BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA PEKANBARU IV.1 Sejarah Pekanbaru. Nama Pekanbaru dahulunya dikenal dengan nama "Senapelan" yang pada

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Nama Pekanbaru dahulunya dikenal dengan nama Senapelan yang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Geografis dan Demografis Kota Pekanbaru

23 Juni 1784 M berdasarkan musyawarah datuk-datuk empat suku (Pesisir,

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. ladang, lambat laun menjadi perkampungan. Kemudian perkampungan Senapelan

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 08 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN HARI JADI PEKANBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Nama Pekanbaru dahulunya dikenal dengan nama "Senapelan" yang pada

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH Bujur Timur dan Lintang Utara, dengan batas. Utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. dan Lintang Utara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. dengan tingkat pertumbuhan, migrasi dan urbagisasi yang tinggi.

BAB IV. KEADAAN UMUM TEMPAT PENELTriAN. Kota pekanbaru merupakan ibu kota pekanbaru Riau, yang mana kota

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Keadaan Geografis dan Wilayah Kota Pekanbaru

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Sejarah Berdirinya Pemerintah Provinsi Riau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Profil Perusahaan dan Pengunjung/ Konsumen/ Pelanggan Profil Kota Pekanbaru.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN km2 dan secara astronomis terletak di antara Lintang

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN ROKAN HILIR. Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN km2 dan secara astronomis terletak di antara Lintang

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Dumai merupakan sebuah dusun kecil dipesisir timur propinsi Riau. Dumai merupakan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 1. KondisiGeografisdanDemografis Kota Pekanbaru. Bujur Timur dan Lintang Utara.

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 06 Tahun : 2003 Seri : D Nomor : 06

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Berdirinya Kelurahan Labuh Baru Timur

BAB IV PETA SOSIAL KOMUNITAS KELURAHAN REJOSARI KECAMATAN TENAYAN RAYA KOTA PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 1. Sejarah terbentuknya Kota Pekanbaru

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Kondisi Geografis Daerah Kecamatan Marpoyan Damai

KEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI UTUK INDONESIA

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN ha, terletak pada kordinat 101'21 BT. Batas Kabupaten Rokanbb

BAB 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

UU 16/1999, PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DUMAI. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 16 TAHUN 1999 (16/1999)

BAB II KEADAAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Kota pekanbaru merupakan ibu kota pekanbaru Riau, yang mana

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu. yang meliputi wilayah Rengat dan Tembilahan di sebelah Hilir.

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 07 Tahun : 2003 Seri : D Nomor : 07

Revolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. pertumbuhan, migrasi dan urbanisasi yang tinggi 1.

IV. GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geografis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. yang telah ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999.

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU KEPUTUSAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KOTA PEKANBARU

SINOPSIS SEJARAH KABUPATEN KARIMUN

BAB III Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi. derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70 derajat 25 Lintang

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DUMAI

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Kecamatan Payung Sekaki dan Kecamatan Rumbai Pesisir. Kecamatan Rumbai

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN TEMUAN KHUSUS. tentang pembentukan kecamatan marpoyan damai, kecamatan tenayan raya,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belanda memiliki arti pusat (centrum). Dengan demikian Metro dapat diartikan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pelayanan mendasar bagi masyarakat kota. Sejalan dengan fungsi ini,

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Deskripsi Provinsi. Raja Bawahan Johor di Pulau Penyengat. Wilayah tersebut kemudian menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan tetapi juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan di berbagai sektor

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kondisi Geografis Daerah Kecamatan Marpoyan Damai

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Malaka terletak antara Lintang Selatan Lintang Utara atau antara 100

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Hubungan antara kota dengan kawasan tepi air telah terjalin sejak awal peradaban manusia.

BAB II LOKASI PENELITIAN. Sumatera di Medan tanggal 17 Mei1946 Nomor 103, Pekanbaru dijadikan

PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG HARI JADI KOTA OTONOM TANJUNGPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Batam Dalam Data

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah ± KM2. Terbentuknya Kecamatan Tampan ini terdiri dari beberapa

LAMBANG DAERAH KOTA BALIKPAPAN

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Sebelum tanggal 18 Maret 1964, Provinsi Lampung merupakan sebuah

BAB IV DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN I-1

RGS Mitra 1 of 5 PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

DAS SUNGAI SIAK PROVINSI RIAU

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR,

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.

BAB IV GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geoafis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan 5,60-

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

BERITA DAERAH KOTA DUMAI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

PERATURAN DAERAH TAHUN 2014 YANG TELAH DITETAPKAN DILINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI RIAU

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM TERMINAL BANDAR RAYA PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU. A. Sejarah dan Perkambangan Terminal Bandar Raya Payung Sekaki

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

BAB IV GAMBARAN UMUM

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DPRD KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG LAMBANG DPRD KABUPATEN PANGANDARAN

Transkripsi:

37 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Kota Pekanbaru Nama Pekanbaru dahulunya dikenal dengan nama Senapelan yang saat itu dipimpin oleh seorang Kepala Suku disebut Batin. Daerah ini terus berkembang menjadi kawasan pemukiman baru dan seiring waktu berubah menjadi Dusun Payung Sekaki yang terletak di muara Sungai Siak. Pada tanggal 9 April tahun 1689, telah diperbaharui sebuah perjanjian antara Kerajaan Johor dengan Belanda (VOC) dimana dalam perjanjian tersebut Belanda diberi hak yang lebih luas. Diantaranya pembebasan cukai dan monopoli terhadap beberapa jenis barang dagangan. Selain itu Belanda juga mendirikan Loji di Petapahan yang saat itu merupakan kawasan yang maju dan cukup penting. Karena kapal Belanda tidak dapat masuk ke Petapahan, maka Senapelan menjadi tempat perhentian kapal-kapal Belanda, selanjutnya pelayaran ke Petapahan dilanjutkan dengan perahu-perahu kecil. Dengan kondisi ini, Payung Sekaki atau Senapelan menjadi tempat penumpukan berbagai komoditi perdagangan baik dari luar untuk diangkut ke pedalaman, maupun dari pedalaman untuk dibawa keluar berupa bahan tambang seperti timah, emas, barang kerajinan kayu dan hasil hutan lainnya. Terus berkembang, Payung Sekaki atau Senapelan memegang peranan penting dalam lalu lintas perdagangan. Letak Senapelan yang strategis dan kondisi Sungai Siak yang tenang dan dalam membuat perkampungan ini memegang posisi silang baik dari pedalaman Tapung maupun pedalaman Minangkabau dan Kampar. Hal ini juga merangsang berkembangnya sarana jalan darat melalui rute Teratak Buluh (Sungai Kelulut), Tangkerang hingga ke Senapelan sebagai daerah yang strategis dan menjadi pintu gerbang perdagangan yang cukup penting.

38 Perkembangan Senapelan sangat erat dengan Kerajaan Siak Sri Indra Pura. Semenjak Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah menetap di Senapelan, beliau membangun Istana di Kampung Bukit dan diperkirakan Istana tersebut terletak disekitar lokasi Mesjid Raya sekarang. Sultan kemudian berinisiatif membuat pekan atau pasar di Senapelan namun tidak berkembang. Kemudian usaha yang dirintis tersebut dilanjutkan oleh putranya Raja Muda Muhammad Ali yang bergelar Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazamsyah meskipun lokasi pasar bergeser di sekitar Pelabuhan Pekanbaru sekarang. Akhirnya menurut catatan yang dibuat oleh Imam Suhil Siak, Senapelan yang kemudian lebih popular disebut Pekanbaru resmi didirikan pada tanggal 21 Rajab hari Selasa tahun 1204 H bersamaan dengan 23 Juni 1784 M oleh Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazamsyah dibawah pemerintahan Sultan Yahya yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kota Pekanbaru. Sejak ditinggal oleh Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazamsyah, penguasaan Senapelan diserahkan kepada Datuk Bandar yang dibantu oleh empat Datuk besar yaitu Datuk Lima Puluh, Datuk Tanah Datar, Datuk Pesisir dan Datuk Kampar. Mereka tidak memiliki wilayah sendiri tetapi mendampingi Datuk Bandar. Keempat Datuk tersebut bertanggungjawab kepada Sultan Siak dan jalannya pemerintahan berada sepenuhnya ditangan Datuk Bandar. Selanjutnya perkembangan tentang pemerintahan di Kota Pekanbaru selalu mengalami perubahan : 1. SK Kerajaan Bershuit van Inlandsch Zelfbestuur van Siak No. 1 tanggal 19 Oktober 1919, Pekanbaru bagian dari Kerajaan Siak yang disebut District. 2. Tahun 1932 Pekanbaru masuk wilayah Kampar Kiri dipimpin oleh seorang Controleor berkedudukan di Pekanbaru. 3. Tanggal 8 Maret 1942 Pekanbaru dipimpin oleh seorang Gubernur Militer Go Kung, Distrik menjadi GUM yang dikepalai oleh GUNCO.

39 4. Ketetapan Gubernur Sumatera di Medan tanggal 17 Mei 1946 No. 103, Pekanbaru dijadikan daerah otonom yang disebut Haminte atau Kota B. 5. UU No.22 tahun 1948 Kabupaten Pekanbaru diganti dengan Kabupaten Kampar, Kota Pekanbaru diberi status Kota Kecil. 6. UU No.8 tahun 1956 menyempurnakan status Kota Pekanbaru sebagai Kota Kecil. 7. UU No.1 tahun 1957 status Pekanbaru menjadi Kota Praja. 8. Kepmendagri No. 52/1/44-25 tanggal 20 Januari 1959 Pekanbaru menjadi Ibukota Propinsi Riau. 9. UU No.18 tahun 1965 resmi pemakaian sebutan Kotamadya Pekanbaru. 10. UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah sebutan Kotamadya berubah menjadi Kota Pekanbaru. 1. Pekanbaru Sebagai Ibu Kota Propinsi Riau Berdasarkan Penetapan Gubernur Sumatera di Medan No 103 tanggal 17 Mei 1956, Kota Pekanbaru dijadikan Daerah Otonomi yang disebut Harminte (kota Baru) sekaligus dijadikan Kota Praja Pekanbaru dan pada tahun 1958, Pemerintah Pusat yang dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri RI mulai menetapkan ibukota Provinsi Riau secara permanen. Sebelumnya Kota Tanjung Pinang Kepulauan Riau ditunjuk sebagai ibu kota propinsi hanya bersifat sementara. Dalam hal ini Menteri Dalam Negeri RI telah mengirim surat kawat kepada Gubernur Riau tanggal 30 Agustus 1958 No. Sekr. 15/15/6. Untuk menanggapi maksud surat kawat tersebut, dengan penuh pertimbangan yang dapat dipertanggungjawabkan, maka Badan Penasehat meminta kepada Gubernur supaya membentuk suatu Panitia Khusus. Dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Swatantra tingkat I Riau tanggal 22 September 1958 No. 21/0/3-D/58 dibentuk panitia Penyelidik Penetapan Ibukota Daerah Swantantra Tingkat I Riau.

40 Panitia ini telah berkeliling ke seluruh daerah di Riau untuk mendengar pendapat pemuka masyarakat, penguasa Perang Riau Daratan dan Penguasa Perang Riau Kepulauan. Dari angket langsung yang diadakan panitia tersebut, maka diambillah ketetapan bahwa kota Pekanbaru terpilih sebagai ibukota Propinsi Riau. Keputusan ini langsung disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri RI. Akhirnya tanggal 20 Januari 1959 dikeluarkan Surat Keputusan dengan No. Des 52/1/44-25 yang menetapkan Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi Riau sekaligus Pekanbaru memperoleh status Kotamadya Daerah Tingkat II Pekanbaru. Untuk merealisasi ketetapan tersebut, pemerintah pusat membentuk Panitia Interdepartemental, karena pemindahan ibukota dari Tanjungpinang ke Pekanbaru menyangkut kepentingan semua Departemen. Sebagai pelaksana di daerah dibentuk suatu badan di Pekanbaru yang diketuai oleh Penguasa Perang Riau Daratan Letkol. Kaharuddin Nasution. Sejak itulah mulai dibangun Kota Pekanbaru dan untuk tahap pertama mempersiapkan sejumlah bangunan dalam waktu singkat agar dapat menampung pemindahan kantor dan pegawai dari Tanjungpinang ke Pekanbaru. Sementara persiapan pemindahan secara simultan terus dilaksanakan, perubahan struktur pemerintahan daerah berdasarkan Panpres No. 6/1959 sekaligus direalisasi. Gubernur Propinsi Riau Mr. S. M. Amin digantikan oleh Letkol Kaharuddin Nasution yang dilantik digedung Sekolah Pei Ing Pekanbaru tanggal 6 Januari 1960. Karena Kota Pekanbaru mempunyai gedung yang representatif, maka dipakailah gedung sekolah Pei Ing untuk tempat upacara. 2. Admisnistrasi Pemerintahan Kota Pekanbaru Sebelum tahun 1960, Pekanbaru hanyalah kota dengan luas 16 km2 yang kemudian bertambah menjadi 62.96 km2 dengan 2 kecamatan yaitu Kecamatan Senapelan dan Kecamatan Limapuluh. Selanjutnya pada tahun 1965 bertambah menjadi 6 kecamatan dan tahun 1987 menjadi 8 kecamatan dengan luas wilayah 446.50 km2. Dengan meningkatnya kegiatan pembangunan menyebabkan

41 meningkatnya kegiatan penduduk disegala bidang yang pada akhirnya meningkatkan pula tuntutan dan kebutuhan masyarakat terhadap penyediaan fasilitas dan utilitas perkotaan serta kebutuhan Lainnya. Untuk lebih terciptanya tertib pemerintahan dan pembinaan wilayah yang cukup luas, maka dibentuklah Kecamatan Baru dengan Perda Kota Pekanbaru No. 4 Tahun 2003 menjadi 12 Kecamatan dan Kelurahan/Desa baru dengan Perda tahun 2003 menjadi 58 Kelurahan/Desa. B. Lambang Kota 1. Bentuk Umum Lambang 1. Perisai yang Berbentuk Gerbang Kota 2. Setangkai Padi dan Sedahan Kapas 3. Satu Lingkaran Rantai 4. Roda Terbang 5. Pohon Karet dan Menara Minyak Memakai TAKAL 2. Warna Lambang 1. Merah 2. Putih 3. Hijau 4. Kuning 5. Dipakai pula warna hitam dan warna sebenarnya alam. Sedangkan warna merah putih dipakai ruangan perisai ditengah-tengah.

42 3. Arti Lambang 1. Garis lurus melintang yang terletak antara merah putih, maksudnya melukiskan khatulistiwa. 2. Perisai dengan memakai pintu gerbang kota warna hitam mewujudkan lambang dari sebuah kota. 3. Lima buah pintu gerbang berarti Pancasila yang menjadi dasar Negara Republik Indonesia. 4. Padi dan kapas lambang kemakmuran atau sandang pangan rakyat. 5. Rantai yang melingkari mengartikan kekokohan persatuan rakyat. 6. Roda terbang melambangkan perkembangan yang dinamis. 7. Pohon karet, menara minyak takal berarti sebagai kota dagang dan kota pelabuhan yang banyak mengekspor hasil hutan dan bumi. 8. Ditengah-tengah perisai yang berbentuk jantung terdapat sebuah tombak bambu yang tangkainya berwarna coklat tua, matanya berwarna perak tegak lurus, mewujudkan kepahlawanan (kekuatan rakyat) dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan tanah air. B. Visi Kota Visi Kota Pekanbaru 2021 sesuai Perda Kota Pekanbaru Nomor 1 Tahun 2001, yaitu Terwujudnya Kota Pekanbaru Sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa, Pendidikan Serta Pusat Kebudayaan Melayu, Menuju Masyarakat Sejahtera Berlandaskan Iman dan Taqwa. Untuk percepatan pencapaian visi Kota Pekanbaru 2021 dimaksud,walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru terpilih periode 2012-2017, menetapkan Visi antara untuk lima (5) tahun kepemimpinannya yaitu: Terwujudnya Pekanbaru sebagai Kota Metropolitan yang Madani.

43 yaitu: Untuk mewujudkan Visi tersebut, maka ditetapkan Misi Kota Pekanbaru Pertama : Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi tinggi, bermoral, beriman dan bertaqwa serta mampu bersaing di tingkat lokal, nasional maupun internasional. Kedua : Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui peningkatan kemampuan/ keterampilan tenaga kerja, pembangunan kesehatan, kependudukan dan keluarga sejahtera. Ketiga : Mewujudkan masyarakat berbudaya melayu, bermartabat dan bermarwah yang menjalankan kehidupan beragama, memiliki iman dan taqwa, berkeadilan tanpa membedakan satu dengan yang lainnya serta hidup dalam rukun dan damai. Keempat: Meningkatkan infrastruktur daerah baik prasarana jalan, air bersih, enegeri listrik, penanganan limbah yang sesuai dengan kebutuhan daerah terutama infrastruktur pada kawasan industri, pariwisata serta daerah pinggiran kota. Kelima : Mewujudkan penataan ruang dan pemanfaatan lahan yang efektif dan pelestarian lingkungan hidup dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Keenam: Meningkatkan perekonomian daerah dan masyarakat dengan meningkatkan investasi bidang industri, perdagangan, jasa dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan dengan dukungan fasilitas yang memadai dan iklim usaha yang kondusif. C. Motto dan Slogan Kota pekanbaru yang dikenal dengan slogan "KOTAKU, KOTAMU DAN KOTA KITA BERTUAH", mempunyai motto: BERSIH, TERTIB, USAHA BERSAMA, AMAN, dan HARMONIS dengan arti: BERSIH Bersih lahir, jiwa, rumahtangga, lingkungan pasar, pendidikan, tempat hiburan/rekreasi, jalur hijau dan pusat kesehatan.

44 TERTIB Tertib pribadi, keluarga, lingkungan pekerjaan, beribadat, lalu lintas sehingga terwujud warga yang selalu menjunjung tinggi norma kaidah dan peraturan yang berlaku. USAHA BERSAMA Keterlibatan kebersamaan dari pemerintah, orpol, ormas, generasi muda, alim ulama, cerdik cendekiawan, seniman dan seluruh lapisan masyarakat dalam berfikir dan berusaha guna mewujudkan pembangunan untuk kesejahteraan rakyat. AMAN Rasa tentram setiap pribadi, keluarga, lingkungan masyarakat dan kotanya dari gangguan ancaman dan hambatan dalam berfikir dan berusaha menjalankan ibadah dan melaksanakan pembangunan. HARMONIS Serasi, seiya sekata, senasib, sepenanggungan saling hormat menghormati. D. Wilayah Geografis 1. Letak dan Luas Kota Pekanbaru terletak antara 101 14' - 101 34' Bujur Timur dan 0 25' - 0 45' Lintang Utara. Dengan ketinggian dari permukaan laut berkisar 5-50 meter. Permukaan wilayah bagian utara landai dan bergelombang dengan ketinggian berkisar antara 5-11 meter. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1987 Tanggal 7 September 1987 Daerah Kota Pekanbaru diperluas dari ± 62,96 Km² menjadi ± 446,50 Km², terdiri dari 8 Kecamatan dan 45 Kelurahan/Desa. Dari hasil pengukuran/pematokan di lapangan oleh BPN Tk. I Riau maka ditetapkan luas wilayah Kota Pekanbaru adalah 632,26 Km². Dengan meningkatnya kegiatan pembangunan menyebabkan meningkatnya kegiatan penduduk disegala bidang yang pada akhirnya meningkatkan pula tuntutan dan kebutuhan masyarakat terhadap penyediaan fasilitas dan utilitas perkotaan serta kebutuhan Lainnya. Untuk lebih terciptanya tertib pemerintahan dan pembinaan wilayah yang cukup luas, maka dibentuklan Kecamatan Baru dengan Perda Kota Pekanbaru No. 4 Tahun 2003 menjadi 12 Kecamatan dan Kelurahan/Desa baru dengan Perda tahun 2003 menjadi 58 Kelurahan/Desa. 2. Batas Wilayah Kota Pekanbaru berbatasan dengan daerah Kabupaten/Kota : a) Sebelah Utara : Kab. Siak dan Kab. Kampar b) Sebelah Selatan : Kab. Kampar dan Kab. Pelalawan c) Sebelah Timur : Kab. Siak dan Kab. Pelalawan d) Sebelah Barat : Kab. Kampar

45 3. Sungai Kota Pekanbaru dibelah oleh Sungai Siak yang mengalir dari barat ke timur. Memiliki beberapa anak sungai antara lain : Sungai Umban Sari, Air Hitam, Siban, Setukul, Pengambang, Ukui, Sago, Senapelan, Limau, Tampan dan Sungai Sail.Sungai Siak juga merupakan jalur perhubungan lalu lintas perekonomian rakyat pedalaman ke kota serta dari daerah lainnya. 4. Iklim Kota Pekanbaru pada umumnya beriklim tropis dengan suhu udara maksimum berkisar antara 34,1º C - 35,6º C dan suhu minimum antara 20,2º C - 23,0º C. Curah hujan antara 38,6-435,0 mm/tahun dengan keadaan musim berkisar : Musim hujan jatuh pada bulan Januari s/d April dan September s/d Desember. Musim Kemarau jatuh pada bulan Mei s/d Agustus Kelembapan maksimum antara 96% - 100%. Kelembapan minimum antara 46% - 62%. 5. Jarak Ibukota Kota Pekanbaru merupakan Ibukota Propinsi Riau yang mempunyai jarak lurus dengan kota-kota lain sebagai Ibukota Propinsi. Pekanbaru Taluk Kuantan Rengat Tembilahan Kerinci Siak Bangkinang Pasir Pengaraian Bengkalis Bagan Dumai 118 Km 159 Km 213,5 Km 33,5 Km 74,5 Km 51 Km 132,5 Km 128 Km 192,5 Km 125 Km

E. Struktur Organisasi 46

47 F. Walikota No. N a m a P e j a b a t M a s a J a b a t a n 1. Datuk Wan Abdul Rahman 17 Mei 1946 s/d 11 November 1950 2. D a t u k W a n A h m a d 11 November 1950 s/d 07 Mei 1953 3. T e n g k u I l y a s 07 Mei 1953 s/d 01 Juni 1956 4. M u h a m m a d Y u n u s 01 Juni 1956 s/d 14 Mei 1958 5 O k n J a m i l 14 Mei 1958 s/d 09 November 1959 6. Datuk Wan Abdul Rachman 09 November 1959 s/d 29 Maret 1962 7. T e n g k u B a y 29 Maret 1962 s/d 01 Juni 1968 8. R a j a R u s l i, B A 01 Juni 1968 s/d 10 Desember 1970 9. A b d u l R a h m a n d H a m i d 10 Desember 1970 s/d 05 Juli 1981 10. H. I b r a h i m A r s y a d, S H 05 Juli 1981 s/d 21 Juli 198 6 11. D r s. F a r o u q A l w i 21 Juli 1986 s/d 22 Juli 199 1 12. H. Oesman Effendi Apan, SH 22 Juli 1991 s/d 18 Juli 200 1 13. Drs. H. Herman Abdullah, MM 18 Juli 2001 s/d 17 Juli 200 6 14. Drs. H. Herman Abdullah, MM 17 Juli 2006 s/d 18 Juli 201 1 15. H. F i r d a u s, S T, M T 25 G. Pariwisata 1. Daerah Wisata Shopping Centre Kota Pekanabaru Memiliki banyak pusat-pusat perbelanjaan yang terlengkap dan termegah. Diantaranya adalah Mall Pekanbaru, Mall Ciputra, Mall SKA, Plaza Citra, Plaza Senapelan, Plaza Sukaramai, dan Pasar Bawah yang terkenal dengan penjualan keramiknya

48 Danau Limbungan Bendungan air yang awalnya dibangun untuk tujuan pengairan ini terdapat di daerah yang dikelilingi oleh perbukitan berpanorama alam indah yang memiliki daya tarik sebagai tempat wisata. Melihat potensi tersebut, tempat ini kemudian dikembangkan sebagai daerah wisata yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan sarana untuk keperluan rekreasi, seperti aneka jenis sepeda air, perahu, restoran, panggung hiburan, taman bermain, cottage dan sebagainya. Tempat rekreasi ini berjarak sekitar 10 Km dari pusat Kota Pekanbaru dan dapat dicapai oleh angkutan umum. Tak jauh dari sini terdapat pula sebuah lokasi sebagai arena lomba motorcross. *Sumber : Pesona Riau (Dinas Kebudayaan, Kesenian dan Pariwisata Pemerintah Propinsi Riau) Pasar Bawah Tempat umum yang menjadikan objek dan daya tarik wisata di Kota Pekanbaru adalah wisata belanja. Tepatnya di Pasar Bawah, setelah mengalami kebakaran keberadaan Pasar Bawah di bangun lebih representatif sehingga wisatawan lebih nyaman ketika berkunjung. Lokasi Pasar Bawah tidak terlalu luas dan merupakan pasar tertua. Berbagai kelengkapan yang dijual di komplek Pasar Bawah, antara lain keperluan sehari-hari, elektronik, alat-alat rumah tangga, pakaian, souvenir berupa keramik yang dijual disini banyak didatangkan dari negara-negara penghasil keramik unggulan dunia seperti Cina, Taiwan, Hongkong dan Italia, dengan harga yang cukup kompetitif. *Sumber : Pesona Riau (Dinas Kebudayaan, Kesenian dan Parisiwata Pemerintah Propinsi Riau) Mesjid Raya dan Makam Marhum Bukit serta Makam Marhun Pekanbaru Mesjid Raya Pekanbaru yang dibangun pada abad ke-18 merupakan mesjid tertua di Kota Pekanbaru, Mesjid yang terletak di Kecamatan Senapelan ini memiliki arsitektur tradisional yang amat menarik. Mesjid ini sekaligus menjadi bukti kerajaan Siak Sri Indrapura pernah bertahta di Pekanbaru, yaitu di masa Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah (Sultan Siak ke-4) dan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah (Sultan Siak ke-5). Di areal komplek mesjid ini terdapat makam Sultan Marhum Bukit dan Marhum Pekan. Marhum Bukit adalah nama lain dari Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah (Sultan Siak ke-4) yang memerintah pada tahun 1766-1780. Di masa kekuasaan Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah inilah Senapelan dijadikan pusat Kerajaan Siak, dibawah pemerintahannya kegiatan perdagangan berkembang pesat sehingga timbullah pemikiran untuk mendirikan sebuah pekan. Namun ide mendirikan sebuah pekan ini baru terlaksana pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah (anak Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah). Semenjak saat itu, tepatnya pada tanggal 23 Juni 1784 nama Senapelan mulai tidak dipakai lagi. Senapelan berganti dengan PEKANBARU.

49 *Sumber : Pesona Riau (Dinas Kebudayaan, Kesenian dan Pariwisata Pemerintah Propinsi Riau). 2. Makanan dan Minuman b. Sri Mersing c. Soto Pekanbaru d. Lempuk Durian e. Laksamana Mengamuk f. Bolu Kemojo g. Asam Pedas Ikan Baung 11. Monumen dan Tugu a. Monumen Pesawat Terbang. b. Monumen Perjuangan. c. Monumen Kereta Api d. Monumen Bambu Runcing e. Monumen Adipura H. Tugas Humas Kota Pekanbaru Berdasarkan pasal 131 d bahwa humas pemerintah Kota Pekanbaru mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Seretariat Daerah dalam mengkoordinasikan bidang hubungan masyarakat dan informasi. Menyusun, merumuskan dan melaksanakan program kerja bidang penerangan dan hubungan masyarakat, publikasi dan dokumentasi serta pengelolaan informasi dan pengaduan masyarakat berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan petunjuk atasan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas. Berdasarkan peraturan Walikota Pekanbaru nomor 83 tahun 2013 tentang perubahan atas peraturan Walikota Pekanbaru nomor 16 tahun 2008 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja sekretariat daerah, sekretariat dewan perwakilan rakyat daerah, kecamatan dan kelurahan di lingkungan pemerintah Kota Pekanbaru, pada Bagian Kesembilanbelas tentang uraian tugas Bagian

50 Hubungan Masyarakat dan Informasi Pasal 131 d, 131 e, 131 f, Paragraf 1 Pasal 131 g, 131 h, Paragraf 2 Pasal 131 i, 131 j, Paragraf 3 Pasal 131 k dan 131 l. 2. Sub Bagian Penerangan dan Hubungan Masyarakat (Penhumas) Sub bagian penerangan dan hubungan masyarakat mempunyai tugas merencanakan dan melaksanakan program kerja, melaksanakan pengelolaan penerbitan media sekretariat daerah, mempersiapkan dan menyampaikan pemberitaan kegiatan pemerintah kota melalui media cetak maupun elektronik 3. Sub Bagian Publikasi dan Dokumentasi Sub bagian publikasi dan dokumentasi mempunyai tugas melaksanakan peliputan sebagai bahan publikasi dan dokumentasi, melakukan koordiansi dan fasilitas kegiatan pelaksanaan peliputan berita dan penyampaian pemberitaan kegiatan pemerintah kota, melaksanakan penyampaian informasi melalui media cetak dan elektronik. 4. Sub Bagian Pengelolaan Informasi dan Pengaduan Masyarakat (Peng. Info & Masy.) Sub bagian pengelolaan informasi dan pengaduan masyarakat mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan sistem pengelolaan informasi dan pengaduan masyarakat yang terintegrasi, mempersiapkan bahan dalam memberikan jawaban atau penjelasan terhadap pertanyaan, tanggapan, usul dan saran yang disampaikan kepada pemerintah kota, mengkoordinasikan dan fasilitas informasi dan pengelolaan pengaduan masyarakat. G. Kondisi Humas Pemerintah Kota Pekanbaru Humas pemerintah Kota Pekanbaru merupakan bagian dari asisten pemerintah dengan jumlah personil 14 orang dan dibantu tenaga honorer 25 orang. Kepala bagian humas pemerintah Kota pekanbaru dibantu oleh 3 (tiga) Kepala Sub Bagian yaitu, Kasubbag Penerangan dan Hubungan Masyarakat,

51 Kasubbag Publikasi dan Dokumentasi, dan Kasubbag Pengelolaan Informasi dan Pengaduan Masyarakat. Ruangan Humas pemerintah Kota Pekanbaru berada di lantai II dengan ukuran 15 x 6 m dan dibagi menjadi tiga ruangan. 1. Ruangan kepala bagian humas berukuran 6 x 4 m. 2. Ruangan Kasubbag. Penhumas, Kasubbag Publikasi dan Dokumentasi beserta staff berukuran 8 x 6 m. 3. Ruangan Kassubag. Peng. Info & Masy. beserta staff berukuran 6 x 3 m.