INTERPRETASI KUALITATIF DATA ANOMALI MEDAN MAGNETIK TOTAL TRANSFORMASI REDUKSI KE KUTUB DI PULAU WEH

dokumen-dokumen yang mirip
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

ANALISIS DISTRIBUSI ANOMALI MEDAN MAGNET TOTAL DI AREA MANIFESTASI PANASBUMI TULEHU

Pengolahan awal metode magnetik

PENERAPAN METODA TIE-LINE LEVELLING PADA DATA MAGNET LAPANGAN SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI KOREKSI HARIAN

Pengaruh Pola Kontur Hasil Kontinuasi Atas Pada Data Geomagnetik Intepretasi Reduksi Kutub

INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK PADA DAERAH MATA AIR PANAS JATIKURUNG KABUPATEN SEMARANG

PENGARUH WAKTU LOOPING TERHADAP NILAI KOREKSI HARIAN DAN ANOMALI MAGNETIK TOTAL PADA PENGOLAHAN DATA GEOMAGNET STUDI KASUS : DAERAH KARANG SAMBUNG

PENGARUH POLA KONTUR HASIL KONTINUASI ATAS PADA DATA GEOMAGNETIK INTEPRETASI REDUKSI KUTUB

PEMODELAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS SONGGORITI KOTA BATU BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK

BAB IV AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA LAPANGAN

STUDI ANOMALI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SEKITAR MANIFESTASI AIR PANAS, DESA WAGIR LOR, KEC. NGEBEL, KAB. PONOROGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK

PENENTUAN BATAS KONTAK BATUAN GUNUNG PENDUL DAN GUNUNG SEMANGU, BAYAT, KLATEN MENGGUNAKAN METODA MAGNETIK

Teori Dasar GAYA MAGNETIK. Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan muatannya masing-masing m 1. dan m 2

DESAIN SURVEI METODA MAGNETIK MENGGUNAKAN MARINE MAGNETOMETER DALAM PENDETEKSIAN RANJAU

Kata kunci : Metode geomagnet, Mineral Sulfida, Foward Modeling, Disseminated.

Pendugaan Zona Rembesan di Bendungan Bajulmati, Kabupaten Banyuwangi Berdasarkan Analisis Litologi dengan Menggunakan Data Magnetik

Identifikasi Struktur Lapisan Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Emas Dengan Menggunakan Metode Magnetik Di Papandayan Garut Jawa Barat

Identifikasi Zona Patahan di Sebelah Barat Gunung Api Seulawah Agam Berdasarkan Nilai Anomali Gravitasi

POSITRON, Vol. IV, No. 1 (2014), Hal ISSN :

Interpretasi Struktur Bawah Tanah pada Sistem Sungai Bribin dengan Metode Geomagnet

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal

IDENTIFIKASI RESERVOAR DAERAH PANASBUMI DENGAN METODE GEOMAGNETIK DAERAH BLAWAN KECAMATAN SEMPOL KABUPATEN BONDOWOSO

Identifikasi Jalur Sesar Opak Berdasarkan Analisis Data Anomali Medan Magnet dan Geologi Regional Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN

ALHAZEN Journal of Physics ISSN Volume 2, Nomor 1, Issue 1, Juli 2015

IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT BERDASARKAN INTERPRETASI DATA ANOMALI MAGNETIK DI PERAIRAN TELUK TOLO SULAWESI

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran.. 66 DAFTAR PUSTAKA Lampiran-lampiran... 69

KELURUSAN ANOMALI MAGNET BENDA X DI DAERAH Y DARI HASIL REDUKSI KE KUTUB

PENDUGAAN POSISI DAPUR MAGMA GUNUNGAPI INELIKA, FLORES, NUSA TENGGARA TIMUR BERDASARKAN SURVEI MAGNETIK

STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAN KEBERADAAN HIDROKARBON BERDASARKAN DATA ANOMALI GAYA BERAT PADA DAERAH CEKUNGAN KALIMANTAN TENGAH

SURVEY GEOMAGNET DI DAERAH PANAS BUMI SONGA-WAYAUA, KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, MALUKU UTARA. Eddy Sumardi, Timor Situmorang

Program Studi Geofisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin SARI BACAAN

IDENTIFIKASI JALUR SESAR MINOR GRINDULU BERDASARKAN DATA ANOMALI MEDAN MAGNET

Kata kunci: anomali magnet, filter, sesar, intrusi

STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAN KEBERADAAN HIDROKARBON BERDASARKAN DATA ANOMALI GAYA BERAT PADA DAERAH CEKUNGAN KALIMANTAN TENGAH

POLA ANOMALI MAGNET DAN NILAI SUSCEPTIBILITAS DARI BATUAN DASAR PADA PEMETAAN GEOLOGI DAN GEOFISIKA DI PERAIRAN TELUK BONE SULAWESI SELATAN

Identifikasi Sesar di Perairan Misool, Papua Barat dengan Menggunakan Metode Magnetik Nur Novita Sari a, Okto Ivansyah b, Joko Sampurno a*

INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DI MUARA SUNGAI PROGO MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK

Kata kunci: Metode geomagnetik, bendungan Karangkates (Lahor-Sutami), jenis batuan

IDENTIFIKASI POLA SEBARAN INTRUSI BATUAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI SUNGAI JENELATA KABUPATEN GOWA

ESTIMASI ZONA BIJIH BESI DI DAERAH LAMPUNG MENGGUNAKAN PEMODELAN MAGNETIK

Unnes Physics Journal

Deliniasi Prospek Bijih Besi Dengan Mengunakan Metode Geomagnetik (Lokasi Penelitian Pelaihari, Kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sepertiga wilayah Indonesia berada di atas permukaan laut yakni belasan

Interpretasi Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Panas Bumi Parang Tritis Kabupaten Bantul DIY Dengan Metode Magnetik

INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH MANIFESTASI EMAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK DI DAERAH GARUT JAWA BARAT

INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS DIWAK-DEREKAN BERDASARKAN DATA MAGNETIK

STUDI ZONA MINERALISASI EMAS MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DESA SILIWANGA KECAMATAN LORE PEORE KABUPATEN POSO

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal

PENYELIDIKAN MAGNET DAERAH PANAS BUMI AKESAHU PULAU TIDORE, PROVINSI MALUKU UTARA. Oleh Liliek Rihardiana Rosli

STUDI ANOMALI MAGNETIK TOTAL UNTUK PENCARIAN DAERAH PROSPEK HIDROKARBON DAERAH PULAU BURU PROVINSI MALUKU

Teori Dasar GAYA MAGNETIK : (F) Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan muatannya masing-masing m 1.

Identifikasi Benda-Benda Megalit Dengan Menggunakan Metode Geomagnet di Situs Pokekea Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Physics Communication

V. HASIL DAN INTERPRETASI. panas bumi daerah penelitian, kemudian data yang diperoleh diolah dengan

BAB V PEMBAHASAN DAN INTERPRETASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghasilkan variasi medan magnet bumi yang berhubungan dengan

INTERPRETASI GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DAERAH POTENSI MATA AIR PANAS KALIULO KABUPATEN SEMARANG BERDASARKAN DATA GEOMAGNET MENGGUNAKAN MODEL 2-D & 3-D

Survei Polarisasi Terimbas (IP) Dan Geomagnet Daerah Parit Tebu Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka-Belitung

PENGGUNAAN METODE ANALISIS SINYAL DALAM INTERPRETASI DATA MAGNET DI PERAIRAN SELAT SUNDA UNTUK MENENTUKAN ARAH DAN POSISI PIPA BAWAH LAUT

APLIKASI METODE GEOMAGNETIK UNTUK MEMETAKAN SITUS ARKEOLOGI CANDI BADUT MALANG JAWA TIMUR

1.2 Tujuan Makalah Makalah ini dibuat untuk membantu para taruna-taruni dalam hal memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan medan magnet Bumi.

PEMODELAN 3-D SUSEPTIBILITAS MAGNETIK BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT PERAIRAN LANGSA, SELAT MALAKA-SUMATERA UTARA

INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK (DAERAH SEKITAR SUNGAI OYO YOGYAKARTA)

Pendugaan Struktur Bawah Permukaan Daerah Prospek Panas Bumi Gunungapi Hulu Lais Lereng Utara dengan Menggunakan Metode Magnetik

Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Vetran Republik Indonesia

Secara umum teknik pengukuran magnetik ini pada setiap stasiun dapat dijelaskan sebagai berikut :

MAPPING OF DISTRIBUTION OF TEMPLE GATE COMPOSING STONE IN LOSARI TEMPLE, SALAM VILLAGE, SALAM SUBDISTRICT, MAGELANG REGENCY BASED ON MAGNETIC METHOD

PENYELIDIKAN GEOMAGNETIK DI DAERAH PANAS BUMI KANAN TEDONG DI DESA PINCARA KECAMATAN MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1.

MENGIDENTIFIKASI POTENSI HIDROKARBON DI KEPULAUAN ARU SELATAN, PAPUA BARAT MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET. Tri Nurhidayah, Muhammad Hamzah, Maria

INTERPRETASI SISTEM PANAS BUMI GUNUNG TELOMOYO BAGIAN UTARA KABUPATEN SEMARANG BERDASARKAN DATA GEOMAGNET

Pendugaan Struktur Bawah Permukaan Daerah Prospek Panas Bumi Gunungapi Hulu Lais Lereng Utara dengan Menggunakan Metode Magnetik

TESIS. Karya tulis sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung. Oleh

D. Ilahude dan B. Nirwana. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Geologi Kelautan Jl. Dr. Junjunan No. 236, Bandung-40174

PEMETAAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANAS BUMI MG DENGAN METODE GRAVITASI. Magfirah Ismayanti, Muhammad Hamzah, Lantu

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data dipusatkan di kawasan Gunung Peben Pulau Belitung. Untuk

Pemodelan Gravity Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Provinsi D.I. Yogyakarta. Dian Novita Sari, M.Sc. Abstrak

INTERPRETASI RESERVOIR HIDROKARBON DENGAN METODE ANALISIS MULTI ATRIBUT PADA LAPANGAN FIAR

V. INTERPRETASI DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian

STUDI PENERAPAN METODE ANALISIS DERIVATIF PADA DATA POTENSIAL GRAVITASI

EKSPLORASI GEOMAGNETIK UNTUK PENENTUAN KEBERADAAN PIPA AIR DI BAWAH PERMUKAAN BUMI

Interpretasi Lokasi Source Rock Rembesan Minyak di Desa Cipari, Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap Berdasarkan Survei Magnetik

Identifikasi Keberadaan Heat Source Menggunakan Metode Geomagnetik Pada Daerah Tlogowatu, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah

Analisis Data. (Desi Hanisa Putri) 120

INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE GEOMAGNET DI JALUR SESAR OYO

IDENTIFIKASI SEBARAN BIJI BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH GUNUNG MELATI KABUPATEN TANAH LAUT

Kelompok 3 : Ahmad Imam Darmanata Pamungkas Firmansyah Saleh Ryan Isra Yuriski Tomy Dwi Hartanto

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Penyelidikan Head On di Daerah Panas Bumi Jaboi Wilayah Kota Sabang - Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

Koreksi-Koreksi pada Pengolahan Data Geofisika (Part II :Metode Magnetik)

IDENTIFIKASI STRUKTUR PADA PROFIL MAGNET TOTAL DAN SEISMIK DANGKAL DI PERAIRAN TANJUNG SELOR KALIMANTAN TIMUR

Kata Kunci : Metode Geomagnet, suseptibilitas magnetik, perbandingan

PEMODELAN INVERSI ANOMALI MAGNETIK 3D DAERAH MATA AIR PANAS DIWAK DAN DEREKAN

Transkripsi:

INTERPRETASI KUALITATIF DATA ANOMALI MEDAN MAGNETIK TOTAL TRANSFORMASI REDUKSI KE KUTUB DI PULAU WEH QUALITATIVE INTERPRETATION OF TOTAL MAGNETIC FIELD ANOMALY DATA REDUCTION TRANSFPRMATION TO THE POLES IN WEH ISLAND Kendek Limbong, Nazli Ismail* dan Gunawati Jurusan Teknik Kebumian, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala Received: August, 2017 Accepted: May, 2018 Telah dilakukan penelitian menggunakan metode magnetik di Pulau Weh, Provinsi Aceh. Data medan magnetik total diukur menggunakan instrumen Proton Precission Magnetometer (PPM). Titik pengukuran berjumlah 195 yang meliputi Pulau Weh. Data medan magnetik total selanjutnya dilakukan koreksi diurnal dan koreksi International Geomagnetic Reference Field (IGRF) untuk menghasilkan data intensitas anomali medan magnetik total. Data anomali medan magnetik total selanjutnya ditransformasi reduksi ke kutub. Pola kontur intensitas anomali medan magnetik total hasil transformasi reduksi ke kutub digunakan untuk mengidentifikasi struktur bawah permukaan Pulau Weh. Pola kontur intensitas anomali medan magnetik total hasil reduksi ke kutub memiliki kesesuaian dengan peta pola kelurusan Sesar Sumatera di Pulau Weh. Arah pola kontur intensitas anomali medan magnetik total hasil reduksi ke kutub juga memiliki kesesuaian dengan arah patahan-patahan yang ada di Pulau Weh. Survey of magnetic method has been done in Weh Island, Aceh Province. Total magnetic field data were acquired using Proton Precision Magnetometer instrument. 195 stations were measured on the Weh Island that cover about 156,3 km 2. The total magnetic field data were corrected by diurnal and International Geomagnetic Reference Field corrections in order to obtain total magnetic field anomaly data. The total magnetic field anomaly data were transformed to the pole since the data were measured at low lattitude geomagnetic area. The contour patterns of the total magnetic field anomaly reduced to the pole were used to identify the Weh Island's subsurface structures. The contour patterns are in agreement with the map of the Sumatera Fault on Weh Island. Both maps show NW-SE structures dominated the area those are corresponded to the local faults. Keywords: magnetic method, field anomaly intensity, pole, contour patterns, Weh Island, PENDAHULUAN Metode magnetik merupakan salah satu metode geofisika yang memanfaatkan medan alami yang dihasilkan bumi dalam pengukurannya. Metode magnetik telah diaplikasikan untuk kajian pemetaan, struktur patahan dan eksplorasi panas bumi. Metode magnetik memiliki kelebihan di antaranya adalah proses akuisisi data dan koreksi data magnetik relatif mudah. Namun, metode magnetik memiliki kekurangan seperti rumitnya melakukan interpretasi kualitatif data magnetik yang disebabkan oleh sifat medan magnetik yang dipole (Blakely, 1996). Sifat medan magnetik yang dipole menyebabkan data magnetik memiliki banyak penafsiran sehingga interpretasi data sulit dilakukan, terlebih untuk daerah penelitian yang berada pada daerah lintang magnetis rendah. Oleh karena itu, diperlukan metode pengolahan data tingkat lanjut untuk mengurangi pengaruh medan magnet bumi yang dipole dan mempermudah interpretasi kualitatif data magnetik. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode transformasi reduksi 72

ke kutub (Reduction to Pole). Hasil dari reduksi ke kutub menunjukkan anomali magnetik yang bersifat monopol dan memiliki pola yang simetris, di mana kurva nilai anomali magnetik berbentuk setengah gelombang. Pada transformasi ke kutub, benda anomali berada tepat di bawah kurva yang memiliki nilai anomali magnetik tertinggi(blakely, 1996). Metode transformasi reduksi ke kutub telah banyak digunakan dalam kajian geofisika, antara lain; eksplorasi panas bumi (Indratmoko et al., 2009) karakterisasi patahan (Howell, 2010) dan pemetaan teluk Bone (Rahmad dan Ilahude, 2011). Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi benda anomali magnetik dan sebarannya berdasarkan pola kontur intensitas anomali medan magnetik total hasil transformasi reduksi ke kutub. METODE PENELITIAN Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi studi literatur, akuisisi data, pengolahan data dan interpretasi data. Tahapan pengolahan data terdiri atas pengolahan data intensitas medan magnetik total terukur di Pulau Weh dan tahapan pengolahan data intensitas medan magnetik total sintetik. Data yang terukur saat proses akuisisi data adalah data intensitas medan magnetik total. Data intensitas medan magnetik dikoreksi sehingga menghasilkan intensitas anomali medan magnetik total. Data intensitas anomali medan magnetik total selanjutnya ditransformasi reduksi ke kutub sehingga menghasilkan intensitas anomali medan magnetik total hasil transformasi reduksi ke kutub. Data intensitas anomali medan magnetik total hasil transformasi reduksi ke kutub selanjutnya diplotkan dengan menggunakan Software Oasis Montaj dan didapatkan peta kontur intensitas anomali medan magnetik total hasil transformasi reduksi ke kutub. Peta kontur intensitas anomali medan magnetik total hasil transformasi reduksi ke kutub digunakan untuk proses interpretasi data. Proses interpretasi data dilakukan dengan melihat pola kontur intensitas anomali magnetik total transformasi reduksi ke kutub. Pola kontur kemudian dianalisis untuk menentukan jenis benda anomali yang dikorelasikan dengan peta geologi Pulau Weh dan peta pola kelurusan Sesar Sumatera di Pulau Weh. Pengolahan data sintetik dilakukan untuk kaliberasi kebenaran proses data yang dilakukan. Data sintetik yang digunakan merupakan data intensitas medan magnetik total dan data intensitas medan magnetik total hasil transformasi reduksi ke kutub yang dimuat dalam jurnal Jain, 1988. HASIL DAN PEMBAHASAN Data nilai intensitas medan magnetik total yang digunakan merupakan nilai rata-rata medan magnetik total yang telah dirata-ratakan sebelum dikoreksi, baik koreksi diurnal maupun koreksi IGRF. Variasi diurnal yang didapatkan memiliki rentang nilai 20-84 nt atau sekitar 0,2% dari nilai intensitas medan magnetik total yang terukur. Data ini menunjukkan bahwa pada saat proses akuisisi data tidak terjadi badai matahari yang menyebabkan penyimpangan pembacaan nilai intensitas medan magnetik total hingga ribuan nt. Sedangkan nilai intensitas medan magnetik IGRF di daerah penelitian mencapai 99% dari nilai intensitas medan magnetik total yang terukur. Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai intensitas medan magnetik anomali dengan menggunakan persamaan 3. Kontur intensitas anomali medan magnetik total di Pulau Weh dapat dilihat pada gambar 1. Pengolahan data transformasi reduksi ke kutub diawali dengan transformasi reduksi ke kutub terhadap data sintetik intensitas anomali medan magnetik total. Data sintetik yang digunakan memiliki variasi sudut inklinasi 15 o dan 45 o dengan sudut deklinasi masing-masing 120 o. Pada data sintetik dengan sudut inklinasi 15 o terdapat sebuah benda anomali. Sedangkan pada data sintetik dengan sudut inklinasi 45 o terdapat empat buah benda anomali. Peta kontur intensitas anomali medan magnetik total menunjukkan respon yang diberikan oleh benda anomali terhadap pembacaan nilai intensitas anomali medan magnetik. Respon benda anomali magnetik menunjukkan bahwa kontur yang memiliki nilai tertinggi dan terendah belum pasti menjadi lokasi keberadaan benda anomali. Hal ini disebabkan data intensitas medan magnetik total masih bersifat dipole. Namun setelah ditransformasi reduksi ke kutub, benda anomali magnetik berada di bawah kontur yang memiliki nilai tertinggi. Data sintetik intensitas anomali medan magnetik total dan hasil transformasi reduksi ke kutub dapat dilihat pada Gambar 2. Perhitungan data intensitas anomali medan magnetik dan pola kontur yang didapatkan telah sesuai dengan data yang dimuat dalam jurnal Jain, 1988. 73

Gambar 1 Peta kontur intensitas anomali medan magnetik total di Pulau Weh Gambar 2 Data sintetik intensitas anomali medan magnetik total (a) pada sudut inklinasi 15 o (c) pada deklinasi 45 o danhasil transformasi reduksi ke kutub (b) pada sudut inklinasi 15 o (d) pada deklinasi 45 o 74

Gambar 3 Peta kontur intensitas anomali medan magnetik total hasil transformasi reduksi ke kutub (a) (b) Gambar 4 (a) Peta kontur intensitas anomali medan magnetik total dan (b) pola kelurusan patahan yang terdapat di Pulau Weh berdasarkan pola kelurusan (Blanco, 2016). Gambar 5 (a) (b) (a) Peta kontur intensitas anomali medan magnetik total hasil reduksi ke kutub dan (b) patahan yang terdapat di Pulau Weh berdasarkan peta Geologi Pulau Weh (Dirasutisna dan Hasan, 2005). 75

Dengan demikian, data intensitas anomali medan magnetik dan proses yang dilakukan telah benar. Selanjutnya dilakukan proses transformasi reduksi ke kutub terhadap data intensitas anomali medan magnetik total di Pulau Weh. Proses pengolahan data transformasi reduksi ke kutub terhadap data anomali medan magnetik total di Pulau Weh dilakukan dengan langkah yang sama seperti proses transformasi reduksi ke kutub terhadap data sintetik. Dengan demikian, perhitungan data intensitas anomali medan magnetik total hasil transformasi reduksi ke kutub dan proses pengolahan data yang dilakukan telah terkaliberasi dan sesuai dengan pengolahan data sebelumnya. Peta kontur intensitas anomali medan magnetik total hasil transformasi reduksi ke kutub dapat dilihat pada Gambar 3Peta kontur intensitas anomali medan magnetik total hasil transformasi reduksi ke kutub menunjukkan bahwa intensitas anomali medan magnetik total maksimum berada di bagian tengah Pulau Weh. Peta kontur juga memiliki pola kontur yang berarah utara-selatan, barat laut-tenggara dan timur laut-barat daya. Pola kontur yang menjurus utara-selatan selanjutnya ditandai dengan garis berwarna hitam. Sedangkan pola kontur yang menjurus barat laut-tenggara dan timur laut-barat daya ditandai denagn garis berwarna kuning dan cokelat. Pola kontur yang memiliki arah tersebut adalah kontur yang memiliki nilai tinggi dan menjadi letak benda benda anomali. Pola kontur intensitas anomali medan magnetik total hasil transformasi reduksi ke kutub memiliki kesesuaian dengan pola kelurusan Sesar Sumatera yang ada di Pulau Weh hasil penelitian [10] dan dapat dilihat pada gambar 4 berikut. Arah pola kontur intensitas anomali medan magnetik hasil reduksi ke kutub juga memiliki kesamaan dengan arah patahan yang terdapat di Pulau Weh. Jika peta kontur intensitas anomali medan magnetik hasil reduksi ke kutub ditimpa dengan peta geologi Pulau Weh, maka akan menunjukkan bahwa arah pola kontur ini sejajar dengan beberapa patahan yang terdapat di Pulau Weh.Pengolahan data intensitas anomali medan magnetik total transformasi reduksi ke kutub menghasilkan peta kontur struktur bawah permukaan berupa patahan yang terdapat di Pulau Weh. Peta kontur anomali medan magnetik total hasil reduksi ke kutub dan patahan yang terdapat di Pulau Weh berdasarkan peta Geologi Pulau Weh dapat dilihat pada gambar 5. KESIMPULAN Peta kontur anomali medan magnetik total di Pulau Weh setelah direduksi ke kutub yang memiliki pola kontur monopole di mana kontur anomali terdiri dari kontur rendah-tinggi-rendah. Pola kontur yang dihasilkan menunjukkan bahwa kontur memiliki nilai tinggi berada di bagian tengah Pulau Weh dan menjadi lokasi benda anomali magnetik. Pola kontur juga memiliki arah utara-selatan, barat laut-tenggara dan timur lautbarat daya. Berdasarkan kontur anomali medan magnetik total hasil transformasi reduksi ke kutub, benda anomali magnetik berada pada kontur yang memiliki pola rendah-tinggi-rendah. Benda anomali magnetik paling dominan berada di bagian tengah Pulau Weh dan memiliki arah utara-selatan. Benda anomali magnetik yang terdapat dalam penelitian ini diinterpretasikan sebagai patahan-patahan yang terdapat di Pulau Weh. Daftar Pustaka Blakely, Richard J. 1996. Potential Theory In Gravity and Magnetic Applications. Cambridge University Press, Cambridge. Dirasutisna, S dan Hasan A. R. 2005. Geologi Panas Bumi Jaboi, Sabang, Provinsi Aceh Nanggroe Darussalam. Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Panas Bumi 2005. Indonesia, Volume. 1: 1-6. Fernandez-Blanco, David, Philippon, Melody, von Hagke, Christoph. 2016. Structure and kinematics of the Sumatran Fault System in North Sumatra (Indonesia), Tectonophysics, doi: 10.1016/j.tecto.2016.04.050. Howell, L. E. 2010. Characterizing shallow intrasedimentary faults using magnetic depth estimation methods: Preliminary results of a high-resolution aeromagnetic survey at the San Luis Basin, south-central Colorado. Thesis. Bachelor of Arts degree from Carleton College, Minnesota. Indratmoko, P., Nurwidyanto M. I., dan Yulianto T. 2009. Interpretasi Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Panas Bumi Parang 76

Tritis Kabupaten Bantul DIY dengan Metode Magnetik. Jurnal Berkala Fisika. Vol. 12, No. 4 (1410 9662): 153-160. Jain, Sudhir. 1988. Total Magnetic Field Reduction The Pole or Equator? A Model Study. Canadian Journal of Exploration Geophysics, Vol. 24 No. 2: 185-192. Rahmad, B dan Ilahude, D. 2011. Pola Anomali Magnet dan Nilai Susceptibilitas dari Batuan Dasar Pada Pemetaan Geologi dan Geofisika di Perairan Teluk Bone Sulawesi Selatan. Jurnal Geologi Kelautan. Vol. 9. No. 13: 13-22. Telford, W. M., Geldart L. P. Dan Sheriff R. E. 1990. Applied Geophysics Second Edition. Cambridge University Press, Cambridge. 77