BUPATI WONOGIRI PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN DI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOGIRI, Menimbang : a. bahwa guna kelancaran pelaksanaan Pelayanan Administrasi Terpadu di Kecamatan, maka perlu adanya Pedoman Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, maka perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan di Kecamatan. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yenyang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Kecamatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4826); 1
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan; 7. Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 9 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Wonogiri (Lembaran Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 85); 8. Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Wonogiri (Lembaran Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2008 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 86) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 25 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Wonogiri (Lembaran Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2012 Nomor 25, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 121); 9. Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 64 Tahun 2012 Tentang Pelimpahan Sebagian Wewenang Bupati Kepada Camat (Berita Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2012 Nomor 343). MENETAPKAN MEMUTUSKAN: : PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN DI KECAMATAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah. 2. Bupati adalah Bupati Wonogiri. 3. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah. 4. Camat adalah Camat di Wilayah Kabupaten Wonogiri. 5. Izin adalah dokumen yang dikeluarkan oleh kecamatan berdasarkan peraturan daerah atau peraturan lainnya yang merupakan bukti legalitas, menyatakan sah atau diperbolehkannya seseorang atau badan untuk melakukan usaha atau kegiatan tertentu. 6. Perizinan adalah kegiatan kecamatan dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang, serta penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. 7. Non Perizinan adalah segala bentuk kemudahan pelayanan, fasilitas, fiskal dan informasi mengenai kegiatan tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2
8. Tim Teknis adalah tim yang terdiri dari unsur-unsur Instansi teknis yang ada di lingkungan Kecamatan yang dibentuk oleh Camat. BAB II JENIS PELAYANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN Pasal 2 (1) Jenis-jenis pelayanan perizinan yang diselenggarakan meliputi : a. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk bangunan dengan kriteria : 1. Luas maksimal 150 m 2 dan tidak bertingkat; 2. Bangunan rumah tinggal; 3. Terletak ditepi jalan desa/kelurahan; dan 4. Radius maksimal 100 m dari jalan Negara, Propinsi dan Kabupaten. b. Izin Gangguan, dengan kriteria : 1. Luas tempat usaha maksimal 100 m 2 ; 2. Dampak lingkungan kecil; dan 3. Usaha mikro dengan modal usaha maksimal Rp. 50.000.0000,- tidak termasuk tanah dan bangunan. c. Izin Usaha Industri, dengan kriteria : 1. Usaha perorangan; 2. Usaha mikro dengan modal usaha maksimal Rp. 50.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan; dan 3. Tenaga kerja dari anggota keluarga. d. Izin Usaha Perdagangan, dengan kriteria : 1. Usaha perorangan; 2. Usaha mikro dengan modal usaha maksimal Rp. 50.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan; dan 3. Tenaga kerja dari anggota keluarga. e. Izin Toko Obat, dengan kriteria : 1. Usaha perorangan; 2. Usaha mikro dengan modal usaha maksimal Rp. 50.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan; dan 3. Tenaga kerja dari anggota keluarga. f. Izin Usaha Optik, dengan kriteria : 1. Usaha perorangan; dan 2. Tenaga kerja dari anggota keluarga g. Izin Usaha Salon, dengan kriteria : 1. Usaha perorangan; 2. Jumlah kursi maksimal 5 buah; dan 3. Tenaga kerja dari anggota keluarga. h. Izin Reklame, dengan kriteria: 1. Papan nama reklame sampai dengan 1 m 2 ; dan 2. Papan nama toko tanpa ada tambahan suatu produk perusahaan. (2) Jenis-jenis pelayanan non perizinan yang diselenggarakan meliputi: a. Rekomendasi, terdiri dari : 1. Permohonan Pendirian Organisasi Masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak dibidang sosial dan wilayah kerja/operasional di kecamatan setempat; 3
2. Permohonan Pendirian Panti Sosial untuk masyarakat Kecamatan setempat dan pihak lain; 3. Permohonan pemanfaatan lahan bekas jalan dan kali mati untuk masyarakat Kecamatan setempat dan pihak lain; 4. Permohonan Pengesahan Surat Keterangan Domisili untuk penduduk kecamatan setempat; 5. Permohonan Ijin Penelitian untuk kepentingan pendidikan yang objeknya Pemerintah Desa/ Kelurahan; 6. Permohonan bantuan bidang sosial, pendidikan, keagamaan, kepemudaan pembangunan, keolahragaan, usaha dan lain-lain untuk masyarakat Kecamatan setempat; 7. Permohonan Ijin Keramaian untuk penduduk kecamatan setempat dan pihak lain. b. Fasilitasi, terdiri dari : 1. Legalisasi pengantar permohonan Surat Keterangan Catatan Kepolisian untuk masyarakat di wilayah Kecamatan setempat; 2. Legalisasi surat keterangan jalan, merantau atau boro untuk masyarakat di wilayah Kecamatan setempat; 3. Legalisasi surat keterangan tidak mampu untuk masyarakat di wilayah Kecamatan setempat; 4. Legalisasi surat pengantar permohonan nikah, talak, cerai dan rujuk untuk masyarakat di wilayah Kecamatan setempat; 5. Legalisasi surat pengantar permohonan Calon Tenaga Kerja Indonesia untuk masyarakat di wilayah Kecamatan setempat; 6. Legalisasi surat keterangan ahli waris untuk masyarakat di wilayah Kecamatan setempat; 7. Pelayanan permohonan administrasi kependudukan untuk masyarakat di wilayah Kecamatan setempat; c. Penyelenggaraan, terdiri dari : - Pemungutan pajak reklame untuk papan nama reklame sampai dengan 1 m 2 dan papan nama toko tanpa ada tambahan suatu produk perusahaan; BAB III PENYELENGGARAAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN Pasal 3 (1) Penyelenggaraan perizinan meliputi pemberian, penolakan, pengawasan dan pencabutan izin. (2) Penyelenggaraan non perizinan meliputi pemberian, penolakan dan pengawasan surat keterangan dan atau rekomendasi. (3) Izin yang diberikan oleh Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tembusannya disampaikan kepada Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu dan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang membidangi. (4) Penyelenggaraan perizinan dan non perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) secara bertahap dievaluasi oleh Camat dan Tim yang dibentuk oleh Bupati. 4
BAB IV PENANDATANGANAN IZIN Pasal 4 (1) Penandatanganan perizinan dan non perizinan dilakukan oleh Camat. (2) Apabila Camat berhalangan 7 (tujuh) hari kerja atau lebih dan pejabat Pelaksana tugas (Plt) belum ditunjuk oleh Bupati, maka penandatanganan perizinan dan non perizinan dilakukan oleh pejabat struktural satu tingkat dibawahnya. (3) Penandatanganan yang dilakukan oleh pejabat struktural sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan atas nama Camat. BAB V PELAKSANAAN PERIZINAN Bagian Kesatu Tim Teknis Pasal 5 (1) Kecamatan dalam penyelenggaraan perizinan dapat dibantu oleh Tim Teknis yang dibentuk Camat. (2) Tim teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan dalam memberikan saran mengenai diterima atau ditolaknya suatu permohonan perizinan. (3) Pembentukan, tugas, wewenang, dan susunan personalia Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Camat. Bagian Kedua Mekanisme Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan Pasal 6 (1) Mekanisme pelayanan perizinan dan non perizinan sebagai berikut: a. penelitian berkas permohonan; b. pemeriksaan/cek lapangan; dan c. penerbitan izin. (2) Mekanisme melalui atau tanpa melalui pemeriksaan teknis di lapangan didasarkan pada sifat permasalahan yang dimungkinkan/ditimbulkan dari permohonan yang masuk dan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (3) Mekanisme pelayanan perizinan dan non perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) tercantum dalam Lampiran I Peraturan Bupati ini. Bagian Ketiga Prosedur Pelayanan Pasal 7 (1) Prosedur, persyaratan dan teknis pelaksanaan pelayanan perizinan diatur sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk masing-masing jenis perizinan. 5
(2) Ketentuan tentang prosedur dan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dipasang ditempat yang mudah dilihat masyarakat di gedung Kantor Kecamatan. Bagian Keempat Penyederhanaan pelayanan Pasal 8 Penyederhanaan penyelenggaraan pelayanan mencakup: a. pelayanan atas permohonan perizinan dilakukan oleh Kecamatan; b. percepatan waktu proses penyelesaian pelayanan tidak melebihi standar waktu yang telah ditetapkan; c. kepastian biaya pelayanan tidak melebihi dari ketentuan yang telah di tetapkan dalam Peraturan Daerah; d. kejelasan prosedur pelayanan dapat ditelusuri dan diketahui setiap tahapan proses pemberian perizinan sesuai dengan urutan prosedurnya; e. mengurangi berkas kelengkapan permohonan perizinan yang sama untuk dua atau lebih permohonan perizinan; dan f. pemberian hak kepada masyarakat untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan perizinan. Bagian Kelima Proses, Waktu dan Biaya Penyelenggaraan Perizinan Pasal 9 (1) Pengolahan dokumen persyaratan perizinan dimulai dari tahap permohonan sampai dengan terbitnya dokumen dilaksanakan secara terpadu. (2) Proses penyelenggaraan pelayanan perizinan dilakukan untuk satu jenis perizinan tertentu atau perizinan paralel. Pasal 10 Jangka waktu penyelesaian perizinan ditetapkan paling lama 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak diterimanya berkas permohonan beserta seluruh kelengkapannya. Pasal 11 (1) Biaya retribusi perizinan di hitung sesuai dengan tarif yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah; (2) Dokumen persyaratan perizinan yang disediakan Kelurahan/Desa harus sudah dalam satu paket biaya perizinan. Pasal 12 (1) Bentuk dan format blangko/formulir yang berkaitan dengan penyelenggaraan perizinan tercantum dalam Lampiran II Peraturan Bupati ini. (2) Bentuk dan format blangko/formulir yang berkaitan dengan penyelenggaraan non perizinan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (3) Dalam hal bentuk dan format blangko/formulir yang berkaitan dengan penyelenggaraan perizinan dan non perijinan belum diatur, maka diatur dengan Keputusan Camat. 6
Bagian Keenam Pemberian dan Penolakan Permohonan Izin Pasal 13 (1) Izin diberikan apabila telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan. (2) Syarat-syarat dan jangka waktu pemberian izin berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 14 (1) Permohonan izin ditolak apabila tidak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. (2) Penolakan permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan penjelasan persyaratan yang tidak terpenuhi. (3) Pemohon dapat mengajukan keberatan secara tertulis atas penolakan permohonan izin kepada Camat. (4) Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya Keputusan Penolakan Permohonan Izin. (5) Jawaban atas keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), disampaikan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya keberatan tertulis. Bagian Ketujuh Duplikat Izin dan Pengesahan Salinan Izin Pasal 15 (1) Camat dapat memberikan duplikat izin dan pengesahan salinan izin. (2) Prosedur dan syarat-syarat untuk mendapatkan duplikat izin dan pengesahan salinan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Camat. BAB VI PENGAWASAN DAN PEMBINAAN Pasal 16 (1) Pengawasan terhadap pelaksanaan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dilaksanakan oleh Camat yang memberikan Izin. (2) Camat dalam melakukan pengawasan dapat menugaskan stafnya dan/atau membentuk Tim. (3) Pengawasan yang berkaitan dengan kegiatan dan/atau usaha yang tidak mempunyai izin dilaksanakan oleh Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban dalam lingkungan Kecamatan. Pasal 17 (1) Dalam rangka pengawasan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) dan ayat (2) petugas dan/atau tim yang ditunjuk dapat melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan izin yang diberikan. (2) Hasil pengawasan dituangkan dalam berita acara dan ditandatangani petugas dan/atau anggota tim yang ditunjuk melaksanakan tugas. (3) Hasil Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), untuk semua kegiatan yang tidak sesuai dengan izin, disampaikan kepada Camat untuk penanganan tindak lanjut. 7
(4) Penanganan tindaklanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (3), yang memerlukan koordinasi dapat meminta bantuan Tim Teknis. Pasal 18 Pembinaan yang berkaitan dengan teknis operasional perizinan dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. BAB VII PENCABUTAN IZIN Pasal 19 (2) Pencabutan izin dilakukan apabila : a. dokumen persyaratan yang dilampirkan dalam permohonan izin terbukti tidak benar; dan b. terjadi pelanggaran terhadap ketentuan yang telah ditetapkan dalam izin atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. (3) Pencabutan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Camat dengan mengeluarkan Surat Keputusan Pencabutan Izin. (4) Pencabutan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Tim Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1). BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 20 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Wonogiri. Ditetapkan di Wonogiri pada tanggal BUPATI WONOGIRI, Diundangkan di Wonogiri pada tanggal DANAR RAHMANTO Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN WONOGIRI KEPALA BAPPEDA SUHARNO BERITA DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN NOMOR 8
9