BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang dicapai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap negara membutuhkan modal untuk membiayai proyek

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak sumber daya alam dan

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja perusahaan,

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA. ASEAN. (2007). ASEAN Economic Community Blueprint. Singapura: National University of Singapore.

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

1 Universitas indonesia

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. fluktuasi karena pengaruh dari kondisi perekonomian dunia. Beberapa contoh

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman modal yang sering disebut juga investasi merupakan langkah

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3

BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan besarnya peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam suatu. angkatan kerja. Terakhir yaitu kemajuan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Foreign Direct Investment (FDI) sebagai komponen yang meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Menurut Soembodo (2011),

Perekonomian Suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semua negara berusaha memperkuat diri khususnya dari segi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi di suatu negara (trade as engine of growth).

BAB I PENDAHULUAN. mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara maju, baik di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam alenia ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu: (1)

BAB I PENDAHULUAN. waktu belakangan ini memicu tingginya integrasi ekonomi pada negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENGANTAR. Gejolak krisis ekonomi yang dialami Amerika Serikat dan beberapa negara

BAB I PENDAHULUAN. modal terutama terjadi dari negara-negara yang relatif kaya modal yaitu umumnya

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Krisis tersebut menjadi salah satu hal yang sangat menarik mengingat terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Praktek rent seeking (mencari rente) merupakan tindakan setiap kelompok

I. PENDAHULUAN. kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Variabel independen DJIA, FTSE, N225, STI, dan HANGSENG tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis finansial yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2007 telah berkembang

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan kesejahteraan suatu negara yaitu dengan meningkatkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

Mansoor Dailami Bank Dunia Makassar - Jakarta, Indonesia June 14-15, 2011

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Tidak hanya berpengaruh terhadap perindustrian di

Peranan Pasar Modal Indonesia dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat. Hal ini diharapkan mampu menjadi basis kestabilan ekonomi bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Awal tahun 1990 terdapat fenomena di negara negara pengutang yang

Analisis Perkembangan Industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.8 Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara.

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

BAB I PENDAHULUAN. penurunan yang sangat drastis. Krisis global adalah salah satu dilema yang sedang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terjadi karena adanya upaya untuk mengejar ketertinggalan pembangunan dari

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial-budaya, politik, maupun pertahanan dan keamanan negara. Sistem

BAB I PENDAHULUAN. dalam Todaro dan Smith (2003:91-92) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penanaman modal atau investasi merupakan langkah awal kegiatan

Kurs Rupiah/ USD

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah saat ini tidak lain

BAB I PENDAHULUAN. Sahara Afrika untuk lebih berpartisipasi dalam pasar global. 1 Dalam beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat kini lebih cenderung untuk menginvestasikan dana yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak terlepas dari perkembangan ekonomi global

BAB I PENDAHULUAN. ruang lingkup kegiatan ekonominya. Globalisasi menuntut akan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan kegiatan investasi telah mengalami kemajuan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian karena berguna bagi pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

BAB VI. KESIMPULAN. integrasi ekonomi ASEAN menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: perdagangan di kawasan ASEAN dan negara anggotanya.

BAB I PENDAHULUAN. dari penelitian yang akan dilakukan yang berhubungan dengan pengaruh. manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan pendanaan merupakan sebuah keputusan yang penting untuk. kelangsungan perusahaan. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang baik akan mendorong terciptanya stabilitas sistem keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan akhir meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat, di mana di dalam pembangunan ini tidak bisa terlepas. penggerak pertumbuhan dan mengurangi kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran prestasi dari

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk menilai kesehatan suatu bank, di mana bank dengan kinerja yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berinvestasi, maka investor tersebut harus memperhatikan resiko-resiko yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan sebagai kunci utama. tergolong dalam negara maju atau negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan masih besarnya pengaruh Cina terhadap perekonomian dunia, maka

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang besar. Biaya biaya tersebut dapat diperoleh melalui pembiayaan dalam negeri maupun pembiayaan luar negeri. Pembiayaan luar negeri yang diperlukan salah satunya adalah melalui Foreign Direct Investment (FDI) atau investasi asing langsung. FDI dapat diartikan sebagai investasi dimana investor mengakuisisi sebagian besar saham yang dimiliki perusahaan asing atau mendirikan anak perusahaan di luar negeri. Dalam hal ini, FDI melibatkan kontrol dan/atau kepemilikan perusahaan di luar negeri. (Markusen, et.al., 1995) Peningkatan aliran FDI ke Asia Tenggara merupakan penyumbang terbesar bagi tingginya aliran FDI ke Asia. Wilayah Asia menjadi pasar potensial yang banyak diincar oleh investor. Sektor primer seperti agrikultur menjadi sektor yang diminati oleh investor. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan investasi dalam sub-sektor agroindustri, meskipun investasi di sektor lain seperti manufaktur dan jasa juga mengalami peningkatan yang ditandai dengan peningkatan investasi pada sub-sektor industri logam, mesin, otomotif, dan elekronik. Tingginya minat investor asing untuk masuk dan menanamkan modalnya ke pasar Asia didorong oleh rendahnya biaya produksi dan upah tenaga kerja sehingga sangat menguntungkan bagi investor Asing. Sebagai contoh, Cina mendapat investasi yang sangat besar khususnya di bidang industri dengan tingkat teknologi yang tinggi. Biaya produksi Cina sangat rendah sehingga investor menanamkan modalnya di sana. Hal ini pula yang membuat 1

perekonomian negara Cina berkembang dengan pesat. Jumlah penduduk negara Cina sangat banyak sehingga upah tenaga kerjanya menjadi lebih kecil. Tingginya investasi di sektor industri, menjadikan sektor industri negara Cina semakin berkembang pesat karena dapat menghasilkan hasil industri yang banyak dengan biaya produksi yang rendah. Sektor lain yang mendapat investasi yang besar adalah sektor jasa, terutama real estate, telekomunikasi, dan perbankan. Lain halnya dengan negara Cina, investasi terbesar negara India adalah pada sektor baja dan kimia. Menurut data dari Bank Indonesia, United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) melakukan survei mengenai negara negara di Asia yang banyak diminati oleh investor asing. Dan berdasarkan survei UNCTAD tersebut diperoleh kesimpulan bahwa beberapa negara di Asia ini mengubah kebijakan negaranya yang dianggap akan lebih menarik investor asing menanamkan modalnya di negara tersebut. Seperti di Cina, dilakukan penghilangan batasan operasional bank asing serta agen travel dan juga mengizinkan perusahaan asing untuk melakukan kepemilikan sebesar 100% di sektor perhotelan. Kemudian di negara Malaysia, mengizinkan perusahaan asing menanamkan modalnya 100% pada perusahaan broker dan venture capital. Sedangkan negara India menerapkan kebijakan yang mengizinkan pedagang asing untuk masuk ke dalam pasar domestik. Di Korea, cara yang dilakukan untuk menarik investor asing menanamkan modalnya adalah dengan cara membuat persetujuan terhadap FDI menjadi lebih cepat dari sebelumnya, yaitu dari 30 hari menjadi 20 hari. Indonesia juga memiliki caranya sendiri untuk menarik investor asing, yaitu dengan cara memperkenalkan 15-years income tax breaks untuk perusahaan asing yang melakukan investasi di Indonesia khususnya di beberapa wilayah tertentu. Sedangkan kebijakan yang dilakukan oleh negara Thailand untuk 2

menarik investor supaya menanamkan modalnya adalah memperkenalkan insentif yang baru di dalam proyek proyek farmasi. Berdasarkan penelitian penelitian sebelumnya dan juga survei yang dilakukan oleh lembaga lembaga internasional, terdapat faktor faktor yang mempengaruhi masuknya aliran FDI ke suatu negara, antara lain (Kurniati, et.al., 2007) : 1. Pertumbuhan Ekonomi (Faktor Makroekonomi) Semakin baik perekonomian suatu negara, semakin tinggi pula minat investor untuk menanamkan modalnya ke negara tersebut. Karena, perekonomian yang baik yang ditandai dengan peningkatan Growth Domestic Product (GDP) menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki pasar yang besar. Dan negara negara yang memiliki ukuran pasar yang besar dengan GDP yang tinggi dapat menjadi basis dalam melakukan penjualan internasional. 2. Stabilitas politik/risiko politik (Faktor Spesifik Negara) Stabilitas politik suatu negara juga berpotensi sebagai faktor yang mempengaruhi tingginya aliran masuk FDI ke suatu negara. Stabilitas politik ini menjadi cerminan ketidakpastian pada suatu negara. Jadi, apabila stabilitas politik suatu negara tinggi atau risiko politiknya rendah, semakin tinggi pula minat investor untuk menanamkan modalnya di suatu negara, sehingga semakin tinggi pula aliran FDI yang masuk ke negara tersebut dan begitu pula sebaliknya. Contoh indikator kestabilan politik di suatu negara dapat dilihat dari masa masa ketika negara tersebut sedang mengalami krisis. 3

Persentase 3. Faktor - faktor lain Selain kedua faktor di atas, terdapat pula faktor faktor yang mempengaruhi tingginya aliran masuk FDI ke suatu negara, yaitu inflasi, pendidikan, serta derajat keterbukaan. Faktor inflasi cukup berpengaruh dalam masuknya FDI ke suatu negara. Semakin terkendalinya inflasi suatu negara, menandakan bahwa perekonomian negara tersebut semakin baik. Apabila negara tersebut perekonomiannya baik, maka investor Gambar 1.1 Grafik Aliran Masuk FDI di Beberapa Negara Asia Tahun 2005 2013 (% GDP) 30 25 20 15 10 5 Indonesia India Cina Malaysia Thailand Singapura 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Tahun Sumber : World Bank (2014), data diolah penulis akan lebih tertarik untuk menanamkan modalnya di negara tersebut. Selain itu, faktor lain yang berpengaruh terhadap tingginya aliran masuk FDI ke suatu negara adalah tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan biasanya diukur dengan angka melek huruf. Semakin tinggi angka melek huruf maka semakin tinggi tingkat pendidikan negara tersebut. Tingginya tingkat pendidikan mencerminkan negara dengan perekonomian 4

yang baik. Dengan begitu investor akan tertarik untuk melakukan investasi di negara tersebut. Begitu pula halnya dengan derajat keterbukaan suatu negara. Semakin tinggi derajat keterbukaan suatu negara, berarti negara tersebut semakin terbuka dengan negara lain dan hal ini dapat memudahkan investor asing untuk masuk ke pasar negara tersebut dan menanamkan modalnya. Aliran FDI ke dunia dan negara negara di Asia Tenggara terus mengalami kenaikan sejak tahun 1990-an dengan puncaknya di tahun 2000. Menurut data dari World Bank, aliran FDI dunia dari tahun 2000 hingga 2013 mengalami peningkatan walaupun di tahun 2009 sempat mengalami penurunan dari tahun sebelumnya karena adanya krisis finansial yang terjadi di Asia, namun di tahun 2010 kembali mengalami kenaikan hingga tahun 2013. Hal ini dapat terlihat pada Gambar 1.1, terdapat penurunan aliran FDI dari tahun 2008 ke tahun 2009. Pada grafik aliran masuk FDI ke beberapa negara di Asia (Gambar 1.1), walaupun mengalami fluktuasi, terlihat bahwa trendnya tetap positif dan negara yang memiliki aliran masuk FDI terbesar adalah negara Cina. Selain negara berkembang di kawasan Asia Tenggara, negara negara yang tergabung dalam BRICS, yaitu Brazil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan disebut sebut sebagai negara berkembang yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat (fast-growing economies) dan juga sebagai negara emerging markets atau newly industrialized. Kontribusi BRICS terhadap FDI global mulai terlihat di tahun 2011, yaitu BRICS menarik 26% FDI global dan berkontribusi sebesar 15% terhadap FDI global (Worldbank, 2013). 5

Persentase Gambar 1.2 Grafik Aliran Masuk FDI di BRICS Tahun 2005 2013 (% GDP) 6 5 4 3 2 1 Brazil Rusia India Cina Afrika Selatan 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Tahun Sumber : World Bank (2014), data diolah penulis Selain negara negara BRICS, terdapat negara berkembang lain yang juga dianggap sebagai fast-growing, yaitu Indonesia, dan Turki. Negara negara ini dianggap memiliki beberapa kesamaan karakteristik yaitu: 1. Memiliki populasi yang relatif besar dan pertumbuhan populasi muda yang tinggi; 2. Memiliki keuntungan geografis dimana posisinya dekat dengan negara negara dengan pasar yang besar. 6

Persentase Gambar 1.3 Grafik Aliran Masuk FDI di Indonesia dan Turki Tahun 2005 2013 (% GDP) 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 Turki Indonesia 0,5 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Tahun Sumber : World Bank (2014), data diolah penulis Pada penelitian ini, selain negara negara yang tergabung dalam BRICS, diambil dua negara berkembang lain yaitu Indonesia dan Turki. Alasan dipilihnya Indonesia dan Turki karena menurut data Worldbank 2013, secara geografis Indonesia merupakan negara dengan aliran masuk FDI terbesar se Asia Tenggara, sedangkan Turki merupakan negara dengan aliran masuk FDI terbesar se Asia Barat (Akpan, et.al., 2014). Dengan melihat fakta bahwa negara negara BRICS, Indonesia dan Turki merupakan negara negara berkembang yang menjadi tujuan utama bagi investor untuk menanamkan modalnya, maka melalui penelitian ini akan dianalisis faktor faktor apa saja yang berpengaruh terhadap aliran masuk FDI ke negara negara BRICS, Indonesia, dan Turki yang selanjutnya akan disebut Emerging Economies. 7

Persentase Dengan adanya aliran masuk FDI, diharapkan dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi negara negara Emerging Economies melalui investasi asing langsung. Oleh karena itu, menjadi penting untuk mengetahui faktor faktor apa saja yang mempengaruhi aliran masuk FDI ke negara negara BRICS, Indonesia, dan Turki (Emerging Economies) sehingga pemerintah dapat menentukan kebijakan untuk mendorong masuknya aliran FDI ke negara negara Emerging Economies agar kebijakan peningkatan aliran masuk FDI lebih efektif dan terarah pada faktor faktor yang secara khusus berperan penting untuk mendorong investor asing menanamkan modalnya dalam bentuk Foreign Direct Investment. Gambar 1.4 Grafik Aliran Masuk FDI di Emerging Economies Tahun 2005 2013 (% GDP) 6 5 4 3 2 1 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Tahun Indonesia Turki Brazil Rusia India Cina Afrika Selatan Sumber : World Bank (2014), data diolah penulis 1.2. Rumusan Masalah Foreign Direct Investment atau Investasi Asing Langsung merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Aliran 8

masuk FDI ke negara negara yang tergabung dalam BRICS, yaitu Brazil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan, serta Indonesia dan Turki (Emerging Economies) relatif tinggi terutama pada tahun 2008 saat terjadi krisis finansial global yang melanda hampir seluruh negara di dunia, aliran masuk FDI ke negara negara Emerging Economies trendnya positif walaupun di tahun 2008 mengalami penurunan. Hal itu berarti negara negara Emerging Economies memiliki kestabilan ekonomi yang lebih baik dibandingkan dengan negara negara berkembang lain. Menurut penelitian penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, aliran masuk FDI ke suatu negara dipengaruhi oleh faktor faktor makroekonomi, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar, risiko politik, infrastruktur, derajat keterbukaan, dan lain lain. Oleh karena itu, penelitian ini akan menganalisis apakah faktor faktor makroekonomi seperti yang telah disebutkan di atas berpengaruh signifikan terhadap aliran masuk FDI ke negara negara Emerging Economies. 1.3. Pembatasan Masalah Penelitian ini menggunakan data aliran masuk Foreign Direct Investment, GDP, nilai trade, inflasi, gross capital formation, upah tenaga kerja, infrastruktur, dan angkatan kerja negara tujuh negara berkembang yang dianggap sebagai negara fastgrowing economies, yaitu Brazil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan (BRICS) serta Indonesia dan Turki. Karena adanya keterbatasan beberapa data untuk tahun 2014, periode penelitian yang akan digunakan adalah kurun waktu 2008-2013. 9

1.4. Pertanyaan Penelitian Setelah mengetahui latar belakang aliran masuk Foreign Direct Investment (FDI) ke negara negara yang tergabung dalam Emerging Economies secara umum dan seberapa tinggi aliran masuk FDI ke negara negara Emerging Economies dibandingkan negara negara berkembang lainnya, maka penulis mencoba untuk merumuskan beberapa pertanyaan penelitian, sebagai berikut: 1. Apakah Gross Capital Formation berpengaruh signifikan terhadap aliran masuk FDI ke negara negara Emerging Economies? 2. Apakah GDP berpengaruh signifikan terhadap aliran masuk FDI ke negara negara Emerging Economies? 3. Apakah inflasi berpengaruh signifikan terhadap aliran masuk FDI ke negara negara Emerging Economies? 4. Apakah infrastruktur berpengaruh signifikan terhadap aliran masuk FDI ke negara negara Emerging Economies? 5. Apakah jumlah angkatan kerja berpengaruh signifikan terhadap aliran masuk FDI ke negara negara Emerging Economies? 6. Apakah trade openness berpengaruh signifikan terhadap aliran masuk FDI ke negara negara Emerging Economies? 7. Apakah upah tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap aliran masuk FDI ke negara negara Emerging Economies? 1.5. Tujuan Penelitian Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel variabel makroekonomi, yaitu: 10

1. Pengaruh variabel Gross Capital Formation terhadap aliran masuk FDI ke negara negara Emerging Economies. 2. Pengaruh variabel GDP terhadap aliran masuk FDI ke negara negara Emerging Economies. 3. Pengaruh variabel inflasi terhadap aliran masuk FDI ke negara negara Emerging Economies. 4. Pengaruh variabel infrastruktur terhadap aliran masuk FDI ke negara negara Emerging Economies. 5. Pengaruh variabel jumlah angkatan kerja terhadap aliran masuk FDI ke negara negara Emerging Economies. 6. Pengaruh variabel trade openness terhadap aliran masuk FDI ke negara negara Emerging Economies. 7. Pengaruh variabel upah tenaga kerja terhadap aliran masuk FDI ke negara negara Emerging Economies. 1.6. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan, antara lain : 1. Bermanfaat untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai Foreign Direct Investment secara garis besar dan faktor faktor yang mempengaruhi aliran masuk FDI ke negara negara yang tergabung dalam BRICS, Indonesia, dan Turki. 2. Bermanfaat sebagai acuan untuk penelitian penelitian selanjutnya yang juga bertemakan tentang faktor faktor yang mempengaruhi 11

aliran masuk Foreign Direct Investment ke negara negara yang tergabung dalam BRICS, Indonesia, dan Turki. 3. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi pemerintah maupun pihak lain yang membutuhkan dalam penetapan kebijakan. 1.7. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari empat bab, yaitu Bab 1 sebagai pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penulisan, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitan, serta sistematika penulisan. Bab 2 merupakan studi literatur yang memuat penelitian penelitian terdahulu dengan tema sama yang digunakan sebagai acuan serta memperkuat penelitian ini, beserta dengan metode yang digunakan untuk penelitian. Bab 3 merupakan pembahasan dari data serta hasil temuan berdasarkan metode analisis yang digunakan, dan terakhir ditutup dengan Bab 4 yang terdiri atas kesimpulan serta implikasi. 12