BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tersebut tinggi. Undang-Undang No.14 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih tinggi dari pada populasi lansia di dunia setelah tahun 2010 (Infodatin,

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mencapai 36 juta

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. usia (lansia) di dunia. Lansia adalah seseorang yang berumur 60 tahun atau lebih

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Secara teori perkembangan manusia dimulai dari masa bayi, anak,

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2007 (Kemenkes RI, 2014). Semakin meningkat usia harapan hidup

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

BAB 1 : PENDAHULUAN. Fenomena ini dikenal sebagai penuaan penduduk yang terjadi di seluruh dunia. Pada Tahun

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

BAB I PENDAHULUAN. dari jumlah penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Menurut ramalan World

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada partisipasi masyarakat yang bersangkutan (Kemenkes RI,

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR(PTM) Penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk lebih serius dalam menangani masalah kesehatan, baik masalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000,

PEDOMAN PELAKSANAAN POS PEMBINAAN TERPADU (POSBINDU) PENYAKIT TIDAK MENULAR DI PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masalah kesehatan global terbesar di dunia. Setiap tahun semakin

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. killer) diantara pembunuh lainnya seperti diabetes, hiperkolesterolemia dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

PENDAHULUAN. Pola penyakit yang ada di Indonesia saat ini telah. mengalami pergeseran atau sedang dalam masa transisi

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga meningkat. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO Tahun 2013, diperkirakan 347 juta orang di dunia menderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia adalah masa dimana seseorang mengalami masa

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi penyakit menular namun terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat, akan berjalan baik dan optimal apabila proses kepemimpinan

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STROKE DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik simpulannya sebagai berikut : 1. Penderita hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat

BAB I PENDAHULUAN. pada abad ini. Dijelaskan oleh WHO, di dunia penyakit tidak menular telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan penyakit yang semakin sering dijumpai

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan kelainan pada sistem kardiovaskular yang masih

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) di dunia masih

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan jumlah usia lanjut meningkat (Mulyani, 2009). banyak penduduk lanjut usia (Kompas, Edisi 17 April 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan

1

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan memberikan dampak peningkatan pada angka Umur Harapan Hidup

KUESIONER PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional study. Metode analitik korelasi ini

BAB I PENDAHULUAN. menular juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

POSBINDU PTM (PENYAKIT TIDAK MENULAR)

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta

BAB I PENDAHULUAN. mendorong pemerintah dalam merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan

Promosi dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular

Abstrak. Anih Kurnia, M.Kep., Ners Program Studi D III Keperawatan STIKes BTH Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. mungkin terjadi (Suyono dan Erawati dalam Indriyani, 2007). Puskesmas Ngrambe, dibentuklah perkumpulan penderita Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI. nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. (Effendy,

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et


Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lansia merupakan seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan. Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut. Hal tersebut merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dihindari oleh setiap manusia (Notoatmodjo, 2014 ). Proporsi penduduk di atas 60 tahun di dunia diperkirakan akan terus meningkat. Perkiraan peningkatan dari tahun 2000 sampai 2050 akan berlipat ganda dari sekitar 11% menjadi 22%, atau secara absolut meningkat dari 605 juta menjadi 2 milyar lansia( WHO,2014). Dari tahun 2010-2014 pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahun terus meningkat, dari 3,54 juta per tahun menjadi 3,70 juta per tahun. Saat ini Jumlah penduduk usia lanjut Berkisar antara 27 juta (angka nasional), dan diprediksi pada tahun 2020 akan menjadi sekitar 38 juta atau 11,8% dari seluruh jumlah penduduk usia lanjut yang ada pada saat ini di kota Surakarta sebesar 11,3% (DKK Surakarta, 2016). 1

2 Dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses penuaan sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada lanjut usia. Hasil Riskesdas 2013, penyakit terbanyak pada lanjut usia adalah Penyakit Tidak Menular (PTM) antara lain hipertensi, artritis, stroke, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan Diabetes Mellitus (DM). Untuk mewujudkan lansia sehat, mandiri, berkualitas dan produktif harus dilakukan pembinaan kesehatan sedini mungkin selama siklus kehidupan manusia sampai memasuki fase lanjut usia dengan memperhatikan faktor-faktor resiko yang harus dihindari dan faktor-faktor protektif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan (DKK Surakarta, 2015). Untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia pemerintah membuat beberapa kebjakan-kebijakan pelayanan kesehatan lansia. Tujuan umum kebijakan pelayanan kesehatan lansia adalah meningkatkan derajat kesehatan lansia untuk mencapai lansia sehat, mandiri, aktif, produktif dan berdaya guna bagi keluarga dan masyarakat. Sementara tujuan khususnya adalah meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan santun lansia, meningkatkan koordinasi dengan lintas program, lintas sektor, organisasi profesi dan pihak terkait lainnya, meningkatnya ketersediaan data dan informasi di bidang kesehatan lansia, meningkatnya peran serta dan pemberdayaan keluarga, masyarakat dan lansia dalam upaya serta peningkatan kesehatan lansia, meningkatnya peran serta lansia dalam upaya peningkatan kesehatan keluarga dan masyarakat (KEMENKES, 2016).

3 Dalam pelaksanaan kebijakan tersebut, maka dikembangkan program kesehatan lansia sebagai berikut: bentuk pelayanan kesehatan santun lanjut usia yang diberikan di Puskesmas yaitu memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas, memberikan prioritas pelayanan kepada lanjut usia dan penyediaan sarana yang aman dan mudah diakses, memberikan dukungan atau bimbingan pada lanjut usia dan keluarga secara berkesinambungan, melakukan pelayanan secara proaktif untuk dapat menjangkau sebanyak mungkin sasaran lansia yang ada di wilayah kerja Puskesmas, melakukan koordinasi dengan lintas program dengan pendekatan siklus hidup dan melakukan kerjasama dengan lintas sektor, termasuk organisasi (DKK Surakarta, 2016). Pembinaan Terpadu (Posbindu) adalah suatu wadah pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) untuk melayani penduduk lansia, yang proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif. Di samping pelayanan kesehatan, Posyandu Lanjut Usia juga memberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan, keterampilan, olah raga, seni budaya, dan pelayanan lain yang dibutuhkan para lansia dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan. Selain itu Posyandu Lansia membantu memacu lansia agar dapat beraktifitas dan mengembangkan potensi diri. Sampai dengan tahun 2015, jumlah kelompok lansia (Posyandu Lansia) yg memberikan pelayanan promotif dan preventif

4 tersebar di 23 provinsi di Indonesia adalah 7215 posyandu lansia (KEMENKES, 2016). mel Program pengembangan kesehatan lansia tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan dan partisipasi yang baik dari lansia itu sendiri. Dewi Marliyana Sari, 2013 dalam penelitiannya mengatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan tingkat kehadiran lansia ke posyandu lansia. Keluarga adalah kumpulan dua individu atau lebih yang terikat oleh darah, perkawinan, atau adopsi yang tinggal dalam satu rumah atau jika terpisah tetap memperhatikan satu sama lain (Muhlisin, 2012). Dalam kamus besar bahasa Indonesia dukungan yang berarti sokongan dan bantuan. Dukungan dalam penentuan sikap seseorang berarti bantuan atau sokongan dari orang terdekat untuk melakukan kunjungan ulang. Keluarga yang sehat akan mencari jalan untuk membantu mencapai potensi kesehatan yang lebih tinggi. Dorongan dan anjuran dari orang dekat dan anggota keluarga untuk mencari pengobatan akan berpengaruh besar terhadap keinginan dan motivasi untuk mendapatkan jasa pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2005). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 24 Maret 2017 di Posyandu Lansia Jagaraga I Kelurahan Sondakan kecamatan Purwosari, jumlah lansia yang hadir saat Posyandu rutin lansia tanggal 23 Maret 2017 adalah 14 orang dari jumlah total 71 lansia, di Posyandu Lansia Jagaraga X jumlah lansia yang hadir pada Posyandu rutin tanggal 24 Maret 2017 adalah 25 orang dari jumlah total 82 lansia. Dilihat dari data rekapitulasi absensi selama 3 bulan terakhir yaitu bulan Januari sampai dengan Maret

5 jumlah kunjungan lansia tidak ada yang mencapai 50% dari total jumlah lansia yang terdaftar sebagai anggota Posyandu. Dari hasil wawancara peneliti dengan salah satu kader, kegiatan rutin Posyandu Lansia Jagaraga yaitu, pemeriksaan rutin tekanan darah, berat badan, bahkan pemeriksaan gula darah asam urat dengan sedikit biaya administrasi. Setiap 2 bulan sekali diberikan pendidikan kesehatan. Dan disetiap acara disediakan konsumsi untuk para lansia yang hadir. Hal ini mendorong peneliti untuk mencari tahu alasan lansia yang tidak hadir pada acara tersebut dengan cara melakukan sedikit wawancara dari rumah kerumah lansia yang tidak hadir. Dari 7 orang lansia yang peneliti temui, 3 orang lansia mengatakan tidak mengikuti kegiatan Posyandu Lansia mengatakan sibuk menjaga cucu mereka dikarenakan orang tua si cucu sedang bekerja, 2 orang lansia mengatakan lupa dan tidak ada anggota keluarga yang mengingatkan, 1 orang lansia mengatakan sedang tidak enak badan dan 1 orang lansia mengatakan sedang membantu anaknya menyelesaikan pekerjaannya yaitu memenuhi pesanan cathering. Dari data tersebut didapatkan bahwa dukungan keluarga sangatlah penting untuk lansia dalam keaktifan mengikuti kegiatan di Posyandu Lansia. Berdasarkan uraian diatas mendorong peneliti untuk mengetahui adakah hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan lansia di Posyandu Lansia Kelurahan Sondakan Purwosari Surakarta.

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: Adakah Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Kunjungan Lansia di Posyandu Lansia Kelurahan Sondakan Purwosari Surakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan lansia di Posyandu Lansia Kelurahan Sondakan Purwosari Surakarta. 2. Tujuan khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk : a. Mengetahui dukungan keluarga lansia b. Mengetahui keaktifan kunjungan lansia di Posyandu Lansia c. Mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan lansia di Posyandu Lansia Kelurahan Sondakan Purwosari Surakarta.

7 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Keluarga Sebagai bahan masukan bagi keluarga lansia untuk lebih meningkatkan dukungan kepada lansia dalam mengikuti kegiatan Posyandu lansia agar lansia bisa aktif dalam menghadiri kegiatan Posyandu Lansia. 2. Bagi Lansia Dengan mendapat dukungan keluarga diharapkan lansia menjadi lebih bersemangat kemudian aktif berkunjung ke Posyandu Lansia 3. Bagi Posyandu Lansia Sebagai acuan untuk memotivasi kader turut berperan aktif mendukung keluarga para lansia dalam memberikan dukungan dalam kegiatan Posyandu Lansia. 4. Bagi institusi pendidikan khususnya mahasiswa Skripsi ini sebagai acuan untuk dapat digunakan sebagai data dasar penelitian selanjutnya. E. Keaslian Penelitian 1. Christine Yohana Sianturi, 2017. Hubungan Dukungan Keluarga dan Faktor Lainnya dengan Keaktifan Lanjut Usia (Lansia) Mengikuti Kegiatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Rajabasa Indah Penelitian ini adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Variabel bebas adalah karakteristik sosiodemografi, jarak,

8 dukungan keluarga, dukungan kader, pengetahuan dan sikap. Variabel terikat adalah keaktifan lansia mengikuti kegiatan posyandu lansia. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan teknik proportionate stratified random sampling dan berjumlah 96 orang. Uji statistik yang digunakan chi square, dan fisher s exact, dengan α= 5%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara pekerjaan (p=0,001, RR=1,86, 95%CI=1,97-123,36), dukungan keluarga (p=0,001, RR=2,30, 95%CI=3,43-24,60 ), tingkat pengetahuan (p=0,019, RR=1,83, 95%CI=1,52-2,20), dan sikap (p=0,039, RR=1,80, 95%CI=1,50-2,17) dengan keaktifan lansia mengikuti kegiatan posyandu. Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin (p=0,681), usia (p=0,719), pendidikan terakhir (p=0,319), jarak (p=0,303), dan dukungan kader (p=0,566) dengan keaktifan lansia mengikuti kegiatan posyandu. 2. Dian Puspitasari, 2014. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dengan Keaktifan Lanjut Usia Dalam Mengikuti Kegiatan di Posyandu Lansia Desa Gajahan Kecamatan Colomadu.Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif. Metode penelitian deskriptif korelatif. Pendekatan penelitian menggunakan Cross Sectional. Sampel penelitian adalah 78 lansia yang tercatat sebagai anggota posyandu Posyandu Lansia Desa Gajahan dengan teknik pengambilan sampel proporsional random sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner pengetahuan tentang posyandu dan dukungan keluarga dan

9 buku presensi kehadiran responden dari kader posyandu selama 1 tahun terakhir. Analisis data menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian diketahui 48 responden (61,5%) mempunyai pengetahuan yang baik, 36 responden (46,2%) mendapatkan dukungan keluarga kategori cukup, 47 responden (60,3%) tidak aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia. Hasil uji statistic korelasi antara pengetahuan dan keaktifan diketahui nilai = 0,186 ; p = 0,182. Hasil statistic korelasi antara dukungan keluarga dan keaktifan diketahui nilai = 0,420 ; p = 0,000. Simpulan penelitian adalah tidak terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan keaktifan lanjut usia Dalam Mengikuti Kegiatan di Posyandu. terdapat hubungan tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga dengan keaktifan lanjut usia dalam mengikuti kegiatan di posyandu Lansia Desa Gajahan Kecamatan Colomadu. Adapun yang membedakan dalam penelitian ini yaitu penelitian ini sebatas mengetahui adakah hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan lansia di Posyandu Posyandu Lansia desa Sondakan kecamatan Purwosari. Penelitian ini bersifat deskriptif korelatif dengan subyek penelitian ini adalah semua lansia anggota dari Posyandu Lansia di Kelurahan Sondakan Purwosari Surakarta. Teknik pengambilan sampel ini menggunakan teknik Proportional Sampling.