BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Program imunisasi sudah terbukti, secar global, nasional maupun lokal. Secara global dapat dibuktikan dengan Imunisasi dari muka bumi ini seperti penyakit cacar (variola) dan penyakit polio. Pencapaian secar global dapat terlaksana apabila pelaksanaan imunisasi secara lokal dan nasional mencapai target yang tinggi sesuai dengan yang diharapkan dan secar merata disemua wilayah (Departemen Kesehatan RI,2009). Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi (0-12 bulan) per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB dapat menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan di wilayah tersebut rendah. AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 10,25/1.000 kelahiran hidup, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar 9,17/1.000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi tertinggi adalah di kota Semarang sebesar 18,59/1.000 kelahiran hidup, sedang terendah adalah di Kabupaten Demak sebesar 4,42/1.000 kelahiran hidup. 1
2 Apabila dibandingkan dengan target dalam indikator Indonesia Sehat tahun 2010 sebesar 40/1.000 kelahiran hidup, maka AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 sudah melampaui target, demikian juga bila dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan dalam MDG S (Millenium Development Goals) ke-4 tahun 2015 yaitu 17/ 1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah kematian balita (1 tahun-5 tahun) per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKABA dapat menggmbarkan tingkat permasalahan kesehatan anak balita, tingkat pelayanan KIA/Posyandu, tingkat keberhasilan program KIA/Posyandu, dan kondisi sanitasi lingkungan. AKABA di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 sebesar 11,60/1.000 kelahiran hidup, cenderung meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar 10,12/1.000 kelahiran hidup. AKABA tertinggi adalah di kota Semarang sebesar 23,50/1.000 kelahiran hidup, sedang yang terendah adalah di Kabupaten Demak sebesar 4,98/1.000 kelahiran hidup. Apabila dibandingkan dengan target dalam indikator Indonesia Sehat tahun 2010 sebesar 58/1.000 kelahiran hidup, maka AKABA di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 sudah melampaui target, demikian juga bila dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan dalam MDG (Millenium Development Goals) ke-4 tahun 2015 yaitu 23/1.000 kelahiran hidup. Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseoarang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia
3 terpapar pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit. (Ranuh,2008,p.10). Untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan bayi serta anak balita perlu dilaksanakan program imunisasi untuk penyakit penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti penyakit TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Polio dan campak. Idealnya bayi harus mendapat imunisasi dasar lengkap terdiri dari BCG 1 kali, DPT 3 kali, Polio 4 kali, HB 3 kali dan campak 1 kali. Cakupan imunisasi dasar lengkap di Jawa Tengah dari semua antigen sudah mencapai target minimal nasional (85%), pencapaian tiap tahun mengalami peningkatan. Jumlah sasaran bayi pada tahun 2009 adalah 577.750, sedang cakupan masing-masing imunisasi adalah sebagai berikut: BCG (102,05%), DPT+HB 1 (100,89%), DPT+HB 3 (99,04%), Polio (9,14%), Campak (96,59%). Untuk menilai kelengkapan imunisasi dasar bagi bayi, biasanya dilihat dari cakupan imunisasi DPT3 + HB, Polio 4 dan Campak 80%. Cakupan bayi yang diimunisasi DPT3 + HB pada tahun 2009 sebesar 26.332 anak (103,42%), Polio 4 sebanyak 26.183 anak (102,84%) dan bayi yang telah memperoleh imunisasi campak sebesar 26.914 (105,71%) dari sasaran sejumlah 25.451 bayi. Dari data tersebut maka cakupan imunisasi di Kota Semarang pada bayi telah dilaksanakan secara lengkap dan memenuhi target yang ada.
4 Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Ngesrep pada bulan Januari-Desember 2010, dari sasaran 739 bayi sebagian besar cakupan imunisasi belum mencapai target, imunisasi tersebut meliputi: HB0 (82,0%), BCG (82,8%), Polio 1 (83,4%), DPT/HB1 (82,8%), Polio 2 (82,8%), DPT/HB2 (82,5%), Polio3 (82,8%), DPT/HB3 (82,7%), Polio4 (83,8%), dan Campak (83,6%). Pada studi pendahuluan yang telah dilakukan di Puskesmas Ngesrep pada bulan Mei 2011, hasil wawancara dengan beberapa ibu yang sedang memiliki bayi usia 6-12 bulan dengan tingkat pendidikan yang berbedabeda menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan ibu masih kurang tentang imunisasi terutama yang berkaitan dengan jadwal imunisasi. B. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu Balita dengan Kepatuhan Jadwal Pemberian Imunisasi DPT di Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep?
5 C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan ibu balita dengan kepatuahan jadwal pemberian Imunisasi DPT di Puskesmas Ngesrep. 2. Tujuan khusus a. Mendiskripsikan tingkat pendidikan ibu balita. b. Mendiskripsikan kepatuhan jadwal pemberian Imunisasi DPT. c. Menganalisis hubungan antara tingkat pendidikan ibu balita dengan kepatuhan jadwal pemberian Imunisasi DPT. D. Manfaat penelitian 1. Teoritis Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan bagi peneliti selanjutnya atau sebagai rujukan tentang masalah kesehatan, khususunya tentang imunisasi. 2. Praktis a. Bagi Institusi Sebagai bahan informasi untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan imunisasi sebagai refrensi kepustakaan Universitas Muhammadiyah Semarang. b. Bagi Instansi: 1) Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang Sebagai bahan masukan kepada rencana program khususunya imunisasi.
6 2) Puskesmas Ngesrep Penelitian ini akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi ibu di Puskesmas Ngesrep.
7 E. Keaslian penelitian Tabel 1.1 Keaslian penelitian Judul, No Nama,Tahun 1. Hubungan antara Pengetahuan Ibu tentang dengan Kelengkapan pada Bayi di Kelurahan Wates Kecamatan Ngaliyan Semarang, Tri Rahmawati, 2009. 2. Hubungan tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Ibu tentang pada Bayinya di Desa Payaman Kec Mejobo Kab Kudus, Rina Farisiani, 2010. Sasaran Semua ibu yang mempunyai bayi berumur 10-12 bulan di Kellurahan Wates Kecaman Ngaliyan Semarang Jumlah populasi sebanyak 106 orang dan jumlsh sampel yang digunakan sebanyak 51 orang. Variabel yang diteliti Variabel bebas: Pengetahuan ibu tentang Imunisasi Dasar. Variabel terikat: Kelengkapan pada bayi. Variabel Bebas: Tingkat pendidikan Variabel Terikat: Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar. Metode Cross Sectional Cross Sectional Hasil Ibu yang mempunyai pengetahuan sedang ( 53,5%), hal ini disebabkan karena sebagian besar responden berpendidikan SD/SMP (60,5%), serta sebagian ibu rumah tangga (41,9%), umur ibu yang tergolong risiki tinggi hanya (34,9%), sedang informasi yang didapat dari tenaga kesehatan sebanyak (65,1%) Penelitian yang diperoleh adalah sebagian besar responden berpengetahuan cukup (54,9%). Responden yang berpengetahuan baik mayoritas oendidikan SMA dan PT. Sedangkan yang berpengetahuan kurang mayoritas pendidikannya tamat SD, yaitu sebanyak (7,8%) Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan diantaranya variabel, tempat penelitian, dan jenis penelitian, sedangkan penelitian yang akan dilakukan memuat variabel pendidikan dan kepatuhan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana responden patuh terhadap jadwal pemberian Imunisasi DPT.