PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL JARAK JAUH MENGGUNAKAN SINYAL DTMF

dokumen-dokumen yang mirip
Dalam pengukuran dan perhitungannya logika 1 bernilai 4,59 volt. dan logika 0 bernilai 0 volt. Masing-masing logika telah berada pada output

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN CHARGER OTOMATIS UNTUK TELEPON GENGGAM (HP)

BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN

BEL CERDAS CERMAT MENGGUNAKAN REMOTE CONTROL WIRELESS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL

PEMBUATAN PEMANCAR FM SEDERHANA UNTUK ALAT PERAGA

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengujian terhadap keseluruhan

SISTEM KENDALI PERALATAN RUMAH TANGGA BERBASIS HT DAN MIKROKONTROLER AT89S51

PENGENDALI PERALATAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN TELEPON SELULER BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III PERANCANGAN ALAT

SISTEM KONTROL LISTRIK MENGGUNAKAN MEDIA HANDPHONE BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

BAB I PENDAHULUAN. luasnya suatu wilayah (misalnya gedung atau pabrik) yang peralatan-peralatan

PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DUA ARAH DENGAN SISTEM MODULASI FM

PENGENDALIAN ALARM MELALUI SALURAN TELEPON. Syafriyudin *

III. METODE PENELITIAN

PENGENDALIAN ALAT-ALAT LISTRIK DENGAN SINYAL AUDIO MEMANFAATKAN JALA-JALA LISTRIK

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

Rancang Bangun Alat Otomatis Pengisian Tangki Air WSLIC Menggunakan Radio Frekuensi di Desa Sukobendu Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan

METODE PENELITIAN. Elektro Universitas Lampung. Penelitian di mulai pada bulan Oktober dan berakhir pada bulan Agustus 2014.

Crane Hoist (Tampak Atas)

SISTEM KENDALI JARAK JAUH PINTU GERBANG OTOMATIS

ALAT PENGIRIM DATA MENU MAKANAN DAN MINUMAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM WIRELESS BERBASIS MIKROKONTROLER

Bagan Kerja Handphone Beserta cara kerjanya

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

AUDIO/VIDEO SELECTOR 5 CHANNEL DENGAN MIKROKONTROLER AT89C2051

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PENDETEKSI KEBOCORAN PIPA AIR DENGAN PEMANCAR DAN PENERIMA FM

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN INDIKATOR GALVANIC SKIN RESPONSE (GSR)

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat

Perancangan Dan Pembuatan Robot Beroda Dan Berlengan Yang Dilengkapi Dengan Kamera Video Berbasis Mikrokotroler AT89S51

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut adalah gambar blok diagram :

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Tujuan Pengukuran 4.2. Peralatan Pengukuran

III. METODE PENELITIAN

USER MANUAL ALARM ANTI MALING MATA PELAJARAN : ELEKTRONIKA PENGENDALI DAN OTOMASI

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER

Sistem Perlindungan menggunakan Optical Switching pada Tegangan Tinggi

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis

III. METODE PENELITIAN. Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51

BAB III METODE PENELITIAN

RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI SUHU PADA PERANGKAT RADIO TRANSCEIVER LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Pengujian ini termasuk pengujian masing-masing bagian secara terpisah dan pengujian

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PENGAMAN SEPEDA MOTOR BERBASIS DTMF

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio

Security Alarm for Motorcycle

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGENDALI PERALATAN LISTRIK RUMAH TANGGA DENGAN MENGGUNAKAN REMOTE KONTROL BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C2051

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

KAJIAN TENTANG KERUSAKAN VOLTAGE REGULATOR PADA COLLINS ADF 60 (A) RECEIVER DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA

RANCANG BANGUN SIMULASI LAMPU PENERANGAN LORONG KAMAR HOTEL MENGGUNAKAN SENSOR PID (Passive Infrared Detector)

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L Maka untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. pan-tit ini menggunakan model proses V-Model yang dituangkan dalam diagram

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

PENGIRIMAN DAN PENERIMAAN DATA BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN MEDIA TRANSMISI GELOMBANG RADIO

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 7 SISTEM REPEATER. Pentingnya sistem repeater dalam komunikasi data khususnya yang berbasis radio frequency.

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengujian perangkat keras dan

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

BAB III PROSES PERANCANGAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

SISTEM REMOTE MONITORING GEDUNG BERBASIS MIKROKONTROLER MELALUI RADIO FREKUENSI HT

SISTEM PERINGATAN UNTUK PENGAMANAN RUMAH TERHADAP PENCURIAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SENTUH

SISTEM RADAR JARAK PARKIR KENDARAAN BERMOTOR BERBASIS GELOMBANG ULTRASONIK

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

PROTOTIPE SISTEM KENDALI PINTU GERBANG BERBASIS DTMF (DUAL TUNE MULTIPLE FREQUENCY)

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB III PERANCANGAN ALAT

PENGENDALIAN TAP TEGANGAN LISTRIK PADA TRANSFORMATOR PLTMH DARI JARAK JAUH MENGGUNAKAN TELEPON GENGGAM

Perancangan Sistem Switching 16 Lampu Secara Nirkabel Menggunakan Remote Control

MODUL I GERBANG LOGIKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

APLIKASI SENSOR RADIO FREKUENSI (RF)

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

Transkripsi:

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGONTROL JARAK JAUH MENGGUNAKAN SINYAL DTMF Arya Dian Dwipanegara Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung ABSTRAKSI Menurut media yang digunakan, pengendalian jarak jauh dapat dilakukan melalui media kawat atau tanpa kawat.salah satu pengendali tanpa kawat yang paling banyak digunakan adalah dengan memanfaatkan gelombang elektromagnet.sinyal yang mengendalikan obyek/beban adalah sinyal pemodulasi bukan sinyal pembawanya.salah satu sinyal pengendali yang sampai saat ini belum banyak dimanfaatkan untuk pengendalian jarak jauh adalah sinyal DTMF (Dual Tone Multi Frequencies).Sudah banyak transceiver yang dilengkapi dengan DTMF encoder, sehingga bisa dimanfaatkan untuk pengendalian jarak jauh. Untuk itu, pada bagian penerima hanya diperlukan transceiver (dalam keadaan receive), DTMF decoder, 4 to 16 lines decoder,driver dan relay. Karena dibatasi hanya untuk mengendalikan 4 (empat) beban, maka output 4 to 16 lines decoder hanya diambil 8 lines saja (4 lines untuk menghidupkan dan 4 lines lainnya untuk mematikan). Demikian juga dengan driver dan relay, diperlukan 4 driver dan 4 relay untuk menghidupkan beban yang berpasangan dengan 4 driver dan 4 relay untuk mereset (mematikan) nya. Saklar-saklar relay yang berpasangan dihubungkan sedemikian rupa sehingga suatu beban akan aktif (hidup) dan terkunci ketika datang sinyal DTMF tertentu, dan akan reset hanya jika dikirimkan sinyal DTMF pasangannya. Dengan demikian keempat beban akan bisa diaktifkan atau direset satu persatu secara bertahap. Pendahuluan Dalam kehidupan manusia modern, segala kegiatan dan pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih mudah berkat perkembangan teknologi yang semakin maju. Perkembangan teknologi telah menciptakan beragam peralatan yang sangat canggih sehingga dapat membantu manusia mengerjakan hal-hal yang sangat sulit untuk dilakukan secara manual. Perkembangan teknologi khususnya elektronika telah mempengaruhi hampir segala aspek kehidupan manusia. Jarak antara tempat di dunia seolah-olah menjadi semakin pendek dan pekerjaan manusia dapat dilakukan semakin mudah,cepat dan semakin tepat akibat perkembangan teknologi komputer, komunikasi dan otomatisasi yang semakin pesat. Pengontrolan jarak jauh (remotecontrol) sudah mulai digunakan pada mainan anak-anak sampai peralatan militer. Remote control digunakan intuk mengontrol suatu objek dari jarak jauh, baik melalui kawat (by wire) maupun tanpa kawat (wireless). Awalnya wireless remote control hanya dapat digunakan untuk mengendalikan satu objek (satu channel), yaitu meng ON dan meng OFF kan objek tersebut berdasarkan ada/tidak 21

adanya sinyal berfrekuensi tinggi yang tidak dimodulasi. Perkembangan teknologi elektronika memungkinkan untuk membuat bentukbentuk pulsa yang diinginkan dengan mudah. Bentuk-bentuk pulsa khusus ini dihasilkan oleh encoder pada transmitter, dimodulasi pada sinyal pembawa kemudian dipancarkan. Pada receiver, sinyal ini diterjemahkan oleh decoder untuk mengaktifkan objek-objek yang diinginkan. Ini berarti objek yang dikontrol bisa lebih dari satu (multi channel) dengan hanya menggunakan satu frekuensi sinyal pembawa. Sinyal Dual Tone Multi Frequency (DTMF) yang digunakan pada telepon dapat dimanfaatkan untuk multi channel remote control. Sinyal ini terdiri dari dua frekuensi rendah yang berurutan yang menyatakan angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 huruf a, b, c, d dan tanda * (bintang) dan # (pagar). Dengan demikian kode DTMF dapat digunakan untuk remote control16 channel, tetapi belum banyak dimanfaatkan karena hanya bisa digunakan untuk remote control sistem ON OFF. Saat ini sudah banyak Handy Transceiver (HT) yang sudah dilengkapi dengan DTMF encoder, sehingga bisa secara langsung dapat dimanfaatkan sebagai bagian remote control yang dapat meng ON dan meng OFF kan beberapa objek dari jarak jauh. Perumusan Masalah Masalahnya adalah bagaimana merancang decoder sinyal DTMF, untuk kemudian mengontrol beberapa objek berupa peralatan listrik/elektronika dengan memanfaatkan handy transceiver yang dilengkapi dengan DTMF encoder. Perancangan Sistem Diagram Blok Dengan alat pengontrol jarak jauh (remote control) ini dikehendaki agar beberapa beban disuatu tempat dapat dikontrol (ON/OFF) dari tempat lain yang berjauhan dengan menggunakan sinyal DTMF. Alat ini harus dapat mengontrol beban satu persatu, lebih dari satu, atau keseluruhannya. Sesuai dengan ruang lingkup, beban yang akan dikontrol sebanyak 4 (empat) buah yang dicatu oleh tegangan AC 220 Volt dan daya masing-masing < 500 watt. Secara garis besar, sistem pengontrol terdiri dari dua kelompok yaitu bagian pengirim (pengontrol) dan bagian penerima (yang dikontrol). Pengirim terdiri dari transmitter (Tx) yang dilengkapi dengan DTMF encoder sehingga memancarkan sinyal DTMF, sedangkan penerima terdiri dari receiver (Rx) yang menerima sinyal DTMF tersebut, kemudian diolah sedemikian rupa sehingga dapat mengontrol beban yang dikehendaki. Diagram blok sistem pengontrol dapat dilihat pada gambar 1. 22

ataupun perorangan yang tidak jelas ANT perijinannya. Power Walaupun VHF FM Transceiver ANT Transmitter 5 V Voltage Stab. 5V 12 V Supply 4 x Load L1 digunakan oleh umum, tetapi sinyal pembicaraan tidak akan mempengaruhi pengontrolan. Syarat utama dari transceiver Receiver DTMF Decoder 4 4 to 16 Lines 8 Relay Driver L2 L3 L4 yang akan digunakan sebagai transmitter harus dilengkapi dengan DTMF encoder. 4 x Relay Indicator Latch/Reset A B C D Indicator Gambar 1 Diagram Blok Digit keypad pada transmitter yang digunakan untuk pengontrolan adalah digit 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8. Empat digit digunakan untuk mengaktifkan (set) beban, sedangkan empat digit lainnya untuk mematikan (reset) beban. Diperlukan dua buah transceiver, yaitu yang pertama berfungsi sebagai transmitter pengontrol dan yang kedua sebagai receiver (yang dikontrol), dan keduanya harus bekerja pada frekuensi yang sama. Transceiver yang digunakan, memanfaatkan transceiver yang banyak diperoleh dipasaran yaitu VHF FM Transceiver (Handy talky) yang bekerja pada frekuensi sekitar 130 Mhz sd 160 Mhz. Tranceiver ini banyak digunakan oleh anggota ORARI (Organisasi Radio Amatir Indonesia) yang bekerja pada frekuensi 145 sd 148 Mhz, sedangkan frekuensi-frekuensi lainnya dimanfaatkan oleh dinas-dinas tertentu Prinsip Kerja Misalnya digit 1, 2, 3 dan 4 digunakan untuk mengaktifkan beban, sedangkan digit 8, 7, 6 dan 5 untuk mematikannya. Jika digit 4 pada transmitter ditekan, maka transmitter akan mengirimkan sinyal DTMF yang merupakan gabungan frekuensi 770 Hz dan 1209 Hz. Receiver akan menerima dan mengolahnya hingga diperoleh sinyal DTMF seperti yang dipancarkan. Selanjutnya DTMF decoder akan mengolah dan mengubahnya ke dalam bilangan biner yang mempresentasikan bilangan desimal 4 yaitu 0 1 0 0. Bilangan biner ini, setelah melalui driver akan diperagakan oleh 4 buah indikator LED dalam bentuk padam-menyala-padam-padam. Selain itu, output DTMF decoder diteruskan ke input 4 to 16 lines decoder. 4 to 16 lines decoder mempunyai 4 input ( bilangan biner 4 bit) dan 16 output. Salah satu output akan aktif (logika 1) sesuai dengan bilangan biner yang masuk. Jadi, jika yang masuk 0 1 0 0 maka output yang aktif adalah output empat (4), sedangkan output-output yang lainnya dalam keadaan 0. Output 4 akan tetap dalam 23

keadaan 1 (latch) walaupun input hanya datang sebentar saja. Output hanya akan berubah apabiladatang input berikutnya yang menyatakan bilangan biner lainnya (selain 0 1 0 0). Sesuai ruang lingkup, maka hanya 8 output yang digunakan yaitu output 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8. Kedelapan output tersebut,masing-masing dihubungkan ke driver untuk mengaktifkan relay terkait. Jadi ketika digit 4 pada transmitter ditekan, maka output 4 to 16 lines decoder yang aktif (1) adalah output 4. Akibatnya relay 4 bekerja sehingga load 4 akan aktif (misalnya lampu 4 menyala). Load 4 akan tetap aktif walaupun input driver berubah, kecuali jika digit peresetnya pada transmitter (misalnya digit 5) ditekan. Dengan demikian maka : 1. Beban bisa diaktifkan satu persatu dan dapat di reset oleh tombol digitnya masing-masing. 2. Lebih dari satu beban (maksimal 4) bisa diaktifkan secara bertahap dan di reset secara bertahap juga. Menurut fungsinya terdapat dua macam fungsi relay. Pertama untuk mengaktifkan dan mengunci (latch) beban, dan yang keduanya untuk mereset beban. Jika tidak dilengkapi dengan pengunci,maka hanya satu beban saja yang bisa aktif. Sebagai contoh, jika tombol digit 4 pada transmitter ditekan, maka beban 4 akan aktif. Tetapi jika selanjutnya ditekan digit 3, maka beban 3 akan aktif tetapi beban 4 akan reset (tidak aktif). Diagram Rangkaian Lengkap Diagram skematik bagian penerima alat pengontrol jarak jauh dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 2 Diagram skematik bagian penerima alat pengontrol jarak jauh Prinsip kerja Misalkan pada keadaan awal, seluruh beban (L 1,L 2,L 3,L 4 ) dalam keadaan tidak aktif. Pada keadaan ini, misalkan output DTMF decoder (IC 1) dalam keadaan Q 4 =Q 3 =Q 2 =Q 1 =0, output 4 to 8 lines decoder (IC-2) S 1 =S 2 =S 3 =S 4 =S 5 =S 6 =S 7 =S 8 =0, dan output driver 24

(IC-3) out1=out2=out3=out4=out5= out6=out7=out8=0. Jika transmitter mengirim sinyal DTMF-1, maka receiverakan mengolahnya sehingga outputnya mengeluarkan sinyal DTMF-2 tersebut yang diteruskan ke input DTMF decoder. Sinyal ini diproses sedemikian rupa sehingga pada output DTMF decoderakan dihasilkan Q 4, Q 3, Q 2, Q 1 = 0001 yang dinyatakan oleh indikator LED 1 sampai dengan LED-4 berupa cahaya padam-padampadam-menyala.selain ke indikator, sinyal 0001 ini masuk ke 4 to 16 lines decoder (dimanfaatkan sebagai 4 to 8 lines), sehingga output decoder tersebut (IC-2) menjadi S 1, S 2, S 3, S 4,S 5, S 6, S 7, S 8 = 1,0,0,0,0,0,0,0. Hal ini bisa terjadi karena input INH = 0. Seperti telah dikemukakan, jika DTMF decoder menerima sinyal DTMF yang valid maka output std akan ada dalam keadaan 1 yang kemudian dibalik oleh invertir T5 menjadi 0 sehingga INH = 0. Output S1 = 1 diperkuat oleh driver (IC-3) yang membuat relay Re-1 bekerja. Salah satu saklarnya akan menghubungkan beban L-1 ke sumber daya 220 VAC sehingga aktif (menyala). Saklar lainnya akan terhubung ke ground melalui saklar relayre-2 sehingga relay Re-1 dan beban L-1 terkunci. Bila selanjutnya receiver menerima sinyal DTMF-2, maka beban L-2 akan tetap aktif (menyala) tetapi beban L-1 akan tetap aktif (menyala) karena sudah terkunci. Demikian pula jika kemudian berturut-turut diterima sinyal DTMF-3 dan DTMF-4 maka beban L3 dan L4akan aktif menyala dan terkunci, sehingga semua beban (L 1, L 2, L 3,L 4 ) akan aktif. Beban akan tetap aktif selama tidak direset oleh sinyal DTMF yang khusus untuk itu. Untuk mereset beban L-1, diperlukan sinyal DTMF-8. Pada saat sinyal tersebut datang maka output IC-1 (Q 4,Q 3,Q 2,Q 1 ) menjadi 1000, indikatornya menjadi menyalapadam-padam-padam, output IC-2 (S 1,S 2,S 3,S 4,S 5,S 6,S 7, S 8 ) menjadi 00000001 dan output IC-3 (out1, out2, out3, out4, out5, out6, out7, out8) menjadi 00000001. Dengan demikian maka relay Re-8 akan bekerja sehingga saklarnya akan melepas hubungan relay Re-1 ke ground. Akibatnya relay Re-1 berhenti bekerja sehingga beban L1 akan reset. Untuk beban L 2,L 3 dan L 4 diperlukan sinyal DTMF 7, 6 dan 5. LED- 5 sampai dengan L12 berfungsi sebagai indikator untuk menunjukan bekerja tidaknya relay yang bersangkutan. Percobaan dengan Bread Board Bread board adalah papan percobaan untuk membuktikan bahwa suatu rangkaian dapat berfungsi tanpa penyolderan, sehingga komponen-komponen yang di gunakan dapat digunakan lagi jika rangkaian dapat bekerja dengan baik. Berdasarkan gambar 3. telah dilaksanakan percobaan-percobaan dengan menggunakan bread board secara bertahap mulai dari DTMF decoder sampai dengan penggerak beban. Percobaan dilakukan tanpa beban lampu pijar, 25

tetapi cukup hanya dengan melihat indikatorindikator LED digunakan. Dalam percobaan tersebut, rangkaianrangkaian yang menggunakan komponenkomponen hasil rancangan, ternyata dapat berfungsi dengan baik. FM transceiver yang digunakan adalah tipe Yaesu tipe FT 60 untuk transmiter dan tipe Icom IC 25 untuk receivernya. Tetapi dengan menggunakan tipe lain (Suicom SH 135/430) rangkaian masih tetap dapat bekerja dengan baik. Perancangan dan Pembuatan PCB Untuk merakit komponen-komponen tersebut perlu dirancang dan dibuat PCB nya terlebih dahulu. Karena rumitnya konduktorkonduktor penghubung, maka PCB dibuat dalam dua bagian, yaitu bagian DTMF decoder + 4 to 8 lines decoder dan bagian penggerak beban. Mula-mula dibuat layout komponen dengan ukuran yang tidak sebenarnya serta hubungan antar komponen. Setelah itu dibuat rancangan PCB nampak atas dengan ukuran sebenarnya. Dengan membalik serta menggambar kembali jalur-jalur penghubungnya maka akan diperoleh rancangan PCB nampak bawah. Garis-garis penghubung diperiksa kembali untuk melihat apakah ada yang terputus atau terhubung pendek. Gambar 3 Rancangan PCB Nampak Atas Gambar 4 Rancangan PCB Nampak Bawah Perakitan Setelah PCB dibuat dan dilubangi maka komponen-komponen yang sudah dicoba, disolderkan pada PCB. Untuk IC (kecuali IC 4) perlu menggunakan socket agar IC mudah diperiksa atau dilepas bilamana diperlukan. Kemudian, PCB I dan PCB II dihubungkan sesuai diagram dalam gambar 2. 26

Pengemasan PCB beserta komponen-komponen yang telah disolderkan perlu dikemas dalam kotak yang sesuai. Kotak yang digunakan adalah kotak plastik berukuran panjang x lebar x tinggi = 20 cm x 14,5 cm x 7,5 cm. Pada panel depan terdapat 4 buah LED (D,C,B,A) sebagai indikator output DTMF decoder, empat buah LED (IL 1, IL 2, IL 3, IL 4 ) sebagai indikator beban dan empat buah LED (RL 4, RL 3, RL 2,RL 1 ) sebagai indikator beban yang terakhir direset. Pada panel belakang terdapat lubang untuk kabel AC 220V dan empat buah outlet untuk beban (L 1, L 2, L 3, L 4 ). Pada panel samping kanan terdapat jack input (IN) dan jack output (+12 V). Bagan kotak (kemasan) beserta panel-panelnya dapat dilihat pada gambar 5 2 7 D C B AIL1 IL2 IL3 IL4 IL5 IL6 IL7 1 I 12 L4 L3 L2 Gambar 5. Bagan Kotak Kesimpulan Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sinyal DTMF dapat dimanfaatkan untuk pengendalian jarak jauh dengan menggunakan sepasang transceiver yang transmitternya dilengkapi dengan DTMF encoder. Hasil rancangan pembuatan dan ujicoba adalah sebagai berikut : 1. Bagian pengirim alat pengendali jarak jauh terdiri dari FM handytransceiver (P out = 4 W) yang dilengkapi DTMF encoder dengan stick antenna, sedangkan bagian penerima terdiri dari FM handy transceiver (dalam posisi receive), DTMF decoder, 4 to 16 lines decoder (diambil 8 lines), driver dan relay. 2. Sesuai ruang lingkup, alat pengendali jarak jauh ini akan dapat mengontrol 4 (empat) buah obyek (beban). Seluruh (empat) beban dapat diaktifkan dan direset satu persatu secara bertahap. Alat ini belum dilengkapi dengan password sehingga masih rawan terhadap gangguan berupa sinyal DTMF yang secara sengaja atau tidak sengaja dikirim oleh seseorang. 3. Jarak jangkau pengendalian, terutama tergantung pada ketinggian dan jenis antenna receiver yang digunakan. Jarak jangkau maksimum adalah sekitar 1 km bila receiver 27

menggunakan stick antenna pada ketinggian sekitar 1 meter. 4. Berdasarkan hasil pengukuran, arus konsumsi maksimum dari bagian penerima (di luar receiver) hanya sekitar 215 ma pada tegangan 12 V. dengan demikian cukup digunakan pencatu daya 12V/1A. Saran 1. Jika sinyal DTMF ingin dimanfaatkan secara penuh (dapat mengontrol 8 beban), maka perlu digunakan 16 driver (2 buah IC tipe ULN2803A) dan 16 relay. 2. Agar jarak jangkau pengendalian dapat lebih jauh, disarankan untuk mempertinggi ketinggian antenna receiver atau mengganti stick antena dengan antenna gain yang lebih tinggi. 3. Disarankan untuk menambah rangkaian password agar tidak mudah diganggu (terganggu). Daftar Pustaka 1. Chattopadhyay, D. diterjemahkan oleh Sutanto, 1989, Dasar Elektronika, Penerbit Universitas Indonesia 2. Daryanto, 2005, Pengetahuan Teknik Elektro, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. 3. Editors of Elementry Electronic, 1981, The Giants Book of Easy to buildelectronics Project, Davis Productions Inc USA 4. Husanto dan Thomas, 2007, Programmable Logic Control, Penerbit Andi, Yogyakarta. 5. Ibrahim, K,F., diterjemahkan oleh P. Insap Santosa 1996, Teknik Digital, Penerbit Andi Yogyakarta 6. Loveday George, 1986, Intisari Elektronika Penjelasan Alphabetik dari Asampai Z, Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia Jakarta. 7. Malvino dan H. Gunawan,1999, Prinsip-prinsip Elektronika, Edisi Kedua, Penerbit Erlangga,Jakarta. 8. Millman, J., diterjemahkan oleh Sutanto, 1992, Sistem digital dan Rangkaian analogpenerbit Erlangga, Jakarta. 9. Shoemaker Charles, 1986, 101 Sound, Light and Power IC Project, TAB Books Inc. USA 10. Technical Information Center, 1978, Motorola CMOS IntegratedCircuit, Motorola Inc. TexasUSA. 28