BAB I PENDAHULUAN. tahun 1980-an telah berdampak pada tumbuhnya industri-industri besar maupun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berkembang seperti di Indonesia, tetapi juga di negara-negara yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Usaha Kecil, Menengah (UKM) dan Usaha Besar (UB) di Jawa Barat Tahun

Potret Kluster Industri Boneka di Kelurahan Cijerah Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor industri tetapi banyak berkembangnya sektor industri kecil

BAB I PENDAHULUAN. dan peningkatan ekspor non-migas. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa industri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun Sektor / Kegiatan UKM Usaha Kecil

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BANDUNG KULON Tahun ISSN / ISBN : - No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 17,6 cm x

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Perusahaan Profil Perusahaan Gambar 1.1 Ruang Produksi Pioncini

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kawasan Industri Utama Kota Bandung. Unit Usaha Tenaga Kerja Kapasitas Produksi

2015 PERKEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) BONEKA KAIN DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. regional dan nasional pada hakekatnya merupakan suatu proses yang bersifat

Katalog BPS :

Sumber: Data Biro Perencanaan Stratistik UMKM tahun 2011 (data diolah)

2015 PENGARUH PELATIHAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Jumlah Unit Usaha di Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dari perekonomian negara yang sedang berkembang, meskipun UKM sering

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Perkembangan UMKM Kota Bandung

1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Data UMKM Indonesia Periode

BAB I PENDAHULUAN. omzet, namun karena jumlahnya cukup besar, maka peranan UMKM cukup

BAB I PENDAHULUAN. Nilai PDRB (dalam Triliun) Sumber :Data nilai PDRB Pusdalisbang (2012)

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Perkembangan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Industri kecil merupakan salah satu penggerak utama dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Kota dengan segala macam aktivitasnya menawarkan berbagai ragam

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo BPPT Kota Bandung Sumber: BPPT Kota Bandung (2014)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Peranan UMKM dan Usaha Besar terhadap PDRB Non Migas Jawa Barat tahun tergambar dalam tabel 1.1 berikut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan UMKM Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bandung menjadi kota yang memiliki daya saing paling kompetitif dibanding kota-kota lainnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: BPS Jawa Barat (2013)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Bab I Pendahuluan. 1 Ratih Purbasari_

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atika Permatasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter yang dialami oleh bangsa

BAB I PENDAHULUAN. tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang perekonomian semakin meningkat, di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Sentra Sablon Suci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB VIII STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang ditandai dengan globalisasi ekonomi, merupakan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian global tetap rapuh, pertumbuhan di Negara-negara yang

Penanggung jawab, pelaksana program dan kegiatan serta nomor telepon dan atau alamat yang bisa di hubungi

perlu emberikan perhatian yang besar untuk mendorong pengembangannya. Pengembangan UKM melalui pendekatan pemberdayaan usaha, perlu

KECAMATAN BOJONGLOA KALER Jalan Kopo Nomor 258 Telp. (022) Bandung 40233

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

DEMOGRAFI KOTA BANDUNG

Kata Sambutan Untuk mewujudkan visi Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai pelopor data statistik terpercaya untuk semua, BPS terus melakukan inovasi dan

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK PERANCANGAN APLIKASI SMARTPHONE UNTUK KONSUMEN DI KAWASAN TEKSTIL CIGONDEWAH. Oleh : Gary Tandanajaya NRP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang terus

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung dengan luas 167,67 km 2 ini berpenduduk jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi manusia yang penting.

99,37 % Kecil dan Menengah Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandung

ANALISIS KEBERADAAN BETENG TRADE CENTER (BTC) DAN PUSAT GROSIR SOLO (PGS) TERHADAP MOBILITAS PERDAGANGAN PASAR BATIK KLEWER

BAB III ISU-ISU STRATEGIS 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KECAMATAN GEDEBAGE

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia

1 Mundofar_ BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR GEOGRAFI TERHADAP PERUBAHAN NILAI LAHAN DI KECAMATAN PARONGPONG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kecil merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang. mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan maju dan sejahtera. Pembangunan ekonomi dapat dilihat dari

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 09 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PEMECAHAN, PENGGABUNGAN DAN PENGHAPUSAN KELURAHAN

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi. Kegiatan ekonomi yang berkembang menuju pada kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini kota Bandung menjadi salah satu tujuan

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, peranan Industri Kecil Menengah (IKM) dikaitkan dengan

P R O F I L DESA DANUREJO

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

POTENSI LOKASI PUSAT PERDAGANGAN SANDANG DI KOTA SOLO (Studi Kasus: Pasar Klewer, Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil menengah (UKM) produksi tahu di industri tahu Kota

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi di suatu negara berkembang seperti Indonesia merupakan suatu usaha perubahan berencana yang dilakukan secara tersusun dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Perkembangan ekonomi pada tahun 1980-an telah berdampak pada tumbuhnya industri-industri besar maupun kecil di Indonesia. Pertumbuhan yang sangat pesat dalam segala bidang yang mengakibatkan tumbuhnya industri terutama di suatu kota-kota besar telah menyebabkan adanya perubahan yang signifikan dalam pola kehidupan masyarakat di wilayah tersebut. Pada kenyataannya Kota Bandung memiliki peran penting dalam perekonomian Jawa Barat. Kota Bandung secara administratif berbatasan dengan daerah kabupaten/kota lainnya yaitu sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat (KBB), sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bandung, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung. Hal ini menjadikan Kota Bandung sebagai salah satu kota besar di Indonesia yang didominasi oleh daerah pegunungan. Namun, meskipun berada di daerah 1

2 pegunungan, dengan membawahi sekitar 30 kecamatan yangterbagi menjadi 277 desa dan kelurahan, sekarang ini perkembangan ekonomi di Kota Bandung menunjukan peningkatan yang signifikan. Munculnya berbagai macam industri di Kota Bandung tentu tidak terjadi secara tiba-tiba. Sektor-sektor industri ini sebenarnya telah menggeser potensipotensi lain yang dimiliki oleh Kota Bandung yang menyebabkan masyarakat di wilayah ini pada akhirnya mengalami perubahan baik dalam aspek sosial maupun ekonomi. Potensi-potensi yang dimiliki oleh daerah ini sebelum adanya industriindustri adalah sektor pertanian yang pada saat itu sangat diandalkan oleh sebagian besar masyarakat untuk dijadikan sebagai mata pencaharian. Salah satu wilayah pinggiran di Kota Bandung yang mengalami perubahan dari sektor pertanian ke sektor industri adalah Cigondewah. Masyarakat Cigondewah sudah terbentuk sebagai masyarakat pertanian, yang secara umum hanya memiliki keterampilan sebatas mengolah tanah. Keadaan tersebut pada akhirnya tidak dapat bertahan lama sebab Cigondewah ini juga dipilih untuk menjadi kawasan industri. Adanya pembangunan di sektor industri ini, mengakibatkan sebagian besar lahan-lahan pertanian tergusur dan digantikan oleh pabrik-pabrik dan perumahan, sehingga masyarakat tidak dapat melaksanakan kegiatan pertaniannya. Berkembangnya industri-industri tersebut telah membentuk kondisi lingkungan yang baru, sehingga hal ini memberikan dampak baik yang positif maupun dampak negatif bagi masyarakat Cigondewah.

3 Pemerintahan Kota Bandung telah mengoptimalkan tujuh kawasan perindustrian dan perdagangan di Kota Bandung. Kawasan Sentra Industri kreatif tersebut antara lain yaitu: 1. Sentra Kain Cigondewah yang berada di daerah Jalan Cigondewah Kecamatan Bandung Kulon Kota Bandung. 2. Sentra Kaos Suci yang berada di daerah Jalan Surapati Bandung. 3. Sentra Sepatu Cibaduyut yang berada di daerah Jalan Cibaduyut Raya Kecamatan bojongloa Kidul Kota Bandung. 4. Sentra Rajut Binong Jati yang berada di daerah Jalan Binong Jati Kecamatan Batununggal Kota Bandung. 5. Sentra Boneka Sukamulya yang berada di daerah Jalan Sukamulya Indah Kecamatan Sukajadi Kota Bandung. 6. Sentra Jens Cihampelas yang berada di Jalan Cihampelas Margalaksana Kota Bandung. 7. Sentra Tahu dan Tempe Cibuntu yang berada di Jalan Babakan Ciparay Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung. Keterlibatan pemerintah dalam upaya memberdayakan para pelaku UKM di Sentra Industri Cigondewah dapat mempermudah bisnis mereka. Peran Pemerintah seperti mempermudah perizinan, bantuan permodalan, dan infrastruktur dan kebijakan yang berpihak kepada terhadap pengembangan UKM itu sendiri. Terbentuknya kawasan ini berasal dari pemikiran dan keinginan kuat dari Bapak Kurnaen Wiriadisastra terhadap putra-putrinya dengan visi agar dapat

4 meneruskan kelangsungan hidup dengan layak melebihi pencapaian hidup beliau sendiri, dimana pada tahun 1980an Bapak Haji Kurnaen membeli sebidang lahan secara bertahap di (dh) Jalan Tanjakan Ma aren yang kini dikenal dengan nama Jalan Cigondewah Rahayu, dan pada tahun 2000 beliau melakukan pengamatan di sekitar jalan cigondewah dimana pada saat itu jumlah kendaraan yang melewati jalan tersebut dari hari ke hari semakin meningkat dan dijalan cigondewah tersebut pada saat itu toko-toko tekstil mulai bermunculan akan tetapi masalah parkir kendaraan menjadi kendala yang utama karena lebar jalan yang sempit, sehingga munculah ide untuk mendirikan kawasan pertokoan tekstil yang nyaman sehingga pada awal tahun 2001 dibangun 7 unit toko dan selesai pada akhir tahun 2001 dan toko2 tersebut beliau sewakan dan sebagian digunakan salah seorang anaknya sebagai tempat usaha jual beli kain. Adanya kesempatan ini dimanfaatkan oleh masyarakat Cigondewah Kidul pada khususnya untuk membuat suatu sentra industri. Sentra Industri yaitu menghasilkan produk sejenis, menggunakan bahan baku sejenis dan atau mengerjakan proses produksi yang sama, dilengkapi sarana dan prasarana penunjang yang dirancang berbasis pada pengembangan potensi sumber daya daerah, serta dikelola oleh suatu pengurus profesional. Sentra Industri Cigondewah ini dari awal terbentuk tahun 2006 saat itu pemerintah Kota Bandung merevitalisasi kawasan sentra industri termasuk kawasan Sentra Industri Cigondewah yang membuat meningkatnya omset penjualan para pedagang kain di Cigondewah.

5 Sentra Kain Cigondewah di pilih sebagai objek penelitian karena merupakan salah satu industri potensial di Kota Bandung, Sentra Cigondewah berbatasan dengan Taman Kopo Indah/Cibolerang di sebelah selatan. Sedangkan di sebalah barat berbatasan dengan daerah Cijerah dan Margaasih. Di era pasar bebas ini di tuntut untuk lebih berinovasi dalam persaingan yang kompetitif antar pedagang sejenis. Para pelaku usaha industri dituntut untuk dapat menguasai pasar dengan menggunakan produk yang telah dihasilkannya. Dengan kemampuan menguasai suatu pasar yang ada, dapat memungkinkan suatu pedagang memperoleh dana untuk membiayai kegiatan operasinya, pengembangan dan faktor lainnya. Untuk hal itu, para pelaku usaha industri harus melakukan suatu konsolidasi yang mengarah ke dalam maupun keluar agar dapat mengetahui kelemahan, kekuatan, peluang serta hambatan yang mungkin terjadi. Di Sentra Industri Cigondewah konsumen bisa membeli kain yang harganya terjangkau. Harga kain yang relatif murah di karenakan di Sentra Kain Cigondewah mereka menjual barang atau kain sisa export.

6 Tabel 1.1 Pendidikan Yang Ditamatkan Penduduk Bandung Kulon Tahun 2013-2014 Pendikan Yang Ditamatkan Tidak / Belum Pernah Sekolah 2.013 (%) 2014 (%) 9,61 14,44 Belum Tamat SD 15,82 14,36 SD / MI / Sederajat 20,25 22,31 SMP / MTs / Sederajat 19,36 15,74 SMA / Sederajat 23,22 19,61 Akademi / Sederajat 6,85 7,16 Universitas / Sederajat 4,89 6,38 Sumber : Profil Dan Tipologi Kecamatan Bandung Kulon Peningkatan jumlah lulusan berdasarkan pendidikan yang ditamatkan oleh penduduk di wilayah Bandung Kulon. Pada tingkat Akademi terjadi peningkatan sebesar 0,31%, untuk tingkat Universitas terdapat peningkatan sebesar 1,49%. Hal tersebut menunjukan kesadaran yang semakin tinggi akan pentingnya pendidikan pada masyarakat di Kecamatan Bandung Kulon. Sentra Industri Cigondewah berbatasan dengan Taman Kopo Indah/Cibolerang di sebelah selatan. Sedangkan di sebalah barat berbatasan dengan daerah Cijerah dan Margaasih. Sentra Industri Cigondewah merupakan lokasi perdagangan tekstil yang memiliki fasilitas yang lebih lengkap dibandingkan toko-toko kain, dalam hal mana KTC (kawasan Textile Cigondewah) memiliki area parkir, toilet, mushola serta tempat jajanan. Pada saat ini Kawasan Tekstil Cigondewah (KTC) telah memiliki 113 unit toko disertai dengan fasilitas pendukung seperti food court,

7 ATM center, toilet dan mushola dan sampai saat ini menjadi salah satu icon wisata belanja kain di Kota Bandung. Bahan kain favorit yang ada di Sentra Industri Cigondewah seperti kain haicon, sifon, brukat, satin, rayon, ceruty, dan bubble crep. Sehubungan dengan ini penulis meremuskan judul penelitian yang terangkum dalam sebuah judul Pengaruh Harga, Lokasi, Tingkat Pendidikan Dan Corak Jenis Barang Terhadap Kinerja Usaha Pada Sentra Industri Kain Cigondewah 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka identifikasi masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Bagaimana karakteristik pengusaha kain di Sentra Kain Cigondewah Kota Bandung? 2) Bagaimana pengaruh harga, tingkat pendidikan, lokasi, dan jenis corak barang terhadap kinerja usaha penjualan pedagang kain di Cigondewah Kidul Kota Bandung? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang di teliti maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui karakteristik pengusaha kain di sentra kain cigondewah Kota Bandung.

8 2) Untuk mengetahui pengaruh harga, tingkat pendidikan, lokasi, dan jenis corak barang terhadap kinerja usaha pedagang sentra kain cigondewah Kota Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis/Akademis Kegunaan penelitian ini, berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengembangkan ilmu ekonomi pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pasundan. 2. Sebagai tambahan informasi yang bermanfaat bagi setiap pihak yang terkait dan berkepentingan, serta hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi atau acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut. 1.4.2 Kegunaan Praktis/Empiris Berdasarkan penjelasan di atas, aka dapat diharpkan hasil penelitian ini dapat memberikan kegunaan praktis atau empiris berupa : 1. Sebagai salah satu media latih untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan sesuai disiplin yang dipelajari untuk penulis. 2. Sebagai referensi pengusaha kain Cigondewah dalam kinejra usaha pada Sentra Industri Kain. 3. Sebagai tolak ukur keberhasilan kebijakan pemerintah Kota Bandung terhadap penataan Sentra Industri.