24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan termasuk kedalam jenis penelitian eksperimen karena dilakukan percobaan dengan menyimpan kista artemia pada suhu yang berbeda-beda yang masing-masing disimpan selama 48 jam, kemudian ditetapkan kadar proteinnya dengan metode kjeldahl. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Departemen Perindustrian R.I. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Balai Riset dan Standarisasi Industri Surabaya. Jl. Jagir Wonokromo 360 Surabaya Waktu penelitian dimulai pada bulan Januari 2007 sampai dengan Mei 2007. C. Obyek Penelitian Sampel penelitian diambil secara purporsif yaitu sampel berupa kista artemia tidak bermerk (curah) yang dibeli dari petambak artemia di kota Rembang sebanyak 50 gram dalam keadaan kering angin kemudian diambil ± 2 gram untuk penetapan kadar air yang dilakukan secara duplo dan diambil ± 15 gram dan dibagi menjadi 15 bagian yang setiap 5 bagian disimpan pada suhu -20 0 C, 31 0 C dan 60 0 C selama 48 jam lalu pada setiap suhu penyimpanan ditetapkan kadar proteinnya sebanyak 5 kali menggunakan metode kjeldahl. 23
25 D. Kerangka Konsep Berdasarkan prosedur kerja yang akan dikerjakan, maka kerangka konsep yang digunakan yaitu: Variabel bebas Perbedaan Suhu Penyimpanan Variabel terikat Kadar Protein Pada Kista Artemia Dengan pebedaan suhu penyimpanan selama 48 jam mempengaruhi kadar protein pada kista artemia. E. Tabel Rencana Kerja Penetapan kadar protein pada kista artemia yang disimpan selama 48 jam pada suhu -20 0 C, 31 0 C, dan 60 0 C. Keterangan : Ulangan Suhu penyimpanan Tabel 2. Rencana Kerja -20 0 C 31 0 C 60 0 C 1 A B C 2 D E F 3 G H I 4 J K L 5 M N O A,B,C,...O adalah hasil penetapan kadar protein pada kista artemia yang disimpan pada suhu -20 0 C, 31 0 C, dan 60 0 C selama 48 jam, ditetapkan kadarnya dengan metode kjeldhal. F. Hipotesa Hipotesa yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
26 Ho : Tidak ada perbedaan kadar protein pada kista artemia yang disimpan selama 48 jam pada suhu -20 0 C, 31 0 C, dan 60 0 C. Ha :. Ada perbedaan kadar protein pada kista artemia yang disimpan selama 48 jam pada suhu -20 0 C, 31 0 C, dan 60 0 C. G. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua macam variabel yaitu : 1. Variabel bebas : Perbedaan suhu penyimpanan selama 48 Jam. 2. Variabel terikat : Kadar protein pada kista artemia. H. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kista artemia yang sudah disimpan pada suhu -20 0 C, 31 0 C, dan 60 0 C selama 48 jam, campuran selenium, H 2 SO 4 pekat, aquades, natrium hidroksida (NaOH) 50%, asam borat (H 3 BO 3 ) 2%, asam klorida (HCl) 0,1 N, Campuran Indikator Methyl Red 0,1% dan Brom Cresol Green 0,1% Alat yang digunakan pada penetapan kadar protein dengan metode kjeldahl adalah labu kjeldahl, corong kecil, seperangkat alat destilasi, corong tangkai panjang, erlenmeyer, beker glass, buret, kertas lakmus, bunsen, krus, oven, dan desikator. I. Prosedur 1. Penetapan kadar air :
27 a. Tujuan : Untuk mengetahui kadar air dalam sampel. b. Metode : Oven c. Prinsip : Kehilangan bobot pada pemanasan 105 0 C dianggap sebagai kadar air yang terdapat pada sampel. d. Prosedur : 1) Ditimbang 1 gram sampel dengan seksama pada krus yang telah diketahui bobotnya. 2) Dikeringkan pada oven suhu 105 0 C selama 2 jam. 3) Didinginkan dalam desikator 10-15 menit. 4) Timbang, pekerjaan ini diulangi hingga diperoleh bobot konstan e. Perhitungan: W kadar air = x 100% W 1 keterangan: W 1 : Bobot sampel sebelum dikeringkan. 2. Preparasi sampel W : Kehilangan bobot setelah dikeringkan Sampel ditimbang ± 1 gram sebanyak 15 bagian, 5 bagian disimpan di frezer pada suhu -20 0 C, 5 bagian pada suhu 31 0 C dan 5 bagian pada suhu 60 0 C selama 48 jam. 3. Penetapan Kadar Protein a Tujuan : Untuk mengetahui kadar protein dalam sampel.
28 b c Metode : Kjeldahl Prinsip : Setelah didestruksi dan didestilasi, amoniak yang dibebaskan dititrasi secara asam basa. d Prosedur : 1) Destruksi a) Ditimbang ± 0,5 gram sampel dimasukkan dalam labu kjeldahl dengan bantuan corong kecil ditambah campuran selenium 5 gram dan 25 ml H 2 SO 4 pekat kemudian dipanaskan dengan api kecil dulu sampai gas SO 2 yang berwarna putih hilang dengan posisi labu kjeldhal miring 45 0 b) Pemanasan dilanjutkan sampai terjadi larutan yang jernih 2) Destilasi a) Seluruh larutan pada labu kjeldhal dipindahkan secara kuantitatif ke labu destilasi dengan bantuan corong panjang serta ditambah beberapa batu didih. b) Ditambah 150 ml aquades dan 75 ml NaOH 50% sedikit demi sedikit pada labu destilasi dan dipanaskan. c) Destilat ditampung pada erlenmeyer yang sudah berisi 20-50 ml H 3 BO 3 2%, indikator campuran MR dan BCG (Brom Cresol Green), ujung alonga pada pendingin liebig harus tercelup pada H 3 BO 3 2% supaya NH 3 yang terbentuk tidak menguap
29 d) Proses destilasi dihentikan bila semua amoniak telah tertampung (dicek menggunakan kertas lakmus dengan ditandai warna kertas lakmus tetap berwarna merah) 3) Titrasi Destilat dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai terjadi perubahan warna dari hijau menjadi merah. e Perhitungan : Kadar Protein (%) = V x N x 0,014 x F x 100% B Keterangan : V N B = volume HCl yang diperlukan untuk titrasi sampel = normalitas HCl = bobot cuplikan yang ditimbang (gram) F = faktor konversi (faktor umum = 6,25) 0,014 = BA Nitrogen / 1000 (jika bobot cuplikan dalam satuan gram) J. Analisis Data Data yang digunakan adalah data primer yaitu berupa hasil penetapan kadar protein pada kista artemia berdasarkan perbedaan suhu penyimpanan selama 48 jam. Semua data yang dikumpulkan disajikan dalam bentuk tabel (ditabulasikan). Datanya berupa data numerik dan bila data berdistribusi normal maka menggunakan uji statistik parametrik Uji Anova One Way, jika datanya berdistribusi tidak normal
30 maka menggunakan uji non parametrik Uji Kruskal Wallis. Uji statistik tersebut dihitung menggunakan komputer dengan program SPSS. K. Definisi Operasional 1. Kista artemia adalah telur artemia yang terbungkus oleh karion yang mengalami fase cryptobiosis (fase tidur atau istirahat). 2. Protein adalah salah satu kelompok makronutrien yang berperan penting dalam pembentukan biomolekul sebagai sumber energi. Strukturnya yang mengandung atom N, di samping C, H, O, S dan kadang kadang P, Fe dan Cu (sebagai senyawa kompleks dengan protein). Ditetapkan kadarnya dengan metode kjeldahl. 3. Suhu Penyimpanan adalah besarnya suhu pada penyimpanan kista artemia dalam satuan Celcius yaitu pada suhu - 20 0 C, 31 0 C, dan 60 0 C 4. Lama penyimpanan adalah lamanya waktu untuk penyimpanan kista artemia.