BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Poket periodontal merupakan gejala klinis utama dari penyakit periodontal. Poket infraboni dan poket suprabonimerupakan dua tipe poket periodontal yang dikenal, supraboni poket ialah poket dengan dasar poket terletak lebih ke koronal dari puncak tulang alveolar yang tersisa, sementara infraboni poket merupakan poket dengan dasar poket terletak lebih ke apikal dari tulang alveolar disebelahnya sehingga dinding lateral poket terletak antara permukaan akar gigi dengan tulang alveolar (Newman dkk., 2012). Tujuan utama perawatan penyakit periodontal adalah untuk meregenerasi jaringan periodontal yang hilang akibat proses infeksi, termasuk tulang alveolar, ligamen periodontal dan sementum. Perawatan penyakit periodontalmelindungi dan memelihara kondisi gigi dan mulut pasien sepanjang hidupnya agar tetap berfungsi maksimal dari segi mastikasi, kenyamanan dan estetika (Xiang-ying dan Jing, 2006;Yilmaz dkk., 2011, Scheyer, 2011). Beberapa teknik perawatan penyakit periodontal telah dikembangkan, teknik bedah flep merupakan teknik yang paling sering digunakan (Newman dkk., 2012). Polimeni dkk.(2010) menyatakan bahwa bedah flep mukoperiosteal dan debridemen yang dilakukan untuk mencapai daerah defek periodontal di daerah sekitar gigi akan diikuti dengan proses penyembuhan yakni pembentukan perlekatan 1
2 baru. Perlekatan yang terbentuk sebagian besar merupakan perlekatan epitel berupa long junctional epitheliumsepanjang permukaan gigi, sedangkan perlekatan periodontal terbentuk pada porsi kecil di bagian apikal dari gigi. Pada perlekatan periodontal ditemukan serat ligamen periodontal yang baru, melekat pada sementum dan tulang alveolar. Hal yang senada diungkapkan oleh Yilmaz dkk. (2011) bahwa terapi periodontal konvensional, baik prosedur bedah maupun non bedah biasanya menghasilkan penyembuhan karena proses repair dan bukan proses regenerasi. Hal ini terbukti dengan pemeriksaan histologis, ditemukan long junctional epithelium di antara tulang alveolar dengan permukaan gigi yang di rawat. Bidang rekayasa jaringan terus berbenah, para peneliti menemukan kombinasi beberapa teknik memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan satu teknik saja, misalnya aplikasi bone graft dikombinasikan dengan guided tissue regeneration (GTR) atau aplikasi growth factor pada GTR. Akhir akhir ini bone graft sebagai scafold diberi tambahan mediator biologis, yakni senyawa yang dapat mempengaruhi sel-sel yang bertanggungjawab dalam pembentukan aparatus perlekatan baru. Contoh mediator biologis ini adalah growth factor dari platelet-rich plasma (PRP), BMP2, enamel matrix protein, dll.(yilmaz dkk.,2011; Saini dkk., 2011; Naik dkk., 2013). Platelet rich plasma (PRP) merupakan platelet konsentrasi tinggi yang dapat melepaskan molekul sitokin dan growth factor. Molekul-molekul tersebut berfungsi sebagai mediator biologis untuk meregulasi rangkaian interaksi pada level seluler. Akhir akhir ini PRP sering diteliti secara in vitro maupun in vivo dalam kaitan dengan kemampuannya menstimulasi regenerasi jaringan periodontal. Beberapa penelitian
3 menunjukkan keberhasilan dalam mendorong regenerasi, sementara penelitian lain tidak mendapati adanya manfaat tambahan. Penelitian secara in vitro, telah melibatkan berbagai tipe sel, demikianpun penelitian in vivo telah melibatkan berbagai tipe defek jaringan, tetapi masih menunjukkan hasil yang bertentangan. Metode yang digunakan selama proses persiapan PRP akan menentukan seberapa besar konsentrasi platelet dan growth factoryang diperoleh, hal ini dapat menjelaskan perbedaan hasil klinis yang dicapai (Graziani dkk., 2006).Hasil penelitian secara in vitro menunjukkan penambahan kolagen pada PRP merupakan alternatif yang aman dan efektif, selain berfungsi menstimulasi pelepasan growth factordari granula platelet, juga meningkatkan konsistensi PRP sehingga lebih mudah diaplikasikan, serta mampu mengurangi retraksi bekuan PRP, penemuan yang terakhir ini menjadi penting dalam kaitan penggunaan kolagen sebagai scaffold (Fufa dkk., 2008; Harrison dkk., 2011). Pada prinsipnya rekayasa jaringan mensyaratkan suplai empat elemen dasar ke area defek, yaitu suplai darah yang adekuat, sel progenitor, scaffold dan signaling molecules, seperti growth factor. Sel progenitor dapat diperoleh dari penyemaian scafold secara langsung atau yang disebut rekayasa jaringan in vitro, atau bisa juga diinduksi dari jaringan disekitarnya oleh signaling molecules untuk bermigrasi ke dalam scafold atau disebut rekayasa jaringan in vivo. Scafold menyediakan struktur pondasi untuk mendukung perlekatan dan proliferasi sel di area defek, menstabilkan bekuan darah yang mencegah terjadinya kolaps dan memfasilitasi rangkaian kejadian pada fase awal proses penyembuhan dan regenerasi. Beberapa jenis material scafold yang digunakan sekarang ini antara lain kolagen, berbagai macam graft, absorbable
4 polymer, porous calcium phospat ceramics, dll.growth factors melalui sinyal kemotaktik dan mitogenik, menstimulasi terjadinya migrasi native cell ke area defek dan meningkatkan proliferasinya agar berpopulasi di dalam scaffold, dengan biomaterial terbaru growth factor dapat dimasukkan secara langsung ke dalam scafold dan pelepasannya dapat dikontrol selama periode waktu yang telah ditentukan (Kaigler dkk.,2011). Tomizawa (2005) menyatakan kolagen merupakan salah satu material terbaik yang dapat digunakan sebagai scaffold dalam bidang rekayasa jaringan bahkan dengan berbagai modifikasi dapat digunakan dalam bidang lain. Kolagen berguna sebagai scaffold dimana sel dapat bermigrasi dan berproliferasi, selain itu juga telah diteliti percepatan angiogenesis terjadi pada proses penyembuhan luka yang menggunakan kolagen sebagai scaffold. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan satu permasalahan yaitu apakah kombinasi kolagen danprp pada bedah flep periodontal berpengaruh terhadap perawatan poket infraboni, dilihat dari parameter Kedalaman poket, Clinical Attachment Level (CAL) dan Ketinggian tulang. C. Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat PRP dan kolagen dalam bidang kedokteran gigi. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh kombinasi kolagen dan PRP pada bedah flep periodontal terhadap
5 keberhasilan perawatan poket infraboni, dilihat dari parameter kedalaman poket, Clinical Attachment Level (CAL) dan ketinggian tulang. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah memberi alternatif perawatan poket infraboni dengan menggunakan terapi kombinasi kolagen +PRP dengan bedah flep periodontal. E. Keaslian Penelitian Penelitian yang menggunakan terapi kombinasi kolagen dan PRP dengan coronally advancedflap (CAF) pada perawatan resesi klas I dan II Miller, telah dilakukan oleh Naik dkk., 2013. Judul Penelitian mereka : Use of Autologous Platelet Rich Plasma to Treat Gingival Recession in Esthetic Periodontal Surgery. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan resesi gingiva, gingiva berkeratin, dan CAL yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol yakni dengan CAF saja. Penelitian yang menggunakan terapi kombinasi kolagen dan PRP,dengan judul penelitian : Pengaruh Kombinasi Kolagen dan Platelet-Rich Plasma pada Bedah Flep Periodontal terhadap Perawatan Poket Infraboni, dilihat dari parameter kedalaman poket, Clinical Attachment Level (CAL) dan ketinggian tulang, setahu penulis belum pernah dilakukan.