KESADARAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) NURSE ON THE IMPORTANCE OF SELF PROTECTION DEVICE

dokumen-dokumen yang mirip
EKA PUTRI CHRYSMADANI NIM: P

FAKTOR FAKTOR MOTIVASI EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI PERAWAT DALAM PENGGUNAAN HANDSCOON

The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG PROVINSI BANTEN.

: PAMBUDI EKO PRASETYO

KARMILA /IKM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RESPONSE TIME PERAWAT DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RESPONSE TIME NURSE IN EMERGENCY GENERAL INSTALLATION

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan salah satu. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Laboratorium 7 orang petugas, dan Instalasi Gizi 11 orang petugas. Setiap

*Fakultas Kesehatan Mayarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

SKRIPSI. Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

ABSTRAK TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP BANGSAL BEDAH RUANG KUTILANG DAN MAWAR DI RUMAH SAKIT X DI BANDAR LAMPUNG 2010

PERSEPSI TERHADAP APD

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

ANALISIS TINDAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERAWAT DALAM PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG ICU RSUD DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANG DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN GLOVE PADA TINDAKAN INJEKSI DI RSUD WONOSARI

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA

SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPATUHAN CUCI TANGAN ENAM LANGKAH LIMA MOMEN PERAWAT DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR

MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.

BAB IV HASIL PENELITIAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD SALEWANGAN MAROS

PENELITIAN PERILAKU PERAWAT DALAM MENGGUNAKAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI DI INSTALASI GAWAT DARURAT. Di RS Kabupaten Ponorogo

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dapat terjadi melalui darah, udara baik droplet maupun airbone,

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DIRUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan dengan Metode Hand Wash

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan pekerjaan dalam rumah sakit di Indonesia, dikategorikan memiliki

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multi

PERILAKU PERAWAT DALAM PENERAPAN MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI ACEH

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG UNIVERSAL PRECAUTION TERHADAP KEPATUHAN PRINSIP-PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD PURBALINGGA

Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Perawat di Intensive Care Unit (ICU) RS PKU Muhammadiyah Gamping

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN UNIVERSAL PRECAUTION INTISARI. Devi Permatasari*

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN SIKAP MENDUKUNG PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RSUD BANJARBARU

HUBUNGAN KELENGKAPAN ANAMNESIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS PASIEN KASUS KECELAKAAN BERDASARKAN ICD-10 DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Pengaruh Sosialisasi SOP APD dengan Perilaku Perawat...(R.Y.Sari) 1

Keywords: PPE; knowledge; attitude; comfort

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM MEURAXA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012

Analisis Faktor Praktik Pengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon. Fauzul Hayat *

HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008.

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki standar mutu pelayanannya. Dengan adanya peningkatan mutu

Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 4 No. 2, Agustus

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima (5)

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN FAKTOR INDIVIDU DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT IGD DAN ICU DI RSUD CILACAP TAHUN

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

BAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya

HALAMAN PENGESAHAN ARTKEL ILMIAH

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG KOTA MAKASSAR

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

BUDI HARTOYO NIM G2B Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS PADA PENOLONG PERSALINAN SPONTAN DI RSUD BANJARNEGARA

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PENERAPAN UNIVERSAL PRECAUTION PADA PERAWAT DI BANGSAL RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG

PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMAL (Studi di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Sayidiman Magetan)

HUBUNGAN SUPERVISI DAN MOTIVASI DENGAN PEMBERIAN CAIRAN INFUS SESUAI SPO OLEH PERAWAT PELAKSANA

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi adalah Healthcare-associated Infection (HAIs). HAIs

NOVERIANSYAH AKBAR NIM I

EVALUASI KEMAMPUAN PERAWAT DALAM PEMASANGAN KATETER URIN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PATIENT SAFETY DI RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU

BAB I PENDAHULUAN. dunia (Silalahi, Lampus, dan Akili, 2013). Seseorang yang terinfeksi HIV dapat

HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENERAPAN HAND HYGIENE DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Menik Kustriyani 1, Aji Susanti. K 2, Arifianto Program Studi Ners Widya Husada Semarang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD LAMADDUKELLENG KABUPATEN WAJO

BAB I PENDAHULUAN. (World Health Organization (WHO), 2011). Menurut survei di Inggris,

Transkripsi:

KESADARAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) NURSE ON THE IMPORTANCE OF SELF PROTECTION DEVICE Sayed Muchlis 1 ; Muhammad Yusuf 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala 2 Staf Pengajar Bagian Keilmuan Keperawatan Manajemen Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala E-mail: sayedmuchlis1706@gmail.com; muhammadyusuf@unsyiah.ac.id ABSTRAK Kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri sangat berpengaruh pada penularan penyakit. Perawat yang seharusnya menggunakan APD secara lengkap ternyata tidak menggunakan secara lengkap walaupun telah disediakan oleh pihak rumah sakit. Faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) antara lain faktor pengetahuan, sikap, kepatuhan dan motivasi perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kesadaran perawat dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) di Aceh. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain crossectional study. Populasi adalah 58 perawat. Teknik pengambilan sampel adalah accidental sampling. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner, dengan teknik pengumpulan data angket. Analisa data dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan (p value=0,671), kepatuhan (pvalue=0,543) dan terdapat hubungan antara sikap (p value=0,021) dan motivasi (p value=0,045) dengan kesadaran perawat dalam Aceh. Disarankan perlunya peningkatan pengawasan terhadap perawat dalam penggunaan APD saat melakukan tindakan keperawatan Kata kunci : pengetahuan, sikap, motivasi, kepatuhan, kesadaran, alat pelindung diri ABSTRACT The obeisance of nurse to wear self-protection device is very pivotal to prevent disease transmission. Nurse who actually should use the complete SPT did not follow the instuction even though it has been provided by the hospital. There are several factors related to the compliance of nurse in using self-protection device (SPT) i.e. knowledge, attitude, compliance and motivation of nurse. This study was meant to determine the factors associated with awareness of nurse in the use of self-protection device (SPT) at General Hospital of Meuraxa Banda Aceh. This was an analytical descriptive study with cross sectional study design. The population comprised of 58 nurse. The sampling technique used was accidental sampling. The data collection tool used was questionnaired. The data analysis was performed by means of chi square test. The result showed that there was a correlation between knowledge (p -value =0.002), attitude (p value=0.004) and obeisance (p - value=0.010). However, there was no correlation measured between motivation (p-value=0.065) with nurses awareness on the importance of SPT during performing their job at General Hospital of Meuraxa Banda Aceh City. It is recommended that the hospital increase the supervision towards all of nurses in using SPT when they provide medical care to patients. Keywords : knowledge, attitude, motivation, obeisance, awareness, self-protection device 1

PENDAHULUAN Perawat merupakan petugas kesehatan terbanyak dengan komposisi hampir 60% dari seluruh petugas kesehatan di rumah sakit dan salah satu profesi yang sering terkena penyakit akibat kerja karena perawat tenaga kesehatan yang 24 jam berada di samping dan bersentuhan dengan pasien (Sudarmo, 2016, p.11). Kontaminasi penyakit dapat berisiko terjadi pada seorang perawat maupun dokter apabila selama melakukan interaksi dengan pasien tidak memperhatikan tindakan pencegahan (universal precaution) dengan cara menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan, masker, kaca mata (Riyanto, 2011, p. 81). Alat sangat penting untuk dipakai oleh seorang perawat dalam melaksanakan tugas, alat pelindung diri digunakan oleh petugas memiliki dua fungsi yaitu untuk kepentingan perawat dan sekaligus untuk kepentingan petugas itu sendiri(darmadi, 2008, dalam Yulita dkk, 2014, p.2).menurut Kusmiyati (2009), faktor yang mempengaruhi rendahnya perilaku perawat dalam tindakan universal precautions yaitu pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana alat pelindung pribadi dan motivasi perawat. Ketidakpatuhan untuk melakukan prosedur universal precautions adalah karena dianggap terlalu merepotkan dan tidak nyaman. Penggunaan APD di RS di Indonesia ternyata lebih dari 40%, dan kenyataan di lapangan para perawat rata-rata hanya menggunakan salah satu APD (jas lab, sarung tangan, atau masker saja) saat menangani pasien. Adapun alasan perawat tidak menggunakan APD ketika menangani pasien, pada umumnya (52%) di rumah sakit tidak tersedia APD yang lengkap. Tidak tersedianya APD di rumah sakit kemungkinan di sebabkan karena kurangnya perhatian dari kepala ruang dalam penyediaan APD, atau anggaran rumah sakit yang terbatas sehingga dana untuk pengadaan APD juga menjadi terbatas. Alasan lain perawat karena malas, lupa, tidak terbiasa dan repot. Alasan-alasan tersebut sangat terkait dengan kesadaran/perilaku perawat dalam penggunaan APD. Penyebab utamanya kemungkinan karena kurangnya pemahaman perawat terhadap bahaya yang akan timbul sebagai akibat dari adanya penyakit yang berbahaya (Sukarjo, 2012, p. 23). Perawat yang seharusnya menggunakan APD secara lengkap ternyata tidak menggunakan secara lengkap walaupun telah disediakan oleh pihak rumah sakit. Banyak alasan yang dikemukakan, salah satunya yaitu karena mereka merasa kurang nyaman dalam penggunaan APD tersebut bahkan tidak sedikit perawat menganggap bahwa penggunaan APD hanya bisa menghambat dan mengganggu kerja mereka selain itu juga perawat yang menganggap remeh penggunaan APD sehingga tidak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Beradasarkan latar belakang diatas yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesadaran Perawat Dalam Penggunaan Alat Di Aceh. METODE Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional studiesyang dilaksanakan pada 10 sampai 17 Juli 2017 di Rumah Sakit Meuraxa Kota Banda Aceh. Sampel dalam penelitian ini adalah 56 perawat di ruang rawat inap dengan teknik accidental 2

sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar pernyataan yang berbentuk angket. Penelitian dilakukan setelah mendapatkan surat lulus uji etik dari Komite Etik Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala yang bertujuan untuk melindungi dan menjamin kerahasiaan responden. Analisa data digunakan dengan analisisunivariat dan bivariat dengan uji Chi-Square. HASIL PENELITIAN Berdasarkan penelitian didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 1. Hubungan Pengetahuan Dengan Kategori Kesadaran Tinggi Rendah f % f % f % Tinggi 33 76,7 10 23,3 43 100 Rendah 10 66,7 5 33,3 15 100 Total α p 0,05 0,671 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa p-value 0,671 yang berartip value > 0,05 sehingga hipotesa (H o) diterima yang berarti tidak terdapat hubungan antarapengetahuan dengan kesadaran perawat dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) Di Rumah Sakit Umum Meuraxa Kota Banda Aceh Tabel 2.HubunganSikapDengan Kesadaran Perawat Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Kategori Kesadaran Tinggi Rendah f % f % f % Total α p Positif 34 75,6 11 24,4 45 100 0,05 0,021 Negatif 9 69,2 4 30,8 13 100 Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwap-value 0,021 yang berartip value > 0,05 sehingga hipotesa (H o) diterima yang berarti terdapat hubungan antarasikap dengan kesadaran perawat dalam Aceh Tabel 3. HubunganMotivasiDengan Kesadaran Kategori Tinggi Rendah Total α p f % f % f % Tinggi 32 82,1 7 17,9 39 100 0,05 0,021 Rendah 11 57,9 8 42,1 19 100 Berdasarkantabel3 menunjukkan bahwap-value 0,045 yang berartip value <0,05 sehingga hipotesa (H o) ditolak yang berarti terdapat hubungan antara motivasi dengan kesadaran perawat dalam Aceh Tabel 4. HubunganKepatuhanDengan Kesadaran Total α p Kategori Tinggi Rendah f % f % f % Patuh 33 75,0 11 25,0 44 100 0,05 0,021 Tidak 10 71,4 4 28,6 14 100 patuh Berdasarkantabel4 menunjukkan bahwa p-value 0,543 yang berartip value > 0,05 sehingga hipotesa (H o) diterima yang berarti tidak terdapat hubungan antara kepatuhan dengan kesadaran perawat dalam 3

Aceh. PEMBAHASAN Hubungan Pengetahuan Dengan didapat bahwa p-value 0,671 yang berartip value > 0,05 sehingga hipotesa (H o) diterima yang berarti tidak terdapat hubungan antarapengetahuan dengan kesadaran perawat dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) Di Rumah Sakit Umum Meuraxa Kota Banda Aceh. Perawat merupakan sumber daya manusia di rumah sakit yang memberikan pelayanan kepada pasien.universal precaution merupakan pencegahan penularan penyakit dari tenaga kesehatan dan sebaliknya.kepatuhan dalam penggunaan APD di rumah sakit dipengaruhi oleh komunikasi, keterbatasan alat, pengawasan, dan sikap dari perawat itu sendiri.kontaminasi penyakit yang terjadi di lingkungan rumah sakit dapat dicegah dengan meningkatkan keamanan dan kedisiplinan perawat dalam menggunakan alat pelindung diri dan itu berlaku bagi semua perawat yang ada di seluruh unit pelayanan (Riyanto, 2011). Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman dari berbagai sumber misalnya media massa, buku petunjuk, teman, pengawas di perusahaan maupun tenaga kesehatan yang tersedia di perusahaan. Seseorang yang mempunyai pendidikan tinggi diperkirakan dapat memahami informasi yang disampaikan.jadi, pada umumnya semakin tinggi pendidikan formal yang diterima responden tentu semakin baik pemahaman responden dalam menerima sebuah informasi baru.pengetahuan merupakan resultan dari penginderaan terhadap suatu objek melalui dari indera penglihatan dan pendengaran yang mempengaruhi pengetahuan dan perilaku seseorang. Sehingga pengetahuan bisa didapatkan setiap saat dalam kehidupan sehari-hari (Prasetiyo, 2015). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Riyanto (2011) tentang faktor- faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat dalam Penggunaan alat pelindung diri di Rumah Sakit Sari Asih Serang Provinsi banten, menunjukkan adanya hubungan antara faktor pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam penggunaan APD dengan nilai p = 0,011 (p < 0,05) dan OR = 4,8. Adanya hubungan antara faktor ketersediaan alat dengan kepatuhan perawat dalam penggunaan APD dengan nilai p = 0,003 (p < 0,05) dan OR = 6,67. Adanya hubungan antara faktor pengawasan dengan kepatuhan perawat dalam penggunaan APD dengan nilai p = 0,02 (p < 0,05) dan OR = 4,40. Adanya hubungan antara faktor sikap dengan kepatuhan perawat dalam penggunaan APD dengan nilai p = 0,034 (p < 0,05) dan OR = 4,42. Menurut Riyadi (2007), kepatuhan (compliance) merupakan salah satu bentuk perilaku yang dapat dipengaruhi Oleh faktor internal maupun eksternal. Penggunaan Alat termasuk faktor lingkungan karena APD merupakan salah satu alat untuk melidungi diri para pekerja guna mengurangi resiko kecelakaan kerja. Jadi, kepatuhan dalam penggunaan alat pelindung diri merupakan perilaku keselamatan spesifik terhadap objek lingkungan kerja. Kepatuhan penggunaan alat pelindung diri memiliki peran yang penting dalam menciptakan keselamatan di tempat kerja. Berbagai 4

contoh perilaku (tindakan) kurang aman yang sering ditemukan di tempat kerja pada dasarnya adalah perilaku tidak patuh terhadap prosedur kerja/operasi, seperti menjalankan mesin atau peralatan tanpa wewenang, mengabaikan peringatan dan keamanan, kesalahan kecepatan pada saat mengoprasikan mesin/ peralatan, tidak menggunakan alat pelindung diri dan memperbaiki peralatan yang sedang bergerak atau dalam keadaan hidup atau dengan kata lain tidak mengikuti prosedur kerja yang benar. Berdasarkah hasil penelitian didapat bahwa perawat yang berpengetahuan baik dikarenakan responden aktif dalam mencari informasi diantaranya bertanya kepada kepala ruangan maupun petugas kesehatan yang ada di rumah sakit tentang caramenggunakan APD yang baik, sedangkan perawat yang berpengetahuan kurang baik dikarenakan responden masih belum mengetahui tentang APD, baik manfaatnya ataupun cara penggunaannya yang baik dan benar. Mereka hanya mendengar dari berbagai sumber yang belum tentu informasiny benar, sehingga responden tidak menjadi paham akan tetapi yang terjadi adalah membinggungkan responden. Hubungan SikapDengan Kesadaran Perawat Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) didapat bahwa p-value 0,021 yang berartip value > 0,05 sehingga hipotesa (H o) diterima yang berarti terdapat hubungan antarasikap dengan kesadaran perawat dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) Di Rumah Sakit Umum Meuraxa Kota Banda Aceh. Sikap adalah proses mental yang terjadi pada individu yang akan menentukan respon yang baik dan nyata ataupun yang potensial dari setiap orang yang berbeda. Dengan perkataan lain bahwa setiap sikap adalah mental manusia untuk bertindak ataupun menentang kearah suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007 p. 183). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Eka (2011) tentang analisis faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri dasar (handscoon dan masker) di Rumah Sakit Grha Husada Gresik, menunjukkan bahwa hampir seluruhnya responden memiliki sikap dan kepribadian yang sudah baik, yaitu sebanyak 19 perawat (79%) dan tidak satupun yang memiliki kepribadian kurang. Sedangkan uji statistik Spearman Rank Correlation didapatkan nilai signifikansi p = 0,000 dimana lebih kecil dari 0,05 yang berarti H1 diterima, sehingga ada hubungan sikap dan kepribadian dengan kepatuhan perawat di RS Grha Husada Gresik Sikap selalu berkenaan dengan objek tertentu yang dapat merupakan sikap pandangan / sikap perasaan dan memberi kecenderungan kepada seseorang untuk bertindak atau berbuat sesuai dengan sikapnya terhadap sesuatu objek sikap. Kebijakan yang mengatur tenaga kerja untuk menggunakan APD harus menyatakan secara jelas bahwa APD sangat dibutuhkan oleh tenaga kerja untuk melindungi dirinya dan wajib dipatuhi. Kebijakan ini juga harus secara tertulis. Menurut Notoatmodjo (2011) kebijakan merupakan faktor pendorong atau memperkuat untuk terjadinya suatu perilaku. Faktor tersebut meliputi undangundang, peraturan, pengawasan dan sebagainya. didapatkan bahwa petugas kesehatan yang 5

paling sering kontak atau berhubungan dengan pasien adalah perawat, dengan demikian maka resiko perawat terlular penyakit sangat besar. Maksudnya apabila sikap dan kepribadian perawat kurang baik, akan mempengaruhi kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri. Dalam penelitian ini, sebagian besar responden sudah memiliki sikap dan kepribadian yang baik, sehingga tingkat kepatuhan dalam penggunaan APD juga tinggi. Hubungan MotivasiDengan Kesadaran Perawat Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) didapat bahwa p-value 0,045 yang berartip value <0,05 sehingga hipotesa (Ho) ditolak yang berarti terdapat hubungan antara motivasi dengan kesadaran perawat dalam Aceh. Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Diah dkk (2013) tentang determinan penggunaan alat pelindung diri karyawan percetakan di Kota Makassar, menunjukkan bahwa sebanyak 68,5% responden memiliki motivasi yang tinggi. Berdasarkan hasil uji analisis spearman menunjukkan tidak ada hubungan antara motivasi dengan penggunaan APD sarung tangan namun ada hubungan antara motivasi dengan penggunaan APD masker pada operator percetakan Kota Makassar. Hal serupa juga ditemukan Sukardjo (2012) bahwa motivasi perawat berhubungan signifikan dengan penggunaan APD.Dimana pekerja memiliki motivasi yang kurang dalam menggunakan APD dalam rangka melindungi diri dari penyakit.dalam hal ini motivasi perawat timbul akibat adanya tujuan-tujuan dan harapan untuk menjadi lebih baik (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkah hasil penelitian diketahui bahwa perawat kurang termotivasi menggunakan APD saat melakukan tindakan keperawatan, hal ini disebabkan karena kenyamanan saat melakukan tindakan menyebabkan terjadinya kemalasan pada perawat saat menggunakan alat pelindung diri.jenis-jensi alat pelindung diri yang dibutuhkan pada unit pelayanan kesehatan antara lain sarung tangan, pelindung wajah/masker/kacamata, penutup kepala, gaun pelindung (baju kerja/celemek), dan sepatu pelindung. Alat pelindung tersebut tidak selalu harus digunakan dalam waktu yang bersamaanakan tetapi tergantung dari jenis tindakan yang dilakukan. Hubungan Kepatuhan Dengan didapat bahwa p-value 0,543 yang berartip value > 0,05 sehingga hipotesa (H o) diterima yang berarti tidak terdapat hubungan antara kepatuhandengan kesadaran perawat dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) Di Rumah Sakit Umum Meuraxa Kota Banda Aceh. Menurut Kemenkes RI (2010) bahwa kepatuhan adalah suatu bentuk perilaku yang timbul akibat adanya interaksi antara petugas kesehatan dan pasien sehingga pasien mengerti rencana dengan segala konsekwensinya dan menyetujui rencana tersebut serta melaksanakannya. Kepatuhan dalam penggunaan APD di rumah sakit dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, komunikasi, keterbatasan alat, pengawasan, dan sikap dari perawat itu 6

sendiri. Kontaminasi penyakit yang terjadi di lingkungan rumah sakit dapat dicegah dengan meningkatkan keamanan dan kedisiplinan perawat dalam menggunakan alat pelindung diri dan itu berlaku bagi semua perawat yang ada di seluruh unit pelayanan. Tenaga perawat yang dihadapkan pada tugas dan tanggung jawab untuk bekerja dalam lingkungan yang membahayakan bagi kesehatan dirinya sendiri dan bahaya tersebut berupa kemungkinan terpaparnya berbagai kuman penyakit yang ditularkan melalui darah, cairan tubuh pasien, dan lain sebagainya (Riyanto, 2016, p. 81). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pangastuti dan Ulfa (2015) tentang Evaluasi Kepatuhan Penggunaan Alat pada Perawat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II., ternyata kepatuhan Perawat dalam penggunaan Alat sebagian besar patuh 70%, dan hanya tinggal 30% saja yang tidak patuh, sehingga bagi yang belum patuh mungkin perlu dilakukan Sosialisasi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta agar dapat lebih meningkatkan Kepatuhan para Perawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I. Dalam setiap tindakan keperawatan di Rumah Sakit Umum Meuraxa yang dilakukan oleh perawat tempat penelitian selalu mempunyai potensi bahaya di dalamnya baik itu dari manusia, alat yang digunakan dan tempat kerja. Resiko-resiko tersebut dapat menimbulkan kerugian bagi rumah sakit dan tenaga kerja. Pengguna APD yang tepat dan benar adalah salah satu cara untuk mengendalikan resiko tersebut, bila pengendalian secara teknis dan admnistratif belum dapat mengurangi dampak resiko yang ada resiko kecelakaan kerja adalah kemungkinan terjadinya kecelakaan atau kerugian pada periode waktu tertentu. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan (p value=0,671), kepatuhan (pvalue=0,543) dan terdapat hubungan antara sikap (p value=0,021) dan motivasi (p value=0,045) dengan kesadaran perawat dalam Aceh. Alat pelindung diri terbukti mampu membantu perawat memperlancar pelayanan kesehatan oleh karena itu pengetahuan tentang alat pelindung diri dasar harus dikuasi penuh oleh perawat agar tingkat kepuasan pasien semakin baik. Perlunya peningkatan pengawasan terhadap perawat dalam penggunaan APD saat melakukan tindakan keperawatan. REFERENSI Eka, P.C. (2011). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Perawat Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri Dasar (handscoon dan masker) di Rumah Sakit Grha Husada Gresik. Jurnal Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan. Kemenkes RI., (2010). Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit.Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Bina Kesehatan Kerja. Jakarta. Notoatmodjo,S.,(2007), Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta, Jakarta. 7

Riyanto, D.A., (2011). Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Perawat Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri Di Rumah Sakit Sari Asih Serang Provinsi Banten.Diakses dari http://ejournal.stikesborromeus.ac.id/ file/5-8.pdf, pada Tanggal 23 Maret 2017. Sudarmo.(2016). Reformasi Perumahsakitan Indonesia.PT Gramedia Grasindo. Jakarta. Sukarjo., (2012). Hubunganmotivasi Kerja Perawat Dengan Penggunaan APD Di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Diakses darihttp://sukardjoskmmkes.blogspot. co.id/2012/10/hubunganmotivasikerja-perawat-dengan.html. Tanggal 2 Januari 2017. Yulita R.S, Suprapti E, Solechan A., (2014). Pengaruh Sosialisasi SOP APD Dengan Perilaku Perawat Dalam Penggunaan APD (handscoon, masker, gown) Di RSUD dr. H. Soewondo. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), 2(1):2-3. 8