KAJIAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG ASAM SAMARINDA

dokumen-dokumen yang mirip
POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit

INTISARI. Endah Dwi Janiarti; Erna Prihandiwati; Anna Apriyanti

HUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM MENGKONSUMSI OBAT CAPTOPRIL TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN

RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN PROLANIS DI PUSKESMAS KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR. Tugas Akhir

POLA PENGOBATAN HIPERTENSI PADA PASIEN LANSIA DI PUSKESMAS WINDUSARI, KABUPATEN MAGELANG KABUPATEN MAGELANG

INTISARI. Puskesmas 9 NopemberBanjarmasin. 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 2

Kata Kunci: Kesesuaian dan ketidaksesuaian, Resep, Obat Antihipertensi

DAFTAR ISI RINGKASAN... SUMMARY... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak, dan ginjal (WHO, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTI-HIPERTENSI PADA RESEP PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI INSTALASI FARMASI UNIT RAWAT JALAN RSUD

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan penyakit yang umum ditemukan di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

darah. Kerusakan glomerulus menyebabkan protein (albumin) dapat melewati glomerulus sehingga ditemukan dalam urin yang disebut mikroalbuminuria (Ritz

olahraga secara teratur, diet pada pasien obesitas, menjaga pola makan, berhenti merokok dan mengurangi asupan garam (Tedjasukmana, 2012).

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN. sehingga meningkatkan risiko PKV seperti pembesaran ventrikel kiri, infark

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi tekanan darah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejak beberapa dekade belakangan ini para ilmuan dibidang kesehatan

Prosiding Farmasi ISSN:

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PENGGUNAAN CALCIUM CHANNEL BLOCKER pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr SAIFUL ANWAR MALANG

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014

ABSTRAK A STUDY OF ANTIHYPERTENSIVE DRUGS IN DIABETIC TYPE 2 IN THE INPATIENT BLU RSUP PROF.DR.R.D.KANDOU MANADO PERIOD JANUARY-DECEMBER 2010

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN BPJS DI RSUD KRT SETJONEGORO WONOSOBO

GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI KOMPLIKASI DIABETES MELITUS DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD DR M.

Tarigan N.S, Tarigan A, Sukohar A, Carolia N Faculty of Medicine Lampung University

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DI RS SANTA CLARA MADIUN TAHUN 2011 FRANSISKA MADE RATNA KUMALA DEWI

INTISARI IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA RESEP PASIEN UMUM DI UNIT RAWAT JALAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. H.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tugas Akhir. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan. memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi. Oleh: Lusiana Rizqi M DIPLOMA 3 FARMASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan

BAB I PENDAHULUAN. diastolik yang di atas normal. Joint National Committee (JNC) 7 tahun 2003

INTISARI POLA PENGOBATAN ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYAPADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN PERIODE

PENGARUH PENGGUNAAN NIFEDIPIN PADA PENDERITA HIPERTENSI TERHADAP LAJU ALIRAN SALIVA DAN PEMBESARAN GINGIVA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI KOMBINASI DUA OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

jantung dan stroke yang disebabkan oleh hipertensi mengalami penurunan (Pickering, 2008). Menurut data dan pengalaman sebelum adanya pengobatan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT X PADA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN OBAT ANTIHIPERTENSI TERHADAP PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS GUNUNG ANYAR SURABAYA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI OBAT ANTIHIPERTENSI TERHADAP KEPATUHAN PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA PERIODE NOVEMBER 2014

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Puskesmas ini. meraih berbagai penghargaan ditingkat nasional.

HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT DAN KEBERHASILAN TERAPI PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT DAERAH SURAKARTA TAHUN 2010

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

YUANITA ARDI SKRIPSI SARJANA FARMASI. Oleh

PENGARUH PENGGUNA KAPTOPRIL PADA PENDERITA HIPERTENSI TERHADAP LAJU ALIRAN SALIVA DAN PEMBESARAN GINGIVA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

ANALISIS EFEKTIFITAS BIAYA ANTARA OBAT ANGIOTENSIN CONVERTING ENZYME

BAB I PENDAHULUAN. oleh penyakit infeksi sekarang menuju ke angka kejadian penyakit tidak menular

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. vitamin ataupun herbal yang digunakan oleh pasien. 1. Distribusi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin

Analisis Penggunaan Obat Antihipertensi di Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit PMI Bogor: Perbandingan Cost Effectiveness dan Kualitas Hidup Pasien

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh DITA KHOERUN NISA FAKULTAS FARMASI

STUDI PENGGUNAAN ANGIOTENSIN CONVERTING ENZIM INHIBITOR (ACE- Inhibitor) pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. penderita mengalami komplikasi pada organ vital seperti jantung, otak, maupun ginjal.

EVALUASI PENATALAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI TAHUN 2014

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DI EMPAT PUSKESMAS KOTA MEDAN SKRIPSI OLEH: ABDULLAH SYAHRIL SITEPU NIM

PENGARUH PENYULUHAN OBAT ANTIHIPERTENSI TERHADAP PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KREMBANGAN SELATAN DI SURABAYA UTARA

PROPORSI ANGKA KEJADIAN NEFROPATI DIABETIK PADA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN PENDERITA DIABETES MELITUS TAHUN 2009 DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS

Online Jurnal of Natural Science Vol 5(1) : ISSN: Maret 2016

PENGARUH PENYULUHAN OBAT ANTIHIPERTENSI TERHADAP PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KETABANG WILAYAH SURABAYA PUSAT

ABSTRACT. Key Words : Chronic Kidney Disease, Antihypertension Drug, Single Therapy, Combination Therapy ABSTRAK

INTISARI. Kata Kunci : Hipertensi, Pelayanan Komunikasi, Informasi Dan Edukasi.

STUDI PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT PASIEN HIPERTENSI DI APOTEK KARUNIA FARMA SURABAYA FRIANY AGUSTINE

EVALUASI DOSIS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT INAP RS X TAHUN 2010 DAN 2011 NASKAH PUBLIKASI

POLA REGIMENTASI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL DI INSTALASI RAWAT INAP RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA MILHA NINDYA SASMITA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI PUSKESMAS SEMPAJA SAMARINDA

STUDI PENGGUNAAN ANGIOTENSIN RESEPTOR BLOKER (ARB) pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB I PENDAHULUAN. manusia contohnya adalah obesitas, diabetes, kolesterol, hipertensi, kanker usus,

Jumlah Pemenuhan dan Pola Penggunaan Obat Program Rujuk Balik di Apotek Wilayah Gedebage Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD)

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KEJADIAN DRUG RELATED PROBLEMS PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS TEMINDUNG SAMARINDA

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses penuaan mengakibatkan kerja otak melambat dan fungsi organ-organ

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN GASTRITIS TERHADAP PENGGUNAAN TERAPI KOMBINASI RANITIDIN DAN ANTASIDA DI PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN

Farmaka Vol. 14 No Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Rawat Jalan di Fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROGRAM SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

Farmaka Volume 14 Nomor 2 19

KAJIAN DRUG RELATED PROBLEMS (DRP) RESEP POLIFARMASI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI APOTEK KIMIA FARMA X SIDOARJO

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIHIPERTENSI TERHADAP TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI DESA SALAMREJO

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

STUDI DESKRIPTIF PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SARIO

OBAT ANTI HIPERTENSI

Transkripsi:

KAJIAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG ASAM SAMARINDA Faisal Ramdani, Nur Mita, Rolan Rusli* Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Farmaka Tropis Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman, Samarinda Indonesia *email: rolan@farmasi.unmul.ac.id ABSTRAK Hipertensi merupakan penyakit kronis yang perlu diterapi dengan tepat dan terus menerus. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola pengobatan pada pasien hipertensi di Puskesmas Karang Asam Samarinda bulan Agustus tahun 2016. Penelitian ini bersifat deskriptif yang dilakukan secara prospektif terhadap resep obat kunjungan terakhir pasien. Pengambilan sampel 114 orang dilakukan secara purposive. Kategori usia pasien hipertensi terbanyak yaitu golongan lansia awal dengan rentang antara 45 sampai 55 tahun (62,3%). Pola terapi obat antihipertensi terdiri atas terapi tunggal (81,58%) dan kombinasi (18,42%). Pada kelompok terapi tunggal terdapat 2 golongan obat yaitu Calcium Channel Blocker (CCB) yaitu Amlodipin (69,3%) dan Angiotensin Converting Enzyme inhibitor (ACE-i) yaitu Captopril (12,3%). Kata kunci : Hipertensi, pola pengobatan, antihiperteni ABSTRACT Hypertension is a chronic disease that needs to be treated promptly and continuously. This study aims to assess the treatment patterns in patients with hypertension in Puskesmas Karang Asam Samarinda in August 2016. This is a descriptive study conducted prospectively on prescription drugs last visit patients. Sampling was done by purposive 114 people. Most hypertensive patients age categories namely the elderly group beginning with a range between 45 to 55 years (62.3%). The pattern of antihypertensive drug therapy consisted of monotherapy (81.58%) and combination (18.42%). In the single therapy group there are two classes of drugs are calcium channel blocker (CCB) namely Amlodipine (69.3%) and Angiotensin Converting Enzyme inhibitors (ACE-I), namely Captopril (12.3%). Keywords: Hypertension, treatment patterns, antihypertensive PENDAHULUAN Hipertensi menjadi salah satu prioritas masalah kesehatan di Indonesia dan di seluruh dunia karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang berlangsung kronik akan menyebabkan peningkatan risiko kejadian kardiovaskuler, serebrovaskuler dan renovaskuler. Pada tahun 2000, lebih dari 25% populasi dunia merupakan penderita 112

hipertensi, atau sekitar 1 miliar orang, dua pertiga penderita hipertensi ada di negara berkembang (Pradana, T., 2012). Di Indonesia masalah hipertensi cenderung meningkat. 8,3% penduduk menderita hipertensi pada tahun 2001 dan meningkat menjadi 27,5% pada tahun 2004. Angka prevalensi hipertensi di daerah urban pada tahun 2000 adalah 31,7%. Sementara untuk daerah rural (Sukabumi) ditemukan prevalensi sebesar 38,7%. Hasil SKRT 1995, 2001 dan 2004 menunjukkan penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit nomor satu penyebab kematian di Indonesia dan sekitar 20 35% dari kematian tersebut disebabkan oleh hipertensi (Ekowati, R., dan Sulistyowati, T., 2009). Pemberian obat-obatan kepada pasien terkait hipertensi dilakukan secara terus menerus serta banyaknya jumlah obat yang beragam akibat komplikasi dari hipertensi dapat berpengaruh kepada kualitas hidup dari pasien. Untuk mengetahui kualitas hidup pasien yang sedang menjalani pengobatan hipertensi, kita dapat melakukan penelitian yang mengkaji pengobatan dan kualitas hidup dari pasien setelah mendapatkan obat-obatan maupun melakukan aktivitas yang dapat menjaga tekanan darah pasien (Kiki, A., dkk.,, 2007). METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode yang digunakan ialah prospektif yaitu dengan melihat data resep dan selama 1 bulan pada pasien hipertensi. Dari hasil resep tersebut didapatkan data dari 114 pasien hipertensi. Alat dan bahan Alat yang digunakan adalah lembar pengumpul data dan kalkulator. Bahan yang digunakan adalah resep pasien pada kunjungan terakhir di Puskesmas Karang Asam Samarinda untuk melihat terapi obat apa saja yang telah digunakan. Pengambilan data karakteristik Data karakteristik pasien diambil dari resep yang didapat, data karakteristik pasien yang diambil meliputi (1) Jenis Kelamin (2) Usia, serta data karakteristik pelengkap meliputi (1) Wilayah (2) Kunjungan (3) Status Jaminan. 113

Pengambilan data pola pengobatan Data pola pengobatan pasien hipertensi yang diambil meliputi (1) Jenis Antihipertensi (2) Dosis Antipertensi (3) Frekuensi Antihipertensi, yang kemudian data disajikan dalam bentuk tabulasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Data Karakteristik Pasien Hasil tabulasi data karakteristik pasien dapat dilihat pada (Tabel 1). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pasien hipertensi didominasi pada jenis kelamin perempuan yaitu (74,6%) dari 114 pasien, hal ini tidak sesuai teori bahwa seharusnya perempuan lebih kebal terhadap penyakit kardiovaskular karena dipengaruhi oleh hormon estrogen. Tetapi dari hasil data yang didapatkan tidak sesuai, hal ini berkaitan pula dengan data karakteristik usia karena mayoritas perempuan yang mengalami hipertensi tersebut adalah perempuan yang telah memasuki usia dewasa akhir hingga lansia awal yang dapat dikatakan bahwa pada usia tersebut perempuan telah memasuki masa menopause sehingga resiko terhadap hipertensi akan sama besar seperti laki-laki. Tabel. 1 Data Karakteristik Pasien Karakteristik Jumlah n(%) Jenis Kelamin Laki-laki 29(25,4%) Perempuan 85(74,6%) Usia Remaja akhir (17-25) 1(0,9%) Dewasa awal (26-35) 4(3,5%) Dewasa akhir (36-45) 38(33,3%) Lansia awal (46-55) 71(62,3%) Wilayah Dalam 88(77,2%) Luar 26(22,8%) Kunjungan Lama 111(97,4%) Baru 3(2,6%) Status Asuransi Jamkesda 42(36,8%) BPJS 54(47,4%) Umum 18(15,8%) Total n(%) 114

Kemudian dari data usia pasien juga dapat dilihat bahwa usia terbanyak pasien hipertensi terdapat pada lansia awal yaitu (46-55 tahun) yang dapat dikatakan bahwa pada usia tersebut telah memasuki masa degeneratif yang mempengaruhi peningkatan tekanan arterial sehinggnya menyebabkan regurgitasi aorta. Lalu untuk data wilayah untuk mengetahui bahwa pasien tersebut termasuk dalam wilayah Puskesmas tersebut atau tidak. Kemudian kunjungan merupakan data bahwa pasien tersebut merupakan pasien lama atau baru pada Puskesmas tersebut. Kemudian data status merupakan status pasien terkait jaminan kesehatannya. Data Pola Pengobatan Tabulasi data pola pengobatan ditunjukkan pada (Tabel 2).Pada data Jenis Antihipertensi didapatkan bahwa terapi antihipertensi yang diberikan terbanyak adalah Amlodipin yaitu 69,3 % dan merupakan terapi tunggal, Amlodipin diberikan karena merupakan first-line dari terapi hipertensi. Amlodipin merupakan antihipertensi golongan Calsium Channel Blocker (CCB) pemilihan golongan ini berkaitan dengan efek sampingnya yang rendah yang tidak mempengaruhi metabolisme tubuh serta pemilihan terapi tunggal ini karena pasien hipertensi mayoritas termasuk kedalam hipertensi stage 1. Tabel. 2 Data Pola Pengobatan Terapi Jumlah n(%) Total n Jenis Anti Hipertensi Amlodipin 79 (69,3) 114 Captopril 14 (12,3) Amlodipin + Captopril 21 (18,4) Dosis Anti Hipertensi Amlodipin 5 mg 35 (25,93) 135 Amlodipin 10 mg 64 (47,4) Captopril 25 mg 36 (26,67) Frekuensi Anti Hipertensi Amlodipin 5 mg 1 1 36 (26.67) 135 Amlodipin 10 mg 1 1 61 (45,2) Amlodipin 10 mg ½ 1 5 (3,7) Captopril 25 mg 2 1 33 (24,4) Kemudian diberikan antihipertensi golongan Angiotensin Converting Enziminhibitor (ACE-i) yaitu Captopril (12,3 %). Pemberian Captopril karena efek sampingnya yang aman terhadap beberapa pasien yang memiliki penyakit penyerta gagal jantung. Kedua golongan ini merupakan first-line sehingga pemilihannya tidak masalah pada pasien 115

hipertensi stage 1 dengan mempertimbangkan beberapa penyakit penyerta maupun efek samping dari obat tersebut. Kemudian didapatkan data terapi kombinasi dari Amlodipin dan Captopril, terapi kombinasi ini diberikan kepada pasien hipertensi stage 2 yang telah mengkonsumsi terapi tunggal tetapi tidak memberikan efek penurunan tekanan darah yang signifikan. Diketahui pula terapi kombinasi dari Amlodipin dan captopril merupakan kombinasi yang umum serta memiliki efek penurunan tekanan darah yang baik. Data dosis Antihipertensi menunjukkan bahwa penggunaan Amlodipin 10 mg merupakan data terbanyak hal ini menunjukkan bahwa mayoritas pasien merupakan pasien dengan hipertensi stage 1 yang sedang menjalani terapi antihipertensi ini. Sedangkan untuk Amlodipine 5 mg diberikan kepada pasien hipertensi yang baru saja divonis memiliki penyakit hipertensi. Tidak menutup kemungkinan kedepannya pasien tersebut akan diberikan peningkatan dosis menjadi 10 mg ketika penurunan tekanan darahnya tidak memberikan hasil yang maksimal dengan dosis Amlodipine 5 mg. Kemudian Captopril 25 mg merupakan dosis lazim yang diberikan kepada pasien hipertensi stage 1. Data Frekuensi Antihipertensi yang terdapat pada (Tabel 2) bahwa Amlodipin 5 mg diberikan 1 1 yang merupakan frekuensi lazim dan sudah mengikuti tatalaksana yang ada, begitupun dengan Amlodipin 10 mg 1 1. Tetapi ada beberapa pasien yang diberikan Amlodipin 10 mg ½ 1, dari tatalaksana yang ada tidak dapat menjelaskan hal tersebut, tetapi hal ini berkaitan dengan ketersediaan stok obat pada Puskesmas tersebut, yang dapat dikatakan bahwa dosis yang diperlukan sebenarnya 5 mg tetapi karena ketersediaan stok maka diberikan 10 mg ½ 1 kepada pasien tersebut. Lalu Captopril 25 mg 2 1 merupakan frekuensi yang sudah tepat dan sesuai dengan tatalaksana. KESIMPULAN Pasien didominasi oleh wanita dengan tingkat usia rata-rata 46-55 tahun. Pemberian terapi tunggal Amlodipin 69,3% dan Captopril 12,3% dan terapi kombinasi Amlodipin dan Captopril 18,42%. Dosis antihipertensi yang digunakan Amlodipin 5 mg 25,9%, Amlodipin 10 mg 47,4% dan Captopril 25 mg 26,6%. DAFTAR PUSTAKA Dipiro, J. T., Wells, B. G., Schwinghammer, T. L., dan Dipiro, C. V., 2009. Pharmacotherapy Handbook. McGraw-Hill. New York. Ekowati, R., dan Sulistyowati, T., 2009. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia. 59. (12). 116

Kiki, A., Harmani, K., dan Basuni, R., 2007. Quality of Life Evaluation After Coronary Artery Bypass Graft Surgery in Patient who Underwent Phase III Rehabilitation Program. Jurnal Kardiologi Indonesia. 28. 198-196. Lumbantobing, 2008. Tekanan Darah Tinggi. FKUI. Jakarta. 117