45 BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MAMASA 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Mamasa adalah daerah hasil pemekaran dari Kabupaten Polewali Mamasa yang terbentuk berdasarkan UU No. 11 Tahun 2002 tanggal 10 April 2002, merupakan 1 dari 5 kabupaten yang terdapat di Provinsi Sulawesi Barat yang beribukota di Mamasa. Secara geografis berada pada koordinat 2 0 39 216 LS dan 3 0 19 288 LS serta 119 0 0 216 BT dan 119 0 38 144 BT. Secara umum wilayah Kabupaten Mamasa tergolong iklim tropis basah dengan suhu udara minimium 23 0 C dan suhu maksimum rata-rata berkisar 30 0 C. Kecepatan angin rata-rata setiap tahunnya 77-85 km/jam. Kondisi iklim wilayah Kabupaten Mamasa bervariasi sesuai dengan geografisnya. Secara administratif Kabupaten Mamasa berbatasan dengan beberapa daerah lain, yaitu: 1. Sebelah Utara berbatasan langsung dengan Kabupaten Mamuju; 2. Sebelah timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Tana Toraja; 3. Sebelah Selatan Tenggara berbatasan langsung dengan Kabupaten Pinrang; 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Polewali Mandar; 5. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju. Luas wilayah Kabupaten Mamasa adalah 3005,88 Km 2 yang terdiri atas 15 Kecamatan, Kecamatan Tabulahan dan Kecamatan Aralle merupakan kecamatan terluas adalah 534,16 km 2 (17,77 persen) sementara luas wilayah yang terkecil adalah kecamatan Balla dengan luas 31,87 km 2 (1,06 persen). Kecamatan yang letaknya terjauh dari ibukota Kabupaten Mamasa adalah Kecamatan Pana yaitu sejauh 95 km sementara kecamatan yang terdekat dari ibukota kabupaten adalah kecamatan tawalian yang berjarak 3 Km. Secara topografis wilayah di Kabupaten Mamasa hampir seluruhnya mencirikan kawasan daratan tinggi atau pegunungan, hampir seluruh wilayah
46 Kabupaten Mamasa konturnya berbukit-bukit, juga dikisari dengan beberapa aliran sungai seperti: 1) Daerah Aliran Sungai (DAS) Mamasa yang mengalir ke wilayah Bakaru Kabupaten Pinrang; 2) Daerah Aliran Sungai (DAS) Masuppu yang mengalir ke wilayah Kabupaten Pinrang dan Kabupaten Sidrap; 3) Daerah Aliran Sungai (DAS) Mapilli yang mengalir ke wilayah Kabupaten Polewali Mandar; 4) Daerah Aliran Sungai (DAS) Mamuju yang mengalir ke wilayah Kabupaten Mamuju; 5) Daerah Aliran Sungai (DAS) Bonehau yang mengalir ke wilayah Kabupaten Mamuju. Wilayah Kabupaten Mamasa berada pada kisaran ketinggian 100 sampai 3.000 meter dari permukaan laut. Bagian-bagian wilayah dengan ketinggian lebih rendah dari 200 m di atas permukaan laut terdapat di Kecamatan Mambi dan Kecamatan Tabulahan. Bagian wilayah dengan ketinggian lebih dari 2.000 m di atas permukaan laut dapat ditemukan di hampir semua wilayah kabupaten, kecuali Kecamatan Messawa, Balla, Mambi dan Rantebulahan Timur. 4.2 Sosial Kependudukan Dalam sosial kependudukan ada dua hal yang mendasar yang perlu diketahui yakni masalah kependudukan dan ketenagakerjaan. 4.2.1 Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Kabupaten Mamasa pada tahun 2008, berjumlah 125.309 jiwa, meningkat sekitar 876 jiwa dari tahun sebelumnya dengan laju pertumbuhan penduduk per tahun sebesar 0,70 persen. Kecamatan Mamasa merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar, yaitu sekitar 14.698 jiwa. Sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Tawalian sebesar 3.456 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Mamasa pada tahun 2008 sebanyak 63.464 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebanyak 61.845 jiwa. Data ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki ternyata 1,03 persen lebih banyak
47 daripada jumlah penduduk perempuan, dengan perbandingan jenis kelamin (sex ratio) 103 yang berarti bahwa diantara 100 orang perempuan terdapat 103 lakilaki. 4.2.2 Kepadatan penduduk Kepadatan penduduk adalah rasio jumlah penduduk dengan luas wilayah. Dengan luas 3005,88 km 2 atau 300.588 ha dan jumlah penduduk sebesar 125.309 jiwa, kepadatan penduduk di Kabupaten Mamasa adalah sebesar 42 jiwa/km 2 pada tahun 2008. Rata-rata kepadatan penduduk di Kabupaten Mamasa dibawah ratarata, kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Rantebulahan Timur dengan kepadatan penduduk sebesar 157 jiwa/km 2 sedangkan kepadatan penduduk terendah terdapat di Kecamatan Tabulahan dengan kapadatan penduduk sebesar 18 jiwa/km 2. 4.2.3 Jumlah Penduduk Menurut Angkatan Kerja Angkatan kerja dan bukan angkatan kerja adalah penduduk usia 10 tahun keatas, bedanya penduduk bukan angkatan kerja adalah penduduk yang tidak bekerja karena alasan sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya. Pada tahun 2008, jumlah penduduk yang angkatan kerja relatif lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk yang merupakan bukan angkatan kerja, penduduk yang merupakan angkatan kerja sebanyak 75.010 jiwa lebih banyak jika dibandingkan dengan penduduk yang merupakan bukan angkatan kerja sebanyak 10.009 jiwa. Mayoritas pada jumlah penduduk pada angkatan kerja adalah bekerja sebanyak 73.024 jiwa sedangkan pada jumlah penduduk bukan angkatan kerja mayoritas penduduk adalah mengurus rumah tangga yakni sebanyak 11.652 jiwa. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) adalah perbandingan antara jumlah angkatan kerja (penduduk yang bekerja dan mencari pekerjaan) dengan jumlah seluruh penduduk usia kerja (10 tahun ke atas). TPAK merupakan suatu ukuran yang dapat menggambarkan partisispasi penduduk usia kerja dalam kegiatan ekonomi. TPAK di Kabupaten Mamasa menurut jenis kelamin di Kabupaten Mamasa menunjukkan perbedaan yang cukup antara laki-laki dan perempuan. TPAK laki-laki tercatat sekitar 84,65 dan perempuan sekitar 64,52. Hal ini menunjukkan bahwa setiap penduduk belum mempunyai kesempatan yang
48 sama terlibat dalam pasar tenaga kerja. Tingkat partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten Mamasa mencapai 74,75 yang berarti 100 orang penduduk usia kerja (15 tahun keatas), sekitar 75 diantaranya termasuk angkatan kerja. 4.2.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Penduduk di Kabupaten Mamasa mayoritas beragama kristen yakni sebanyak 107.779 jiwa atau 77,73 persen dimana mayoritas Kristen Protestan, untuk penduduk yang beragama Islam sebanyak 23.862 jiwa atau 17,26 persen dan penduduk beragama Hindu sebanyak 7.015 atau 5,06 persen. 4.2.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan Jumlah penduduk yang tidak/belum pernah sekolah cukup tinggi yakni sebanyak 32.558 atau 35,84 persen dari jumlah penduduk berumur 10 tahun keatas menurut tingkat pendidikannya sedangkan tamatan SLTA/sederajat hanya 12.352 jiwa atau 13,60 persen serta untuk tamatan diploma dan sarjana sebanyak 2.836 jiwa atau 3,12 persen. 4.3 Perekonomian Daerah Ekonomi Kabupaten Mamasa dapat dilihat dari sektor-sektor ekonomi yang ada di Kabupaten Mamasa dan indikator yang bisa digunakan yaitu Pendapatan Dometik Regional Bruto (PDRB). Dari 9 (Sembilan) sektor yang memiliki kontribusi terhadap PDRB, sektor yang memiliki kontribusi terbesar adalah sektor Pertanian sebesar 289 miliar rupiah. Adapun sektor yang memiliki kontribusi terendah adalah sektor Listrik, Gas dan Air sebesar 486 juta rupiah. Ditinjau dari PDRB Kabupaten Mamasa bahwa perekonomian daerah mamasa sangat tergantung pada sektor pertanian. 4.3.1 Sektor Pertanian Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai kontribusi terbesar dalam perekonomian Kabupaten Mamasa, sesuai data tahun 2005 tentang PDRB menurut lapangan usaha Kabupaten Mamasa atas dasar harga konstan 2000, subsektor pertanian yang diusakan yaitu tanaman bahan makanan, tanaman
49 perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Tanaman bahan makanan mempunyai kontribusi tertinggi sebanyak 128 miliar rupiah atau sebesar 26,84 persen terhadap sektor pertanian. A. Tanaman Pangan 1. Padi dan Palawija Tanaman padi, jagung dan kedelai, ubi jalar dan kacang-kacangan merupakan tanaman pangan yang ada di Kabupaten Mamasa. Komoditas padi (padi sawah dan padi lading) merupakan komoditas paling banyak di Kabupaten Mamasa dengan tingkat produksi sebesar 96.843 ton sedangkan jagung merupakan komoditas yang paling rendah dengan tingkat produksi sebesar 2.090 ton. 2. Holtikultura Komoditas pada sub-sektor holtikultura terdiri atas 17 komoditas dimana bawang merah merupakan komoditas dengan tingkat produksi yang paling tinggi di Kabupaten Mamasa yakni 138 ton dan bawang daun yang paling rendah dengan tingkat produksi sebesar 11,75 ton. Komoditas yang lain seperti Bawang Daun, Kentang, Kubis/kol, Petsai/sawi, Kacang-kacangan, Cabe/Lombok, Tomat, Terong, Buncis, Ketimun, Labu siam, Kangkung, Bayam, Wortel. 3. Buah-buahan Komoditas sub-sektor buah-buahan terdiri atas beberapa komoditas dimana durian merupakan komoditas terbesar di Kabupaten Mamasa dengan produksi sebesar 62,90 ton sedangkan nenas dan nangka komoditas terkecil yakni sebesar 5,48 ton. B. Perikanan Berdasarkan data statistik Kabupaten Mamasa tahun 2008, menurut jenis budidayanya perikanan di Kabupaten Mamasa masih sangat rendah ini ditandai dengan pengembangan budidaya perikanan hanya terfokus pada sawah (milna padi) yakni sebesar 322 ton.
50 C. Perkebunan Komoditas sub-sektor perkebunan berjumlah 4 komoditas yang paling dominan di Kabupaten Mamasa, yaitu kelapa, kakao, kopi dan kemiri. Komoditas kelapa merupakan komoditas produksi perkebunan yang paling besar yakni sekitar 16.770 ton dan kopi yang terdiri atas kopi robusta dan kopi arabika produksinya berkisar 9.267 ton sedangkan komoditas yang paling rendah yaitu kemiri dengan produksi berkisar 41 ton. D. Peternakan Komoditas sub-sektor peternakan terdiri atas ternak dan unggas. Pada komoditas ternak terdiri atas babi, sapi, kerbau, kuda kambing, babi merupakan komoditas tertinggi dengan jumlah 32.671 ekor dan komoditas terendah dengan jumlah kambing yakni 351 ekor. Pada unggas terdiri atas ayam dan itik, ayam merupakan komoditas yang jumlahnya paling banyak yakni 128.722 ekor sedangkan itik sebanyak 14.312 ekor. E. Perikanan Berdasarkan data statistik Kabupaten Mamasa tahun 2008, menurut jenis budidayanya perikanan di Kabupaten Mamasa masih sangat rendah ini ditandai dengan pengembangan budidaya perikanan hanya terfokus pada sawah (milna padi) yakni sebesar 322 ton. 4.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian Di Kabupaten Mamasa sektor galian terdiri 8 komoditas yakni pasir, batu kali, tanah urug, batu kerikil, tanah liat, batu gunung, batu gamping, pasir batu, batu pecah. Komoditas tertinggi sektor galian yakni batu pecah sebesar 125.592 M 3 sedangkan terendah pada tanah liat sebesar 12.991 M 3. 4.3.3 Sektor Pariwisata Kabupaten Mamasa merupakan yang memiliki objek wisata yang sangat menarik sehingga Kabupaten Mamasa dijadikan sebagai daerah pariwisata di Provinsi Sulawesi Barat, walapun merupakan daerah pariwisata namun faktor pendukung untuk mendorong sektor pariwisata belum optimal adanya, adapun
51 pariwisata yang paling menonjol di Kabupaten mamasa yakni air terjun sarambu, ritual-ritual adat mangngaro (mengeluarkan mayat dari kubur), Kompleks makam nenek moyang masyarakat mamasa, rumah adat. 4.4 Keuangan Daerah 4.4.1 Pendapatan Daerah Secara Keseluruhan struktur pendapatan daerah Kabupaten Mamasa masih sangat tergantung pada dana transfer dari pusat, dimana Dana Perimbangan yang teridiri atas dana alokasi umum dan dana alokasi khusus mendominasi Pendapatan daerah di Kabupaten Mamasa sebaliknya Pendapatan Asli Daerah masih sangat rendah. Pada tahun 2009 Pendapatan Daerah Kabupaten Mamasa sebanyak 323 miliar rupiah dimana terdiri atas Dana Perimbangan 286 miliar rupiah dan Pendapatan Asli Daerah sebanyak 5 miliar rupiah, tentunya menjadi tantangan bagi Kabupaten Mamasa dalam meningkatkan Pendapatan Daerah, khususnya Pendapatan Asli Daerah untuk menunjang pembangunan di Kabupaten Mamasa. 4.4.2 Belanja Belanja daerah dapat dibagi menjadi belanja langsung dan tidak langsung. Berdasarkan data pada tahun 2009 total Belanja Daerah sebanyak 258 miliar rupiah. Belanja tidak langsung erat kaitannya dengan belanja rutin daerah termasuk belanja pegawai sebanyak 67 miliar rupiah yang menyedot sebahagian besar pos ini. Adapun belanja langsung erat kaitannya dengan pelaksanaan program dan proyek setiap SKPD sebanyak 177 miliar rupiah. 4.5 Sarana dan Prasarana Daerah 4.5.1. Sarana Pendidikan Sarana pendidikan di Kabupaten Mamasa jika diklasifikasikan berdasarkan jumlah sekolah, jumlah murid dan jumlah guru. Jumlah sekolah untuk SLTA sebanyak 23 buah, sedangkan jumlah murid 1.589 orang sedangkan guru berjumlah 124. Pada tingkat sekolah SLTP, jumlah sekolah sebanyak 36, murid berjumlah 6.029 jiwa dan guru sebanyak 487 jiwa.
52 4.5.2 Sarana Kesehatan Dalam rangka pemerataan pelayanan kesahatan di Kabupaten Mamasa maka diperlukan fasilitas kesehatan yang baik yang mampu menjangkau dan melayani masyarakat. Pada tahun 2008 rumah sakit di Kabupaten Mamasa berjumlah 2, sedangkan puskesmas berjumlah 15, puskesmas pembantu berjumlah 76 serta apotik hanya berjumlah 1 buah, untuk tenaga kesehatan di Kabupaten Mamasa pada tahun 2008 terdiri atas dokter berjumlah 13 orang (Dokter umum sebanyak 11 orang dan Dokter gigi berjumlah 2 orang), bidan berjumlah 34 sedangkan apoteker hanya 1 orang dan perawat sebanyak 143. 4.5.3 Sarana Peribadatan Karena mayoritas pendudukan di Kabupaten mamasa beragama Kristen maka jumlah gereja tersebar hampir di seluruh wilayah di Kabupaten Mamasa. Pada tahun 2008 jumlah Gereja di Kabupaten Mamasa berjumlah 485 buah, Masjid berjumlah 97 buah dan Musholla berjumlah 2 buah dan sedankan pura hanya ada 5 buah. 4.5.4 Sarana Telekomonikasi Pembangunan pos dan giro di Kabupaten mamasa untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pegiriman dan penyaluran surat pos, wesel pos, paket pos, penjualan benda-benda pos lainnya. Pada tahun 2008 jumlah kantor pos di Kabupaten Mamasa berjumlah 5 buah, yang ada di kecamatan Mamasa dan Kecamatan Sumarorong. Sarana telekomunikasi dalam hal jaringan telepon di Kabupaten Mamasa sudah mulai ada, walaupun dalam hal pelayanan masih kurang baik karena ketergantungan jaringan telepon terhadap pasokan listrik, jika listrik padam maka jaringan telepon juga terganggu. 4.5.5 Sarana Listrik Listrik merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat untuk mendorong aktivitas sehari-hari. Pemenuhan kebutuhan listrik di Kabupaten Mamasa masih belum mencukupi ini sangat dipengaruhi pasokan listrik yang ada serta oleh
53 kondisi geografis wilayah yang menyebabkan kerusakan terhadap tiang listrik yang menyebabkan putusnya arus listrik di Kabupaten Mamasa, sehingga sebahagian besar masyarakat di Kabuapaten Mamasa menggunakan genset sebagai sumber listrik untuk penerangan. 4.5.6 Sarana Jalan Jalan merupakan faktor yang sangat penting dalam mendorong kegiatan pekonomian di Kabupaten Mamasa. Pada tahun 2008 panjang jalan yang ada 2.005 km yang terdiri atas 239 km jalan provinsi, 1.766,05 km jalan kabupaten. Dari kondisi mayoritas jalan di kabupaten mamasa rusak yakni sebesar 69 persen yang terdiri atas rusak parah sebesar 20 persen dan rusak sebesar 49 persen, untuk yang baik hanya 13 persen dan sedang 18 persen, ini harus menjadi perhatian penuh dari pemerintah dalam melakukan perbaikan jalan demi peningkatan kegiatan ekonomi di Kabupaten Mamasa.