BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ke adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing dalam tubuh manusia, dan penyakit ini merupakan penyakit yang banyak terjadi di masyarakat. Cacing yang menginfeksi manusia dan menyebabkan masalah kesehatan masyarakat diakibatkan oleh cacing kelompok Soil Transmitted Helminthes, yaitu kelompok cacing yang siklus hidupnya melalui tanah. Spesies yang termasuk kelompok tersebut adalah Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Strongiloides stercoralis dan cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale) (1). Infeksi ke yang terjadi pada usia dini, dapat mengakibatkan gangguan pada tumbuh kembang anak. Jika keadaan ini berlangsung lama pada anak usia sekolah dasar, akan mengurangi kemampuan belajar dan mengganggu kesehatan anak. Sedangkan pada orang dewasa gangguan ini akan menurunkan produktivitas kerja (2). Cacing yang hidup di usus ini mengambil makanan di rongga usus manusia, terutama karbohidrat dan protein. Akibatnya anak yang terkena akan menderita kekurangan gizi bahkan bisa berakibat kurang energi protein. Pada Infeksi berat, terutama pada anak dapat terjadi malabsorbsi sehingga memperberat keadaan malnutrisi, dan efek yang serius terjadi bila cacing cacing ini menggumpal dalam usus sehingga terjadi obstruksi usus (ileus) (1). Prevalensi terjadinya ke pada manusia di dunia adalah: Ascaris lumbricoides mengenai 1300 juta orang, Ancylostoma duodenale dan Necator americanus mengenai 400 800 juta orang, Trichuris trichiura mengenai 500 juta orang dan Strongyloides stercoralis mengenai 80 juta orang (3). Di Indonesia spesies yang paling banyak ditemukan secara berurutan adalah Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan Necator americanus. Prevalensi ke pada anak anak di tiga provinsi
(Jakarta, Yogyakarta, dan Sulawesi Utara) adalah 12,9% untuk Ascaris lumbricoides, 19,8% untuk Trichuris trichiura dan 7,8% untuk Ancylostoma duodenale dan Necator americanus (3). Penyebab ke diantaranya bisa berasal dari kurangnya kesadaran untuk menjaga kebersihan diri dan sanitasi yang rendah (2), seperti pada penelitian Evy Yulianto, tahun 2007, bahwa kebiasaan mencuci tangan, memotong kuku, mengkonsumsi makanan mentah dan kepemilikan jamban ada hubungan dengan kejadian ke. Selain itu ke bisa mengakibatkan kurang zat gizi, kurang darah atau anemia. Berkurangnya zat gizi maupun darah, keduanya berdampak pada tingkat kecerdasan, selain berujung anemia. Anemia akan menurunkan prestasi belajar dan produktivitas (4). SD Trimulyo 01 kecamatan Genuk kota Semarang, dari hasil observasi, terletak di daerah yang sebagian besar masyarakatnya berstatus ekonomi menengah kebawah dan tingkat pendidikan yang rendah. Sehingga perilaku sehat dengan kebiasaan mencuci tangan sebelum makan, menggunakan air bersih untuk minum, memasak air untuk minum, mencuci dan memasak makanan hingga matang benar serta menutup makanan dengan tutup saji agar debu dan lalat tidak mencemari makanan kurang menjadi perhatian. Hasil observasi di SD Trimulyo 01, SD tersebut berada di pinggir jalan dengan kondisi jalan berdebu, jika ada kendaraan lewat maka debu akan terbang sampai kantin sekolah. Anak anak biasa jajan sembarangan di penjual pinggir jalan dan dikantin sekolah, dikantin sekolah dijual berbagai jajanan anak dan makanan basah seperti soto dan bakmi, makanan tersebut sudah disajikan di mangkuk dengan keadaan terbuka tanpa tutup, dan dikerumuni lalat. Dari observasi di kantin sekolah, jajanan es jika masih sisa, akan di bungkus lagi dengan plastik besar dan disimpan, lalu akan dijual lagi keesokan harinya. Jika masih tersisa, maka hal yang sama akan dilakukan seterusnya, sampai es tersebut habis terjual.
Hasil wawancara dengan anak anak, sebagian dari mereka ketika akan makan tidak mencuci tangan dengan sabun terlebih dahulu. Beberapa dari mereka senang bermain tanah. Mereka juga sering bermain tanpa memakai alas kaki waktu jam istirahat di sekolah. Ada anak yang suka buang air besar tidak di jamban, karena lebih suka dikebun dan sungai. Kebiasaan anak anak ini bisa memicu munculnya ke. Hasil observasi terhadap siswa SD Trimulyo 01 adanya penyakit ke pada anak anak, yaitu terlihat tidak bersemangat, lesu, ada yang bertubuh kurus dan mata merah. Untuk membuktikan, pada tanggal 20 Juni 2012, diperiksa feses 10 orang anak di laboratorium Kimia Unimus, ternyata 8 diantaranya positif terdapat telur cacing, yaitu 6 orang anak positif telur cacing Ascaris dan 2 orang anak positif telur cacing Trichuris. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang hubungan kebersihan kuku, kebiasaan cuci tangan sebelum makan, kebiasaan bermain di tanah, kebiasaan defekasi, kebiasaan jajan dengan kejadian pada anak sekolah. B. Rumusan Masalah Apakah faktor risiko kejadian pada anak sekolah? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui faktor resiko kejadian pada anak sekolah 2. Tujuan khusus a. Mendeskripsikan kebersihan kuku b. Mendeskripsikan kebiasaan cuci tangan sebelum makan c. Mendeskripsikan kebiasaan bermain di tanah d. Mendeskripsikan kebiasaan defekasi e. Mendeskripsikan kebiasaan jajan f. Mendeskripsikan kejadian
g. Menganalisis hubungan kebersihan kuku dengan kejadian Ascariasis dan Trichuriasis h. Menganalisis kebiasaan cuci tangan sebelum makan dengan kejadian i. Menganalisis hubungan kebiasaan bermain di tanah dengan kejadian j. Menganalisis hubungan kebiasaan defekasi dengan kejadian k. Menganalisis hubungan kebiasaan jajan dengan kejadian Ascariasis dan Trichuriasis l. Menganalisis faktor yang paling berhubungan dengan kejadian. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis Sebagai bahan untuk peningkatan pelayanan kesehatan pada masyarakat. 2. Manfaat Teoritis dan Metodologis Untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan metodologi penelitian, khususnya bagi peneliti selanjutnya. E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang ke telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya, namun ada perbedaan dalam penelitian ini, pada variabel terikat yaitu kejadian, pada variabel bebas yaitu kebersihan kuku, kebiasaan cuci tangan sebelum makan, kebiasaan bermain di tanah, kebiasaan defekasi, kebiasaan jajan.
Peneliti No (th) 1. Evy Yulianto (2007) (4) 2. Bellina Siregar (2008) (5) 3. S.Galuh Pawestri (2010) (6) 4. Erma Nihlatul Mufidah, Hadi Wartomo, Helmia Farida (2008) (7) 5. Agustaria Ginting (2008) (8) Judul Hubungan Higiene Sanitasi Dengan Kejadian Penyakit Cacingan Pada Siswa Sekolah Dasar Rowosari 01 Kecamatan Tembalang Kota Semarang Tahun Ajaran 2006/2007 Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Infeksi Ke Yang Ditularkan Melalui Tanah Pada Murid SD Negeri 06 Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Dengan Kejadian Cacingan Pada Siswa SDN Karang I, Wedi, Klaten, Jawa Tengah Hubungan Pola Asuhan Ibu Dengan Kejadian Infeksi Cacing Oxyuris vermicularis Pada Anak anak SD Negeri Panggung Kelurahan Mangunharjo Kecamatan Tugu Kota Semarang Faktor faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ke Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008-2009 Tabel 1.1 Keaslian penelitian Variable bebas dan Desain studi terikat - Higiene Sanitasi Variabel terikat : - Kejadian penyakit - Status gizi - Pengetahuan - kondisi sarana sanitasi - lingkungan - infeksi ke - Pengetahuan - Sikap - Perilaku - Kejadian Cacingan - Pola asuh ibu - Kejadian infeksi cacing Oxyuris vermicularis - - Umur - Jenis kelamin - Kepemilikan jamban - Tempat biasa buang air besar - Personal higiene - Makan obat cacing - - Kejadian ke Hasil Kebiasaan mencuci tangan, memotong kuku, mengkonsumsi makanan mentah dan kepemilikan jamban ada hubungan dengan kejadian penyakit, sedang jenis lantai dan ketersediaan air bersih tidak ada hubungan dengan kejadian penyakit Ada hubungan yang bermakna antara Status gizi, pengetahuan dan kondisi sarana lingkungan dengan infeksi ke Tidak ada hubungan bermakna antara pengetahuan, sikap, perilaku dengan kejadian Pola asuh ibu merupakan faktor resiko terjadinya infeksi Oxyuris vermicularis Tidak ada hubungan bermakna antara faktor umur, jenis kelamin, kepemilikan jamban, tempat biasa buang air besar dengan kejadian ke. Ada hubungan bermakna antara personal higiene, makan obat cacing, dengan kejadian ke