BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia bukan hanya kekayaan akan sumber daya alam saja,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. yang menerangkan cara-cara untuk mengadakan penelitian.

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan, dan memprediksi kejadian-kejadian pada setting sosial.

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dicapai dalam penelitian ini adalah penulis dapat mengetahui gambaran secara

BAB III METODE PENELITIAN. dialami subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan lainlain.

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN. hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi

BAB III METODE PENELITIAN. didasarkan pada ciri-ciri keilmuan. Yaitu rasional, empiris, dan sistematis. 54

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN

PERKAWINAN ADAT. (Peminangan Di Dusun Waton, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan. Provinsi Jawa Timur) Disusun Oleh :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi.

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta, 2000, hal. 6. 2

BAB III METODE PENELITIAN. ayam selain itu harapannya juga dapat memperoleh hasil penelitian yang. menyikapi fenomena sabung ayam tersebut.

Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, Ed. IV, 2002, hlm. 13

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan ini berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 76 Dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dari sudut atau perspektif partisipasipan. Partisipasipan adalah orang-orang yang

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI PENGENAAN TARIF AKAD NIKAH NASKAH PUBLIKASI. derajat S-I Program Studi Pendidikan. Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

BAB III METODE PENELITIAN. tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena menyajikan

MAKNA BUDAYA BELIS DALAM PERKAWINAN ADAT BAGI MASYARAKAT (Studi di Kecamatan Witihama Kabupaten Flores Timur) SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Pandanan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. yaitu bulan Oktober sampai bulan Desember 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Skripsi ini menggunakan pendekatan yang menjadi landasan kerja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. daerah ini masih banyak terdapat perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan

BAB III METODE PENELITIAN. penyesuaian diri remaja panti asuhan. Menurut Sugiyono (2012:1) metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sulawesi Tengah. Dengan judul penelitian Kajian bentuk dan makna simbolik

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Dengan kata lain

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang meningkatkan aplikasi didalam mencegah masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kriteria pengambilan data yang akan dilakukan. untuk mengumpulkan data-data sekaligus untuk dianalisis lebih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini dimulai dari

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Berdasarkan judul penelitian Pemetaan Profil Risiko Spekulatif PDAM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif ditujukan untuk

BAB I. Tuhan telah menciptakan manusia yang terdiri dari dua jenis yang berbedabeda

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Arab di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Ponorogo.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

Saifuddin, Op. Cit., hlm. 5.

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan. Dalam penelitian, metode

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti (Bolinger

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia

BAB III METODE PENELITIAN. dampak facebook terhadap perubahan pola komunikasi antar pribadi mahasiswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian merupakan metode ilmiah (scientific method). Metode ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. proses kreatif proses kreatif program acara Young Creative di Balikpapan Televisi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT telah menghiasi alam semesta ini dengan rasa cinta dan kasih

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan yang beraneka ragam yang tersebar mulai dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia bukan hanya kekayaan akan sumber daya alam saja, melainkan masyarakat Indonesia juga memiliki kekayaan lain seperti kekayaan akan kebudayaan suku bangsa. Kebudayaan disetiap daerah tentunya berbedabeda, salah satu kebudayaan yang ada dimasyarakat Flores Timur yang masih dilestarikan sampai saat ini yaitu budaya perkawinan adat. Kebudayaan yang hingga saat ini masih ada dan dilestarikan oleh masyarakat Witihama Kabupaten Flores Timur, salah satunya adalah budaya belis dalam perkawinan adat. Budaya belis dalam perkawinan adat ini, masih dilestarikan oleh masyarakat Witihama Kabupaten Flores Timur sampai saat ini. Kebudayaan ini merupakan salah satu kebudayaan yang sering dilakukan oleh nenek moyang dan kemudian dilestarikan oleh generasi penerusnya atau masyarakatnya sehingga menjadi kebudayaan atau tradisi yang sering dilakukan oleh masyarakat Witihama Kabupaten Flores Timur. Kebudayaan ini mengandung nilai-nilai luhur yang mencerminkan luhurnya budaya orang Timur. Mempelajari sejarah pada hakekatnya berarti mempelajari realita dan fakta masa lalu. Perjuangan setiap bangsa untuk mewujutkan cita-citanya berlangsung dalam tiga kurun waktu yakni: masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. 1

Realitas dan fakta masa lalu yang beraneka ragam dapat terlihat dalam latar berlakang kehidupan sosial budaya masyarakat antara lain, adat istiadat maupun bahasa daerah yang telah menjiwai masyarakat bangsa dan bahkan menjadi karakteristik atau kepedulian bangsa. Warisan budaya bangsa merupakan kekayaan bangsa dalam mendukung kebudayaan nasional harus di infentariskan, di dokumentasikan, dan dikembangkan secara baik oleh generasi muda, hal ini akan sangat berguna bagi pembinaan bangsa dan kelestarian budaya itu sendiri. Kebudayaan merupakan suatu kepercayaan akan kesenian, adat istiadat bahasa, pengetahuan yang sering dilakukan oleh masyarakat. Menurut E.B. Taylor bahwa kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-kemanpuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat 1. Perkawinan adat merupakan bagian dari kebudayaan bangsa, dimana perkawinan adat ini dilakukan oleh seorang laki-laki dengan seorang perempuan menurut tata cara kebiasaan atau adat masyarakat setempat. Perkawinan adat biasanya dimulai dari tahap perkenalan, peminangan, pertunangan, dan perkawinan. Perkawinan adat yang dilakukakn oleh masyarakat Witihama ini menggunakan belis gading Bala. Belis berasal dari kata beli yang artinya membeli atau satu kewajiban memberi. Belis dalam masyarakat Witihama ini berupa gading Bala, dimana belis gading Bala ini akan diberikan oleh pihak keluarga laki-laki kepada pihak keluarga perempuan. Belis gading Bala merupakan aspek yang sakral bagi masyarakat witihama, sehingga pihak laki-laki tidak semenah- 1 Wiyarti. 2008. Sosiologi. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press Hal.130. 2

menah dengan perempuan karena, gading Bala ini merupakan simbol penghargaan tertinggi terhadap pribadi seorang perempuan yang akan dinikahi dalam suatu perkawinan adat bagi masyarakat witihama. Sistem pembayaran belis biasanya pihak perempuan yang menentukan berapa batang belis yang harus di bawa oleh pihak laki-laki sebelum melakukan suatu perkawinan. Status sosial kehidupan masyarakat juga menjadi penentu yang menentukan jumlah dan ukuran gadingnya. Dimana dalam sistem perkawinan adat masyarakat Witihama, Flores Timur, pembayaran belis menjadi prasyarat penting dalam suatu perkawinan adat. Perkawinan adat dalam tradisi kehidupan sosial masyarakat Witihama, Flores Timur pada umumnya disempurnakan oleh pemberian berupa belis gading Bala yang wajib dipenuhi oleh pihak keluarga laki-laki berdasarkan kesepakatan kedua keluarga. Belis memiliki fungsi sosial sebagai perekat hubungan sosial kekerabatan di dalam suatu rumpun keluarga. Belis bukanlah suatu beban yang menghambat peningkatan kesejahteraan masyarakat karena merupakan tradisi yang sudah diyakini manfaat dan kebaikannya, terutama dalam menjaga nilai kekerabatan, gotong-royong, dan kebersamaan dalam masyarakat. Dikatakan menjaga nilai gotong-royong karena dalam mempersiapkan belis yang ditentukan pihak keluarga perempuan, sedangkan pihak keluarga laki-laki akan mengumpulkan belis sesuai dengan jumlah belis yang diminta oleh pihak perempuan. Belis atau mahar dalam suatu perkawinan adat dari masing-masing daerah tentunya berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Seperti 3

halnya adat masyarakat Alor yang dimana belisnya adalah Moko, berbeda dengan belisnya adat masyarakat Flores Timur adalah gading yang dalam bahasa Lamaholotnya disebut Bala. Perkawinan adat bagi masyarakat witihama menggunakan belis gading bala merupakan suatu simbol penghargaan tertinggi terhadap pribadi seorang perempuan yang akan dinikahi dan juga merupakan suatu simbol untuk mempersatukan laki-laki dan perempuan sebagai pasangan suami istri. Dengan melihat fakta yang ditemukan, maka penulis berasumsi dasar yaitu, bahwa makna belis dalam perkawinan adat merupakan suatu segi kebudayaan, sebagai pencerminan kekerabatan, dan penghargaan tertinggi yang diberikan masyarakat terhadap seorang perempuan. Dari hal-hal yang ditemukan diatas maka penulis terdorong untuk mengangkat judul skripsi MAKNA BUDAYA BELIS DALAM PERKAWINAN ADAT BAGI MASYARAKAT (Studi di Kecamatan Witihama Kabupaten Flores Timur). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana makna budaya belis dalam perkawinan adat bagi masyarakat di Kecamatan Witihama Kabupaten Flores Timur? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah Untuk menganalisa dan mengetahui makna budaya belis dalam perkawinan adat bagi masyarakat. 4

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Secara teoritis hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan atau sebagai kajian ilmiah untuk dijadikan referensi bagi mahasiswa UMM terutama jurusan Sosiologi yang ingin melakukan penelitian selanjutnya. b. Bermanfaat untuk menerapkan konsep sosiologi tentang teori Interaksi simbolis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan makna budaya belis dalam perkawinan adat bagi masyarakat. 2. Manfaat Praktis a. Bagi pemerintahan Flores Timur Sebagai bahan masukan bagi pemerintah Flores Timur untuk menjaga budaya lokal di masyarakat khususnya di Kecamatan Witihama di Kabupaten Flores Timur. b. Bagi masyarakat Kecamatan Witihama Kabupaten Flores Timur Hasil analisis dan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi masyarakat Kecamatan Witihama agar tetap melestarikan budaya atau tradisi yang sudah ada. c. Bagi Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai tambahan referensi untuk mahasiswa dalam melakukan penelitian mengenai makna budaya belis dalam perkawinan adat bagi masyarakat. d. Bagi mahasiswa Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi peneliti yang lain untuk melakukan penelitian yang sejenis. 5

E. Definisi Konsep 1. Makna Budaya Makna merupakan suatu simbol dari kehidupan masyarakat yang dimana masyarakat memandang bahwa benda atau simbol itu memiliki makna tersendiri sehingga benda tersebut menjadi makna yang sangat berarti didalam kehidupan masyarakat. Budaya merupakan suatu tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, waktu, peranan, hubungan ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok 2. Masyarakat dan budaya merupakan fenomena yang tidak terpisahkan. Unsur-unsur budaya adalah agama, teknologi, ekonomi, bahasa, organisasi sosial, kesenian dan ilmu pengetahuan. Antara unsur-unsur tersebut saling mempengaruhi antara satu dan lainnya. Makna budaya merupakan sesuatu yang dianggap memiliki makna dalam kehidupan masyarakat sehingga sesuatu yang dianggap memiliki makna tersebut akan terus diinfentariskan sehingga menjadi suatu makna budaya yang ada didalam masyarakat dan akan dilestarikan dari generasi terdahulu ke generasi seterusnya sehingga bisa dijadikan suatu budaya dalam kehidupan masyarakat sekitar. 2 Mulyana. 2010. Komunikasi Antar Budaya Panduan Berkomunikasi Dengan Orang- Orang Berbeda Budaya. Bandung:PT Remaja Rosdakarya. Hal 18. 6

2. Budaya Belis Budaya belis merupakan suatu budaya yang diwariskan dari nenek moyang kepada masyarakat, yang dimana dalam suatu perkawinan adat masyarakat Flores Timur Witihama harus menggunakan Belis gading (Bala) sebagaimana belis ini merupakan bentuk suatu budaya yang ada di masyarakat yang diturunkan dari nenek moyang sebagai salah satu bentuk budaya dalam perkawinan adat masyarakat Flores Timur. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, dan karya seni. Bahasa juga merupakan suatu budaya, dimana bahasa merupakan bagian yang tak terpisah dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggap bahasa sebagai suatu budaya yang diwariskan secara genetis. Budaya adalah sistem dari pola-pola tingkah laku yang diturunkan secara sosial yang bekerja menghubungkan komunitas manusia dengan lingkungan ekologi mereka. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Belis atau mahar merupakan sesuatu yang akan diberikan pihak lakilaki kepada pihak perempuan. Belis disetiap daerah berbeda-beda ada belis yang 7

berupa Mako dari adat Alor, Belis Gading (Bala) dari Larantuka dan banyak lagi berdasarkan daerahnya masing-masing. Budaya belis adalah sebagai bentuk penghargaan, penghormatan kepada perempuan dan keluarganya, belis sebagai pengikat hubungan perkawinan, belis merupakan alat pengesahan perkawinan, lambang status perempuan. Mempunyai fungsi ekonomi, sosial, moral dan lambang status perempuan. Belis juga mempunyai makna yang sangat penting dalam perkawinan adat. Belis atau mahar merupakan suatu pemberian yang diberikan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan, dimana dalam pembayaran belis merupakan suatu tanda terima kasih kepada pihak keluarga perempuan yang telah merelakan anaknya menikah dengan laki-laki atau memasuki suku baru dengan mengikuti laki-laki. Selain itu belis juga sebagai pembuka hubungan keluarga baru untuk seterusnya dan memberi nilai kepada seorang perempuan, juga mempunyai nilai penting dalam rangkaian ikatan secara lahir batin bagi suami istri. Belis dalam perkawinan adat bagi masyarakat Witihama biasanya berupa Gading Bala, hewan ternak dan juga kain tenun sebagai balasan dari pihak perempuan kepada pihak laki-laki sebagai bekal untuk anak perempuannya yang dimana semua itu memiliki makna yang sangat penting dalam suatu perkawinan adat bagi masyarakat Witihama. Budaya belis menggunakan gading Bala merupakan suatu penghormatan terhadap pihak perempuan sehingga pihak lakilaki tidak bisa semenah-menah melecehkan perempuan karena belis yang digunakan sangat langka. 8

3. Perkawinan Perkawinan merupakan hubungan antar jiwa, hubungan harmonis dan kedamaian, cinta dan kasih sayang, kemuliaan dan keindahan. Perkawinan adalah perintah agama kepada yang mampu untuk segera melaksanakanya. Karena pernikahan dapat mengurangi kemaksiatan, baik dalam bentuk penglihatan atau dalam bentuk perzinahan. Pernikahan bertujuan untuk membangun sebuah keluarga yang berdasarkan pada ikatan batin. Berdasarkan UU No. 1 pasal 1 tahun 1974 pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa 3. 4. Masyarakat Masyarakat merupakan suatu golongan besar atau kecil yang terdiri dari beberapa manusia atau sekelompok orang yang dimana manusia itu dengan sendirinya bertalian secara golongan dan saling mempengaruhi antara masyarakat satu dan masyarakat lainnya 4. Kehidupan masyarakat merupakan suatu sistem yang terdiri dari kelompok-kelompok yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi, yang didalamnya terdapat tindakan-tindakan dan tingkah laku sosial manusia. Di dalam kehidupan masyarakat, manusia menciptakan kebudayaan. Dalam kebudayaan 3 Sudarsono. 2005. Hukum Perkawinan Nasional. Jakarta : PT Rineka Cipta, hal 288 4 Shadily. 1993. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hal. 47. 9

tersebut ada yang diterima dan ada juga yang tidak diterima oleh masyarakat karena berkenaan dengan nilai-nilai moral dan estetika. F. Metode Penelitian Metode adalah suatu cara yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu penelitian. Metode penelitian mempunyai peran yang penting dalam mengumpulkan data: 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini, pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dimana data yang dihasilkan bersifat deskriptif atau menjelaskan secara jelas. Pendekatan kualitatif digunakan karena dalam penelitian kualitatif berusaha mengerti dan mengungkapkan makna suatu kejadian atau peristiwa dengan mencoba berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda dalam situasi atau fenomena yang sedang dikaji. Selain itu, dalam penelitian kualitatif peneliti melakukan berbagai tahapan penelitian dan kemudian mengolah data yang didapat selama penelitian sampai menyimpulkan data selama proses berlangsung dari awal sampai akhir kegiatan 5. 2. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Dimana penelitian kualitatif adalah sebuah jenis penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan 5 Yusuf. 2014. Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan (cetakan ke-1). Jakarta: Kencana, hal 328-329. 10

dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada yaitu upaya memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku baik individu maupun sekelompok orang 6 Deskriptif kualitatif merupakan metode dalam meneliti suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini untuk mendeskripsi, gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai faktafakta yang ada 7. Oleh sebab itu peneliti ingin mengkaji makna budaya belis dalam perkawinan adat bagi masyarakat (studi di Kecamatan Witihama Kabupaten Flores Timur). 3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian bertempat di Kecamatan Witihama Kabupaten Flores Timur, dengan tiga desa sampel yaitu: desa Pledo, desa Werenggere, dan desa Sandosi tentang memaknai budaya belis dalam perkawinan adat bagi masyarakat. Alasan dilakukannya penelitian di lokasi tersebut karena peneliti melihat bahwa budaya Belis gading (Bala) ini cukup unik karena mas kawin atau belisnya menggunakan gading dari taringnya gajah dan budaya belis menggunakan gading ini masih berkembang dan masih digunakan sampai saat ini. 4. Subyek Penelitian Penentuan subyek (sampel) penelitian ini yaitu dengan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Misalnya orang tersebut dianggap paling mengetahui tentang apa yang 6 Mahi. 2011. Metode Penelitian dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu, hal 37. 7 Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, hal 63 11

diharapkan, atau sebagai penguasa sehingga dapat memudahkan menggali informasi yang akan diteliti 8. Subyek yang akan peneliti ambil guna mendapatkan data yang peneliti butuhkan adalah sebagai berikut: a. Tokoh adat, sebagai orang yang mampu menjelaskan dan mengetahui makna budaya belis dalam perkawinan adat. b. Tokoh masyarakat, sebagai masyarakat yang memahami atau mengetahui makna budaya belis dalam perkawinan adat. c. Pasangan perkawinan, sebagai masyarakat yang sudah pernah melakukan perkawinan adat dan memahami atau mengetahui makna budaya belis dalam perkawinan adat. 5. Sumber Data Sumber data dapat dibedakan menjadi dua sumber, yaitu: a. Data primer, yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari subyek yang diteliti, dengan cara melakukan observasi dan wawancara secara langsung dilokasi penelitian. Alasan peneliti menggunakan sumber data primer adalah untuk memperoleh informasi secara langsung dan aktual, dalam hal ini penulis mengambil data tersebut dari orang yang dianggap mengetahui makna budaya belis dan asal-usul dari budaya Belis. b. Data sekunder, yaitu sumber data yang diperoleh dari arsip-arsip Kecamatan dan juga internet tentang situs-situs yang terkait dengan 8 Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. Hal 53-54. 12

konteks penelitian yaitu tentang makna budaya belis dalam perkawinan bagi masyarakat, juga buku yang sekiranya menunjang. 6. Metode Pengumpulan Data Pencarian data dalam menyusun penulisan ini menggunakan beberapa teknik pemgumpulan data yakni: a. Observasi Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melaui observasi 9. Peneliti menggunakan teknik observasi untuk melihat obyek yang diteliti dari dekat sehingga bisa mendapatkan informasi yang terkait dengan data yang peneliti butuhkan. b. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (Interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu 10. Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang lainnya yang ingin memperoleh informasi dari 9 Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta. Hal 64. 10 Meleong. 2012. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Hal 186. 13

seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu 11. Peneliti menggunakan teknik wawancara untuk mewawancarai subyek dan informan yang terkait dengan makna budaya belis dalam perkawinan adat sehingga peneliti bisa mendapatkan informasi sesuai dengan data yang peneliti butuhkan. c. Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya, catatan harian, sejarah kehidupan, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya, foto, gambar hidup maupun sketsa. Dokumen yang berbetuk karya misalnya karya seni yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain 12. Peneliti menggunakan teknik dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data yang berupa foto-foto maupun arsip-arsip data dari hasil wawancara maupun data dari pemerintahan terkait dengan data yang dibutuhkan. 11 Mulyana. 2013. Metode penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal. 180. 12 Sugiyono, 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta. Hal 82. 14

7. Teknik Analisa Data Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan model interaktif yang dikemukan oleh Milles dan Huberman. Milles dan Huberman (1984) mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus, sampai tuntas. Teknik analisa data dalam penelitian dilakukan dengan model interaktif yaitu dimulai dari lapangan atau fakta empiris yang diperoleh dengan cara terjun kelapangan. Teknik analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi melalui proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kemudian membuat kesimpulan yang mudah dipahami oleh peneliti maupun pembaca. Pengumpulan Data Penyajian Data Reduksi Data Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi data Komponen dalam analisis data (Interactive Model) 13 13 Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, Hal, 92. 15

a. Pengumpulan Data Kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperoleh dari subyek penelitian yang ada relevansinya dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian. Strategi pengumpulan data tersebut dapat ditarik dari langkah-langkah tertentu permisi masuk, menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan, menetapkan unit analisis dan cara-cara mengumpulkan data. Selanjutnya data yang terkumpul tersebut dipilih dan dipilah disusun penulisannya maka perlu cara melakukan analisa data 14. Teknik pengumpulan data digunakan agar bisa memilih dan memilah datadata yang didapatkan dari hasil wawancara dengan subyek dan informan dalam penelitian yang terkait dengan makna budaya belis dalam perkawinan adat. b. Reduksi Data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan 15. Teknik reduksi data dalam penelitian ini, digunakan untuk merangkum atau memilih hal-hal yang pokok sehingga mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data. 14 Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Malang:UMM Press. Hal, 78. 15 Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:Alfabeta. Hal 92. 16

c. Penyajian Data Sajian data pada dasarnya terdiri dari hasil analisis data yang berupa cerita rinci para informan sesuai dengan ungkapan atau pandangan mereka apa adanya (termaksud hasil observasi) tanpa ada komentar, evaluasi, dan interpretasi 16. Sekumpulan data yang diorganisir sehingga dapat memberi deskripsi menuju proses penarikan kesimpulan. Penyajian data harus mempunyai relevansi yang kuat dengan perumusan masalah secara keseluruhan dan disajikan secara sistematis. Teknik penyajian data yang digunakan untuk menceritakan data secara rinci dari para subyek dan informan dengan ungkapan atau pandangan mereka apa adanya sehingga mempermudah peneliti dalam proses penarikan kesimpulan. d. Penarikan Kesimpulan Proses penarikan kesimpulan merupakan bagian penting dari kegiatan penelitian, karena merupakan kesimpulan dari penelitian. Proses penarikan kesimpulan ini dimaksudkan untuk menganalisis, mencari makna dari data yang ada sehingga dapat ditemukan tema dalam penelitian yang telah dilakukan. Proses penarikan kesimpulan ini digunakan untuk menganalisis data dan mencari makna dari data yang sudah didapat dilapangan. 8. Uji Keabsahan Data Peneliti menggunakan tringulasi dengan sumber sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Tringulasi dengan sumber adalah membandingkan dan 16 Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Malang:UMM Press. Hal, 78. 17

mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara 17. Uji keabsahan data yang peneliti gunakan adalah tringulasi dengan sumber. Dalam uji keabsahan data menggunakan tringulasi dengan sumber sehingga peneliti bisa membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. 17 Meleong. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya. Hal 330-331 18