BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sudah dimulai sejak 1000 tahun sebelum masehi yaitu dengan perawatan

KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI PEMAKAIAN PIRANTI ORTODONTI CEKAT PADA SISWA SMP DAN SMA BODHICITTA DAN HUSNI THAMRIN MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan fisik berperan dalam menimbulkan kepercayaan diri

BAB I PENDAHULUAN. Bagi remaja, salah satu hal yang paling penting adalah penampilan fisik.

BAB I PENDAHULUAN. Terapi ortodontik belakangan ini menjadi populer. 1 Kebutuhan akan perawatan

BAB I PENDAHULUAN. 25,9%, tetapi hanya 8,1% yang mendapatkan perawatan. 2

BAB I PENDAHULUAN. dengan gigi semakin meningkat seiring dengan perkembangan jaman dan

BAB I PENDAHULUAN. wajah yang menarik dan telah menjadi salah satu hal penting di dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan sosialnya (Monica, 2007). Perawatan ortodontik merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. gigi, mulut, kesehatan umum, fungsi pengunyahan, dan estetik wajah.1 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan mulut dan senyum dapat berperan penting dalam. penilaian daya tarik wajah dan memberikan kepercayaan diri terhadap

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehilangan gigi geligi disebabkan oleh faktor penyakit seperti karies dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat semakin menyadari akan kebutuhan pelayanan

perlunya dilakukan : Usaha-Usaha Pencegahan Penyakit Gingiva dan Periodontal baik di klinik/tempat praktek maupun di masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. menumbuhkan kepercayaan diri seseorang. Gigi dengan susunan yang rapi dan

BAB I PENDAHULUAN. sosial emosional. Masa remaja dimulai dari kira-kira usia 10 sampai 13 tahun dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan ortodontik berhubungan dengan pengaturan gigi geligi yang tidak teratur

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 6 Evaluasi pasca perawatan penting untuk mendeteksi penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, apalagi di kalangan anak-anak dan remaja. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. Ortodontik berasal dari bahasa Yunani orthos yang berarti normal atau

RENCANA PERAWATAN PERIODONTAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pengobatan (The World Oral Health Report 2003). Profil Kesehatan Gigi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan sebanyak 91% dari orang dewasa pernah mengalami karies, dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum akhir tahun 1960-an perawatan ortodonti pada pasien dewasa

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. insisal sehingga mendapatkan hubungan oklusi yang baik (Siti-Bahirrah, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. Fixed orthodontic atau disebut juga dengan pesawat cekat ortodonti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehingga didapatkan fungsi dan estetik geligi yang baik maupun wajah yang

KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI PEMAKAIAN PIRANTI ORTODONTI CEKAT PADA SISWA SMP DAN SMA BODHICITTA DAN HUSNI THAMRIN MEDAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pentingnya Menjaga Oral Hygiene Pada Perawatan Ortodonti.

BAB 2 IMPLAN GIGI. perlindungan gigi tetangga serta pengembangan rasa percaya diri (9).

BAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. sehingga apabila kehilangan gigi akan memilih menggunakan gigi tiruan

Diabetes merupakan faktor resiko periodontitis yang berkembang dua kali lebih sering pada penderita diabetes daripada penderita tanpa diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama usia reproduktif.

BAB 2 IMPLAN. Dental implan telah mengubah struktur prostetik di abad ke-21 dan telah

1. Mitos: Menyikat gigi beberapa kali sehari merugikan enamel.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki permasalahan pada gigi dan mulut sebesar 25,9%,

CROSSBITE ANTERIOR. gigi anterior rahang atas yang lebih ke lingual daripada gigi anterior rahang

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini semakin meningkat. Ortodonsi adalah cabang ilmu kedokteran gigi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini sangatlah tinggi. Gaya hidup dan tren mempengaruhi seseorang untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III. RENCANA PERAWATAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adalah anak yang mengalami gangguan fisik atau biasa disebut tuna daksa.

BAB I PENDAHULUAN. bagi tubuh. Fungsi gigi berupa fungsi fonetik, mastikasi dan. ataupun yang hilang bisa berdampak pada kesehatan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pohon Arak (salvadora persica) (Almas,2002). dan minyak atsiri untuk meningkatkan air liur (Zaenab dkk,2004)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tindakan perawatan dalam bidang kedokteran gigi yang paling sering

BAB 1 PENDAHULUAN. Penampilan fisik mempunyai peranan yang besar dalam interaksi sosial.

BAB 2 SISTEM DAMON. inovatif yang digunakan ortodontis dalam mengoreksi maloklusi. Banyak sistem

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai masalah karies dan gingivitis dengan skor DMF-T sebesar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan prevalensi nasional untuk masalah gigi dan mulut di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pada saluran pencernaan disamping fungsi psikis dan sosial (Tampubolon,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. terus meningkat. Perawatan ortodonsi bertujuan untuk memperbaiki oklusi dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memikirkannya sehingga dapat memahaminya. Hal ini tersirat dalam Q.S.An-

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknik radiografi yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi ada dua yaitu teknik intraoral dan ekstraoral.

KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTIK LEPASAN BERDASARKAN MOTIVASI PASIEN DI KLINIK ORTODONSIA

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi dan radang gusi (gingivitis) merupakan penyakit gigi dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. American Association of Orthodontists menyatakan bahwa Ortodonsia

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. Faktor penyebab dari

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. retak), infeksi pada gigi, kecelakaan, penyakit periodontal dan masih banyak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memberikan estetik wajah yang kurang baik (Wong, dkk., 2008). Prevalensi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang terus-menerus maka akan terjadi pergerakan gigi. Tekanan tersebut

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan dan estetik gigi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapatkan perawatan ortodonsi. Keteraturan dan pembersihan plak yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan mulut yang buruk memiliki dampak negatif terhadap tampilan wajah,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada tindakan pencegahan dan koreksi terhadap maloklusi dan malrelasi pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROGNOSIS PENYAKIT GINGIVA DAN PERIODONTAL

BAB 1 PENDAHULUAN. pencegahan, dan perbaikan dari keharmonisan dental dan wajah. 1 Perawatan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagian besar pasien dengan kehilangan gigi sebagian. 3 Salah satu kelemahan

KESEHATAN GIGI MASYARAKAT: Pelbagai Survei FKG UGM. Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat, FKG-UGM

RENCANA PERAWATAN PERIODONTAL

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Keberadaan penyakit-penyakit ini seringkali diabaikan oleh masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. sering terjadi. Penyakit ini dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang ideal yang dapat menyebabkan ketidakpuasan baik secara estetik

OLEH: Prof. Dr.Sudibyo, drg. Sp. Per. SU.

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri. Salah satu cara untuk mendapatkan kesehatan rongga mulut adalah dengan

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 1 : Data ph plak dan ph saliva sebelum dan sesudah berkumur Chlorhexidine Mean ± SD

PROFIL KESEHATAN GIGI DAN MULUT MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN BERDASARKAN STANDAR PENILAIAN DARI WORLD HEALTH ORGANIZATION

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkat. Hal tersebut menyebabkan kemungkinan penurunan kondisi tidak

BAB I PENDAHULUAN. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam

PERAWATAN INISIAL. Perawatan Fase I Perawatan fase higienik

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perawatan tersebut bertujuan untuk memperbaiki abnormalitas susunan gigi dan

I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan, salah satunya adalah Air Polisher Devices (APDs).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN AJAR Pertemuan ke 13

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari berbagai macam penyebab dan salah satunya karena hasil dari suatu. pertumbuhan dan perkembangan yang abnormal.

GAMBARAN KLINIS DAN PERAWATAN ANOMALI ORTODONTI PADA PENDERITA SINDROMA WAJAH ADENOID YANG DISEBABKAN OLEH HIPERTROPI JARINGAN ADENOID

Prosedur ( salah satu atau lebih ) Pengasahan Pembuatan restorasi Pencabutan gigi

Transkripsi:

5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Perawatan ortodonti merupakan suatu disiplin bidang kedokteran gigi yang dapat meningkatkan fungsi serta penampilan mulut dan wajah. Tujuan utama perawatan ortodonti adalah untuk menghasilkan gigitan yang sehat dan fungsional, menciptakan ketahanan gigi terhadap penyakit, dan meningkatkan penampilan individu. 2 Keuntungan perawatan ortodonti: 2 1. Meningkatnya kesehatan gigi dan ketahanan terhadap penyakit gigi. 2. Meningkatnya fungsi gigi geligi secara keseluruhan. 3. Pencegahan terhadap kemungkinan trauma pada gigi. 4. Perawatan terhadap gigi impaksi. 5. Meningkatnya estetis gigi dan wajah. Secara umum, keuntungan perawatan ortodonti adalah meningkatnya kesehatan gigi dan fungsi. Dengan meningkatnya kesehatan gigi dan fungsi, individu akan merasa penampilannya meningkat, hal tersebut akan menambah rasa percaya diri seseorang, dan dengan demikian akan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. 2 Ada 6 alasan pasien mencari perawatan ortodonti yaitu: 15 1. Menghilangkan atau paling tidak mengurangi kecacatan sosial yang diakibatkan dari penampilan gigi atau wajah yang tidak baik. 2. Meningkatkan penampilan gigi dan wajah pada individu yang telah diterima secara sosial namun berharap untuk lebih meningkatkan kualitas hidupnya. 3. Mempertahankan sebaik mungkin proses perkembangan rahang dan wajah yang normal. 4. Meningkatkan fungsi rahang dan memperbaiki masalah yang berkaitan dengan kecacatan fungsi. 5. Mengurangi dampak trauma atau penyakit pada gigi akibat maloklusi.

6 6. Memfasilitasi perawatan gigi lainnya, membantu perawatan restorasi, prostodonsi, atau terapi periodontal. Ketidakpuasan terhadap penampilan dentofasial, rekomendasi dari seorang dokter gigi, dorongan dari orang tua, dan pengaruh dari teman sekelas yang menggunakan behel adalah merupakan beberapa faktor utama yang terlibat secara langsung terhadap tuntutan perawatan ortodonti. Jenis kelamin, usia, tingkat pengetahuan, kelas sosial, dan tingkat keparahan maloklusi juga telah ditemukan berhubungan dengan keinginan melakukan perawatan ortodonti. Pengalaman diejek yang sering oleh karena penampilan gigi yang tidak baik juga dapat meningkatkan keinginan untuk melakukan perawatan ortodonti dengan menggunakan piranti ortodonti cekat. Shaw dkk menemukan bahwa anak-anak dan remaja lebih sering diejek tentang penampilan gigi mereka dibandingkan hal yang lain pada diri mereka seperti pakaian, berat badan, telinga, dll. Pengaruh dari faktor-faktor tersebut tergantung pada karakteristik sosial dan budaya setiap subkelompok populasi. 1,3,16 Masyarakat luas umumnya sangat memperhatikan penampilan, dan ortodonti menjadi penting bagi kebanyakan individu karena mereka merespons tekanan dari teman sebaya dan berusaha untuk mencari sesuatu yang normal pada komunitasnya. Teman sebaya sering bertindak sebagai standar perbandingan dan kritikan atas penampilan remaja. Penyuluhan oleh profesional tentang perawatan ortodonti biasanya didasari pertimbangan dampak fisiologis dan estetik dari maloklusi, sedangkan di antara non profesional, penampilan biasanya merupakan motivasi yang dominan untuk melakukan perawatan. 17 2.1 Karakteristik Pemakaian Piranti Ortodonti Cekat Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karakteristik adalah ciri-ciri khusus atau sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu. Dengan kata lain, karakteristik adalah ciri khas seseorang dalam meyakini, bertindak ataupun merasakan sesuatu. 18 Karakteristik pemakaian piranti ortodonti cekat adalah ciri khas individu dalam memakai piranti ortodonti cekat yang terdiri atas lama pemakaian, tempat pemasangan, harga pemasangan, kondisi piranti, serta kontrol piranti ortodonti cekat.

7 2.2 Motivasi 2.2.1 Konsep Dasar dan Pengertian Motivasi Istilah motivasi mengacu pada keadaan yang memberi arah terhadap apa yang seseorang pikirkan, rasakan, dan lakukan. 19 Motivasi menunjuk kepada alasan yang melatarbelakangi perilaku yang ditandai dengan kesediaan dan kemauan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. 20 Ada banyak pengertian mengenai motivasi atau dorongan. Pengertian motivasi menurut Notoatmodjo adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Berelson dan Steiner mendefinisikan motivasi sebagai suatu keadaan di dalam diri seseorang (inner state) yang mendorong, mengaktifkan, menggerakkan dan mengarahkan atau menyalurkan perilaku ke arah tujuan. 19,21 Motivasi merupakan salah satu determinan yang terpenting bagi keberhasilan individu dalam mencapai prestasi atau kepuasan tertentu, sehingga motivasi dapat juga diartikan sebagai kemauan untuk berbuat sesuatu sebaik-baiknya sesuai dengan keinginan atau tujuan. Seseorang akan mempunyai kemauan yang efektif jika memperhatikan dengan baik lingkungannya untuk selanjutnya menggunakannya sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan tujuan atau keinginannya. Tanpa adanya motivasi, tujuan yang diharapkan akan sulit dicapai. Paraphrasing Gredler, Broussard dan Garrison secara luas mendefinisikan motivasi sebagai segala sesuatu yang mendorong individu untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. 20 Suatu perilaku dimulai dengan adanya suatu ketidakseimbangan dalam diri individu. Keadaan tidak seimbang ini tidak menyenangkan bagi individu yang bersangkutan, sehingga timbul kebutuhan untuk meniadakan ketidakseimbangan tersebut. Kebutuhan inilah yang akan menimbulkan dorongan atau motivasi untuk berbuat sesuatu. Setelah perbuatan itu dilakukan maka tercapailah keadaan seimbang dalam diri individu, dan timbul perasaan puas. Keadaan seimbang itu sendiri tidak berlangsung untuk selama-lamanya, karena setelah beberapa saat akan timbul ketidakseimbangan baru yang akan menyebabkan seluruh proses motivasi di atas diulang. Oleh sebab itu proses motivasi merupakan suatu lingkaran tak terputus yang

8 disebut lingkaran motivasi (motivation circle), seperti yang digambarkan di bawah ini: 21 Motivasi Tujuan Perilaku Gambar 1. Lingkaran motivasi Motif manusia didasarkan atas kebutuhan, yang disadari ataupun yang tidak disadari. Kebutuhan dibedakan atas kebutuhan primer, yaitu kebutuhan fisiologis akan air, udara, makanan, tidur dan tempat tinggal. Kebutuhan yang lainnya adalah kebutuhan sekunder, seperti kebutuhan akan harga diri, status, kasih sayang, prestasi dan penonjolan diri. 19,21 Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu dapat lebih berupaya dan antusias untuk meningkatkan kesehatannya, sehingga tujuan penyuluhan kesehatan yang diharapkan dapat tercapai. Untuk mempelajari motivasi seseorang dapat dilakukan dengan wawancara perorangan secara mendalam. 21 Motivasi melibatkan kumpulan dari kepercayaan, persepsi, nilai, ketertarikan, dan aksi yang saling berhubungan dengan erat. Sebagai hasil, bermacam pendekatan motivasi dapat menghasilkan perilaku kognitif (seperti memonitor dan penggunaan strategi), aspek non kognitif (seperti persepsi, kepercayaan, dan sikap), atau keduanya. Motivasi antar individu cenderung bervariasi pada lingkup area yang sama. 20 Motivasi tidak saja ditentukan oleh faktor-faktor dari dalam diri individu seperti faktor-faktor biologis, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial dan kebudayaan. Petri mengemukakan bahwa ada lima faktor penyebab timbulnya motivasi, yaitu: (1) kekuatan dalam tubuh yang menimbulkan rangsangan untuk melakukan suatu kegiatan tertentu, (2) faktor keturunan yang menimbulkan keinginan-keinginan naluriah, (3) hasil proses belajar, (4) hasil dari interaksi sosial, dan (5) akibat dari proses kognisi. 21

9 2.2.2 Klasifikasi Motivasi Menurut Reece dan Brandt motivasi dalam mencari perawatan dapat dibagi menjadi dua yaitu: 19-21 1. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik ditandai dengan dorongan yang tidak menentu. Motivasi ekstrinsik adalah tindakan yang timbul karena adanya rangsangan dari luar sehingga motivasi ini tidak melekat secara langsung pada aktivitas yang dilakukan. Jika seorang anak yang tidak suka mengerjakan tugas matematika terdorong untuk mengerjakannya karena mendapatkan hadiah, maka anak tersebut telah termotivasi secara ekstrinsik. Dengan kata lain, anak tersebut bersedia mengerjakan tugas oleh karena dorongan dari luar yaitu hadiah yang diterimanya dan bukan karena minat intrinsik pada bidang studi matematika. Orang tua, guru, teman dan media massa dapat bertindak sebagai sumber motivasi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik biasanya tidak dapat bertahan lama dan efeknya segera hilang bilamana tujuannya telah tercapai, namun memberikan motivasi ekstrinsik umumnya jauh lebih mudah daripada membangun motivasi intrinsik dalam diri seseorang. 2. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motivasi yang ditandai dengan kenikmatan pribadi, minat, atau kesenangan. As Deci dkk mengobservasi bahwa motivasi intrinsik mendorong dan memungkinkan tindakan melalui kepuasan diri. Hal tersebut bermanifestasi pada perilaku seperti eksplorasi dan pencarian tantangan yang sering dilakukan orang untuk mendapatkan penghargaan. Dengan kata lain, motivasi intrinsik berasal dari keinginan individu sendiri untuk melakukan perawatan untuk memperbaiki kekurangan yang ia rasakan pada dirinya sendiri, bukan kekurangan yang ditunjuk oleh sosok ahli yang penilaiannya sering ditolak. Individu yang bersedia membaca buku ilmiah yang tidak berhubungan dengan pekerjaannya hanya karena merasa tertarik untuk mempelajari hal baru, maka individu tersebut termotivasi secara intrinsik. Motivasi intrinsik pada umumnya lebih menguntungkan daripada motivasi

10 ekstrinsik karena dapat bertahan lebih lama. Oleh karena itu motivasi intrinsik dianggap mempunyai daya motivasi yang lebih baik. 2.3 Piranti Ortodonti Piranti ortodonti terdiri atas alat cekat dan lepasan yang digunakan untuk menggerakkan gigi menuju oklusi yang normal serta mendukung pertumbuhan dan perkembangan rahang. 2 Piranti ortodonti cekat memiliki kelebihan dibandingkan dengan piranti ortodonti lepasan dalam hal mendapatkan pergerakan gigi yang kompleks pada beberapa gigi seperti pergerakan bodily dan rotasi gigi. 15,22 2.3.1 Pengertian Piranti Ortodonti Cekat Piranti ortodonti cekat adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk menempel cekat ke permukaan gigi. Piranti ini dapat menempel ke permukaan gigi secara langsung melalui ikatan ke permukaan enamel dengan semen komposit atau disemenkan melalui cincin yang mengelilingi mahkota gigi. Piranti ini tidak dapat dilepas oleh pasien. Kawat gigi kemudian dilekatkan ke behel atau tabung dengan menggunakan klip, ligature yang terbuat dari baja, atau elastomeric o-rings untuk membentuk keseluruhan piranti cekat dan ketika diaktifkan akan mengakibatkan pergerakan gigi. 23,24 Perawatan ortodonti cekat bermula dengan menggunakan band dan kawat gigi terbuat dari emas yang besar dari Dr. Angle menjadi piranti yang kecil dan bernilai estetis tinggi yang terbuat dari bermacam-macam bahan, termasuk stainless steel, titanium, dan keramik, ataupun kombinasi dari bahan-bahan tersebut. Desain behel yang menakjubkan dan perkembangan kawat telah merubah perawatan ortodonti yang semula merupakan perawatan yang membutuhkan banyak tenaga kerja dan memerlukan waktu yang lama, sekarang menjadi perawatan yang lebih mudah, efisien, dan dapat dipercaya, dan hal ini memberikan nilai tambah yang sangat luar biasa dalam meningkatkan kualitas hidup jutaan pasien. 23 Hanya dokter gigi spesialis ortodonti yang berkualifikasi dalam melakukan perawatan dengan menggunakan piranti ortodonti cekat. Mahasiswa kedokteran gigi

11 bahkan dokter gigi umum tidak boleh mencoba meniru dokter gigi spesialis ortodonti dalam hal melakukan perawatan menggunakan piranti ortodonti cekat. 24 2.3.2 Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Piranti Ortodonti Cekat Penggunaan piranti ortodonti cekat diindikasikan pada individu yang mengalami maloklusi gigi dan membutuhkan pergerakan beberapa gigi misalnya untuk mengintrusi, merotasi, mengontrol penutupan ruang bekas pencabutan gigi, dan menggerakan gigi secara bodily. 24 Kontraindikasi penggunaan piranti ortodonti cekat adalah pada kondisi berikut: 24 1. Pasien yang biasanya tidak dapat melakukan prosedur oral higiene dengan baik secara rutin, tidak diharapkan dapat mempertahankan kondisi oral higiene yang baik ketika piranti ortodonti cekat berada di dalam mulutnya. 2. Jika maloklusi yang terjadi berada di luar ruang lingkup piranti ortodonti cekat seperti maloklusi yang terjadi pada skeletal secara alami. 2.3.3 Konsekuensi Pemakaian Piranti Ortodonti Cekat Perawatan ortodonti memiliki keuntungan seperti peningkatan kesehatan gigi, fungsi pengunyahan, fonetik, penampilan wajah, rasa percaya diri bahkan peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan. Namun seperti perawatan medis lainnya, perawatan ortodonti dengan menggunakan piranti ortodonti cekat juga memiliki beberapa risiko dan konsekuensi. Keputusan untuk melakukan perawatan ortodonti membutuhkan perhitungan risiko dan keuntungan yang berpotensi terjadi. Saat ini banyak pasien remaja yang mempertimbangkan atau sedang melakukan perawatan ortodonti. Sangatlah penting bagi mereka untuk mengerti dan memahami risiko yang berpotensi terjadi pada penggunaan piranti ortodonti cekat. 1,25,26 Perawatan ortodonti menggunakan piranti ortodonti cekat mempunyai beberapa konsekuensi yang berhubungan dengan pelaksanaan perawatan. Konsekuensi tersebut dapat berhubungan dengan pasien atau tempat pemasangan piranti, namun beberapa konsekuensi tersebut tidak sepenuhnya dimengerti. 25,26

12 Konsekuensi menggunakan piranti ortodonti cekat yang mungkin timbul jika piranti tidak dirawat dengan baik (konsekuensi yang berhubungan dengan pasien) adalah sebagai berikut: 1,2,25-7 1. Kerusakan enamel Kontrol oral higiene yang buruk dapat menyebabkan kerusakan gigi di sekitar kawat gigi. Karies gigi dini (dekalsifikasi) akan terjadi ketika plak menumpuk di sekitar piranti cekat pada kondisi konsumsi gula yang sering. Nasehat diet, kontrol oral higiene yang baik, dan penggunaan suplemen fluor dapat dilakukan secara rutin untuk mengurangi risiko tersebut. Fraktur enamel berupa retakan yang kecil juga dapat terjadi pada permukaan enamel setelah pelepasan braket ortodonti. Retakan tersebut menyediakan area penumpukan plak sehingga dapat menyebabkan perkembangan karies, dapat menyebabkan fraktur gigi sebagian, atau terjadinya diskolorisasi gigi. 2. Bau mulut Bau mulut dapat terjadi oleh karena beberapa sebab seperti adanya penyakit jaringan pendukung gigi dan menumpuknya sisa-sisa makanan pada daerah yang sulit dibersihkan seperti daerah disekitar kawat gigi. 3. Rasa tidak nyaman yang berhubungan dengan rasa sakit 4. Hilangnya dukungan periodontal Jika oral higiene pasien buruk selama perawatan berlangsung, perawatan ortodonti akan memperburuk inflamasi gingiva (gingivitis) dan kerentanan terhadap penyakit periodontal dan jika tidak ditangani maka lama kelamaan akan menyebabkan goyangnya gigi. 5. Kerusakan akibat bahan piranti ortodonti Bahan piranti ortodonti dapat menginduksi terjadinya reaksi alergi dengan tanda intraoral berupa area eritema. 2.4 Motivasi Menggunakan Piranti Ortodonti Cekat Pada perawatan ortodonti, motivasi ekstrinsik untuk menggunakan piranti ortodonti cekat berasal dari tekanan orang lain seperti dorongan dari orang tua. 15,20,21

13 Trulsson dkk mewawancarai 28 remaja Swedia mengenai faktor yang memotivasi mereka untuk melakukan perawatan ortodonti. Hasil menunjukkan bahwa keputusan untuk melakukan perawatan didasari oleh pengaruh luar yang besar. Hal ini termasuk pengaruh teman sebaya, dan juga paparan untuk mengoptimalkan penampilan pada media massa secara terus menerus. 17 Dokter gigi umum dan dokter gigi spesialis ortodonti memiliki peran yang penting dalam merekomendasikan perawatan ortodonti jika mendeteksi kelainan pada gigi pada saat kunjungan berkala pasien ke dokter gigi. Jika individu melakukan perawatan ortodonti setelah mendapat rekomendasi dari dokter gigi maka individu tersebut telah termotivasi secara ekstrinsik. 1,11 Motivasi intrinsik dalam perawatan ortodonti merupakan dorongan dari dalam diri sendiri untuk melakukan perawatan ortodonti menggunakan piranti ortodonti cekat seperti keinginan untuk meningkatkan penampilan gigi. 1,21 Timbulnya masalah terhadap pengunyahan, kelainan atau rasa sakit pada sendi rahang, dan rasa sakit pada kepala karena dampak dari maloklusi dapat menjadi motivasi intrinsik untuk mencari perawatan ortodonti. 11

14 2.5 Kerangka Konsep Motivasi Intrinsik Keinginan merapikan gigi Agar dapat mengunyah dengan baik Meningkatkan penampilan wajah Karakteristik pemakaian Meningkatkan kesehatan gigi Lama pemakaian Meniru orang lain yang memakai piranti cekat Tempat pemasangan Pemakaian piranti Harga pemasangan ortodonti cekat Kondisi piranti cekat Motivasi Ekstrinsik Kontrol piranti Dorongan dari orang tua Dorongan teman-teman Saran dokter gigi Kesan setelah Pengaruh iklan di media massa menggunakan piranti