I. PENDAHULUAN. pencaharian sebagai petani. Ini didukung dengan kondisi tanah serta iklim

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

I. PENDAHULUAN. untuk tanaman pangan salah satunya yaitu ubi kayu (Manihot utilissima). Ubi

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

I. PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang

I PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

V. GAMBARAN UMUM KOMODITAS KOPI LAMPUNG BARAT

JIIA, VOLUME 3 No. 3, JUNI 2015

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

I. PENDAHULUAN. Aren (Arenga pinnata) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang

I. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten di bagian barat dari

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam menopang kehidupan

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang masih memerlukan. salah satu industri primer yang mencakup pengorganisasian sumber daya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

VI. ARAH PENGEMBANGAN PERTANIAN BEDASARKAN KESESUAIAN LAHAN

I. PENDAHULUAN. Untuk tingkat produktivitas rata-rata kopi Indonesia saat ini sebesar 792 kg/ha

I. PENDAHULUAN. sektor yang mempunyai peranan yang cukup strategis dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu,

I. PENDAHULUAN. diarahkan untuk dapat sekaligus memecahkan masalah-masalah ekonomi

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai peluang yang cukup besar dalam

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. usaha perkebunan mendukung kelestarian sumber daya alam dan lingkungan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan merupakan subsektor yang sangat penting bagi Indonesia

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima

I. PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk hidup adalah kebutuhan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

I PENDAHULUAN. kehutanan, perternakan, dan perikanan. Untuk mewujudkan pertanian yang

KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TAHUN Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 31 Mei 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumber daya alam

5 GAMBARAN UMUM AGRIBISNIS KELAPA SAWIT

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

I. PENDAHULUAN. empiris, baik pada kondisi ekonomi normal maupun pada saat krisis. Peranan pokok

I. PENDAHULUAN. titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sedang berkembang, dengan sektor

PENDAHULUAN. daratan menjadi objek dan terbukti penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.

METODE PENELITIAN. yang diambil dari buku dan literatur serta hasil-hasil penelitian terdahulu.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. luas dan garis pantai yang panjang menjadi daya dukung yang sangat baik untuk

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

PENDAHULUAN. Latar Belakang

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian adalah sektor yang sangat potensial dan memiliki peran yang

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perkebunan merupakan sektor yang berperan sebagai penghasil devisa

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan nasional

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditi perkebunan yang masuk dalam kategori komoditi

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

Propinsi LAMPUNG. Total Kabupaten/Kota

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

PENDAHULUAN. pertanian. Kenyataan yang terjadi bahwa sebagian besar penggunaan lahan di. menyangkut kesejahteraan bangsa (Dillon, 2004).

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sumberjaya merupakan salah satu kecamatan yang terletak di

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sektor perkebunan merupakan salah satu upaya untuk

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Ini didukung dengan kondisi tanah serta iklim yang kondusif untuk kegiatan pertanian. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting untuk meningkatkan perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, sektor pertanian di Indonesia harus dikembangkan dan ditingkatkan agar berdampak baik terhadap perekonomian bangsa. Pertanian di Indonesia hingga saat ini masih memegang peranan penting bagi perekonomian nasional. Hal tersebut didasarkan pada peranannya sebagai penyedia bahan pangan bagi penduduk, bahan baku bagi industri pertanian, sumber pendapatan bagi jutaan petani yang tersebar di seluruh Indonesia, serta sebagai sumber penghasil devisa negara setelah sektor minyak dan gas. Dalam arti luas, konteks pertanian mencakup beberapa subsektor di antaranya perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan. Salah satu subsektor yang diberi perhatian lebih oleh pemerintah adalah sektor tanaman perkebunan (Kementan RI, 2009). Sektor perkebunan merupakan subsektor pertanian yang menjadi salah satu faktor yang dapat mendukung kegiatan perekonomian di Indonesia. Salah

2 satu sub sektor perkebunan yang cukup besar potensinya dalam perekonomian Indonesia adalah kopi. Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan nasional yang memegang peranan cukup penting dalam perekonomian Indonesia. Peran tersebut dapat berupa pembukaan kesempatan kerja dan sebagai sumber pendapatan petani. Pengelolaan komoditas kopi telah membuka peluang bagi petani, menciptakan lapangan kerja bagi pedagang pengumpul hingga eksportir, buruh perkebunan besar dan buruh industri pengolahan kopi. Kondisi sosial budaya petani merupakan masalah utama dalam fungsi sektor pertanian di dalam pembangunan nasional dan kemampuan sektor tersebut untuk bersaing pada abad yang akan datang, karena dalam hal ini petani memainkan peranan sebagai inti dalam pembangunan pertanian. Petanilah yang memelihara tanaman dan menentukan bagaimana usaha taninya harus dimanfaatkan. Petanilah yang harus mempelajari dan menerapkan metodemetode baru yang diperlukan untuk membuat usaha taninya lebih produktif. (Mosher, 1985). Berdasarkan data statistik tahun 2002, sekitar 75% penduduk Indonesia tinggal di wilayah pedesaan. Lebih dari 54% diantaranya menggantungkan hidup pada sektor pertanian, dengan tingkat pendapatan relatif rendah jika dibandingkan dengan penduduk yang tinggal di perkotaan. Perbedaan pendapatan tersebut berkaitan erat dengan produktivitas para petani Indonesia, yang tidak dapat dilepaskan dari berbagai faktor, antara lain luas

3 lahan yang dimiliki, kebijakan pemerintah dalam hal pemberian insentif kepada petani dan sebagainya (Soetrisno, Loekman 2002). Komoditas kopi memiliki peran yang sangat penting dalam dunia perdagangan, yaitu menghubungkan antara negara-negara kurang maju dan pasar global, hal ini dikarenakan meskipun terdapat pasar dalam negeri di negara berkembang yang merupakan produsen kopi, bukan berarti sebagian besar penduduk mengkonsumsi kopi, apabila dibandingkan dengan konsumsi dari penduduk negara-negara maju, pasar tersebut menjadi terasa kecil. Kopi (Coffea) dapat menyumbang devisa sebesar 11% dari total ekspor tanaman perkebunan Indonesia (Direktorat Jendral Perkebunan, 2009). Tanaman perkebunan banyak terdapat di Indonesia seperti kopi, kopi, cengkeh, karet dan lainnya. Salah satu tanaman perkebunan yang menjadi unggulan adalah tanaman kopi. Luas lahan dan produksi kopi di Indonesia tahun 2010-2011 dapat dilihat pada Tabel 1.

4 Tabel 1. Luas lahan dan produksi kopi di Indonesia tahun 2010-2011 No Provinsi 2010 2011 Luas Lahan Produksi Produktivitas Luas Lahan Produksi Produktivitas (ha) (ton) (ton/ha) (ha) (ton) (ton/ha) 1 Aceh 2 Sumatera Utara 3 Sumatera Barat 4 Riau 5 Jambi 6 Sumatera Selatan 7 Bengkulu 8 Lampung 9 Kepulauan Babel 10 Kepulauan Riau 11 Jawa Barat 12 Jawa Tengah 13 D.I Yogyakarta 14 Jawa Timur 15 Banten 16 Bali 17 Nusa Tenggara Barat 18 Nusa Tenggara Timur 19 Kalimantan Barat 20 Kalimantan Tengah 21 Kalimantan Selatan 22 Kalimantan Timur 23 Sulawesi Utara 24 Sulawesi Tengah 25 Sulawesi Selatan 26 Sulawesi Tenggara 27 Gorontalo 28 Sulawesi Barat 29 Maluku 30 Maluku Utara 31 Papua Barat 32 Papua Jumlah Rata-rata 120704 52281 0.43 90942 47739 0.52 80551 56834 0.71 80806 55753 0.69 40255 30833 0.77 39486 30693 0.78 4725 1913 0.4 4299 1416 0.33 25283 12797 0.51 25007 12703 0.51 252471 127397 0.5 256138 138358 0.54 91496 53818 0.59 91740 52992 0.58 161577 144526 0.89 162342 145025 0.89 35 11 0.31 35 3 0.09 48 4 0.08 48 4 0.08 29849 14334 0.48 29995 13732 0.46 35115 10458 0.3 37641 17710 0.47 1443 362 0.25 1396 395 0.28 99122 37369 0.38 95266 56200 0.59 9516 2255 0.24 9526 2217 0.23 34118 10379 0.3 33082 14365 0.43 12754 5126 0.4 92468 56200 0.61 71774 19917 0.28 71730 20280 0.28 12550 4150 0.33 12883 3934 0.31 4435 1364 0.31 5389 1539 0.29 5026 1160 0.23 5379 1484 0.28 10586 2312 0.22 11176 2313 0.21 8246 3174 0.38 8369 2963 0.35 7422 3192 0.43 10892 8326 0.76 74292 30589 0.41 72633 36555 0.5 9773 3077 0.31 9931 3940 0.4 1643 804 0.49 1643 787 0.48 12991 5293 0.41 13459 3655 0.27 1928 739 0.38 3175 801 0.25 3427 487 0.14 3516 488 0.14 505 185 0.37 1140 258 0.23 7039 1481 0.21 8883 1676 0.19 1233698 638648 1210365 686924 0.39 0.41 Sumber : Kementrian Pertanian Republik Indonesia, 2012

5 Tabel 1 menunjukkan bahwa produksi kopi di Provinsi Lampung memiliki produksi kopi cukup tinggi yaitu 145.025 ton pada tahun 2010 dan 144.526 ton pada tahun 2011, dengan luas lahan 162.342 ha pada tahun 2010 dan 161.557 ha pada tahun 2011, serta dengan produtivitas yang cukup tinggi yaitu 0,89 ton/ha pada tahun 2010 dan 2011. Meskipun Provinsi Sumatera Selatan memiliki luas lahan yang lebih luas dibandingkan Provinsi Lampung, akan tetapi Provinsi Lampung memiliki produksi dan produktivitas kopi lebih baik dibandingkan provinsi lainnya. Provinsi Lampung merupakan Provinsi yang potensinya baik untuk sektor perkebunan kopi. Luas lahan dan produksi kopi di Provinsi Lampung setiap tahunnya mengalami perubahan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mengakibatkan peningkatan dan penurunan produksi kopi. Salah satu faktor yang memicu perubahan itu antara lain adanya alih fungsi lahan dan faktor iklim serta cuaca. Luas panen dan produksi kopi di Provinsi Lampung tahun 2007 2011 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Luas panen dan produksi kopi di Provinsi Lampung tahun 2007-2011 No Tahun Luas Panen Produksi Produktivitas (ha) (ton) (ton/ha) 1 2007 163.839 140.946 0,86 2 2008 162.830 140.046 0,86 3 2009 162.954 145.191 0,89 4 2010 163.123 144.803 0,88 5 2011 161.242 142.986 0,88 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2012

6 Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa setiap tahunnya produksi kopi di Lampung mengalami peningkatan dan penurunan mulai dari tahun 2007 sampai tahun 2011. Setiap kabupaten di Provinsi Lampung memiliki produksi kopi yang beragam. Luas lahan dan produksi kopi di setiap Kabupaten di Lampung tahun 2010 dan 2011 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Luas lahan dan produksi kopi per kabupaten di Provinsi Lampung tahun 2010-2011 No Kabupaten 2010 2011 Luas Produksi Produktivitas Luas Produksi Produktivitas Lahan Lahan (ha) (ton) (ton/ha) (ha) (ton) (ton/ha) 1 Lampung Barat 60399 60447 1.00 59854 60712 1.01 2 Tanggamus 44795 37812 0.84 44671 36382 0.81 3 Lampung Selatan 1389 905 0.65 1332 875 0.66 4 Lampung Timur 1135 564 0.50 1061 545 0.51 5 Lampung Tengah 1686 885 0.52 1587 870 0.55 6 Lampung Utara 16348 12234 0.75 16240 12199 0.75 7 Way Kanan 22097 19168 0.87 21944 19152 0.87 8 Tulang Bawang 112 42 0.38 92 31 0.34 9 Pesawaran 5043 3880 0.77 4928 3815 0.77 10 Pringsewu 8874 8197 0.92 8788 8179 0.93 11 Mesuji 420 231 0.55 396 225 0.57 12 Tulang Bawang Barat 129 76 0.59 125 71 0.57 13 Bandar Lampung 231 12 0.05 224 10 0.04 14 Metro - - 0.00 - - 0.00 Jumlah 162658 144453 161242 143066 0.60 Rata-rata 0.60 0.60 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2012 Tabel 3 menunjukkan bahwa dari beberapa kabupaten yang ada di Provinsi Lampung, kabupaten yang memiliki luas areal dan produksi kopi terbesar adalah Kabupaten Lampung Barat dengan luas lahan 60.399 ha dan produksi 60.447 ton serta produktivitas 1,00 ton/ha pada tahun 2010, sedangkan pada tahun 2011 luas lahan 49.854 ha dan produksi 60.712 ton

7 serta produktivitas 1,01 ton/ha. Data tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Lampung Barat merupakan daerah yang potensial untuk memproduksi kopi. Luas lahan dan produksi kopi per Kecamatan di Kabupaten Lampung Barat tahun 2010 2011 dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Luas lahan dan produksi kopi per kecamatan di Kabupaten Lampung Barat tahun 2010-2011 2010 2011 No Kecamatan Luas Luas Produksi Produktivitas Lahan Lahan Produksi Produktivitas (ha) (ton) (ton/ha) (ha) (ton) (ton/ha) 1 Pesisir Selatan 695 452 0.65 695 283.5 0.41 2 Bengkunat 822 564.3 0.69 813 311.8 0.38 3 Bengkunat Blimbing 942.25 604.4 0.64 937 356 0.38 4 Ngambur 716.75 505.7 0.71 716.8 270.9 0.38 5 Pesisir Tengah 92 48.8 0.53 21 9.8 0.47 6 Karya Penggawa 472.5 241.9 0.51 470.5 209.6 0.45 7 Way Krui - - 0 27 5.7 0.21 8 Krui Selatan - - 0 44 9.1 0.21 9 Pesisir Utara 1153 818.6 0.71 1153 531.6 0.46 10 Lemong 2148.5 1629.3 0.76 2092 860.5 0.41 11 Balik Bukit 1466.5 1131 0.77 1403.5 714.3 0.51 12 Sukau 5350 4931.9 0.92 2592 1470.6 0.57 13 Lumbok Seminung - - 0 2678 822.9 0.31 14 Belalau 9331 9248.4 0.99 4630 2650.2 0.57 15 Sekincau 14034 15629.8 1.11 5702 3855.3 0.68 16 Suoh 4336 3598.4 0.83 1722.5 892.1 0.52 17 Batu Berak 2600 2363 0.91 2603 1423.8 0.55 18 Pagar Dewa - - 0 8323 3188.8 0.38 19 Batu Ketulis - - 0 4632 1673.9 0.36 20 Bandar Negeri Suoh - - 0 1681 589.3 0.35 21 Sumberjaya 4677.5 5096 1.09 1604.5 583.2 0.36 22 Way Tenong 9671.5 10500.2 1.09 4801 3143.7 0.65 23 Gedung Surian 2891 3083.3 1.07 2930 1068 0.36 24 Kebun Tebu - - 0 3148 1096.3 0.35 25 Air Hitam - - 0 4933.1 1797.6 0.36 Total 61399.5 60447 60352.9 27818.5 0.43 Rata-rata 0.56 0.43 Sumber : BPS Provinsi Lampung, Lampung Barat dalam angka 2010-2011

8 Tabel 4 menunjukkan bahwa Kabupaten Lampung Barat memiliki 25 kecamatan yang masing-masing memiliki hasil produksi kopi yang beragam. Dari 25 kecamatan itu, Kecamatan Sumberjaya memiliki luas lahan dan produksi kopi terbesar ke empat di Kabupaten Lampung Barat yaitu seluas 4.677,5 hektar dan 5.096 ton setelah Kecamatan Sekincau, Way Tenong dan Belalau, untuk produktivitas kopi Kecamatan Sumberjaya merupakan terbesar ke dua yaitu 1,09 ton/ha setelah kecamatan Sekincau pada tahun 2010 meskipun pada tahun 2011 merosot tajam akibat pemekaran Kecamatan Sumberjaya yang dibagi sebagian wilayahnya menjadi Kecamatan Kebun Tebu. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu daerah sentra kopi di Lampung, akan tetapi akhir-akhir ini produksi kopi di Lampung Barat semakin berkurang. Berkurangnya produksi kopi disebabkan konversi lahan tanaman kopi yang dipakai telah dialokasikan ke tanaman lain seperti cengkeh dan lada yang menurut petani lebih menguntungkan dibandingkan dengan berusahatani kopi. Hal tersebut menyebabkan semakin berkurangnya lahan tanaman kopi yang digarap oleh petani sehingga mempengaruhi produksi kopi di Lampung Barat. Kendala-kendala tersebut mengakibatkan tingkat keberhasilan pembangunan usahatani kopi masih rendah sehingga masyarakat tetap miskin. Efek negatif berikutnya kemiskinan tersebut memicu semakin maraknya penebangan liar, perambahan kawasan, dan lain-lain yang semakin mengakibatkan parahnya kerusakan lahan. Sementara itu

9 keberadaan dan ketergantungan masyarakat lokal terhadap sumber daya alam sangat mempengaruhi keberhasilan pembangunan pertanian atau pengelolaan lahan, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Dengan kata lain sasaran pengelolaan lahan dan pengelolaan hasil dari tanaman kopi secara maksimal tidak dapat dicapai tanpa memperhatikan partisipasi dan kesejahteraan masyarakat itu sendiri (BPS Lambar, 2012). Pengembangan kelompok tani (Poktan) di Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Lampung Barat di mulai sejak tahun 2007, dan sampai saat ini pengembangan terus dilakukan. Adapun jumlah kelompok tani di Kelurahan Tugu Sari Kecamatan Sumberjaya dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah kelompok tani Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya tahun 2012 No Nama kelompok tani Jumlah Anggota (orang) 1 Tritunggal 97 2 Mitra Lestari Sejahtera 69 3 KWT Mawar 20 4 Marga Indah 20 5 Sejahtera Mandiri 32 6 Marga Wiwitan 80 7 Kincir Jaya 50 8 Mitra Wana Lestari Sejahtera 56 9 Laksana Bawah 70 10 Mekarsari Jaya 54 11 Simpang kodim 79 12 Laksana jaya 115 13 KWT Barokah 14 14 Lirikan 92 Jumlah 848 Sumber : BP3K Kecamatan Sumberjaya 2013

10 Pada tabel 5 dapat dilihat bahwa jumlah anggota kelompok tani adalah 848 orang yang terbagi dalam 14 kelompok tani. Kelompok-kelompok tani tersebut tergabung dalam Gapoktan Alam Lestari Sejahtera yang berada di Kelurahan Tugusari. Pembinaan usahatani melalui kelompok tani tidak lain adalah sebagai upaya percepatan sasaran. Petani yang banyak jumlahnya dan tersebar di kelurahan yang luas, sehingga dalam pembinaan kelompok diharapkan timbulnya cakrawala dan wawasan kebersamaan memecahkan dan merubah citra usahatani sekarang menjadi usahatani masa depan yang cerah dan tetap tegar. Adapun tujuan dibentuknya kelompok tani adalah untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kemampuan petani sebagai subjek pembangunan pertanian melalui pendekatan kelompok agar lebih berperan dalam pembangunan. Kelompok tani merupakan suatu bentuk perkumpulan petani yang berfungsi sebagai media penyuluhan yang diharapkan lebih terarah dalam perubahan aktivitas usahatani yang lebih baik lagi. Aktivitas usahatani yang lebih baik dapat dilihat dari adanya peningkatan-peningkatan dalam produktivitas usahatani yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan petani sehingga akan mendukung terciptanya kesejahteraan yang lebih baik bagi petani dan keluarganya (Kementan RI, 2009). Usahatani kopi di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Lampung Barat, dilakukan oleh petani yang tergabung dalam kelompok tani/ Gapoktan yang perlu diberdayakan karena dengan adanya pemberdayaan kelompok tani maka usahatani kopi akan lebih baik dengan

11 melakukan aktivitas kegiatan usahatani. Aktivitas-aktivitas yang telah dilakukan kelompok tani antara lain pertemuan rutin, pemasaran yang bekerja sama dengan pengumpul, dan diskusi bersama baik sesama anggota maupun penyuluh. Melalui aktivitas kelompok tani, diharapkan masyarakat petani dapat lebih berdaya dalam aspek hasil panen maupun finansial serta kesejahteraan hidupnya dapat meningkat. Keberhasilan kelompok tani dalam meningkatkan kesejahteraan petani anggota kelompok dalam banyak hal ditentukan oleh sampai sejauh mana kelompok tersebut dapat melaksanakan peranannya. Sehubungan dengan hal tersebut dilakukan penelitian tentang Peranan kelompok tani dalam peningkatan pendapatan petani kopi di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Lampung Barat. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1) Bagaimanakah tingkat peranan kelompok tani dalam meningkatkan pendapatan petani kopi di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Lampung Barat? 2) Bagaimanakah tingkat pendapatan petani kopi di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Lampung Barat? 3) Apakah ada perubahan pendapatan petani kopi sebelum mengikuti kelompok tani dengan tingkat pendapatan petani kopi setelah mengikuti kelompok tani?

12 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada, penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui tingkat peranan kelompok tani dalam meningkatkan pendapatan petani kopi di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Lampung Barat. 2) Mengetahui tingkat pendapatan petani kopi di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Lampung Barat. 3) Mengetahui perubahan tingkat pendapatan petani kopi sebelum mengikuti kelompok tani dengan tingkat pendapatan petani kopi setelah mengikuti kelompok tani. D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan akan berguna sebagai : 1) Informasi bagi petani, ketua kelompok tani dan instansi terkait dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan peranan petani kopi di Kelurahan tugusari Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Lampung Barat khususnya dan umumnya bagi masyarakat luas. 2) Informasi bagi petani, ketua kelompok tani dan instansi terkait dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan pendapatan petani kopi di Kelurahan tugusari Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Lampung Barat khususnya dan umumnya bagi masyarakat luas. 3) Bahan referensi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis.