi yang berskala kecil di Semarang Jawa Tengah. Produk yang dihasilkan pada konveksi ini berupa pakaian jadi seperti kemeja, kaos, celana dan sebagainya. Produk tersebut diproduksi sesuai pesanan yang diminta oleh pembeli (buyer). Konveksi ini berlokasi di Jl. Jagalan RT 02 RW 01 Kelurahan Gunungpati Kecamatan Gunungpati. Konveksi aneka ini dibagi menjadi lima bagian yaitu administrasi, gudang, pemotongan (cutting), penjahitan (sewing) dan finishing. Pada bagian penjahitan terbagi menjadi dua bagian yaitu line 1

4 mengerjakan pesanan lokal atau pesanan konsumen dari bahan mentah hingga jadi. Pada bagian ini pekerja cenderung melakukan gerakan berdiri, membungkuk, dan duduk secara berulang. Sedangkan pada line 2 menerima bahan potongan dari perusahaan lalu diselesaikan hingga jadi. Pada bagian ini pekerja cenderung melakukan gerakan membungkuk dan duduk secara terus-menerus. Dari hasil survei awal yang dilakukan pada tanggal 15 Maret 2017 diketahui terdapat masalah mengenai kondisi tempat kerja yaitu lingkungan yang tidak bersih, penataan barang tidak rapi serta banyaknya debu dari kain. Tetapi pekerja tidak mempermasalahkan hal tersebut karena sudah terbiasa dan sebagian pekerja sudah menggunakan alat pelindung diri berupa masker dan kacamata. Wawancara yang dilakukan kepada 10 orang pekerja di konveksi gunung pati diketahui bahwa sebanyak 7 pekerja mengalami keluhan kesehatan yang dialami antara lain keluhan pada leher, punggung, pinggang dan kaki. Sedangkan 3 pekerja lainnya tidak merasakan keluhan kesehatan. Dari hasil wawancara yang didapat, diambil penelitian mengenai beban kerja, lama kerja, dan masa kerja karena adanya tuntutan kerja yang harus diselesaikan pada waktu yang diinginkan konsumen sehingga pekerja mengejar target dan mengurangi waktu istirahatnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi muskuloskeletal diantaranya yaitu lama kerja. Penelitian yang sudah dilakukan Astri, dkk, menjelaskan adanya suatu hubungan lama kerja terjadinya keluhan Muskuloskeletal dan ada hubungan antara beban kerja keluhan Muskuloskeletal pada pekerja pencari besi bekas di Kelurahan Talikuran Utara (7).

5 Masa kerja yaitu salah satu faktor yang dapat mempengaruhi resiko terjadinya muskuloseletal. Adanya hubungan masa kerja keluhan muskuloskeletal dinyatakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Wahid Thoyib Rivai, dkk. Bahwa terdapat 16 pekerja (53,3%) melakukan pekerjaannya risiko pekerjaan ergonomi yang rendah. Sedangkan sebanyak 21 pekerja (70%) yang mempunyai masa kerja 5 tahun dan diantaranya terdapat 21 pekerja (70%) yang memiliki umur 30 tahun (8). Munculnya keluhan muskuloskeletal dapat berpengaruh terhadap postur kerja. Rakhmat Eddy Wicaksono, dkk, telah melakukan penelitian kepada mahasiswa fakultas teknik studi arsitektur Universitas Diponegoro menyatakan bahwa hasil penelitian membuktikan adanya hubungan antara postur kerja keluhan muskuloskeletal dan ada hubungan antara durasi kerja keluhan Muskuloskeletal (9). Dari beberapa uraian diatas maka peneliti melakukan penelitian mengenai Muskuloskeletal pada pekerja konveksi aneka di Gunung Pati. Penelitian ini perlu dilakukan karena untuk mengetahui hubungan antara lama kerja, beban kerja dan masa kerja terjadinya keluhan Muskuloskeletal pada pekerja. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti dapat merumuskan permasalahan yang dapat diambil dalam penelitian ini, yaitu : Adakah hubungan antara beban kerja, lama kerja dan masa kerja keluhan Muskuloskeletal di konveksi Aneka Gunungpati Semarang?

6 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menguji hubungan antara beban kerja, lama kerja dan masa kerja keluhan Muskuloskeletal pada pekerja konveksi Aneka 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan beban kerja pada pekerja konveksi b. Mendeskripsikan lama kerja dan masa kerja pada pekerja konveksi c. Mendeskripsikan keluhan Muskuloskeletal pada pekerja konveksi d. Menganalisis hubungan antara beban kerja keluhan Muskuloskeletal e. Menganalisis hubungan antara lama kerja keluhan Muskuloskeletal f. Menganalisis hubungan antara masa kerja keluhan Muskuloskeletal D. Manfaat Penelitian Maanfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: a. Bagi Keilmuan Hasil yang didapatkan baik data penelitian dan arahan dari pembimbing akademik dapat menambah kajian literatur tentang beban kerja, lama kerja dan masa kerja di konveksi Aneka Gunungpati. Wawasan pengetahuan peneliti dan dapat mengembangkan untuk pemecahan masalah dalam pengendalian keluhan Muskuloskeletal untuk kedepannya.

7 b. Bagi Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Sebagai informasi berdasarkan data penelitian mengenai keluhan Muskuloskeletal serta sebagai dokumentasi dan pengetahuan bagi peneliti selanjutnya yang serupa. c. Bagi Pekerja konveksi Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat menambah pengetahuan serta pemahaman pekerja mengenai hubungan beban kerja, lama kerja dan masa kerja yang dapat mengakibatkan Muskuloskeletal di tempat kerja pada industri konveksi, supaya pekerja dapat melakukan upaya perlindungan terhadap kesehatan pekerja dan meningkatkan produktivitas kerja. E. Keaslian.Penelitian. No. Nama Judul 1. Astri Melisa Watuseke, Odi Pinontoan, Harvani Boky 2. Wahid Thoyib Rivai, Ekawati, Hubungan antara lama kerja dan beban kerja keluhan muskuloskel etal pada pekerja pencari besi bekas di kelurahan talikuran utara Hubungan tingkat risiko ergonomi dan masa Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik pendekatan cross sectional. Data dikumpulkan kuesioner Nordic Body Map. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Variabel Penelitian Variabel terikat yaitu Variabel bebas yaitu lama kerja, beban kerja, dan keluhan muskuloskeletal Variabel terikat yaitu Variabel bebas Hasil Terdapat hubungan antara lama kerja keluhan muskuloskeletal dan terdapat hubungan antara beban kerja keluhan muskuloskeletalp ada pekerja pencari besi bekas di Kelurahan Talikuran Utara. Sebagian besar pekerja melakukan pekerjaan

8 No. Nama Judul Siswi Jayanti 3. Rakhmat Eddy Wicaksono, Suroto, Baju Widjasena kerja keluhan muskuloskel etal pada pekerja pemecah batu Hubungan postur, durasi dan frekuensi kerja keluhan muskuloskele tal akibat penggunaan laptop pada mahasiswa fakultas Teknik jurusan arsitektur universitas diponegoro Metode Penelitian penelitian kuantitatif menggunakan metode observasi pendekatan cross sectional. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory researches pendekatan cross sectional. Variabel Penelitian yaitu umur, masa kerja, dan tingkat resiko ergonomi Variabel terikat yaitu Variabel bebas yaitu postur kerja, durasi kerja, dan frekuensi kerja. Hasil tingkat risiko ergonomi rendah yaitu sebanyak 16 orang. Sebanyak 21 orang memiliki masa kerja 5 tahun. Dan sebagian pekerja memiliki umur 30 tahun sebanyak (70%). Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan antara tingkat resiko ergonomi keluhan muskuloskeletal, tetapi ada hubungan antara masa kerja keluhan Ada hubungan antara posturkerja keluhan Ada hubungan antara durasi kerja keluhan Tidak ada hubungan antara frekuensi kerja keluhan muskuloskeletal pada mahasiswa fakultas teknik jurusan arsitektur Univeristas Diponegoro.

9 Penelitian ini berbeda penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian yang akan dilakukan saat ini mengenai Hubungan antara beban kerja, lama kerja dan masa kerja keluhan Muskuloskeletal di Konveksi Aneka Gunung Pati Semarang 2017, yang membedakan beberapa penelitian yang pertama adalah waktu penelitian, tempat penelitian dan populasi penelitian yang memiliki kriteria inklusi khusus pada pekerja wanita. Perbedaan pada penelitian yang kedua yaitu variabel yang diteliti, tempat penelitian, waktu penelitian dan populasi penelitian. Dan perbedaan pada penelitian yang ketiga adalah variabel penelitian, jenis penelitian, waktu penelitian, tempat penelitian, dan populasi penelitian. F. Lingkup Penelitian 1. Lingkup Keilmuan Keilmuan ini merupakan salah satu dari ilmu Kesehatan Masyarakat khususnya peminatan Kesehatan Keselamatan Kerja. 2. Lingkup Materi Beban kerja, lama kerja dan masa kerja yang berhubungan kejadian keluhan muskuloskeletal pada pegawai konveksi Aneka di Gunung Pati. 3. Lingkup Lokasi Penelitaian ini dilakukan di tempat Konveksi Aneka Gunung Pati Kota Semarang. 4. Lingkup Metode Penelitian ini dilakukan menggunakan metode survei awal untuk mendapatkan data keluhan penyakit akibat kerja pada pekerja,

10 dan proses pengumpulan data melalui wawancara pekerja menggunakan lembar kuesioner. 5. Lingkup Sasaran Sasaran pada penelitian ini adalah pekerja Konveksi Aneka Gunung Pati Kota Semarang. 6. Lingkup Waktu Survey awal dilakukan pada bulan Maret dan waktu penelitian untuk pengambilan data dilaksanakan pada Bulan Juni 2017.