BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya perang dunia kedua yang dimenangkan oleh tentara sekutu

BAB I PENDAHULUAN. yang ditimbulkan dapat menyentuh berbagai bidang kehidupan. Korupsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap negara pada prinsipnya mempunyai kedaulatan penuh atas

BAB I. PENDAHULUAN. negara dalam rangka mencapai tujuan tujuan tertentu telah banyak dipraktekan.

BAB I PENDAHULUAN. listrik dalam wujud reaktor nuklir. Pengembangan teknologi nuklir tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB.

BAB III. PENUTUP. internasional dan merupakan pelanggaran terhadap resolusi-resolusi terkait

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir Perang Dunia II tepatnya tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. warga negaranya atau orang yang berada dalam wilayahnya. Pelanggaran atas

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara dengan penduduk yang mayoritas beragama

BAB I PENDAHULUAN. negara yang membawa akibat-akibat hukum yang sangat kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Potensi ruang angkasa untuk kehidupan manusia mulai dikembangkan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia.peranan itu makin menentukan sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. Konflik bersenjata atau dalam bahasa asing disebut sebagai armed conflict

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian dalam berbagai hal terhadap perkembangan kondisi dan aspirasi

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan tersebut tidak bertentangan dengan hukum internasional 4. Kedaulatan

Nuklir sebagai Energi Pedang Bermata Dua. Sarah Amalia Nursani. Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hidup

yang tersendiri yang terpisah dari Peradilan umum. 1

BAB I PENDAHULUAN. pada awal tahun 1957 dengan dukungan dari Amerika Serikat. 1 Pada saat itu

BAB I PENDAHULUAN. Islam baik bank maupun non bank. Salah satu lembaga keuangan Islam non bank

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UU 9/1997, PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya dan berbatasan langsung dengan beberapa negara lain. Sudah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BAB I PENDAHULUAN. yang kedaulatannya berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Jenis penelitian Dilihat dari sifat permasalahannya, jenis penelitian ini tergolong dalam jenis

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha yang sesuai dengan. badan usaha penting dan bukan sebagai alternatif terakhir.

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan peraturan perundang-undangan (statutory approach) yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dan dalam lingkungan wilayah yang dibatasi oleh garis-garis perbatasan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bernegara bagi bangsa Indonesia terdapat dalam Pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi kasus pidana anak dibawah umur yang menyebabkan kematian, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang sebagian besar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini adalah penelitian hukum normatif

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat

DAFTAR PUSTAKA. A. Sumber Buku

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk dikelola, digunakan, dan dipelihara sebaik-baiknya sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia pada umumnya sudah mengenal siapa itu konsumen. 2

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan modus-modus kejahatan.

BAB I PENDAHULUAN. masih tetap berlaku sebagai sumber utama. Unifikasi hak-hak perorangan atas

BAB I PENDAHULUAN. modal yang sehat, transfaran dan efisien. Peningkatan peran di bidang pasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di

BAB I PENDAHULUAN. Negara merupakan sebuah kesatuan wilayah dari unsur-unsur negara, 1 yang

BAB III METODE PENELITIAN. Cabang USU. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan September 2015 sampai

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri. Pelaksanaan jual beli atas tanah yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak bukanlah untuk dihukum tetapi harus diberikan bimbingan dan

BAB III METODE PENELITIAN. yang merujuk pada cara yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data

BAB IV FAKTOR EKSTERNAL YANG MELATARBELAKANGI KEBIJAKAN KOREA SELATAN ATAS PENUTUPAN AKTIVITAS DI INDUSTRI KAESONG

PERTANGGUNGJAWABAN KOPERASI TIDAK TERDAFTAR SEBAGAI BADAN HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. Energi saat ini merupakan kunci semua kegiatan dalam peradaban umat

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tak dapat dihindari lagi, disebabkan oleh pergolakan ekonomi dalam

BAB I PENDAHULUAN. terakhirnya. Selain mempunyai arti penting bagi manusia, tanah juga mempunyai kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. mengikat maka Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Kedudukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode,

BAB I PENDAHULUAN. pemberian sanksi atas perbuatan pidana yang dilakukan tersebut. 1. pidana khusus adalah Hukum Pidana Militer.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang berkembang, adalah negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

III. METODE PENELITIAN. satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya. 55

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh segala aspek kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. aktifitasnya yang berupa tanah. Tanah dapat berfungsi tidak saja sebagai lahan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432, Penjelasan umum.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan (archipelagic

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain. Manusia selalu ingin bergaul bersama manusia lainnya dalam. tersebut manusia dikenal sebagai makhluk sosial.

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan hukum ataupun Pemerintah pasti melibatkan soal tanah, oleh

BAB I PENDAHULUAN. bersifat terbuka, perdagangan sangat vital bagi upaya untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. diusahakan atau digunakan untuk pemenuhan kebutuhan yang nyata. perlindungan hukum bagi rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan gizi tetapi juga masalah perlakuan seksual terhadap anak (sexual abuse),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dari putusan Mahkamah Agung Nomor 2365 K/Pdt/2006 yang penulis analisis dapat

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. bidang pertanahan, maka sasaran pembangunan di bidang pertanahan adalah terwujudnya. 4. Tertib pemeliharaan dan lingkungan hidup.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua macam

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP ANGGOTA MILITER YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN MILITER II 11 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum, seperti yang tercantum dalam Pasal I

BAB I PENDAHULUAN. Penegakan hukum pidana merupakan sebagian dari penegakan hukum di

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kekayaan alam yang tersedia dalam bumi negara kita ini. Contohnya

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam rangka. merata di segala bidang, salah satunya adalah bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi nuklir dipercaya sebagai teknologi yang memecahkan teka-teki

BAB I PENDAHULUAN. anggapan, uang adalah darah -nya perekonomian, karena dalam mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Negara Indonesia adalah Negara hukum sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan keuangan negara secara konstitusional dilakukan oleh suatu badan

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya di Indonesia. Untuk itu diperlukan dukungan dari

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan yang menggunakan konsepsi logistis positivis. Konsepsi ini

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan atau data sekunder, dengan mengkaji mengenai asas-asas, norma,

. METODE PENELITIAN. yang digunakan sebagai dasar ketentuan hukum untuk menganalisis tentang apakah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan negara hukum, hal ini tertuang pada

BAB III METODE PENELITIAN. norma. Sistem norma yang dimaksud adalah mengenai asas-asas, norma,

BAB I PENDAHULUAN. pelanggaran HAM, karena anak adalah suatu anugerah yang diberikan oleh Allah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jika berbicara mengenai hukum internasional, maka kita dapat mengambil pengertian bahwasanya hukum internasional adalah keseluruhan hukum yang untuk sebagian besar terdiri dari prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah perilaku yang terhadapnya negara-negara merasa dirinya terikat untuk menaati, dan karenanya, benar-benar ditaati secara umum dalam hubungan-hubungan mereka satu sama lain. 1 Hukum internasional ini haruslah meliputi kaidah hukum yang berkaitan dengan berfungsinya lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi internasional, hubungan-hubungan mereka satu sama lain dan hubungan mereka dengan negaranegara dan individu-individu serta badan non-negara sejauh hak-hak dan kewajiban individu dan badan non-negara tersebut penting bagi masyarakat internasional. 2 Selain itu, hukum internasional dapat diartikan juga sebagai keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara (hubungan internasional) yang bukan bersifat perdata. 3 Dalam usaha menjelaskan pengertian hukum internasional, perlu juga kiranya dikemukakan perbedaannya dengan pengertian Hukum Dunia (World Law, Welstaatsrecht). Kedua pengertian ini menunjukkan pada konsep mengenai tertib hukum masyarakat dunia yang berlainan pangkal tolaknya. Pengertian hukum internasional didasarkan atas pikiran adanya suatu masyarakat internasional yang terdiri atas sejumlah negara yang berdaulat dan merdeka (independent) dalam arti masing-masing berdiri sendiri yang satu tidak dibawah kekuasaan yang lain. Dengan kata lain, hukum internasional merupakan suatu tertib hukum koordinasi antara anggota-anggota masyarakat internasional yang 1 J.G. Starke, Pengantar Hukum Internasional 1, terjemahan Bambang Iriana Djajaatmadja,(Jakarta : Sinar Grafika, 2008), hlm. 3 2 Ibid. 3 Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, (Bandung : Penerbit P.T. Alumni, 2003), hlm. 1 1

sederajat. 4 Sedangkan hukum dunia (welstaatsrecht) banyak dipengaruhi oleh analogi hukum tata negara (constitusional law), yang mana hukum dunia merupakan semacam negara dunia yang meliputi semua negara di dunia ini (semacam negara federasi). Negara dunia secara hirarki berdiri diatas negaranegara nasional. Tertib hukum dunia menurut konsep ini merupakan suatu tertib hukum subordinasi. 5 Pada dasarnya tujuan hukum internasional lebih mengarah kepada upaya untuk menciptakan ketertiban daripada sekedar menciptakan sistem hubunganhubungan internasional yang adil, akan tetapi dalam perkembanganperkembangan selanjutnya telah terbukti adanya suatu upaya untuk menjamin, secara objektif, adanya keadilan diantara negara-negara. Lagi pula, selain mengingat bahwa negara-negara memperoleh perlakuan adil, hukum bangsabangsa modern bertujuan untuk menjamin keadilan bagi umat manusia. 6 Adanya hukum internasional tidak terlepas dari adanya masyarakat internasional yang diatur oleh tertib hukum itu. Masyarakat internasional kini sedang mengalami berbagai perubahan yang besar dan pokok, yang perlu kita perhatikan untuk dapat benar-benar memahami hakikat masyarakat internasional dewasa ini. Perubahan pertama adalah perubahan peta bumi politik yang terjadi terutama setelah Perang Dunia II 7 sedangkan perkembangan kedua yaitu kemajuan teknologi. 8 Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan, dan kenyamanan hidup manusia. 9 Perkembangan teknologi yang semakin hari semakin tidak terbendung menyebabkan negara-negara di dunia berusaha untuk menciptakan teknologi- 4 Ibid.,hlm. 9 5 Ibid., hlm.10 6 J.G. Starke, Pengantar Hukum Internasional 1, terjemahan Bambang Iriana Djajaatmadja, (Jakarta : Sinar Grafika, 2008), hlm. 6 7 Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, (Bandung : Penerbit P.T. Alumni, 2003), hlm. 20 8 Ibid.,hlm. 22 9 Teknologi, sebagaimana dimuat dalam https://id.wikipedia.org/wiki/teknologi,terakhir diakses pada tanggal 11 April 2016 pukul 14.50 WIB 2

teknologi yang mutakhir serta tidak dapat ditiru oleh negara lain. Salah satu teknologi yang dianggap memiliki efek positif dan negatif adalah teknologi nuklir. Teknologi nuklir dipercaya sebagai teknologi yang memecahkan teka-teki tentang krisis energi. Ilmu pengetahuan yang berkembang terkait nuklir dipercaya dapat membangkitkan tenaga yang berlimpah, murah, dan bersih yang dapat membebaskan ketergantungan terhadap beberapa jenis sumber energi seperti bahan bakar fosil, batu bara, gas dan minyak yang menjadi sumber yang terbatas dan suatu saat nanti pasti akan habis. Pada 16 September 1954, Lewis Strauss, Ketua Energi Atom Amerika Serikat,di hadapan sebuah pertemuan para penulis ilmu pengetahuan alam di New York, mendeklarasikan bahwa generasi yang akan datang dapat menikmati listrik yang dapat dikatakan terlalu murah untuk diukur sebagai keuntungan penelitian bom atom. 10 Energi nuklir merupakan salah satu energi dasar yang diperlukan manusia diantara beberapa energi lain seperti, energi panas, energi mekanik, energi potensial, energi kimia, dan energi listrik.energi merupakan kebutuhan mutlak dalam kehidupan masyarakat modern, terutama bagi negara-negara industri yang menjadi pemasok kebutuhan masyarakat dunia. Tidak bisa dikesampingkan, energi menjadi indikator kemajuan ekonomi dan kemakmuran warganya. 11 Walaupun diatas telah disebutkan beberapa keuntungan daripada apa yang kita sebut dengan nuklir tetap saja ada hal negatif dari penyalahgunaan nuklir. Penyalahgunaan nuklir yang jelas terlihat adalah menjadikan nuklir sebagai, yang mana sangat mengerikan, senjata pemusnah massal. Hal ini pernah dialami oleh Jepang saat Perang Dunia II dimana saat itu dua kota Jepang, Hiroshima dan Nagasaki, mendapat hadiah perang berupa dua bom atom yang memporakporandakan dua kota tersebut. Sejak penyerangan dua kota di Jepang oleh bom atom ini, maka negara-negara dunia mulai membahas mengenai nuklir secara mendalam karena dianggap akan sangat merugikan apabila tragedi ini kembali 10 Marek Walisiewicz, alih bahasa : Dwi Satya Palupi, Essential Science : Energi Alternatif Panduan ke masa depan teknologi energi, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2003), hlm. 22 11 Agus Mustofa, Indonesia Butuh Nuklir, (Padma Press, Padang Makhsyar, 2006), hlm. 10 3

terjadi dimasa sekarang, terlebih bagi negara yang tidak memiliki teknologi nuklir. Karena itu, maka dibentuklah sebuah lembaga yang menjadi penengah dalam masalah-masalah nuklir tersebut yang bernama IAEA (International Atomic Energy Agency) atau Badan Tenaga Atom Internasional. Selain IAEA terdapat instrumen hukum internasional yang menjadi dasar bagi negara-negara dunia agar tidak menggunakan nuklir selain untuk keperluan yang positif. Instrumen hukum internasional berupa konvensi mengenai ketenaganukliran dibuat untuk ditaati oleh negara anggotanya dan apabila ditemui ada negara anggota yang melakukan pelanggaran terhadap isi konvensi maka akan dikenai sanksi berupa Resolusi Dewan Keamanan PBB yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh Dewan Keamanan PBB sebagai badan pengawas dalam memelihara perdamaian dan stabilitas keamanan global. Pada tanggal 12 Februari 2013 yang lalu, Korea Utara berhasil melakukan ujicoba nuklir ketiganya dimana sebelumnya pada tanggal 5 Juli 2006 dan 12 Desember 2012 Korea Utara juga sudah melakukan ujicoba nuklirnya. Sebelumnya pada tahun 1998 Korea Utara juga telah melakukan ujicoba rudal nuklir yang berakhir dengan pemaksaan penutupan Reaktor Nuklir mereka di Yongbyeon. Ujicoba nuklir Korea Utara tersebut mendapat kecaman dan sangat disayangkan oleh berbagai pihak karena dianggap sebagai tindakan provokasi dan dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya insiden seperti yang terjadi di Jepang dahulu. Selain Korea Utara masih terdapat beberapa negara yang disinyalir memiliki nuklir dan digunakan untuk keperluan militer. Tetapi hanya Korea Utara yang berani melakukan bahwa negaranya memiliki senjata nuklir aktif dan secara terbuka menyatakan keinginannya untuk diakui sebagai negara nuklir. Oleh karena itu, untuk mencegah timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan akibat penyalahgunaan tenaga nuklir untuk keperluan militer, masyarakat dunia melalui IAEA menetapkan berbagai peraturan internasional, baik berupa konvensi ataupun perjanjian Internasional, yang harus dipatuhi oleh negara-negara didunia, terutama yang sedang mengembangkan teknologi nuklirnya. Hal ini dilakukan dmi 4

menghindari kemungkinan-kemungkinan terganggunya perdamaian dan stabilitas keamananglobal yang mungkin saja dapat memicu perang nuklir sebagai akibat yang timbul atas penyalahgunaan teknologi nuklir. Berdasarkan uraian diatas, maka alangkah pentingnya untuk mengkaji kembali mengenai ujicoba nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara yang dianggap sebagai ancaman dan provokasi bagi negara dunia sekaligus untuk meninjau kembali bagaimana pandangan hukum internasional terhadap apa yang dilakukan oleh Korea Utara dalam ujicoba nuklir tersebut. Hal ini perlu dilakukan agar kedepannya tidak terjadi lagi konflik yang dikarenakan oleh ujicoba nuklir yang akan berakhir dengan perang nuklir, yang mana dimasa lalu, memberikan efek trauma bagi negara-negara dunia, baik bagi negara korban maupun negara netral. 5

B. Perumusan Masalah Berdasarkan judul dan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : a. Apa itu teknologi nuklir, bagaimana sejarah perkembangannya dan badan internasional apa yang mengatur teknologi nuklir? b. Bagaimana dampak penggunaan teknologi nuklir dan alasan apa yang mendorong suatu negara memanfaatkan teknologi nuklir? c. Bagaimana pandangan masyarakat dunia dan Dewan Keamanan PBB terhadap ujicoba nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dalam pembahasan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui dan memahami makna teknologi nuklir serta perkembangannya dan badan internasional yang ditunjuk untuk mengawasi penggunaan teknologi nuklir tersebut sesuai dengan kebutuhan yang positif. b. Untuk mengetahui dan memahami dampak positif maupun negatif dari penggunaan teknologi nuklir sejak pertama kali diciptakan hingga masa sekarang ini serta alasan-alasan apa yang mendorong sebuah negara memanfaatkan teknologi nuklir. c. Untuk mengetahui dan memahami pandangan dunia internasional dan Dewan Keamanan PBB terhadap ujicoba nuklir Korea Utara. 6

2. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang positif, baik dari segi teoritis maupun dari segi praktiknya. Dari segi teoritis, pembahasan mengenai masalah-masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pemikiran serta pandangan mengenai pengaturan terhadap pemanfaatan dan penyalahgunaan tenaga nuklir serta potensi konflik internasional yang mungkin timbul. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai patokan dalam pengembangan dan penelitian mengenai hal serupa pada penelitian selanjutnya. Dari segi praktik, pembahasan mengenai masalah-masalah dalam penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi Pemerintah Republik Indonesia untuk mengetahui norma-norma hukum internasional yang terkait dengan tenaga nuklir sehingga dapat memberikan keputusan yang baik dalam hal ketenaganukliran dimasa yang akandatang. D. Tinjauan Pustaka Penelitian ini memperoleh bahan tulisannya dari berbagai sumber yang dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan berupa buku-buku, laporanlaporan dan informasi dari internet. Untuk itu akan diberikan penegasan dan pengertian dari judul penelitian, yang diambil dari sumber-sumber buku yang memberikan pengertian terhadap judul penelitian ini, yang ditinjau dari sudut etimologi dan pengertian-pengertian lainnya dari sudut ilmu huku maupun dari pendapat para sarjana sehingga mempunyai arti yang lebih tegas. Pengertian judul TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP PENGUJIAN NUKLIR KOREA UTARA dapat diartikan secara etimologis. 7

Hukum adalah seperangkat kaidah atau ukuran yang tersusun dalam suatu sistem yang menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh manusia sebagai warga dalam kehidupan bermasyarakatnya. Hukum tersebut bersumber, baik dari masyarakat sendiri maupun dari sumber lain yang diakui berlakunya oleh otoritas tertinggi dalam masyarakat tersebut, serta benar-benar diberlakukan oleh warga masyarakat (sebagai suatu keseluruhan) dalam kehidupannya. Jika kaidah tersebut dilanggar akan memberikan kenangan bagi otoritas tertinggi untuk menjatuhkan sanksi yang sifatnya eksternal. 12 Internasional adalah menyangkut bangsa atau negeri seluruh dunia. 13 Hukum Internasional adalah suatu tertib hukum koordinasi antara anggota-anggota masyarakat internasional yang sederajat. 14 Ujicoba artinya pengujian sesuatu sebelum dipakai atau dilaksanakan (bahan tes, kendaraan, dsb). 15 Nuklir berarti bagian dari atau yang berhubungan dengan nukleus atom (inti atom). 16 Nuklir yang dimaksud dalam hal ini adalah senjata nuklir, artinya alat-alat yang dapat menghasilkan energi nuklir secara tidak terkendali dan memiliki karakteristik yang sesuai untuk digunakan untuk tujuantujuan perang. 17 Secara umum dapat digambarkan bahwa ujicoba nuklir adalah pengujian terhadap alat penghasil energi nuklir yang memiliki karakteristik dan dapat digunakan untuk keperluan militer dan perang. Korea Utara, atau secara resmi disebut Republik Demokratik Rakyat Korea (Hangul: 조선민주주의인민공화국, Hanja: 朝鮮民主主義人民共和國 ), adalah sebuah negara di Asia Timur, yang meliputi sebagian utara Semenanjung Korea. Ibu kota dan kota terbesarnya adalah Pyongyang. Zona Demiliterisasi 12 Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum, (Jakarta : Penerbit Prenadamedia Group, 2015), hlm. 46 13 Internasional sebagaimana dimuat dalam http://kbbi.web.id/internasional, terakhir diakses pada tanggal 14 Mei 2016 pukul 11.28 WIB 14 Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, (Bandung : Penerbit P.T. Alumni, 2003), hlm. 9 15 Uji sebagaimana dimuat dalam http://kamus.cektkp.com/uji-coba/, terakhir diakses pada tanggal 14 Mei 2016 pukul 11.44 WIB 16 Nuklir sebagaimana dimuat dalam https://id.wikipedia.org/wiki/nuklir, terakhir diakses pada tanggal 14 Mei 2016 pukul 11.49 WIB 17 The Tlateloco Treaty, Article 3 8

Korea menjadi batas antara Korea Utara dan Korea Selatan. Sungai Amnok dan Sungai Tumen membentuk perbatasan antara Korea Utara dan Republik Rakyat Tiongkok. Sebagian dari Sungai Tumen di timur laut merupakan perbatasan dengan Rusia. Penduduk setempat menyebut negara ini Pukchosŏn ( 북조선, "Chosŏn Utara"). 18 E. Metode Penelitian Metode penulisan yang akan dipakai dalam memperoleh data atau bahan dalam penelitian ini meliputi : 1. Jenis Penelitian Sebagaimana lazimnya penulisan dalam penyusunan dan penulisan karya tulis ilmiah yang harus didasarkan fakta-fakta dan data-data objektif, demikian halnya dalam menyusun dan menyelesaikan penelitian ini sebagai karya tulis ilmiah juga menggunakan pengumpulan data secara ilmiah (metodologi) guna memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunannya sesuai dengan yang telah direncanakan semula, yaitu menjawab permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya. Metode penulisan yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif (yuridis normatif) yang dilakukan dan ditujukan pada norma-norma hukum yang berlaku. Dalam penelitian ini, metode yuridis normatif yang digunakan adalah norma-norma hukum internasional yang tertuang dalam bentuk perjanjian dan Resolusi Dewan Keamanan PBB. 18 Korea Utara sebagaimana dimuat dalam https://id.wikipedia.org/wiki/korea_utara, terakhir diakses pada tanggal 14 Mei 2016 pukul 12.00 WIB 9

2. Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Adapun data sekunder yang dimaksud adalah sebagi berikut : a. Bahan hukum primer, yaitu semua dokumen peraturan yang mengikat dan ditetapkan oleh pihak-pihak yang berwenang yang relevan dengan masalah penelitian, yakni berupa undang-undang, perjanjian internasional dan sebagainya. b. Bahan hukum sekunder, yaitu semua dokumen yang merupakan tulisan-tulisan atau karya-karya para ahli hukim dan buku-buku teks, jurnal, makalah, surat kabar, majalah, informasi internet dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah penelitian. c. Bahan hukum tersier, yaitu semua dokuen yang berisi konsepkonsep dan keterangan-keterangan yang mendukung bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti kamus hukum, kamus bahasa, ensiklopedia dan lain-lain. 3. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka pustaka atau yang disebut dengan data sekunder. Adapun data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini antara lain berasal dari bukubuku koleksi pribadi maupun pinjaman dari perpustakaan, makalah, jurnal serta artikel, baik yang diambil dari media cetak maupun elektronik, termasuk peraturan perundang-undangan. berikut : Tahap-tahap pengumpulan data melalui studi pustaka adalah sebagai a. Melakukan inventarisasi hukum positif dan bahan-bahan hukum lainnya yang relevan dengan objek penelitian. 10

b. Melakukan penelusuran kepustakaan melalui artikel-artikel media cetak maupun elektronik dan peraturan perundang-perundangan. c. Mengelompokkan data-data yang relevan dengan permasalahan. d. Menganalisa data-data yang relevan tersebut untuk menyelesaikan masalah yang menjadi objek penelitian. 11

4. Analisis Data Data sekunder yang telah disusun secara sistematis kemudian dianalisa secara perspektif dengan metode induktif dan deduktif. Metode deduktif dilakukan dengan membaca, menafsirkan dan membandingkan. Sedangkan metode induktif dilakukan dengan menerjemahkan berbagai sumber yang berhubungan dengan topik penelitian ini sehingga diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. F. Keaslian Penulisan Penelitian ini adalah asli karena gagasan pemikiran, ide dan data yang ada dalam penelitian ini bukan merupakan hasil karya tulis atau hasil penggandaan dari karya tulis orang lain. Dengan penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan keasliannya dan belum pernah ada judul yang sama, demikian juga dengan pembahasan yang diuraikan berdasarkan pemeriksaan oleh Pmeriksaan Universitas Cabang Fakultas Hukum / Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum Fakultas Hukum tertanggal 14 Maret 2016. Untuk mendukung pembahasan dalam penelitian ini dipakai pendapat-pendapat para sarjana yang diambil atau dikutip berdasarkan daftar referensi dari buku para sarjana yang ada hubungannya dengan permasalahan dan pembahasan yang disajikan. 12

G. Sistematika Penulisan Secara sistematis penelitian ini dibagi dalam beberapa bab dan tiap-tiap bab dibagi atas sub-bab yang terperinci sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, tinjauan pustaka, metode penulisan, keaslian penulisan dan sistematika penulisan BAB II : TINJAUAN UMUM MENGENAI NUKLIR DAN DAMPAKNYA Pada bab ini menguraikan nuklir secara umum, sejarah penemuan nuklir serta perkembangan teknologi nuklir diseluruh dunia BAB III : INSTRUMEN HUKUM INTERNASIONAL BERKAITAN DENGAN PENGGUNAAN NUKLIR DAN DAMPAKNYA Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang dilakukannya ujicoba nuklir dari suatu negara dan instrumen hukum yang dibuat untuk mengendalikan ujicoba nuklir yang tidak ada tempatnya serta dampak yang dapat ditimbulkan apabila ujicoba nuklir dilakukan tanpa mengikuti aturan yang berlaku. BAB IV : UJI COBA NUKLIR KOREA UTARA DI MASA REZIM KIM JONG UN DAN KAITANNYA DENGAN HUKUM INTERNASIONAL Bab ini menguraikan kronologi ujicoba nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara dan sebab mengapa Korea Utara melakukan ujicoba nuklir. Selain itu pada bab ini juga dijelaskan mengapa ujicoba nuklir yang dilakukan Korea Utara dianggap sebagai suatu ancaman serta sanksi dari Dewan Keamanan PBB terhadap ujicoba nuklir tersebut. 13

BAB V : PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir yang menguraikan kesimpulan dari keseluruhan pembahasan pada tulisan ini sekaligus berisi saran mengenai pembahasan yang ada pada penelitian ini. 14