V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 2 KONDISI GEOGRAFIS DAERAH PENELITIAN DAN INFORMASI MENGENAI MASYARAKAT PESISIR DI PPP CILAUTEUREUN

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Selatan

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM. 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ARU

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

BAB III DESKRIPSI AREA

BAB IV GAMBARAN UMUM

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM. A. Letak Geografis, Iklim

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Hal. 1. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun dari

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

10. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB )

BAB IV GAMBARAN UMUM

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

KONDISI UMUM BANJARMASIN

ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SUBSISTEM DI DALAM SISTEM AGRIBISNIS KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

BAB IV GAMBARAN UMUM

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewi Fitriyani, 2013

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS :

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU

Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang. menyimpan kekayaan sumber daya alam laut yang besar dan. belum di manfaatkan secara optimal.

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan

BERITA RESMI STATISTIK

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS :

4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu. yang meliputi wilayah Rengat dan Tembilahan di sebelah Hilir.

Transkripsi:

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1. Geografis dan Administrasi Kabupaten Agam merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Barat yang secara geografis terletak pada koordinat 00º02' - 00º29' Lintang Selatan (LS) dan 99 52' - 100 23' Bujur Timur (BT). Kabupaten Agam terdiri atas 15 kecamatan dengan luas wilayah keseluruhan 2.230,30 km 2, dan memiliki wilayah pantai. Secara administrasi kecamatan Tanjung Mutiara merupakan wilayah kecamatan pesisir yang ada di Kabupaten Agam, yang memiliki wilayah pantai dan lautan yang berada pada titik koordinat 00º10 58-00 25 47 LS dan 99 46 33-99 59 56 BT yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia. Luas Kecamatan Tanjung Mutiara adalah 205,73 km 2 dengan panjang garis pantai 43 km (BPS 2004 ). Sepanjang garis pantai Tanjung Mutiara terdapat 2 buah pulau yaitu Pulau Ujung dan Pulau Tangah. Wilayah kecamatan Tanjung Mutiara terdiri atas tiga nagari, yaitu Nagari Tiku Selatan, Nagari Tiku Utara, dan Nagari Tiku V Jorong. Dua Nagari merupakan wilayah yang memiliki pesisir dan laut, yaitu Nagari Tiku Selatan dan Nagari Tiku V Jorong. Nagari pesisir adalah nagari yang berada pada daerah pesisir pantai yang terdiri dari : 1) Nagari Tiku Selatan : Jorong Gasan Kecil, Jorong Banda Gadang, Jorong Pasir Tiku, Jorong Pasar Tiku, Jorong Kampung Darek, Jorong Sungai Nibung, Jorong Pasir Panas. 2) Nagari Tiku V Jorong: Jorong Ujung Labung, Jorong Muara Putus, Jorong Masang, Jorong Labuhan, Jorong Subang Subang. Secara administratif Tanjung Mutiara merupakan satu-satunya kecamatan pesisir yang memiliki potensi kelautan di Kabupaten Agam, dengan batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Pasaman Barat Sebelah Selatan : Kabupaten Padang Pariaman Sebelah Timur : Kecamatan Lubuk Basung dan Kecamatan Ampek Nagari Sebelah Barat : Samudera Indonesia

35 5.2. Kondisi Klimatologi Wilayah Kecamatan Tanjung Mutiara memiliki temperatur antara 25 C sampai dengan 30 C, dengan kelembaban rata-rata 88% terutama pada bulan-bulan basah (September sampai dengan Desember), dan lamanya penyinaran matahari rata-rata 58%. Kecamatan Tanjung Mutiara termasuk daerah yang memiliki curah hujan 2.500-3.500 mm per tahun, dengan bulan kering selama 1-2 bulan berturut turut. Menurut Oldeman, Irsal Las, SN Darwis (1979), bahwa wilayah penelitian termasuk ke dalam Zone A dengan jumlah bulan basah lebih dari 9 bulan, bulan kering kurang dari 2 bulan. Data curah hujan pada di Kecamatan Tanjung Mutiara berdasarkan hasil pengamatan stasiun curah hujan di Cacang Tinggi Kecamatan Tanjung Mutiara dapat disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Curah hujan (mm) selama tahun 1993 sampai dengan 2002 di Kecamatan Tanjung Mutiara. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bulan Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 388 478 321 271 48 317 - - 309 405 306 298 237 209 50 120 - - 299 301 395 277 278 294 99 111 - - 225 214 294 405 289 248 463 - - - 452 316 304 228 312 124 284 - - - 168 342 282 329 160 307 141 - - - 124 332 264 284 305 377 132 - - 206 180 192 271 567 297 292 120 - - 311 123 254 192 155 460 308 198 - - 496 240 283 514 95 455 625 24 - - 392 163 407 469 511 233 119 207 - - 660 412 510 505 365 255 373 61 - - 294 123 357 Jumlah 4184 3992 3602 3547 1827 548-2359 2818 3913 Rata-rata 348 332 300 295 152 182-393 234 326 Keterangan. - = data tidak ada (alat rusak) Sumber : Stasiun Curah Hujan Cacang Tinggi Kecamatan Tanjung Mutiara. 5.3. Kegiatan Perekonomian Wilayah Pesisir Aktivitas perekonomian masyarakat di wilayah pesisir Tanjung Mutiara secara umum adalah berbasis pada pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut. Kegiatan ekonomi masyarakat dominan sebagai nelayan, pengolah ikan dan sebagian yang lain pedagang ikan dan petani. Kontribusi sektor perikanan dan kelautan di Kabupaten Agam, telah memberikan sumbangan PDRB terhadap total PDRB daerah seperti pada Tabel 2.

36 Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Agam atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha 2001 2005 (Jutaan Rupiah) LAPANGAN USAHA 2001 2002 2003 2004 2005 (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. PERTANIAN 643.786,52 729.899,59 829.851,50 953.522,05 1.230.982,18 a. Tanaman Pangan & Hortikultura 389.565,96 420.541,77 450.077,73 486.049,06 669.968,55 b. Tanaman Perkebunan 142.080,78 183.866,07 234.331,85 297.744,88 361.673,67 c. Peternakan 61.383,91 70.822,32 84.133,70 97.439,31 112.699,40 d. Kehutanan 15.307,44 17.331,62 19.130,96 23.258,88 25.308,75 e. Perikanan 35.448,43 37.337,81 42.177,26 49.029,92 61.331,81 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 84.066,28 101.956,36 113.150,03 131.919,30 148.991,21 a. Pertambangan Tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Penggalian 84.066,28 101.956,36 113.150,03 131.919,30 148.991,21 3. INDUSTRI 310.085,32 339.924,85 364.249,07 391.691,54 432.553,56 PENGOLAHAN a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Industri Tanpa Migas 310.085,32 339.924,85 364.249,07 391.919,54 432.553,56 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 16.721,67 22.614,02 28.379,10 31.921,42 36.115,97 a. Listrik 15.751,16 21.322,97 26.955,68 30.332,16 34.334,46 b. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0.00 c. Air Bersih 970,51 1.291,05 1.423,42 1.589,26 1.781,51 5. BANGUNAN 100.760,41 113.004,61 125.013,88 141.163,16 167.339,59 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 349.347,86 390.768,06 432.340,27 480.770,58 538.188,59 a. Perdaangan besar dan eceran 334.845,88 373.660,99 411.894,00 457.404,95 511.272,86 b. Hotel 5.812,75 7.478,33 9.852,89 11.985,89 14.141,95 c. Restoran 8.689,23 9.628,74 10.593,38 11.379,74 12.773,78 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 91.591,35 111.811,15 126.332,87 144.527,35 171.948,27 a. Angkutan 85.833,95 104.284,85 117.452,78 133.954,96 160.034,50 - Kereta Api 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 - Jalan Raya(Darat) 84.757,00 102.973,30 115.993,54 132.115,15 157.849,98 - Laut, sungai, danau, dan penyeberangan 263,41 315,51 364,42 421,70 507,16 - Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 - Jasa penunj. Angkutan 813,55 996,04 1.094,81 1.409,10 1.677,36 b. Komunikasi 5.757,40 7.526,30 8.880,10 10.581,39 11.913,77 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA 771.600,73 88.359,07 102.080,43 118.682,53 136.872,63 PERUSAHAAN a. Bank 18.793,24 20.481,91 22.545,64 24.845,07 28.068,76 b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank &Jasa 8.791,52 10.831,12 12.820,79 15.197,91 17.887,06 Penunjang c. Sewa Bangunan 43.739,62 56.733,57 66.370,11 78.240,48 90.452,69 d. Jasa Perusahaan 276,35 312,47 343,89 399,07 464,12 9. JASA-JASA 352.497,00 398.246,13 434.316,32 473.680,89 514.965,22 a. Pemerintahan Umum & Pertahanan 308.468,1 348.512,92 377.849,18 409.547,47 443.574,78 b. Swasta 44.028,59 49.733,21 56.467,14 64.133,42 71.390,44 - Sosial Kemasyarakatan 10.005,26 11.570,55 13.096,07 14.756,03 16.602,56 - Hiburan & Rekreasi 731,90 804,91 931,34 1.078,34 1.186,48 - Perorangan dan Rumah Tangga 33.291,42 37.357,75 42.439,73 48.299,05 53.601,40 P D R B 2.020.457,13 2.296.583,86 2.555.713,47 2.867.878,82 3.377.957,22 Sumber : BPS Kabupaten Agam, 2006.

37 Sektor perikanan dan kelautan sebagai kelompok sumberdaya hayati yang dapat diperbaharui (renewable resourse), sangat dipengaruhi oleh kualitas dan daya dukung lingkungan perairan. Pemanfaatan sumberdaya perikanan agar selalu dapat memberikan manfaat secara ekonomis, maka diperlukan pengelolaan secara tepat dan optimal. Apabila faktor lingkungan dan daya dukung lingkungan tidak mendapat pengelolaan secara tepat, maka akan memberikan tekanan terhadap sumberdaya perikanan. Usaha penangkapan ikan oleh nelayan di Kabupaten Agam, khususnya di daerah Kecamatan Tanjung Mutiara sebagian sudah menggunakan sarana atau armada penangkapan menggunakan mesin dan masih ada yang menggunakan alat tangkap tanpa bermotor. Jumlah armada tangkap yang ada, di Kecamatan Tanjung Mutiara seperti terlihat dalam Tabel 3. Tabel 3. Data Perkembangan Armada Tangkap di Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam. Jumlah Armada (Unit) Perahu Tanpa Motor Motor Tempel Kapal Motor 1996 362 24 137 1997 357 26 138 1998 354 21 124 1999 346 21 125 2000 347 32 126 2001 355 36 124 2002 355 39 114 2003 392 43 111 2004 412 46 114 2005 698 140 112 2006 673 165 113 Sumber : Dinas Peperla Kabupaten Agam Dari data tersebut terlihat bahwa usaha dengan menggunakan perahu tanpa motor 70,66 % dan motor tempel 9,01 %, sementara untuk kapal motor sebesar 20,33 %. Hal ini memperlihatkan aktifitas kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan secara umum banyak dilakukan di perairan yang berada di dekat pantai. Dengan armada dan alat tangkap tersebut daya jangkauan masih terbatas, penangkapan ikan baru bisa memasuki jalur I dan jalur II, belum dapat memasuki wilayah ZEEI yang justru memiliki populasi ikan yang relatif banyak, sehingga hasil tangkapan belum optimal selain itu juga dipengaruhi oleh musim ikan dan iklim.

38 Dalam menjalankan usaha penangkapan ikan, nelayan menggunakan berbagai jenis alat tangkap. Alat tangkap yang dominan digunakan nelayan Tanjung Mutiara adalah bagan, payang dan tonda. Jumlah dari ketiga alat tangkap tersebut dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Data Perkembangan Jumlah Alat Tangkap berdasarkan Jenis Alat Jenis Alat Bagan (Unit) Payang (Unit) Tonda (Unit) 1996 168 20 10 1997 164 22 12 1998 158 27 12 1999 124 32 13 2000 113 35 11 2001 85 39 10 2002 65 39 27 2003 36 49 26 2004 38 49 27 2005 36 46 32 2006 36 46 32 Sumber : Dinas Peperla Kabupaten Agam. Pada Gambar 7 menunjukkan perkembangan penggunaan unit penangkapan ikan ikan dengan alat tangkap bagan, payang dan tonda dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2007. Bagan memperlihatkan jumlah penurunan yang cukup tajam dari tahun 1996 sebanyak 168 unit menjadi 36 unit pada tahun 2007. Beda dengan payang dan tonda, terjadi peningkatan jumlah alat dari tahun ke tahun, walaupun penambahannya tidak terlalu banyak. Jumlah (unit) 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bagan Payang Tonda Gambar 7 Grafik Perkembangan Jumlah Alat Tangkap Bagan, Payang dan Tonda 1996-2007

39 Dalam menunjang kegiatan pemanfaatan potensi sumberdaya perikanan dan kelautan di Kabupaten Agam, Pemerintah telah membangun dan menyediakan sarana penunjang, seperti : (1) Tempat/Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Tiku; berupa kolam pelabuhan sebagai tempat berlabuhnya kapal yang bongkar muat hasil tangkapan ikan. (2) Pabrik Es ; bangunan untuk pabrik es dengan luas bangunan 50 x 30 m, kapasitas produksi 10-20 ton per hari telah berproduksi dengan baik. Apabila hasil tangkapan ikan banyak, maka kebutuhan es telah dapat dipenuhi dari pabrik es ini. (3) Tempat Pelelangan Ikan (TPI) ; merupakan fasilitas tempat melelang hasil tangkapan ikan para nelayan sehingga harga jual tetap mengikuti standar pasaran. Tempat pelelangan ini dilengkapi dengan sarana air bersih, mushalla, listrik. (4) Cold Storage ; sebagai tempat penyimpanan ikan-ikan hasil tangkapan untuk mempertahankan agar kondisi ikan tetap segar dalam jangka waktu panjang terutama untuk ikan yang akan diekspor. Kapasitas simpan Cold Storage ini dapat menampung ikan sebanyak 10 ton. (5) Pos Syahbandar ; berfungsi untuk menjaga nelayan dalam menangkap ikan di tengah laut dan memeriksa kelayakan kapal nelayan yang akan digunakan untuk melaut, apakah kapal-kapal tersebut layak atau tidak untuk digunakan menangkap ikan di laut. (6) Pos Keamanan Laut (Kamla) ; menjaga keamanan nelayan dan wilayah tangkapan ikan di perairan laut Kabupaten Agam, terutama gangguan dari pencurian ikan daerah dan bahkan dari negara tetangga telah dibentuk dan dioperasikan Pos Keamanan Laut di Tiku. (7) Solar Packed Dealer untuk Nelayan (SPDN) ; merupakan stasiun pengisian Bahan Bakar Solar untuk kebutuhan kapal-kapal nelayan. SPDN ini sudah beroperasi selama 1 tahun. (8) Koperasi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (KOPEM); sebagai salah satu wadah bagi nelayan dalam memperoleh modal usaha. Koperasi ini bergerak dalam bidang finansial dan simpan pinjam dan penyediaan bahan solar.

40 Berdasarkan data yang ada bahwa usaha perikanan tangkap melibatkan hampir semua masyarakat pesisir Kecamatan Tanjung Mutiara, hal ini juga memberi dampak terhadap kegiatan ekonomi lainnya. Selain sebagai nelayan penuh yaitu nelayan yang kehidupan tergantung pada penangkapan ikan juga terdapat nelayan sambilan, yaitu nelayan kegiatan penangkapan ikan sebagai usaha tambahannya. Usaha penangkapan ikan oleh nelayan juga didukung dengan rantai distribusi produksi yang dilakukan oleh pedagang dan pengolah, sehingga sampai ke tangan konsumen baik berupa ikan segar mau pun bentuk olahan. Tabel 5 menunjukkan perkembangan jumlah pedagang dan pengolah ikan di Kecamatan Tanjung Mutiara. Tabel 5. Perkembangan Jumlah Pedagang dan Pengolah Ikan di Tanjung Mutiara Kabupaten Agam Pedagang Bakul Pedagang Pengumpul Pengolah Ikan (orang 2001 96 7 56 2002 98 6 41 2003 102 8 37 2004 111 13 35 2005 114 13 35 2006 118 14 32 2007 116 15 32 Sumber : Dinas Peperla Kabupaten Agam Jumlah total produksi ikan hasil tangkapan di Tanjung Mutiara memperlihatkan kecendrungan menurun dari tahun 1996 sampai dengan tahun 1999, dan tahun 2000 naik kembali. Hal ini karena terjadinya penurunan jumlah alat tangkap terutama untuk bagan dari jumlah 168 unit tahun 1996 menjadi 85 unit tahun 2001. Produksi dari ketiga jenis alat tersebut merupakan produksi total tangkapan yang terdiri dari berbagai jenis ikan hasil tangkapan. Hasil tangkapan ikan yang dominan dari masing-masing alat merupakan bahan analisis dalam pengolahan data berikutnya. Terdiri atas sumberdaya ikan teri untuk alat tangkap bagan, ikan tongkol untuk alat tangkap payang dan ikan tuna/cakalang untuk alat tangkap tonda. Perkembangan total produksi perikanan tangkap berdasarkan jenis alat tangkap seperti terlihat pada Tabel 6.

41 Tabel 6 Perkembangan Total Produksi Perikanan Tangkap Berdasarkan Jenis Alat Tangkap Dominan di Tanjung Mutiara Jenis Alat Bagan (Ton) Payang (Ton) Tonda (Ton) Jumlah (Ton) 1996 3.686,90 1.315,43 2.370,15 7.372,48 1997 2.763,19 985,88 1.776,34 5.525,41 1998 2.233,02 796,71 1.435,51 4.465,25 1999 2.059,85 734,92 1.324,19 4.118,96 2000 3.167,98 1.130,29 2.036,56 6.334,84 2001 2.620,71 935,03 1.684,74 5.240,48 2002 2.111,54 753,37 1.357,42 4.222,32 2003 2.103,75 750,59 1.352,41 4.206,75 2004 2.368,91 845,19 1.522,87 4.736,98 2005 2.455,38 876,04 1.578,46 4.909,89 2006 2.369,33 920,82 1.784,14 5.074,30 Sumber : Dinas Peperla Kabupaten Agam. Gambar 8 memperlihatkan grafik perkembangan produksi hasil tangkapan ikan dengan alat tangkap bagan, tangkap payang dan alat tangkap tonda. Hasil tangkapan bagan dominan adalah ikan teri dan beberapa jenis ikan lainnya seperti layur, dan kembung. Payang hasil tangkapan ikan dominan adalah tongkol dan beberapa jenis ikan pelagis kecil lainnya. Untuk alat tangkap tonda, ikan hasil tangkapan dominan adalah ikan tuna/cakalang dan sebagian kecil ikan-ikan lainnya. Tingkat produksi ikan yang diperoleh dari masing-masing alat menunjukan, produksi tertinggi setiap tahunnya didominasi oleh bagan, kemudian tonda dan yang terendah adalah payang. Produksi (Ton) 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Prod.Bagan Prod.Payang Prod.Tonda Gambar 8 Perkembangan Produksi Ikan hasil Tangkapan Bagan, Payang dan Tonda 1996 2006.

42 5.4 Profil Sumberdaya Manusia Jumlah penduduk Tanjung Mutiara sebanya 16.119 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 2.607 KK. Dari jumlah tersebut terdiri atas 8.071 jiwa adalah laki-laki dan sebanyak 8.048 jiwa adalah perempuan. Jumlah penduduk Tanjung Mutiara dilihat berdasarkan mata pencaharian, seperti pada Tabel 7. Tabel 7. Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Tanjung Mutiara 2007. No Mata Pencaharian Jumlah Jiwa Persentase 1 Pertanian 2.263 27,88 2 Nelayan 1.716 21,14 3 Pedagang 1.307 16,10 4 PNS 653 8,05 5 ABRI 109 1,34 6 Jasa 544 6,70 7 Buruh 762 9,39 8 Lain-lain 762 9,39 Jumlah 8.116 100 Sumber : Kecamatan Tanjung Mutiara 2007 Nelayan dapat dikelompokan menjadi nelayan penuh dan nelayan sambilan. Nelayan penuh adalah orang yang mata pencarian utamanya melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup serta sebagai sumber perekonomiannya. Nelayan sambilan adalah orang yang melakukan penangkapan ikan sebagai usaha tambahan dari usaha pokoknya di sektor lain. Perkembangan jumlah nelayan di Tanjung Mutiara, seperti pada Tabel 8. Tabel 8. Perkembangan Jumlah Nelayan di Tanjung Mutiara Kabupaten Agam. Nelayan Penuh Nelayan Sambilan Jumlah 1996 2.004 230 2.234 1997 1.984 230 2.214 1998 1.955 232 2.187 1999 1.903 231 2.134 2000 1.926 227 2.153 2001 1.852 224 2.076 2002 1.799 221 2.020 2003 1.802 218 2.020 2004 1.781 219 2.000 2005 1.716 222 1.938 2006 1.734 221 1.952 Sumber: Dinas Peperla Kabupaten Agam.