Luas. tas RESTORAN 100 orang FOODCOURT 300 orang. 1 unit 656 m 2. SUPERMARKET 1 unit 1875 m 2 DEPARTEMENT STORE. 1 unit 2500 m 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN BERKONSEP CITYWALK DI KOTA BOGOR

Pengembangan RS Harum

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BEACHWALK MALL

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

46 Andhy Setiawan

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Pengembangan RS Harum

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BUDGET HOTEL

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR KUDUS

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BANGUNAN SHOPPING MALL DENGAN KONSEP CITY WALK

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BATIK INDONESIA

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB VI Konsep Perencanaan Dan Program Dasar Perancangan

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

Tabel 5.1 : Rekapitulasi Program Ruang Depo Lokomotif

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

STADION AKUATIK DI SEMARANG

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB VI KONSEP DAN DASAR PROGRAM PERANCANGAN RELOKASI STADION LEBAK BULUS, JAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

Taman Imaginasi Di Semarang 126/48

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

Transkripsi:

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN CITY WALK MALL DI YOGYAKARTA 6.1. Program dasar perencanaan 6.1.1. Program Ruang Dari pendekatan dan perhitungan berdasarkan standar yang terdapat pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa mall dengan konsep city walk di Yogyakarta memiliki program ruang seperti di bawah ini: Jenis ruang Kapasitas Luas RETAIL STORE Retail Besar 13 Unit 1950 m 2 Retail Sedang 41 Unit 4100 m 2 Retail Kecil 124 Unit 6200 m 2 Tabel 19: Tabel Jumalh Retail Main Anchor Jenis Ruang Kapasi tas RESTORAN 100 orang FOODCOURT 300 orang Luas 78.7 m 2 228,7 m 2 COFFE SHOP 100 org 153.7 m 2 GAME CENTER 656 m 2 SUPERMARKET 1875 m 2 DEPARTEMENT STORE 2500 m 2 CINEPLEX 110 org 692.6 m 2 R. Penyimpanan 55 m 2 Hall 138.52 m 2 Lavatory Pria 2 unit Lavatory Wanita 2 unit Total luas lantai cineplex Total luas lantai Anchor Tenant 22.8 m 2 21.6 m 2 930.52 m 2 7115.22m 2 66 M a l l d e n g a n K o n s e p C i t y W a l k d i Y o g y a k a r t a

Tabel 20: Luasan Main Anchor Ruang Pengelola Jenis ruang Kapasitas Luas Ruang General Manager R. Kerja GM R. Sekretaris R. Tamu Ruang Manager R. Manager Office Operation R. Manager Building Operation R. Kepala Divisi R. Kadiv General Affair R. Kadiv Marketing R. Kadiv Finance & Accounting R. Kadiv Customer Service R. Kadiv Housekeeping R. Kadiv Security and Parking R. Kadiv Engineering R. Kadiv Entertainment R. Kepala Seksi (Kasi) R. Kasi Finance R. Kasi Accounting R. Kasi Housekeeping R. Kasi Gardener R. Kasi Sipil R. Kasi Security R. Kasi Parking R. Kasi Mekanikal R. Kasi Elektrikal R. Kasi AC R. Kasi Elevator 25 m 2 15 m 2 67 M a l l d e n g a n K o n s e p C i t y W a l k d i Y o g y a k a r t a

R. Staff R. Staff General Affair R. Staff Marketing R. Staff Finance & Accounting R. Staff Customer Service R. Staff Housekeeping R. Staff Security R. Staff Parking R. Staff Engineering R. Staff Entertainment 9 orang 5 orang 4 orang 8 orang 30 orang 60 orang 30 orang 20 orang 5 orang 18 m 2 10 m 2 8 m 2 16 m 2 60 m 2 1 60 m 2 40 m 2 10 m 2 R. Rapat 27.44 m 2 Lavatory Pengelola Lavatory Pria 2 unit 2 unit 22.8 m 2 Lavatory Wanita 2 unit 2 unit 10.8 m 2 Gudang Pantry R. Istirahat Sirkulasi 25 m 2 8 unit 1 29.04 m 2 145.2 m 2 Tabel 21: Luasan Ruang Pengelola Kelompok Aktifitas Pelengkap Jenis Ruang Kapasitas Luas Anjungan Tunai Mandiri (ATM) 4 unit 16 m 2 Tabel 22: Luasan ATM Kelompok Aktifitas Pelayanan Jenis Ruang Kapasitas Luas Musholla Ruang Sholat Ruang Wudhu Total 30 orang 45 m 2 6.75 m 2 4.5 m 2 56.25 m 2 Ruang PPPK 18 m 2 68 M a l l d e n g a n K o n s e p C i t y W a l k d i Y o g y a k a r t a

Pos Keamanan total 4 unit 16 m 2 34 m 2 Lavatory umum Lavatory Pria 17 unit KM/WC 5 unit 6 m 2 Urinoir 5 unit 3 m 2 Wastafel 2 unit 2.4 m 2 Total 11.4 m 2 Total 17 unit 193.8 m 2 Lav. Wanita 17 unit KM/WC 6 unit 7.2 m 2 Wastafel 3 unit 3.6 m 2 Total Total 17 unit 10.8 m 2 183.6 m 2 Tabel 23: Luasan Kelompok Aktivitas Pelayanan Kelompok Aktifitas Pendukung Jenis Ruang Kapasitas Luas Pelayanan Teknis Gudang Peralatan R. Perawatan Bang. Ruang PABX Ruang AHU Ruang Genset Ruang Panel Kontrol Ruang Pompa PenampungSampah R.Transformasi MDP R. SDP 9 unit 2 unit 3 unit 9 m 2 4 m 2 108 m 2 72 m 2 6 m 2 6 m 2 9 m 2 18 m 2 Area bongkar muat barang R. Kontrol Gudang R. Parkir Truk R. Bongkar Muat 3 unit 18 m 2 9 m 2 150 m 2 69 M a l l d e n g a n K o n s e p C i t y W a l k d i Y o g y a k a r t a

3 unit 144 m 2 3 unit 36 m 2 Tabel 24: Luasan Kelompok Aktivitas Pendukung 6.1.2. Lokasi dan Tapak Terpilih Gambar 44 : Alternatif tapak yang terpilih Sumber: wikimapia.org (diakses pada hari sabtu, tanggal 7 Maret 2015 pukul 22:58) Permukiman permukiman pengeinapan Gambar 45 : Detail Alternatif tapak yang terpilih Sumber: wikimapia.org (diakses pada hari sabtu, tanggal 7 Maret 2015 pukul 22:58) 70 M a l l d e n g a n K o n s e p C i t y W a l k d i Y o g y a k a r t a

Gambar 46: Dimensi alternatif tapak yang terpilih Sumber: wikimapia.org (diakses pada hari sabtu, tanggal 7 Maret 2015 pukul 22:58) 6.2. Program Dasar Perancangan 6.2. 1. Sistem Utilitas Berikut adalah sistem utilitas yang akan diterapkan di dalam bangunan city walk mall di Yogyakarta: 1. Sistem Pencahayaan Penchayaan alami, digunakan pada siang hari untuk sky light pada atrium dan koridor mall, sumber dari pencahayaan alami didapat dari terang langit pada siang hari dengan memanfaatkan bukaan bukaan pada bangunan mall dengan konsep city walk ini. Pencahayaan buatan, digunakan pada malam hari untuk retail, koridor dan ruangan lain di dalam city walk mall ini, sedangkan area luar dapat menggunakan lampu taman sebagai sumber cahaya mengingat mall konsep city walk memiliki unsur lansekap sehingga daerah luar juga memerlukan pananganan khusus. 2. Sistem Pengkondisian Udara Penggunaan AC untuk ruangan di dalam city walk mall ini meliputi seluruh koridor, atrium, kantor pengelola, retail store dan anchor. Untuk area luar sendiri seperti open plaza, walking area dan konsep alfresco dining sendiri menggunakan penghawaan alami. 3. Sistem Audio dan Komunikasi Visual Menggunakan sistem public address untuk mengumumkan informasi di dalam bangunan. Penggunaan public address tersebut dapat dicontohkan dengan penggunaan microphone dan speaker sebagai alat pengeras suara untuk berbagai kegiatan yang ada hubungannya dalam menyebarluaskan informasi. 4. Sistem Penyediaan Air Bersi Untuk bangunan city walk mall di Yogyakarta, penyediaan air bersih bersumber dari PAM atau sumur artetis. Sistem kerjanya yakni air bersih dari PAM atau sumur artesis masuk 71 M a l l d e n g a n K o n s e p C i t y W a l k d i Y o g y a k a r t a

kedalam distribusi bangunan dan ditampung dalam ground reservoir yang kemudian dialirkan ke setiap bangunan pada kawasan city walk mall di Yogyakarta. 5. Sistem Pembuangan Air Kotor Drainase untuk air kotor langsung dialirkan melalui pipa pipa untuk dibuang ke saluran lingkungan, sedangkan untuk air kotor yang bercampur limbah dialirkan melalui pipa pipa untuk dibuang ke septictank. 6. Sistem Penyediaan dan Distribusi Listrik Listrik bersumber dari PLN yang disalurkan ke gardu utama setelah melalui transformator, aliran listrik didistribusikan ke setiap lantai melalui Sub Distribution Panel (SDP). City walk mall ini direncanakan memiliki genset yang dapat digunakan apabila aliran listrik terputus. 7. Sistem Pengelolaan Sampah Sampah pada city walk mall di Yogyakarta dibuang secara manual dimana disediakan bak penampungan sampah di tiap unit retail pertokoan maupun di bagian tertentu di dalam city walk mall tersebut yang kemudian diambil oleh staff bagian kekersihan untuk dibuang menjadi satu pada bak penampungan sampah utama yang ukurannya lebih besar, selanjutnya sampah tersebut akan dialihkan ke luar tapak oleh Dinas Kebersihan Kota untuk dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir. 8. Sistem Pemadam Kebakaran Pencegahan kebakaran dapat dilakukan dengan pemakaian struktur dari bahan bangunan yang tahan api misalnya beton. Sedangkan untuk penanggulangan digunakan tindakan pendektesian awal, pemadanan api, pengendalian asap, dan penyelamatan pengunjung melalui prosedur evakuasi. Untuk sarana deteksi dan alarm kebakaran menggunakan heat and smoke detector. Sedangkan sistem pemadaman api menggunakan hydrant dan sprinkler. - Hydrant terbagi menjadi hydrant di dalam gedung dan diluar gedung, untuk di luar gedung dilengkapi dengan siamese connection. - Sprinkler diletakkan pada koridor city walk mall ini dan basement parkir, serta ruangan lain di dalam bangunan city walk mall ini, untuk jarak dua sprinkler biasanya 4 meter di dalam ruangan dan 6 meter di koridor. 9. Sistem Komunikasi Komunikasi internal, merupakan sistem komunikasi yang menghubungkan antar ruang di dalam bangunan city walk mall ini, media yang digunakan antara lain telepon dengan sistem paralel dan intercom. Komunikasi eksternal, merupakan sistem komunikasi yang menghubungkan bangunan dengan lingkungan luar bangunan city walk mall ini, media yang digunakan meliputi telepon, faksimili dan koneksi internet. 10. Sistem Penangkal Petir Dengan bangunan city walk mall dengan ketinggian 4 lantai menggunakan sistem penangkal petir sangkar faraday. 11. Sistem Keamanan Sistem keamanan di dalam maupun diluar city walk mall ini menggunakan CCTV (Closed Circuit Television) yang dapat mengamati seluruh kondisi luar maupun dalam bangunan city walk mall. CCTV diletakkan di tempat tempat tertentu yang di padati oleh banyak pengunjung, CCTV ini dapat diamati dari ruang pengawas dan dilengkapi dengan alarm jika ada yang merusak sistem ini. 12. Sistem Transportasi Untuk transportasi vertikal menggunakan escalator dan tangga serta lift. Sedangkan untuk sistem transportasi horizontal melalui koridor, hall, pedestrian ways dan jembatan untuk menghubungkan dua bangunan yang terpisah. 6.2.2. Sistem Struktur 72 M a l l d e n g a n K o n s e p C i t y W a l k d i Y o g y a k a r t a

Struktur yang digunakan adalah grid dengan modul horizontal didasarkan atas modul ruang ruang retail stores dan pembagian ruang dalam kelompok aktivitas. Pemilihan struktur grid ini didasarkan pada kemudahan pembagian pertokoan mall. a. Pondasi City wall mall ini direncanakan akan terdiri dari 8 lantai. Pondasi yang umum dipergunakan adalah pondasi tiang pancang dan borpile. b. Lantai Lantai pada city walk mall ini menggunakan material yang mudah dibersihkan. Alternatif lantai yang akan digunakan antara lain: vynil dan keramik serta paving untuk bagian koridor sesuai dengan konsep ang diterapkan. c. Dinding Bahan kaca digunakan sebagai salah satu pembatas ruang retail. Pada area bioskop pada lapisan dinding menggunakan bahan yang dapat meredam suara. Pada eksterior menggunakan bahan bahan yang bercirikan green architecture yaitu bahan bahan yang ekologis. 6.2.3. Konsep City Walk City Walk Mall di Yogyakarta memiliki kriteria bangunan sebagai berikut: a. Menampilkan penerapan konsep city walk dalam penataan bangunan mall tersebut dengan penggunaan dan penerapan elemen elemen city walk. b. Tema city walk yang diambil adalah walking dan semi outdoor harus terlihat dalam penataan bangunan di mall ini. c. Menampilkan penerapan konsep city walk yang dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. 6.2.4. Penekanan Desain Penekanan desain yang digunakan dalam perancangan bangunan city walk mall di Yogyakarta menggunakan prinsip green architecture untuk menghasilkan desain yang menarik dan ramah lingkungan sesuai dengan tema bangunan komersial. Penerapan green architecture meliputi: 1. Conserving Energy (Hemat Energi) Sungguh sangat ideal apabila menjalankan secara operasional suatu bangunan dengan sedikit mungkin menggunakan sumber energi yang langka atau membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkannya kembali. Solusi yang dapat mengatasinya adalah desain bangunan harus mampu memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah lingkungan yang sudah ada. Lebih jelasnya dengan memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi. Cara mendesain bangunan agar hemat energi, antara lain: 1. Banguanan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan pencahayaan dan menghemat energi listrik. 2. Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi thermal sebagai sumber listrik dengan menggunakan alat Photovoltaicyang diletakkan di atas atap. Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke bawah menuju dinding timur-barat atau sejalur dengan arah peredaran matahari untuk mendapatkan sinar matahari yang maksimal. 3. Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah. Selain itu juga menggunakan alat kontrol penguranganintensitas lampu otomatis sehingga lampu hanya memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat terang tertentu. 4. Menggunakan Sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat mengatur intensitas cahaya dan energi panas yang berlebihan masuk ke dalam ruangan. 5. Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak menyilaukan, yang bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya. 73 M a l l d e n g a n K o n s e p C i t y W a l k d i Y o g y a k a r t a

6. Bangunan tidak menggunkan pemanas buatan, semua pemanas dihasilkan oleh penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui lubang ventilasi. 7. Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin (AC) dan lift. 2. Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami) Melalui pendekatan green architecture bangunan beradaptasi dengan lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim dan lingkungannya sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan, misalnya dengan cara: 1. Orientasi bangunan terhadap sinar matahari. 2. Menggunakan sistem air pump dan cros ventilation untuk mendistribusikan udara yang bersih dan sejuk ke dalam ruangan. 3. Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya dengan membuat kolam air di sekitar bangunan. 4. Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai kebutuhan. 3. Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan) Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini dimaksudkan keberadan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar, dengan cara sebagai berikut. 1. Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti bentuk tapak yang ada. 2. Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan mendesain bangunan secara vertikal. 3. Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak lingkungan. 4. Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan) Antara pemakai dan green architecture mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Kebutuhan akan green architecture harus memperhatikan kondisi pemakai yang didirikan di dalam perencanaan dan pengoperasiannya. 5. Limitting New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru) Suatu bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada dengan meminimalkan penggunaan material baru, dimana pada akhir umur bangunan dapat digunakan kembali unutk membentuk tatanan arsitektur lainnya. 6. Holistic Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas menjadi satu dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip green architecturepada dasarnya tidak dapat dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lain. Tentu secar parsial akan lebih mudah menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu, sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan green architecture yang ada secara keseluruhan sesuai potensi yang ada di dalam site. 74 M a l l d e n g a n K o n s e p C i t y W a l k d i Y o g y a k a r t a

Gambar 47: contoh bangunan dengan penerapan penekanan desain arsitektur hijau Sumber: http://arsitekturdanlingkungan.blogspot.com (diakses pada hari senin, tanggal 16 Maret 2015 pukul 21:07) 6.2.5. Konsep Pendukung a. Penampilan Bangunan penampilan bangunan city walk mall di Yogyakarta haruslah memberi kesan yang atraktif untuk menarik perhatian pengunjung, mencirikan green architecture, memperhatikan unsur unsur estetika baik eksterior maupun interior namun mencerminkan aktifitas city walk di dalam lingkungan bangunan city walk mall, dan di desain untuk menjadikan sebuah icon baru pada kawasan dimana bangunan tersebut berada. b. Massa Bangunan Untuk massa bangunan city walk mall di Yogyakarta haruslah menyelaraskan lansekap alamiah, menyesuaikan bentuk tapak, serta pemanfaatan daerah hijau untuk memperbaiki iklim mikro sekitar bangunan dan menjadi pelindung dari panas di daerah pedestrian dan plaza. d. Pencapaian Bangunan Untuk pencapaian bangunannya harus mudah dan jelas untuk entrance bagi pejalan kaki dan kendaraan, kenyamanan dan keamanan pejalan kaki harus diperhatikan mengingat konsep city walk yang diterapkan pada bangunan ini serta pencapaian tidak boleh mengganggu sirkulasi kendaraan di sekitar tapak. e. Sirkulasi pada Tapak Sirkulasi pada tapak menggunakan sistem sirkulasi linier yang tidak terputus mengingat aktifitas yang sangat menonjol pada sebuah city walk mall adalah aktifitas walking. 75 M a l l d e n g a n K o n s e p C i t y W a l k d i Y o g y a k a r t a