SOSIALISASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK-ANAK TINGKAT SEKOLAH DASAR DI DESA TABORE KECAMATAN MENTANGAI KALIMANTAN TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
SOSIALISASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK-ANAK TINGKAT SEKOLAH DASAR DI DESA TABORE KECAMATAN MENTANGAI KALIMANTAN TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah selain

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan yang sehat telah diatur dalam undang-undang pokok kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terserang berbagai penyakit. (Depkes RI, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. Transmitted Helminths. Jenis cacing yang sering ditemukan adalah Ascaris

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dan beriklim tropis, termasuk Indonesia. Hal ini. iklim, suhu, kelembaban dan hal-hal yang berhubungan langsung

BAB 1 PENDAHULUAN. Mewujudkan misi Indonesia sehat 2010 maka ditetapkan empat misi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Helminthes (STH) merupakan masalah kesehatan di dunia. Menurut World Health

SOSIALISASI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH (PJAS) YANG AMAN DI SDN 8 LANGKAI KOTA PALANGKARAYA.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian kecacingan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Lebih

Pencegahan Kecacingan dan Peningkatan Status Gizi Siswa Sekolah Dasar untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. ditularkan melalui tanah. Penyakit ini dapat menyebabkan penurunan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. (cacing) ke dalam tubuh manusia. Salah satu penyakit kecacingan yang paling

I. PENDAHULUAN. bersifat endemis juga sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat sehingga perlu dipersiapkan kualitasnya dengan baik. Gizi dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. diarahkan guna tercapainya kesadaran dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) mendefinisikan Diare merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1

Lampiran I. Oktaviani Ririn Lamara Jurusan Kesehatan Masyarakat ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia masih banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kurang bersih. Infeksi yang sering berkaitan dengan lingkungan yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 3,5% (kisaran menurut provinsi 1,6%-6,3%) dan insiden diare pada anak balita

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tanah untuk proses pematangan sehingga terjadi perubahan dari bentuk non-infektif

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan zat gizi yang lebih banyak, sistem imun masih lemah sehingga lebih mudah terkena

BAB 1 : PENDAHULUAN. (triple burden). Meskipun banyak penyakit menular (communicable disease) yang

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

I. PENDAHULUAN. tropis dan subtropis. Berdasarkan data dari World Health Organization

STUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. nematoda yang hidup di usus dan ditularkan melalui tanah. Spesies cacing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. atau lendir(suraatmaja, 2007). Penyakit diare menjadi penyebab kematian

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA- SISWI SEKOLAH DASAR DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: ERIN AFRIANI J.

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebarannya melalui media tanah masih menjadi masalah di dalam dunia kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh sub Direktorat diare, Departemen

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka

Kebijakan Penanggulangan Kecacingan Terintegrasi di 100 Kabupaten Stunting

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

Grafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

BAB I PENDAHULUAN. yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam (Depkes RI, 2010).

1. BAB I PENDAHULUAN

PREVALENSI INFEKSI CACING USUS YANG DITULARKAN MELALUI TANAH PADA SISWA SD GMIM LAHAI ROY MALALAYANG

UKDW. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara

BAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

Gambaran Kejadian Kecacingan Dan Higiene Perorangan Pada Anak Jalanan Di Kecamatan Mariso Kota Makassar Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. intoleran. Dampak negatif penyakit diare pada bayi dan anak-anak adalah


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan sumber kesenangan, kenikmatan dan kebahagiaan,

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi, yaitu 25 kematian per 1000

BAB I PENDAHULUAN. (socially and economically productive life). Status kesehatan berkualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam rangka memperbaiki kualitas

I. PENDAHULUAN. Kecacingan adalah masalah kesehatan yang masih banyak ditemukan. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), lebih dari 1,5

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh bakteri Salmonella thypi dan Salmonella para thypi. Demam

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SEBAGAI TINDAKAN PENCEGAHAN TERJADINYA FOOBORNE DISEASE PADA SISWA SDN LANDUNG SARI 02 MALANG

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pembangunan nasional dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. lumbricoides dengan prevalensi yang masih tinggi di dunia, dengan rata-rata kejadian

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menekankan pada praktik-praktik kesehatan (Wong, 2009). Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia (Depkes RI, 2007). dan balita. Di negara berkembang termasuk Indonesia anak-anak menderita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) merupakan infeksi cacing yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan manusia, yaitu sebagai vektor penular penyakit. Lalat berperan

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

I. PENDAHULUAN. dengan sekitar 4,5 juta kasus di klinik. Secara epidemiologi, infeksi tersebut

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. World Health

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh Pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak. Pada tahun 2001 sebanyak

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2

Transkripsi:

ARTIKEL PENGABDIAN SOSIALISASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK-ANAK TINGKAT SEKOLAH DASAR DI DESA TABORE KECAMATAN MENTANGAI KALIMANTAN TENGAH Rezqi Handayani 1, Susi Novaryatiin 1, Syahrida Dian Ardhany 1 1 DOSEN Program Studi D-III Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, Palangka Raya, Kalimantan Tengah Email: handayani.rahman@yahoo.co.id, ABSTRAK Kesadaran akan pentingnya kebersihan dan kesehatan harus ditanamkan sejak dini. Membiasakan hidup bersih dan sehat dapat dilakukan oleh semua orang tidak terkecuali oleh anak-anak kecil. Membiasakan hidup bersih dan sehat dapat kita mulai dari hal-hal kecil seperti membiasakan untuk cuci tangan sebelum melakukan kegiatan terutama sebelum makan, membiasakan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut, membiasakan untuk selalu membuang sampah pada tempatnya, dan membiasakan untuk menjaga kebersihan di lingkungan rumah masing-masing. Dari hal-hal kecil tersebut kita dapat memulai untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan yang baik sehingga terhindar dari berbagai macam penyakit. Sasaran dari pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah anak-anak usia sekolah dasar yang ada di Desa Tabore Kecamatan Mentangai Kalimantan Tengah.Pelaksana dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah dosen dan mahasiswa Program Studi D-III Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Kegiatan yang dilakukan diantaranya penyampaian materi mengenai cara mencuci tangan dan sikat gigi yang baik dan benar. Pada materi disampaikan dampak atau penyakit yang akan diderita anak-anak bila tidak mencuci tangan dan sikat gigi mereka dengan baik dan benar. Pada saat penyampaian anak-anak diajak untuk terlibat langsung dalam mempraktekkan cara cuci tangan dan sikat gigi yang baik dan benar. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dapat dinyatakan berhasil karena adanya respons yang sangat baik dan antusiasme yang tinggi dari anak-anak dan warga Desa Tabore. Disadari pentingnya kegiatan ini dan dampak yang dapat ditimbulkan di masa depan, maka diharapkan kegiatan penyuluhan ini dapat dilanjutkan di desa-desa pedalaman lainnya apabila ada permintaan dari masyarakat dan kebutuhan di lapangan. Kata Kunci: Hidup Bersih dan Sehat, Cuci Tangan, Sikat Gigi PENDAHULUAN Penyakit diare dan cacingan merupakan salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh keberadaan mikroorganisme yang bersifat pathogen yaitu bakteri dan parasit. Penyakit infeksi berdasarkan data WHO merupakan salah satu penyakit terbesar yang menyebabkan kematian pada anak. Perkembangbiakan bakteri dan parasit sangat erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan. Kedua mikroorganisme pathogen ini akan cepat berkembang biak pada lingkungan yang tidak bersih dan sehat. Golongan umur yang paling rentan menderita penyakit tersebut adalah anak-anak usia sekolah dasar karena daya tahan tubuhnya yang masih rendah. 8

Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Anak-Anak Tingkat Sekolah Dasar Di Desa Tabore Kecamatan Mentangai Kalimantan Tengah Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1216/MenKes/SK/XI/2001 Tentang Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare.. penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan, dua faktor yang sangat dominan adalah sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan berinteraksi bersama perilaku manusia, apabila faktor lingkungan yang tidak sehat karena tercemar bakteri atau virus, serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula, maka dapat menimbulkan kejadian penyakit diare. Menurut penelitian Nilton, et al (2008) faktor-faktor penyebab diare adalah menggunakan air sumur, minum air yang tidak dimasak, sumur < 10 meter, tidak mempunyai jamban, tidak menggunakan jamban, tidak mempunyai tempat sampah dan tidak cuci tangan. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, menunjukkan angka kematian akibat diare adalah 23 per 100 ribu penduduk dan pada balita adalah 75 per 100 ribu balita. Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2006, angka kejadian diare nasional pada tahun 2006 sebesar 423 per seribu penduduk pada semua umur dan 16 provinsi mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) diare dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 2,52. Penyakit cacingan adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan minuman atau melalui kulit dimana tanah sebagai media penularannya yang disebabkan oleh cacing. Diseluruh dunia diperkirakan masih ditemukan sebanyak 300 juta kasus penyakit kecacingan, baik infestasi tunggal maupun infestasi campuran lebih dari satu jenis cacing diantaranya adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichuria), dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus) (Dewayani, 2004). Laporan Hasil Survei Morbiditas Kecacingan Tahun 2005 Berdasarkan Laporan Hasil Survei Morbiditas Kecacingan Tahun 2005 ipenyakit nfeksi cacingan banyak terdapat pada anak usia sekolah dasar yaitu sekitar 40-60%. Penyakit infeksi kecacingan ini masih merupakan problema kesehatan dan ekonomi yang utama pada masyarakat, pekerja maupun individu yang merugikan pertumbuhan dan kecerdasan anak. Air sungai sebagai satu-satunya sumber air bersih juga digunakan oleh masyarakat desa Tabore untuk berkumur saat menyikat gigi. Hal ini berpotensi menyebabkan perkembangbiakan bakteri di dalam mulut, apabila tidak diimbangi dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013 di Kalimantan Tengah menunjukkan prevalensi anak yang mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut berdasarkan karakteristik umur adalah 5-9 tahun sebesar 27,7%, umur 10-14 tahun sebesar 25,3% dan terjadi di pedesaan sebesar 25,6 %. 9

Rezqi Handayani, Susi Novaryatiin, Syahrida Dian Ardhany Dalam usaha menjaga kebersihan mulut faktor kesadaran dan perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut personal. Hal ini begitu penting karena kegiatan yang dilakukan dirumah tanpa ada pengawasan dari siapapun, sepenuhnya tergantung dari pengetahuan, pemahaman, kesadaran serta kemauan dari pihak individu untuk menjaga kesehatan mulutnya. Untuk tujuan tersebut cara paling mudah dan umum dilakukan adalah dengan cara menyikat gigi secara teratur dan benar karena hal tersebut merupakan usaha yang dapat dilakukan secara personal. Kelompok anak usia sekolah dasar merupakan kelompok yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut sehingga perlu diperhatikan dan dicegah secara baik dan benar. Sebanyak 25,3% anak berusia 10-14 tahun yang memiliki masalah gigi dan mulut di Indonesia. Kondisi ini dapat berpengaruh pada derajat kesehatan mereka dalam proses tumbuh kembang bahkan masa depan mereka. Pembersihan gigi yang kurang baik dapat menyebabkan terjadinya akumulasi plak. Salah satu cara menghilangkan plak yaitu dengan menyikat gigi. Plak adalah lapisan tipis, tidak berwarna, mengandung kumpulan bakteri, melekat pada permukaan gigi dan selalu terbentuk di dalam mulut dan bila bercampur dengan gula yang ada dalam makanan akan membentuk asam. Kesadaran akan pentingnya kebersihan dan kesehatan harus ditanamkan sejak dini. Untuk merubah suatu keadaan menjadi lebih baik haruslah dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu. Membiasakan hidup bersih dan sehat dapat dilakukan oleh semua orang tidak terkecuali oleh anak-anak kecil. Minimnya fasilitas memang mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan hidup bersih dan sehat, tetapi bukan menjadi suatu hambatan untuk membuat masyarakat terbiasa untuk hidup bersih dan sehat. Mebiasakan hidup bersih dan sehat dapat kita mulai dari hal-hal kecil seperti membiasakan untuk cuci tangan sebelum melakukan kegiatan terutama sebelum makan, mebiasakan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut, membiasakan untuk selalu membuang sampah pada tempatnya, dan membiasakan untuk menjaga kebersihan di lingkungan rumah masing-masing. Dari hal-hal kecil tersebut kita dapat memulai untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dans ehat sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan yang baik sehingga terhindar dari berbagai macam penyakit Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga.. Oleh karena itu dalam pengabdian masyarakat ini sangat perlu sekali dilakukan sosialisasi tentang PHBS 10

Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Anak-Anak Tingkat Sekolah Dasar Di Desa Tabore Kecamatan Mentangai Kalimantan Tengah terutama pada anak-anak, dimana dalam hal ini yang menjadi fokus pengabdian adalah membentuk kebiasaan sikat gigi dengan benar dan mencuci tangan yang benar. LOKASI KEGIATAN Lokasi dilaksanakannya pengabdian masyarakat yaitu di Desa Tabore Kecamatan Mentangai Kalimantan Tengah. Lokasi ini sulit dijangkau karena letak Desa Tabore yang masih berada di pedalaman. Tetapi akses menuju kesana dipermudah dengan adanya jalan perusahaan sawit. Jarak dari kampus ke lokasi kegiatan ± 50 km dan memerlukan waktu 2,5 jam untuk sampai di lokasi. Alat transportasi seperti motor dan mobil dapat memasuki area lokasi dan komunikasi disekitar lokasi juga lancar. METODE PELAKSANAAN Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian adalah penyuluhan. Kegiatan dilakukan pada hari Minggu tanggal 20 Desember 2015. Kegiatan dimulai dari pukul 10.00-13.00 WIB. Kegiatan dilakukan di salah satu rumah warga yang diikuti oleh anak-anak usia sekolah dasar dan warga lainnya. Kegiatan dimulai dengan adanya pembukaan dari Kepala Desa Tabore yang kemudian dilanjutkan dengan perkenalan dan penyampaian materi oleh tim pelaksana. Dalam kegiatan dilakukan penyampaian materi yang menggunakan power point, penanyangan video tentang cuci tangan dan sikat gigi yang baik dan benar. HASIL DAN PEMBAHASAN Sasaran dari pelaksanaan Pengabdian Masyarakat yang berjudul Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Anak-Anak Tingkat Sekolah Dasar di Desa Tabore Kecamatan Mentangai Kalimantan Tengah adalah anak-anak usia sekolah dasar yang ada di Desa Tabore Kecamatan Mentangai Kalimantan Tengah. Desa Tabore merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Mentangai Kalimantan Tengah, bila dibandingkan dengan desa lain yang ada di Kalimantan Tengah, Desa Tabore merupakan salah satu desa tertinggal. Desa ini belum mendapatkan pasokan listrik dan mempunyai sistem sanitasi yang tidak baik. Pasokan listrik hanya diperoleh malam hari dan menggunakan genset dalam pengoperasiannya. Sedangkan sanitasi masyarakat Desa Tabore hanya mengandalkan air sungai sebagai satusatunya sumber air bersih. Tidak ada pasokan air bersih yang diterima oleh masyarakat Desa Tabore. Oleh karena itu tingkat derajat kesehatan Desa Tabore masih rendah, hal ini terbukti dengan seringnya masyarakat Desa Tabore khususnya anak kecil yang menderita penyakit diare dan cacingan. Materi yang disampaikan dalam kegiatan ini adalah mengenai cara cuci 11

Rezqi Handayani, Susi Novaryatiin, Syahrida Dian Ardhany tangan dan sikat gigi yang baik dan benar. Pada materi disampaikan dampak atau penyakit yang akan diderita anak-anak bila tidak mencuci tangan dan sikat gigi dengan baik dan benar. Pada saat penyampaian anak-anak diajak untuk terlibat langsung dalam mempraktekkan cara cuci tangan dan sikat gigi yang baik dan benar. Pada saat penyampaian materi, anak-anak juga diajak untuk melihat penayangan video yang menceritakan tentang efek yang ditimbulkan apabila tidak mencuci tangan setelah bermain dan tidak menyikat gigi setelah makan. Anak-anak terlihat antusias dalam melihat video tersebut karena pemberian informasi disampaikan dalam bentuk animasi 3- dimensi yaitu kartun. Setelah penyampaian materi dilakukan sesi diskusi atau tanya jawab. Pada sesi ini anak-anak diminta untuk maju ke depan untuk mempraktekkan cara mencuci tangan dan sikat gigi yang baik dan benar. Pemberian doorprize diberikan kepada peserta yang dapat berani maju ke depan dan mempraktekkannya secara langsung. Selain pemberian doorprize sebagai salah bentuk penghargaan dan ucapan terimakasih dari tim pelaksana terhadap peserta kegiatan, masing-masing anak yang ikut dalam pengabdian diberikan satu buah sikat gigi dan pasta gigi serta sabun cuci tangan. Diharapkan dengan pemberian ini anak-anak dapat mempraktekkannya secara langsung di kehidupan sehari-sehari mereka. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat mengenai Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Anak-Anak Tingkat Sekolah Dasar di Desa Tabore Kecamatan Mentangai Kalimantan Tengah yang dilakukan oleh Tim Dosen Program Studi D-III Farmasi ini sangat bermanfaat. Kegiatan ini dapat memberikan tambahantambahan informasi mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat terutama dalam hal cuci tangan dan sikat gigi. Dengan adanya kegiatan ini anak-anak diharapkan mampu mengaplikasikan materi yang didapat di kehidupan sehari-hari. KESIMPULAN Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dapat dinyatakan berhasil karena adanya respons yang sangat baik dan antusiasme yang tinggi dari anak-anak dan warga Desa Tabore dalam mengikuti kegiatan ini, serta dapat terlaksananya kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. DAFTAR PUSTAKA 1. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 Provinsi Kalimantan Tengah. Jakarta. 12

Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Anak-Anak Tingkat Sekolah Dasar Di Desa Tabore Kecamatan Mentangai Kalimantan Tengah 2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005a. Laporan Hasil Survei Morbiditas Kecacingan Tahun 2005. Subdit Diare dan Penyakit Pencernaan Ditjen PPM & PLP. Depkes RI. Jakarta. 3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005b. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1216/MenKes/SK/XI/2001 Tentang Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Ditjen PPM & PLP. Depkes RI. Jakarta. 4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Tahun 2004. Jakarta. 5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Profil Kesehatan Indonesia 2006. Jakarta. 6. Nilton, dkk. 2008. Faktor-Faktor Sanitasi yang Berpengaruh Terhadap Timbulnya Penyakit Diare di Desa Klopo Sepuluh Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo. Laporan Penelitian Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Uniwijaya Kusuma. Surabaya. 13