1 PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) PADA PEMBERIAN PUPUK NITROGEN Ahmad Masud, Moh. Ikbal Bahua, Fitriah S. Jamin ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun pada pemberian pupuk N dan perlakuan pupuk N yang terbaik dalam mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun. Penelitian ini dilaksanakan di Di Desa Dutohe Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango, yang dimulai pada Bulan April 2013 sampai Bulan Juni 2013. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan dosis pupuk N yang diulang sebanyak 3 kali, sehingga terdapat 15 unit percobaan. Perlakuannya yaitu M 0 = kontrol, M 1 = 100 kg/ha, M 2 = 200 kg/ha, M 3 = 300 kg/ha, dan M 4 = 400 kg/ha. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis of varians (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji BNT jika terdapat pengaruh perlakuan pupuk N terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk N pada pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun berpengaruh nyata pada umur 14 HST, 21 HST, 28 HST, 35 HST dan 42 HST untuk semua parameter pertumbuhan dan produksi yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga, panjang buah, jumlah buah, dan berat buah. Perlakuan pupuk N yang terbaik yang berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun terdapat pada dosis pupuk N 300 dan 400 kg/ha. Kata Kunci: Pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun, pupuk Nitrogen PENDAHULUAN Tanaman mentimun (Cucumis sativa L.) termasuk dalam tumbuhan merambat atau merayap merupakan salah satu jenis tanaman sayuran buah Famili labulabuan (cucurbitaceae) yang sudah popular dan digemari masyarakat luas. Menurut sejarah, tanaman mentimun berasal dari benua Asia, yaitu dari Asia Utara dan Asia Selatan (Wijoyo, 2012). Di Indonesia, Tanaman mentimun di tanam di dataran rendah. Daerah penyebaran yang menjadi pusat pertanaman mentimun adalah Propinsi Jawa Barat, Daerah Istimewa Aceh, Bengkulu, Jawa Timur dan Jawa Tengah Mentimun adalah salah satu sayuran buah yang banyak di konsumsi segar oleh masyarakat Indonesia. Meskipun bukan tanaman Indonesia, tetapi mentimun sudah sangat di
2 kenal oleh masyarakat Indonesia. Jenis sayuran ini dengan mudah ditemukan hampir seluruh pelosok Indonesia (Putra, 2011). Produktivitas tanaman mentimun di Provinsi Gorontalo yang terdapat di Kabupaten Bone Bolango Kecamatan Bolango Utara tahun 2012 dalam 1 hektar mencapai 5 kuintal. Jika dibandingkan dengan potensi hasil beberapa varietas mentimun yang ada, produksi tanaman mentimun secara nasional masih rendah, yaitu hanya 10 ton per hektar, sedangkan potensi hasil tanaman mentimun dapat mencapai 49 ton per hektar. Hal ini disebabkan karena selama ini sistem usaha tani mentimun belum dilakukan secara intensif (Milka et al, 2007). Pengembangan tanaman mentimun sering mengalami kendala, terutama dalam hal sifat fisik dan kimia tanah. Tanah yang kurang subur menyebabkan produksi menurun. Untuk itu dalam penanaman perlu dilakukan pengolahan tanah dan penambahan usur hara. Penambahan unsur hara dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk seperti pupuk anorganik (Putra, 2011). Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian tentang pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun (Cucumis sativa L.) pada pemberian pupuk nitrogen perlu dilakukan, karena tanaman mentimun sangat memerlukan pupuk nitrogen dalam pertumbuhan dan produksinya. METODELOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Dutohe Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari Bulan April sampai dengan Bulan Juni 2013. Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah bajak, cangkul, parang, tajak, tugal, bambu, timbangan analitik, meteran, tali rapiah, dan kamera (dokumentasi). Sedangkan bahan yaitu benih mentimun varietas hercules, pupuk urea.
3 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali, sehingga terdapat 15 unit percobaan. Dengan rincian sebagai berikut : M 0 = kontrol, M 1 = Dosis pupuk Urea 100 kg/ha, M 2 = Dosis pupuk Urea 200 kg/ha, M 3 = Dosis pupuk Urea 300 kg/ha, M 4 = Dosis pupuk Urea 400 kg/ha Variabel yang Diamati Komponen variabel yang diamati pada penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga, panjang buah, jumlah buah, dan berat buah. Prosedur Penelitian Langkah awal sebelum melakukan penelitian yaitu melakukan survei atau meninjau langsung lokasi penelitian yang akan di jadikan sebagai tempat penelitian. Tanah yang akan digunakan pada penelitian ini di analisis di Laboratorium tanah PT. PG Gorontalo Tolangohula. Tujuan analisis tanah ini untuk mengetahui kandungan unsur hara yang tersedia pada tanah. Prosedur penelitian ini meliputi: 1. Pengolahan tanah Luas lahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 18 m x 18 m, dan dibentuk plot dengan jarak antar petakan 50 cm sebanyak lima plot serta dibuat tiga ulangan dengan jarak antar ulangan yaitu 100 cm. Kemudian pembajakan kedua dilakukan pembuatan petakan yang berukuran 3 m x 5 m. 2. Penanaman Penanaman dilakukan dengan cara di tugal sedalam 5 cm. Pembuatan lubang tanam sedalam cangkul pada jarak tanam 60 cm x 50 cm. Benih mentimun ditanam sebanyak 2 butir/lubang tanam kemudian ditutup dengan tanah tipis. Jumlah populasi tanaman dalam satu petak yaitu 50 tanaman. 3. Pemupukan Waktu pemupukan diberikan 2 kali yaitu saat tanam dan 30 hari setelah tanam (HST) saat mentimun mulai berbunga. Pemberiannya yaitu dibenamkan disekeliling tanaman sejauh ± 15 cm dari pangkal batang. Setiap kali pemupukan
4 sebaiknya tanah langsung dilakukan penyiraman hingga cukup basah agar pupuk cepat larut. Tabel 1. Dosis pupuk urea pada saat tanam dan 30 HST Perlakuan (Kg/ha) Urea/Kg Saat tanam 30 HST 0 - - 100 50 50 200 100 100 300 150 150 400 200 200 Tabel 2. Dosis pupuk urea pada saat tanam dan 30 HST pada ukuran per lubang tanam. Urea/g Perlakuan (Kg/ha) Saat tanam 30 HST 0 - - 4. Pemeliharaan 100 1,5 1,5 200 3 3 300 4,5 4,5 400 6 6 Pemeliharaan tanaman terdiri dari penyulaman, penyiraman, penyiangan, pemasangan ajir, dan pemangkasan. Ajir yang digunakan adalah bambu yang berukuran 2 m, yang dipasang secara berpasangan kemudian diatas ajir dibentangi dengan tali rapiah. Penyiraman dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pagi dan sore hari. 5. Panen Buah mentimun hibrida dapat dipanen pertama pada umur 49 hari setelah bibit di pindahkan dari persemaian ke kebun. Cara panen dilakukan dengan cara memotong tangkai buah dengan pisau tajam agar tidak merusak tanaman.
5 6. Pengamatan Pengamatan dilakukan selama umur vegetatif dan generatif sampai pada 49 HST, yang dimulai pada saat tanaman berumur 14 HST, 21 HST, 28 HST, 35 HST, dan 42 HST. Pengamatan meliputi pengukuran tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga, panjang buah, jumlah buah, dan berat buah. Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis secara stastistik dengan menggunakan sidik ragam. Apabila terdapat perlakuan yang berbeda nyata, maka di lanjutkan dengan uji BNT taraf 5%. Hasil Penelitian 1. Tinggi Tanaman (cm) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan pupuk Nitrogen berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman mentimun pada semua tahapan umur pengamatan yaitu: 14 HST, 21 HST, 28 HST, 35 HST, dan 42 HST. Perlakuan pupuk Nitrogen 400 kg/ha memiliki rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman yang paling tinggi pada semua tahapan umur pengamatan dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat dijelaskan pada Tabel 3 tentang rata-rata tinggi tanaman mentimun pada semua tahapan umur pengamatan. Tabel 3. Rata-Rata Tinggi Tanaman Mentimun (cm) Perlakuan (Kg/ha) Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) 14 HST 21 HST 28 HST 35 HST 42 HST 0 14,40 a 37,09 a 45,18 a 68,43 a 124,91 a 100 15,78 ab 40,54 ab 55,01 b 82,33 ab 155,86 ab 200 17,97 b 41,52 ab 56,88 b 86,34 abc 158,76 b 300 21,81 c 43,20 bc 57,42 b 88,10 bc 164,95 b 400 24,05 c 47,24 c 70,85 c 101,53 c 182,00 b BNT 5 % 2,79 4,54 9,20 18,96 31,96 KK (%) 1,58 1,58 1,71 2,36 0,37 Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% terhadap umur berbunga mentimun.
6 Tabel 3 di atas dapat dijelaskan bahwa perlakuan pupuk Nitrogen yang paling baik dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman mentimun yaitu terdapat perlakuan pupuk Nitrogen dengan dosis 300 kg/ha pada taraf α = 5 %. Hubungan antara pertumbuhan tinggi tanaman dan perlakuan pupuk Nitrogen pada semua tahapan umur pengamatan dijelaskan pada Gambar 1. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) 200.00 180.00 160.00 140.00 120.00 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 0.00 14 HST 21 HST 28 HST 35 HST 42 HST 0 100 200 300 400 Pengamatan Gambar 1. Pertumbuhan Tinggi Tanaman Mentimun (cm) 2. Jumlah Daun (helai) Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan pupuk Nitrogen berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan jumlah daun mentimun pada semua tahapan umur pengamatan yaitu: 14 HST, 21 HST, 28 HST, 35 HST, dan 42 HST. Perlakuan pupuk Nitrogen 400 kg/ha memiliki rata-rata pertumbuhan jumlah daun yang paling tinggi pada semua tahapan umur pengamatan dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat dijelaskan pada Tabel 4 tentang rata-rata jumlah daun mentimun pada semua tahapan umur pengamatan.
7 Tabel 4. Rata-rata Jumlah Daun Mentimun (helai) Perlakuan (Kg/ha) Rata-rata Jumlah Daun (helai) 14 HST 21 HST 28 HST 35 HST 42 HST 0 4,57 a 7,10 a 8,76 a 15,71 a 41,19 a 100 4,95 b 7,81 ab 10,09 ab 20,19 ab 57,29 b 200 5,05 b 8,33 ab 10,86 ab 21,10 b 60,10 bc 300 5,05 bc 8,90 b 11,62 bc 23,10 bc 67,67 cd 400 5,29 c 11,00 c 13,57 c 26,14 c 73,14 d BNT 5% 0,32 1,73 2,31 4,52 6,80 KK (%) 0,68 2,13 0,30 2,26 1,21 Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% terhadap umur berbunga mentimun. Tabel 4 di atas dapat dijelaskan bahwa perlakuan pupuk Nitrogen yang paling baik dalam mempengaruhi pertumbuhan jumlah daun tanaman mentimun yaitu terdapat perlakuan pupuk Nitrogen dengan dosis 300 kg/ha pada taraf α = 5 %. Hubungan antara pertumbuhan jumlah daun dan perlakuan pupuk Nitrogen pada semua tahapan umur pengamatan dijelaskan pada Gambar 2. 80.00 Rata-rata Jumlah Daun (cm) 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 14 HST 21 HST 28 HST 35 HST 42 HST Pengamatan 0 100 200 300 400 Gambar 2. Pertumbuhan Jumlah Daun Mentimun (helai)
8 3. Umur Berbunga (hari) Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan pupuk Nitrogen berpengaruh nyata terhada umur berbunga tanaman mentimun. Perlakuan pupuk Nitrogen 400 kg/ha memiliki rata-rata umur berbunga yang paling cepat berbunga dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat dijelaskan pada Tabel 5 tentang rata-rata umur berbunga mentimun pada semua dosis perlakuan pupuk Nitrogen. Tabel 5. Rata-rata Umur Berbunga Tanaman Mentimun (hari) Perlakuan (Kg/ha) Rata-rata Umur Berbunga (hari) 0 33,33 a 100 32,67 ab 200 31,33 b 300 30,00 c 400 29,67 c BNT 5% 1,25 KK (%) 0,38 Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% terhadap umur berbunga mentimun. Tabel 5 di atas dapat dijelaskan bahwa perlakuan pupuk Nitrogen yang paling baik dalam mempengaruhi umur berbunga tanaman mentimun yaitu terdapat perlakuan pupuk Nitrogen dengan dosis 300 kg/ha pada taraf α = 5 %. Hubungan antara rata-rata umur berbunga dan semua dosis perlakuan pupuk Nitrogen dapat dijelaskan pada Gambar 3.
9 Rata-rata Umur Berbunga (hari) 34.00 33.00 32.00 31.00 30.00 29.00 28.00 27.00 0 100 200 300 400 Perlakuan Pupuk Nitrogen (Kg/ha) Gambar 3. Pertumbuhan Umur Berbunga Mentimun (hari) 4. Panjang Buah (cm) Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan pupuk Nitrogen berpengaruh nyata terhadap produksi panjang buah mentimun. Perlakuan pupuk Nitrogen 400 kg/ha memiliki rata-rata produksi panjang buah yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat dijelaskan pada Tabel 5 tentang rata-rata panjang buah mentimun pada semua dosis perlakuan pupuk Nitrogen. Tabel 6. Rata-rata Produksi Panjang Buah Mentimun (cm) Perlakuan (Kg/ha) Rata-rata Panjang Buah (cm) 0 22,54 a 100 22,88 ab 200 23,93 bc 300 24,02 bc 400 25,14 c BNT 5% 1,19 KK (%) 0,53 Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% terhadap umur berbunga mentimun. Tabel 6 di atas dapat dijelaskan bahwa perlakuan pupuk Nitrogen yang paling baik dalam mempengaruhi pertumbuhan panjang buah mentimun yaitu
10 perlakuan pupuk Nitrogen dengan dosis 300 kg/ha pada taraf α = 5 %. Hubungan antara rata-rata produksi panjang buah dan semua dosis perlakuan pupuk Nitrogen Rata-rata Panjang Buah (cm) dapat dijelaskan pada Gambar 4. 25.50 25.00 24.50 24.00 23.50 23.00 22.50 22.00 21.50 21.00 0 100 200 300 400 Perlakuan Pupuk Nitrogen (Kg/ha) Gambar 4. Produksi Panjang Buah Mentimun (cm) 5. Jumlah Buah Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan pupuk Nitrogen berpengaruh nyata terhadap produksi jumlah buah mentimun. Perlakuan pupuk Nitrogen 400 kg/ha memiliki rata-rata produksi jumlah buah yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat dijelaskan pada Tabel 7 tentang rata-rata jumlah buah mentimun pada semua dosis perlakuan pupuk Nitrogen.
11 Tabel 7. Rata-rata Produksi Jumlah Buah Mentimun Perlakuan (Kg/ha) Rata-rata Jumlah Buah 0 3,57 a 100 3,85 ab 200 5,24 ab 300 6,10 b 400 7,62 b BNT 5% 1,79 KK (%) 3,60 Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% terhadap umur berbunga mentimun. Tabel 7 di atas dapat dijelaskan bahwa perlakuan pupuk Nitrogen yang paling baik dalam mempengaruhi produksi jumlah buah mentimun yaitu perlakuan pupuk Nitrogen dengan dosis 300 kg/ha pada taraf α = 5 %. Hubungan antara rata-rata produksi jumlah buah dan semua dosis perlakuan pupuk Nitrogen dapat dijelaskan pada Gambar 5. Rata-rata Jumlah Buah 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 0 100 200 300 400 Perlakuan Pupuk Nitrogen (Kg/ha) Gambar 5. Produksi Jumlah Buah Mentimun
12 6. Berat Buah (g) Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan pupuk Nitrogen berpengaruh nyata terhadap produksi berat buah mentimun. Perlakuan pupuk Nitrogen 400 kg/ha memiliki rata-rata produksi berat buah yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat dijelaskan pada Tabel 8 tentang rata-rata berat buah mentimun pada semua dosis perlakuan. Tabel 8. Rata-rata Produksi Berat Buah Mentimun (g) Perlakuan (Kg/ha) Rata-rata Berat Buah (g) 0 546,19 a 100 607,62 ab 200 610,00 b 300 641,71 b 400 705,72 c BNT 5% 61,75 KK (%) 1,05 Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% terhadap umur berbunga mentimun. Tabel 8 di atas dapat dijelaskan bahwa Perlakuan pupuk Nitrogen yang paling baik dalam mempengaruhi produksi berat buah mentimun yaitu perlakuan pupuk Nitrogen dengan dosis 400 kg/ha pada taraf α = 5 %. Hubungan antara produksi berat buah dan semua dosis perlakuan pupuk Nitrogen dapat dijelaskan pada Gambar 6. Rata-rata Berat Buah (g) 800.00 700.00 600.00 500.00 400.00 300.00 200.00 100.00 0.00 0 100 200 300 400 Perlakuan Pupuk Nitrogen (Kg/ha) Gambar 6. Produksi Berat Buah Mentimun (g)
13 Pembahasan Berdasarkan hasil analisis tanah yang di uji di Laboratorium tanah PT. PG Gorontalo Tolangohula, terlihat bahwa kandungan N Total 0,13 % termasuk dalam kategori sangat rendah, sehingga perlu dilakukan pemupukan Nitrogen. Pupuk Nitrogen merupakan unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan vegetatif tanaman seperti akar, batang, dan daun. 1. Tinggi Tanaman (cm) Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk Nitrogen berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman mentimun pada semua tahapan umur pengamatan, yatitu: 14 HST, 21 HST, 28 HST, 35 HST dan 42 HST. Perlakuan pupuk Nitrogen yang terbaik dalam mempengaruhi tinggi tanaman terdapat pada perlakuan 300 kg/ha. Hal ini dijelaskan bahwa perlakuan pupuk Nitrogen 300 kg/ha memberikan hasil yang lebih efisien dan menguntungkan jika dilihat dari segi ekonomi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa kandungan N - Total yang ada pada lahan tersebut masih tergolong sangat rendah yaitu 0,13 %, sehingga dengan pemberian pupuk Nitrogen dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman. Pemberian pupuk Nitrogen yang ditanami tanaman mentimun dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman sesuai dengan dosis perlakuan pupuk Nitrogen yang diberikan, kemudian faktor genetik maupun faktor lingkungan juga mendukung pertumbuhan mentimun Hasil penelitian Abdulrachman dan Pahim (Hamdani, 2008) menunjukkan bahwa pupuk Control Release Nitrogen (CRN) lebih efisien 65% dibandingkan dengan urea prill sebagai kontrol. Selain penggunaan N Coated pemberian pupuk organik yang dipadukan dengan pupuk anorganik dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan efisiensi penggunaan pupuk, baik pada lahan sawah maupun lahan kering. Menurut Lakitan (Munir et al., 2010) menjelaskan bahwa pertumbuhan terkonsentrasi pada jaringan meristem yang terdiri dari sel-sel baru yang dihasilkan dari proses pembelahan sel dan yang menyebabkan bertambahnya ukuran tanaman adalah pembesaran sel yang dihasilkan oleh pembelahan sel
14 tersebut. Jaringan meristem ini ditemukan pada bagian ujung akar, ujung batang dan juga terdapat pada pangkal batang dan pangkal daun. 2. Jumlah Daun (helai) Jumlah daun merupakan indikator parameter yang diamati pada penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pemberian pupuk Nitrogen berpengaruh nyata pada jumlah daun umur 14 HST, 21 HST, 28 HST, 35 HST dan 42 HST. Perlakuan pupuk Nitrogen yang terbaik dalam mempengaruhi jumlah daun terdapat pada perlakuan 300 kg/ha. Terlihat bahwa perlakuan 300 kg/ha dapat memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap pertumbuhan jumlah daun jika dibandingkan dengan perlakuan dosis yang lebih tinggi. Hasil penelitian sebelumnya Rohmaliah (2003) tentang pengaruh pemupukan Nitrogen dan pupuk kandang ayam terhadap produksi daun tanaman daun dewa (Gynura pseudochina (L.) DC.) menyatakan bahwa perlakuan pupuk urea yang dilakukan pada 1 MST terlihat mempengaruhi jumlah daun dengan semakin bertambahnya pertumbuhan daun setiap minggunya. Menurut Harjadi (Rohmaliah, 2005) pada fase reproduktif tidak seluruh karbohidrat dipergunakan untuk perkembangan batang, daun, dan perakaran; sebagian disisakan untuk perkembangan bunga, buah, dan biji. Secara umum, pemberian pupuk urea 0.5 g/tanaman memberikan hasil tertinggi terhadap jumlah daun. Dengan tersedianya N yang tinggi bagi tanaman akan mendorong pertumbuhan vegetatif terutama pertumbuhan daun tanaman. Pendapat ini diperkuat oleh Lingga et al., (Munir et al., 2010), bahwa nitrogen berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tanaman seperti batang, cabang, dan daun tanaman, pembentukan hijau daun serta membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik lainnya. Menurut Novizan (Dongoran, 2009) menjelaskan bahwa, Nitrogen dibutuhkan untuk membentuk senyawa penting seperti klorofil, asam nukleat, dan enzim sedangkan unsur hara mikro berfungsi terutama dalam pembentukan daun dalam pembentukan daun dan klrofil pada daun. Apabila pembentukan daun tersebut terganggu maka proses fotosintesis akan terganggu juga dan pertumbuhan tanaman terganggu dan jika terjadi kekurangan nitrogen, tanaman akan tumbuh lambat dan kerdil. Pernyataan ini diperkuat oleh Sutedjo (Purwanti et al., 2009),
15 bahwa kekurangan unsur hara nitrogen menyebabkan tumbuhan kerdil dan pertumbuhannya tersendat, serta daun berwarna hijau muda dan akhirnya kuning. 3. Umur Berbunga (hari) Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk Nitrogen sangat berpengaruh nyata terhadap umur berbunga mentimun. Umur berbunga yang paling baik dan lebih efisien terdapat pada tanaman mentimun dengan dosis pupuk nitrogen 300 kg/ha jika dibandingkan dengan dosis pupuk yang lebih tinggi. Ketersediaan unsur hara yang tergolong banyak akan merangsang pertumbuhan tanaman mentimun memasuki fase generatif yaitu pembungaan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pemberian dosis pupuk Nitrogen yang sesuai dan dosis yang tepat, maka persentase umur berbunga tanaman akan semakin cepat. Faktor umur berbunga tanaman mentimun dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor intensitas cahaya matahari berpengaruh terhadap pembentukan bunga. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wilkins (Mardalena, 2007) bahwa cahaya dapat meningkatkan pengangkutan unsur hara dengan memasok produk-produk dari fotosintesis yang dapat merangsang pembentukan bunga, penyinaran juga dapat menyebabkan membuka dan menutupnya bunga. 4. Panjang Buah (cm) Berdasarkan hasil penelitian bahwa perlakuan pupuk Nitrogen berpengaruh nyata terhadap produksi panjang buah mentimun. Dapat dijelaskan dari rata-rata produksi panjang buah mentimun bahwa pemberian dosis perlakuan pupuk Nitrogen 300 kg/ha terlihat lebih besar pengaruhnya jika dibandingkan dengan perlakuan dosis pupuk Nitrogen yang lebih tinggi. Berdasarkan analisis tanah ketersediaan unsur hara N yang ada didalam tanah tersebut masih sangat rendah, sehingga dengan pemberian pupuk Nitrogen dapat meningkatkan kualitas buah terutama pada produksi panjang buah mentimun.
16 5. Jumlah Buah Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk Nitrogen berpengaruh nyata terhadap produksi jumlah buah mentimun. Perlakuan pupuk Nitrogen terbaik yang berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun yaitu terdapat pada perlakuan pupuk Nitrogen 300 kg/ha. Berdasarkan hasil analisis tanah bahwa kandungan unsur hara N yang ada didalam tanah masih tergolong sangat rendah, sehingga dengan pemberian pupuk Nitrogen pada lahan tersebut dapat meningkatkan jumlah buah. perlakuan dosis pupuk Nitrogen yang nilainya paling tinggi terdapat pada tanaman mentimun dengan dosis pupuk nitrogen 400 kg/ha yaitu 7,62 dibandingkan dengan perlakuan dosis pupuk Nitrogen yang lain. Ketersedian pupuk Nitrogen berpengaruh pada produksi jumlah buah mentimun. Maka pemberian pupuk Nitrogen yang tinggi yaitu 400 kg/ha cenderung meningkatkan jumlah buah mentimun. 6. Berat Buah (g) Rata-rata produksi berat buah menunjukkan bahwa pada perlakuan dosis pupuk Nitrogen berbeda nyata dengan perlakuan dosis Nitrogen yang lain. Hal ini dapat dijelaskan dari rata-rata berat buah mentimun. Pada pemberian dosis perlakuan pupuk Nitrogen 400 kg/ha terlihat berat buah mentimun yaitu 705,72 g, dibandingkan dengan dosis perlakuan Nitrogen yang lain. Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa kandungan N di dalam tanah tersebut masih sangat rendah, sehingga dengan pemberian pupuk Nitrogen perlu dilakukan. Selain itu, lahan yang di jadikan tempat penelitian sebelumnya pernah ditanami jagung dengan pemberian pupuk Phonska, sehingga ketersediaan unsur hara N di dalam tanah tersebut semakin berkurang. Dengan pemberian pupuk Nitrogen dapat meningkatkan produksi berat buah mentimun.
17 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Perlakuan dosis pupuk Nitrogen berpengaruh nyata pada semua parameter penelitian, yaitu: tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga, panjang buah, jumlah buah, dan berat buah. 2. Perlakuan pupuk Nitrogen terbaik yang berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun yaitu terdapat pada perlakuan pupuk Nitrogen 300 kg/ha dan 400 kg/ha. Saran Saran-saran berikut ini dirumuskan berdasarkan hasil kesimpulan diatas: 1. Diupayakan para petani dapat menerapkan hasil penelitian ini dengan membudidayakan tanaman mentimun melalui usaha pemupukan Nitrogen pada dosis 300 kg/ha dan 400 kg/ha. 2. Berdasarkan pertimbangan ekonomi diharapkan petani dapat menggunakan pupuk Nitrogen dengan dosis 300 kg/ha untuk pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun. 3. Apabila petani menggunakan pupuk Nitrogen dengan dosis 400 kg/ha, maka diharapkan untuk biaya produksi usaha tani lainnya, seperti: benih, pestisida, dan biaya tenaga kerja dapat diminimalisir untuk menghemat biaya usaha tani. 4. Penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi bagi penyuluh pertanian dalam mensosialisasikan penggunaan pupuk Nitrogen bagi pertumbuhan dan produksi tanaman hortikultura khususnya tanaman mentimun. 5. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan pupuk Nitrogen dikombinasikan dengan pupuk anorganik lainnya untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun.
18 DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik [BPS]. 2012. Gorontalo Dalam Angka 2012. Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo. Gorontalo. Cahyono, B., 2003. Timun. CV Aneka Ilmu, Anggota IKAPI. Semarang Dongoran, D. 2009. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jangung Manis(Zea mays saccharata sturt) terhadap Pemberian Pemberian Pupuk Cair TNF Dan Pupuk Kandang Ayam. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/79/browse?type=author=asc &rpp=5&value=doddy+dongoran. [1 Juli 2013] Hamdani, J, S., 2008. Hasil dan Kualitas Hasil Mentimun Dengan Aplikasi Pupuk N-Coated Dan Pupuk Organik Cair. Jurnal. Agrivigor 8(1): 15-23, September-Desember 2008; ISSN 1412-2286. [15 Fabruari 2013] Mardalena, 2007. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis Sativus L.) Terhadap Urine Sapi Yang Telah Mengalami Perbedaan Lama Fermentasi. Skripsi: dipublikasikan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. [15 Februari 2013] Milka, J., Suhardjadinata, Tini, S. 2007. Pertumbuhan dan Hasil Mentimun (Cucumis Sativus L.) Varietas Venus Pada Frekuensi Dan Konsentrasi Mikroba Efektif Yang Berbeda. [15 Februari 2013] Munir, R., dan Arifin Y., 2010. Pertumbuhan dan Hasil Mentimun Akibat Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Gandasil B. Jerami Volume 3 No. 2, Mei - Agustus 2010; ISSN 1979-0228. [1 Juli 2013]. Purwanti, A., Anas D. S. 2009. Pengaruh Jenis Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sayuran Dalam Nethouse. Makalah Seminar Departemen Agronomi Dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. http://repository.ipb.ac.id/bisstream/handle/123456789/35910/makalah%20s eminar%20ari%20purwanti%20draft%205.pdf?sequence=1. [1 juli 2013] Putra, A., 2011. Pengaruh Berbagai Macam Pupuk Kandang dan Takaran Hara N, P Dan K Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun (cucumis sativus. L). Proposal Penelitian: dipublikasikan Fakultas Pertanian Universitas Baturaja. Baturaja. http://putriagroteknologi.blogspot.com/ [ 15 Februari 2013 ]. Rohmaliah, E., 2003. Pengaruh Pemupukan Nitrogen dan Pupuk Kandang Ayam Terhadap Produksi Daun Tanaman Daun Dewa (Gynura pseudochina (L.) DC.) http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/16880. [1 Juli 2013].
19 Sutedjo, M, M., 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT Rineka Cipta, Jakarta. Walsen, A., 2008. Aplikasi Pupuk Subur In Dengan Dosis dan Waktu Berbeda Pada Tanaman Ketimun (Cucumis Sativus L.). Jurnal Budidaya Pertanian Volume 4 Nomor 1 Juli 2008, Halaman 29-37. [ 15 Februari 2013]. Wijoyo, P., 2012. Budidaya Mentimun Yang Lebih Menguntungkan. Pustaka Agro Indonesia. Jakarta.