BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif dan verifikatif. Sugiyono (2009:206) menyatakan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Semarang dan kantor cabang berlokasi di Desa Rejosari RT 02 RW 02 Brangsong

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. promosi produk kuliner melalui Jakul Semarang endorser online shop di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Hos Cokroaminoto Ruko Grogol C2, Pekalongan. Alasan dipilihnya toko

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian survey. Penelitian survey. 3.2 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT Astra International Tbk Auto2000 Daan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. maka yang menjadi objek penelitian ini adalah kinerja dan pelayanan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang terlibat langsung di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengambil sampel atau satu populasi dengan mengunakan kuesioner

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. sebab-akibat antara variable-variabel dalam penelitian ini, yaitu antara munculnya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RM Sederhana Palembang, Sumatra Selatan yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah Larissa Aesthetic Center Semarang.

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda

C. Teknik Pengambilan Sampel dan Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah Tebing View Resort yang berada di

BAB III METODE PENELITIAN. Menengah (UKM) yang berada di Kabupaten Bantul. Hal ini bertujuan untuk. Menengah (UKM) pada daerah tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN. telah ditentukan oleh peneliti untuk kemudian dipelajari dan ditarik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu bentuk penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB 3. Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah di mana penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Total

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya berkembang menjadi gagasan, teori dan konseptualisme. Penelitian ini

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. fenomena tertentu serta menganalisis hubungan-hubungan antara suatu variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. 1. Variabel independen yang diteliti meliputi :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan metode kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. verifikatif. Sugiyono (2012:206) menyatakan bahwa Statistik deskriptif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2007) dalam penelitian ini, jenis penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. survai, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. di Jalan Raya Kepanjen Pakisaji KM.4 Kepanjen Malang.

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT.(Persero) Bank Riau Kepri Cabang Air

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya menggunakan data-data numerikal (angka) yang diolah. penelitian sampel besar (Azwar, 2012, h.5).

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis yang telah disusun. Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif ini, maka

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sekaran (2011), penelitian bisnis didefinisikan sebagai penyelidikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan mengambil sampel pada pegawai Dinas Pertanian Tanaman

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan kita ukur. Dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian dan Lokasi Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah dilakukan pada pemilik usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bakery di Kota Semarang. 3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Populasi ialah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, dari karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas. Populasi penelitian ini adalah pemilik usaha mikro, kecil, dan menengah bakery di Kota Semarang. Menurut Sugiyono (2013), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel terdiri dari sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain sejumlah, tidak semua populasi menjadi sampel dalam penelitian. Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah teknik purposive dan snowball sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013). Dari pengertian tersebut maka syarat responden adalah sebagai berikut: 35

1. Jenis usaha adalah bakery yang memiliki toko. 2. Usaha mikro, kecil, dan menengah yang kriterianya berdasarkan jumlah tenaga kerja menurut BPS, dimana dengan jumlah tenaga kerja mikro 1-4 tenaga kerja, kecil 5-19 tenaga kerja, dan menengah 20-99 tenaga kerja. Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar (Sugiyono, 2013). Menurut Roscoe dalam Sugiyono (2013), ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500. Teknik pengambilan sampel dari setiap UMKM adalah dengan cara purposive dan snowball sampling dimana jumlah sampel dan responden yang akan diambil yaitu pada 30 pemilik UMKM bakery di Kota Semarang. 3.3 Metode Pengumpulan Data 3.3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2013). Data primer yang digunakan merupakan pemilik UMKM bakery binaan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang. Data yang diperlukan adalah nama, usia, jenis kelamin, nama usaha, pendidikan, dan jawaban responden mengenai orientasi kewirausahaan menurut Lumpkin & Dess (1996), yang didapat melalui kuesioner. Sumber data didalam penelitian ini adalah pemilik UMKM bakery di Kota Semarang yang berjumlah 30 orang. 36

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan kuesioner. Menurut Sugiyono (2013), kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner ini akan dibagikan kepada 30 pemilik UMKM bakery di Kota Semarang. Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui perbedaan orientasi kewirausahaan berdasarkan gender. 3.3.3 Skala Pengukuran Data Analisis mengenai tanggapan atau jawaban responden tentang kuesioner penelitian dengan menggunakan rumus: RS = skor tertinggi-skor terendah Jumlah jawaban RS = 5 1 3 RS = 1,33 Kategori orientasi kewirausahaan: Tabel 3.1 Kategori Orientasi Kewirausahaan Kategori Rentang Kemampuan Agresivitas Skala Otonomi Inovatif Mengambil Proaktif Dalam Resiko Bersaing 1,00-2,33 rendah rendah rendah rendah rendah 2,34-3,66 sedang sedang sedang sedang sedang 3,67-5,00 tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi 37

3.3.4 itas dan Reliabilitas Instrumen 3.3.4.1 Uji itas Menurut Sugiyono (2013), validitas adalah tingkat ketepatan alat ukur yang digunakan. Intrumen yang dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur. Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah kuesioner dapat mengungkapkan data-data pada variabel penelitian secara tepat. Untuk mengukur validitas, digunakan teknik correlation produck moment dari Karl Pearson. Rumus yang digunakan adalah: Keterangan: rxy = Koefisien korelasi antara variable X dan Y N = Jumlah subyek X = Skor dari tiap-tiap item Y = Jumlah dari skor item Bila r hitung >r tabel dengan α = 0,1 maka alat ukur tersebut dinyatakan valid, sebaliknya bila r hitung <r tabel maka alat ukur tersebut dinyatakan tidak valid. Perhitungan validitas ini menggunakan alat bantu SPSS. 38

Berikut ini merupakan tabel hasil pengujian validitas untuk orientasi kewirausahaan. Tabel 3.2 Hasil Uji itas Orientasi Kewirausahaan No Item 1 Pemilik merupakan pengambil keputusan dalam semua kegiatan yang berhubungan dengan usaha. 2 Pemilik yang mengontrol dan memberikan arahan kerja kepada karyawan. 3 Pemilik mendorong karyawan untuk memiliki intrapreneurship. 4 Pemilik menjunjung kemandirian. 5 Pemilik memiliki wewenang penuh dalam mengelola usaha untuk memaksimalkan visi dan misi perusahaan. 6 Menciptakan produk roti baru dengan bentuk dan varian rasa yang belum pernah diproduksi. 7 Mengembangkan produk yang sudah ada sebelumnya menjadi usaha bakery yang tidak hanya menjual roti tetapi juga menjual varian produk lainnya, seperti pudding dan kue kering. 8 Melakukan inovasi dalam proses produksi membuat roti agar lebih efektif dan efisien dan/atau dalam proses administratif. r r Hasil r Hasil r Hasil tabel hitung I hitung II hitung III 0.306 0.344 0.323 0.351 0.306 0.304 Tidak 0.306 0.3 Tidak 0.306 0.469 0.462 0.438 0.306 0.64 0.615 0.582 0.306 0.542 0.531 0.538 0.306 0.422 0.441 0.449 0.306 0.586 0.586 0.61 39

Lanjutan Tabel 3.2 Hasil Uji itas Orientasi Kewirausahaan 9 Memunculkan ide baru untuk mempromosikan roti dengan melihat trend (gambar kartun tertentu, seperti pokemon, dll). 10 Memiliki cadangan investasi khusus untuk pengembangan produk. 11 Melibatkan karyawan dalam kegiatan inovasi. 12 Melakukan eksperimen untuk mendukung ide baru. 13 Membuat inovasi yang sulit untuk ditiru pesaing. 14 Mengeluarkan dana untuk membangun atau merenovasi bakery menjadi lebih baik dan menarik agar konsumen lebih tertarik dan minat untuk datang. 15 Menerima permintaan pembuatan bentuk roti sesuai dengan keinginan konsumen. 16 Berani memproduksi roti lebih dari yang ditargetkan untuk mengantisipasi adanya kenaikan permintaan konsumen. 17 Memasuki pasar baru yang berbeda. 18 Memantau tren bakery dan mencari cara menghadapi perubahan tersebut. 19 Menjadi yang pertama dalam memperkenalkan suatu produk atau jasa dan teknik manajemen baru. 0.306 0.7 0.739 0.734 0.306 0.424 0.422 0.441 0.306 0.564 0.558 0.551 0.306 0.335 0.355 0.387 0.306 0.468 0.475 0.506 0.306 0.082 Tidak 0.306 0.37 0.347 0.348 0.306 0.317 0.273 Tidak 0.306 0.55 0.551 0.536 0.306 0.512 0.522 0.526 0.306 0.468 0.498 0.475 40

Lanjutan Tabel 3.2 Hasil Uji itas Orientasi Kewirausahaan 20 Pemilik memperkenalkan produk baru kepada konsumen dengan memberikan tester produk baru tersebut. 21 Memiliki produk roti yang inovatif lebih banyak daripada pesaing. 22 Melakukan kerjasama dengan perusahaan lain untuk mengembangkan produk roti. 23 Mempromosikan dan mendistribusikan produk melalui media iklan atau media sosial. 24 Menyediakan kotak saran pada bagian kasir atau memberikan nomor telepon yang dapat dihubungi, agar para konsumen dapat memberikan kritik dan saran untuk pengembangan bakery. 25 Menjual produk roti dengan harga yang lebih rendah daripada pesaing. 26 Mengeluarkan investasi yang tinggi dalam melakukan pemasaran produk. 27 Mengikuti teknis bisnis dari pesaing yang berhasil. 0.306 0.387 0.389 0.382 0.306 0.427 0.475 0.496 0.306 0.357 0.398 0.4 0.306 0.449 0.501 0.519 0.306 0.466 0.454 0.44 0.306 0.216 Tidak 0.306 0.341 0.287 Tidak 0.306 0.252 Tidak 41

Lanjutan Tabel 3.2 Hasil Uji itas Orientasi Kewirausahaan 28 Pemilik mampu untuk 0.306 0.556 0.601 0.615 menarik minat beli konsumen dengan melakukan promo produk pada saat hari besar, dengan memberikan promo paket hantaran yang terdiri dari berbagai macam kue maupun roti. 29 Pemilik mampu 0.306 0.478 0.484 0.484 mempertahankan posisinya dalam pasar dengan menjaga kualitas dan kebersihan roti. 30 Pemilik meningkatkan 0.306 0.314 0.347 0.337 layanan dan kapasitas produksi. Sumber: Data primer yang diolah (2017) Berdasarkan tabel 3.1, pada pengujian validitas yang pertama, item pertanyaan nomor 2, 3, 14, 25, dan 27 tidak valid karena lebih kecil dari r tabel yaitu sebesar 0.306 dengan n = 30. Maka dari itu, dilakukan kembali pengujian validitas kedua dengan mengeluarkan item yang tidak valid. Dari hasil pengujian validitas kedua, item pertanyaan nomor 16 dan 26 tidak valid karena lebih kecil dari r tabel yaitu sebesar 0.306 dengan n = 30. Selanjutnya, dilakukan kembali pengujian validitas ketiga dengan mengeluarkan item yang tidak valid. Dari hasil pengujian ketiga, semua item pertanyaan sebanyak 23 item dapat dikatakan valid karena memiliki r hitung > r tabel. 42

3.3.4.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas merupakan tingkat konsistensi suatu alat ukur (kuesioner). Suatu kuesioner dikatakan reliabel bila dalam pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dapat memberikan hasil yang sama/konsisten dari waktu ke waktu. Dalam penelitian ini teknik mencari reliabilitas menggunakan rumus Cronchbach Alpha dengan menggunakan program SPSS. Rumus yang digunakan adalah: Keterangan: r11 = Reliabilitas instrumen i 2 = Skor tiap-tiap item n = Banyaknya butir soal t 2 = Varians total Menurut Sugiyono (2013), suatu instrumen dinyatakan reliabel bila koefisien reliabilitas minimal 0,6. Hasil uji reliabilitas menyatakan bahwa variabel orientasi kewirausahaan dinyatakan reliabel karena hasil Cronbach s Alpha variabel orientasi kewirausahaan tersebut adalah sebesar 0.848 lebih besar dari 0.6. Maka dari itu, semua indikator dalam kuesioner tersebut dapat dijadikan sebagai alat ukur variabel penelitian. 43

3.4 Analisis Data 3.4.1 Analisis Deskriptif Bentuk kuesioner yang dibagikan memenuhi pernyataanpernyataan tipe skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi sesorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013). Kuesioner ini memiliki 5 skala jawaban yaitu antara 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju). Pemberian skornya adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2013): - SS (sangat setuju) skor = 5 - S (setuju) skor = 4 - N (netral) skor = 3 - TS (tidak setuju) skor = 2 - STS (sangat tidak setuju) skor = 1 Menurut Sugiyono (2013), statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. 44

Langkah-langkah analisis deskriptif: 1. Tabulasi dan menginput seluruh jawaban mengenai orientasi kewirausahaan dari 30 responden. 2. Mengelompokkan jawaban menjadi pria dan wanita. 3. Menghitung total skor masing-masing item kuesioner 30 responden untuk pria dan wanita. 4. Menghitung rata-rata dari setiap dimensi orientasi kewirausahaan baik pada pria maupun wanita, dengan cara menjumlah total skor masing-masing item kuesioner per dimensi terlebih dahulu. 5. Membuat rentang skala. 6. Mengkonversi nilai rata-rata skor lima dimensi orientasi kewirausahaan kedalam rentang skala tinggi atau sedang atau rendah. 7. Menghitung rata-rata secara keseluruhan mengenai orientasi kewirausahaan pria dan wanita lalu mengkonversikannya. 3.4.2 Analisis Inferensial Peneliti menganalisis orientasi kewirausahaan berdasarkan gender diukur menggunakan uji rata-rata dua populasi bersifat independen dan sampel besar. Dimana menurut Widarjono (2015) dalam banyak kasus uji hipotesis dua sampel, kita tidak mempunyai informasi tentang standar deviasi populasi dan sampel yang kita punya merupakan sampel besar (n 30). 45

Formula uji T yang digunakan pada uji hipotesis dua populasi sampel besar harus membentuk standar deviasi dua sampel menjadi satu standar deviasi atau standar deviasi gabungan (pooled standard deviation). Rumus yang digunakan untuk menghitung standar deviasi gabungan dua sampel tersebut adalah sebagai berikut: Keterangan: S21 = standar deviasi sampel yang diambil dari populasi1 S22 = standar deviasi sampel yang diambil dari populasi2 n1 = jumlah sampel yang diambil dari populasi 1 n2 = jumlah sampel yang dambil dari populasi 2 Rumus untuk menilai uji statistika t adalah sebagai berikut: Keterangan: X1 = rata-rata sampel yang diambil dari populasi 1 X2 = rata-rata sampel yang diambil dari populasi 2 S2p = standar deviasi gabungan (pooled) n1 = jumlah sampel yang diambil dari populasi 1 n2 = jumlah sampel yang diambil dari populasi 2 46

Confidence level pada penelitian ini adalah 95% dengan level toleransi kesalahan adalah 5%. Dalam hal ini nilai kritis uji statistika t mempunyai derajat kebebasan sebesar total jumlah observasi pada setiap sampel dikurang dengan jumlah sampel yang ada. Dengan demikian derajat kebebasan pada uji t ini sebesar n1 + n2 2. Bila t hitung > 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, sebaliknya t hitung < 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Perhitungan akan dilakukan menggunakan alat bantu SPSS. Langkah-langkah pengujian hipotesis: 1. Menentukan formulasi Ho dan Ha Ho : β = 0, artinya tidak terdapat perbedaan orientasi kewirausahaan berdasarkan gender pada UMKM Bakery di Kota Semarang. Ha : β 0, artinya terdapat perbedaan orientasi kewirausahaan berdasarkan gender pada UMKM Bakery di Kota Semarang. 2. Penentuan tingkat signifikansi (α) dalam penelitian ini 5%. 3. Uji t 47