BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini persaingan sepeda motor relatif ketat, hal ini menjadikan banyak pilihan bagi konsumen untuk menetapkan salah satu merek sepeda motor yang sesuai dengan keinginannya. Orang lebih memilih sepeda motor karena harganya relatif murah, penggunaan bahan bakarnya rendah serta biaya operasionalnya juga sangat rendah. Keuntungan menggunakan sepeda motor adalah lebih cepat, lebih murah dan bisa menghindari macet. Alasan lainnya adalah ukurannya kecil, biaya perawatan murah, parkir mudah, kalau mau dijual lagi relatif mudah (Margonda,2014). Saat ini ditawarkan sepeda motor dari berbagai jenis, salah satunya jenis sport. Hal ini adanya kebijakan dan peraturan tentang otomotif yang diperkirakan membuat pasar otomotif khususnya sepeda motor turun, namun tidak terjadi untuk sepeda motor sport (Apriliananda,2012). Berdasarkan data, top brand index (TBI) sepeda motor sport tahun 2013 2015, maka dapat diketahui perkembangan dan market sharenya setiap tahunnya yang dapat dilihat pada tabel 1.1 : 1
2 Tabel 1.1 Market Share Sepeda Motor Sport Tahun 2013-2015 2013 2014 2015 No. Merek % Merek % Merek % 1 Yamaha V-IXION 20,5 Yamaha V-IXION 27,8 Yamaha V-IXION 21,5 2 Honda MegaPro 14,6 Honda Tiger 15,7 Kawasaki Ninja 15,6 3 Honda Tiger 12,2 Honda MegaPro 14,7 Honda CBR 10,9 4 Honda CBR 8,0 Kawasaki Ninja 13,4 Honda Tiger 9,7 5 Kawasaki Ninja 7,3 Yamaha Byson 6,7 Honda MegaPro 6,7 6 Yamaha Byson 7,2 Honda CBR 6,3 Yamaha Byson 5,4 Sumber : //www.topbrand-award.com/ Tabel 1.1 menunjukkan perkembangan market share sepeda motor sport dari tahun 2013 3015. Market share merupakan perbandingan penjualan dari satu produk/merek dibandingkan dengan penjualan produk/merek yang ada di pasar. Semakin besar market sharenya menunjukkan bahwa penjualan suatu produk/merek semakin banyak dibandingkan produk/merek lain yang ada di pasar. Semakin tinggi penjualan menunjukkan bahwa keputusan pembelian terhadap suatu produk/merek tertentu juga semakin tinggi. Berdasarkan tabel tersebut, Yamaha V-ixion selalu menempati peringkat pertama. Namun demikian selama tahun 2013 2015, market sharenya mengalami fluktuatif (naik turun pada setiap tahunnya), sehingga tidak dapat diidentifikasi kenaikan maupun penurunan tersebut, diikuti oleh merek lain seperti Honda MegaPro, Honda Tiger dan Honda CBR. Hal ini diduga minat konsumen terhadap merek-merek tersebut cenderung berubah-ubah. Kawasaki Ninja selalu mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa minat konsumen cukup tinggi artinya keputusan konsumen untuk membeli Kawasaki Ninja juga tinggi. Sedangkan merek Yamaha Byson dari tahun 2013 2015 selalu mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan pembelian konsumen terhadap Yamaha Byson juga
3 menurun atau rendah artinya produk ini kurang diminati/disukai oleh konsumen karena mungkin banyak kekurangannya. Yamaha Byson merupakan varian motor sport terbaru yang diproduksi pabrikan Yamaha pada Agustus 2010. Begitu dipasarkan, motor ini mampu memikat banyak perhatian semua kalangan, itu terbukti dengan begitu banyak yang menggunakannya tidak lama setelah diluncurkan ke pasaran. Yamaha Byson menarik perhatian, karena desainnya yang terlihat kekar dengan mesin yang berkapasitas 150cc SOHC, yang mampu menghasilkan daya maksimum 14PS/7500rpm dan tenaga 14N.m/6000rpm. Namun demikian, Yamaha Byson mempunyai kekurangan seperti akselerasi yang cenderung lelet diputaran bawah, sistem kerja rem belakang yang kurang maksimal, segi tiga gampang mleot dan patah. Hal ini berpengaruh terhadap keputusan pembelian (http://bonsaibiker.com/2011/05/12/beberapa-keluhan-yamahabyson-versi-tabloit-otomotif/). Keputusan pembelian merupakan seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih konsumen pada pembelian (Schiffman dan Kanuk,2008: 485). Setiap hari konsumen mengambil berbagai keputusan mengenai setiap aspek kehidupan seharihari. Tetapi, kadang mengambil keputusan ini tanpa memikirkan bagaimana mengambil keputusan dan apa yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan ini. Pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika mengambil keputusan (Schiffman dan Kanuk,2008:485). Jika konsumen mempunyai pilihan antara melakukan pembelian dan tidak melakukan pembelian atau pilihan menggunakan waktu, maka konsumen tersebut berada dalam posisi untuk mengambil keputusan. Sebaliknya, jika konsumen tidak
4 mempunyai alternatif untuk memilih dan benar-benar terpaksa melakukan pembelian tertentu atau mengambil tindakan tertentu, maka keadaan satu-satunya tanpa pilihan lain ini bukanlah suatu keputusan (Schiffman dan Kanuk,2008:485). Bagi konsumen, kebebasan sering diungkapkan dengan sangat beragamnya pilihan produk. Jadi, hampir selalu ada pilihan, maka hampir selalu pula ada kesempatan bagi para konsumen untuk mengambil keputusan. Selain itu, riset konsumen eksperimental mengungkapkan bahwa menyediakan pilihan bagi konsumen ketika sesungguhnya tidak ada satu pun pilihan dapat dijadikan strategi bisnis yang tepat, strategi tersebut dapat meningkatkan penjualan dengan jumlah sangat besar (Schiffman dan Kanuk,2008:486). Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian terhadap suatu produk telah dilakukan oleh peneliti-peneiti sebelumnya, diantaranya adalah Gatot dan Dwiyanto (2013). Pada penelitian tersebut, variabel yang digunakan kualitas produk, citra merek dan promosi. Penelitian ini bermaksud mengembangkan penelitian (sintesa) tersebut dengan menambah diferensiasi produk sesuai penelitian Ong dan Sugiharto (2013), Sahetapy (2013) serta Simamora, dkk (2013). Kualitas produk merupakan kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya (Rosyid, dkk,2013). Kualitas mempunyai arti yang sangat penting bagi konsumen dalam keputusan pembeliannya. Apabila kualitas produk yang dihasilkan baik maka konsumen akan cenderung untuk melakukan pembelian ulang sedangkan bila kualitas produk tersebut tidak sesuai dengan yang diinginkan maka konsumen akan mengalihkan pembelian pada produk sejenis
5 lainnya. Untuk mencapai kualitas yang diinginkan maka diperlukan suatu standarisasi kualitas. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga agar produk yang diproduksi memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan sehingga konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produksi yang bersangkutan. Meskipun konsumen mempunyai persepsi yang berbeda terhadap kualitas produk tetapi setidaknya konsumen akan memiliki produk dengan kualitas yang mampu memuaskan kebutuhannya. Dimensi kualitas berpengaruh pada harapan konsumen dan kenyataan yang mereka terima. Jika kenyataannya konsumen menerima produk dan pelayanan melebihi harapannya, maka konsumen akan mengatakan bahwa produk tersebut berkualitas dan jika kenyataannya konsumen menerima produk dan pelayanan kurang atau sama dengan harapannya, maka konsumen akan mengatakan produk tidak berkualitas atau tidak memuaskan. Semakin baik, kualitas produk, maka semakin tinggi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian. Citra merupakan keseluruhan persepsi terhadap produk atau merek yang dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap produk atau merek itu (Andrianto dan Idris,2013). Suatu citra merek yang kuat dapat memberikan beberapa keunggulan utama bagi suatu perusahaan salah satunya akan menciptakan suatu keunggulan bersaing. Produk yang memilki citra merek yang baik cenderung akan lebih mudah diterima oleh konsumen. Citra terhadap produk berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu produk. Konsumen dengan citra positif terhadap suatu produk, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian, oleh karena itu kegunaan utama dari iklan diantaranya adalah untuk membangun citra positif terhadap suatu produk. Manfaat lain dari citra produk yang positif, yaitu dengan mengembangkan suatu produk dan memanfaatkan citra positif
6 yang telah terbentuk terhadap produk lama. Semakin baik citra suatu merek, semakin tinggi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian. Semakin tinggi, citra merek suatu produk, semakin tinggi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian. Diferensiasi produk merupakan tindakan untuk menetapkan sekumpulan perbedaan-perbedaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dari persaingannya (Ong dan Sugiharto,2013). Diferensiasi ini memerlukan penilitian pasar yang cukup serius agar bisa benar-benar berbeda, diperlukan pengetahuan tentang produk desain. Diferensiasi produk ini biasanya hanya mengubah sedikit karakter produk, antara lain kemasan dan tema promosi tanpa mengubah spesifikasi fisik produk meskipun itu diperlukan. Tujuan diferensiasi produk merupakan elemen dimana pelaku pasar berusaha membedakan produk mereka dengan produk pesaing suatu bentuk persaingan bukan harga. Manfaat dari diferensiasi produk yaitu untuk melakukan modifikasi yang substansi terhadap produk yang dihasilkan selama ini. Semakin berbeda suatu produk, maka hal ini dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian. Promosi merupakan kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada pembeli atau pihak lain dalam saluran penjualan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen (Oetama,2011). Agar perusahaan berhasil terhadap produk atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen, harus mengkomunikasikan sejumlah informasi tentang perusahaan, produk, struktur harga, dan sistem distribusi kepada sejumlah pemirsa yang meliputi konsumen, perantara perdagangan dan media. Komunikasi pemasaran mengacu pada promosi, dapat digunakan untuk mendapatkan keunggulan daya saing. Fungsi utama dari suatu strategi promosi para pemasar
7 adalah untuk meyakinkan target pelanggan bahwa barang dan jasa yang ditawarkan tersebut memiliki keunggulan yang berbeda dibandingkan pesaing, sehingga hal ini dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian. Promosi berhubungan erat dengan hasil dari perilaku konsumen, apakah membeli atau tidak membeli. Hal ini dapat dibuktikan oleh penelitian sebelumnya bahwa promosi berkaitan dengan keputusan pembelian. Promosi yang gencar akan mampu meningkatkan keputusan konsumen untuk melakukan pembelian. Semarang merupakan Kota yang wilayahnya lebih luas dan lebih padat penduduknya dibandingkan kota lain di Jawa Tengah. Di Kota Semarang kehidupan ekonomi sebagian besar masyarakatnya mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya lalu lintas pengendara sepeda motor yang lalu lalang di jalan raya. Orang yang memiliki sepeda motor diasumsikan kehidupan ekonominya lebih baik dibandingkan orang yang tidak memiliki sepeda motor. Dari sekian banyak pengguna sepeda motor, beberapa diantara menggunakan motor sport. Sedangkan dari beberapa pengguna sepeda motor sport, salah satunya diantaranya menggunakan merek Yamaha Byson. Oleh karena itu, responden dalam penelitian ini adalah pengguna motor sport merek Yamaha Byson. Dengan memilih masyarakat Kota Semarang pengguna motor sport merek Yamaha Byson, diharapkan hasil penelitian ini dapat digeneralisir. Berdasarkan uraian di atas, maka judul yang dipilih adalah DAMPAK KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK, DIFERENSIASI PRODUK DAN PROMOSI PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN ( Studi Pengguna Yamaha Byson Di Semarang )
8 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dibuat perumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian Yamaha Byson di Semarang? 2. Bagaimana pengaruh citra produk terhadap keputusan pembelian Yamaha Byson di Semarang? 3. Bagaimana pengaruh diferensiasi produk terhadap keputusan pembelian Yamaha Byson di Semarang? 4. Bagaimana pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian Yamaha Byson di Semarang? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian Yamaha Byson di Semarang. 2. Untuk menganalisis pengaruh citra produk terhadap keputusan pembelian Yamaha Byson di Semarang 3. Untuk menganalisis pengaruh diferensiasi produk terhadap keputusan pembelian Yamaha Byson di Semarang 4. Untuk menganalisis pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian Yamaha Byson di Semarang
9 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai wacana dalam khasanah ilmu ekonomi khususnya bidang manajemen pemasaran tentang keputusan pembelian. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dan masukan bagi pihak produsen/perusahaan dalam usaha meningkatkan kualitas produk, citra merek, diferensiasi produk dan promosi dari sepeda motor sport merek Byson di Semarang agar dapat meningkatkan pembelian konsumen untuk waktu yang akan datang. b. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dan referensi untuk penelitian selanjutnya