BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Temperatur ( C )

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil pengujian Pengaruh Perubahan Temperatur terhadap Viskositas Oli

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 4.1 Grafik perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

Gambar 4.1 Grafik percobaan perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

Jurnal Teknik Mesin. menggunakan alat uji percikan bunga api, dynotest, dan uji jalan.proses pengujian dapat dilihat dibawah ini.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. 4.1 Pengujian Torsi Mesin Motor Supra-X 125 cc

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN CDI PREDATOR DUAL MAP TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KARBURATOR RACING TERHADAP KINERJA MOTOR 2-LANGKAH 150 CC Andriansyah Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. t 1000

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

Jurnal Teknik Mesin UMY 2017

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

Jurnal Teknik Mesin UMY

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HALAMAN PERNYATAAN. Yogyakarta, September Materai Aris Setiawan Budi Wibowo

BAB III PROSES MODIFIKASI DAN PENGUJIAN. Mulai. Identifikasi Sebelum Modifikasi: Identifikasi Teoritis Kapasitas Engine Yamaha jupiter z.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PERHITUNGAN HASIL PENGUJIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

PENGARUH PENGGUNAAN CDI RACING TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC TAHUN 2009

Jurnal Teknik Mesin UMY

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA VARIASI UKURAN VENTURI KARBURATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA RX-KING 135cc

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang masuk melalui lubang intake dengan 7 variabel bukaan klep in saat

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

LUTFI RISWANDA Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta INTISARI

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin 2 langkah 135 cc dengan data sebagai berikut :

Jurnal Teknik Mesin UMY 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut :

KARAKTERISTIK VISKOSITAS DAN KONDUKTIVITAS TERMAL TIGA PRODUK MINYAK PELUMAS BESERTA PENGARUHNYA TERHADAP SEPEDA MOTOR HONDA MEGAPRO 150 CC

TUGAS AKHIR. DisusunOleh: MHD YAHYA NIM

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA Motor Yamaha Jupiter MX dengan camshaft 209 (standart)

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi otomotif saat ini semakin pesat, hal ini didasari atas

Pengaruh Penggunaan Limbah Plastiksebagai Campuran Bahan Bakar Premium terhadap Prestasi Mesin Sepeda Motor Merk-X

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan otomatis. Maka dari itu minyak pelumas yang di gunakan pun berbeda.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III METODE PENGUJIAN. Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) seperti Uji emisi, Akselerasi, dan. Kendaraan uji yang disiapkan adalah :

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

Kata kunci : ECU BRT, Remot Juken, STD, Performa, Efesiensi.

BAB III ANALISA DATA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Analisis Variasi Intake Manifold Standard dan Porting Pada Piston Standard dan Racing Terhadap Kinerja Sepeda Motor Honda GL100

: Suzuki Satria F 150 cc. : 150 cc, 4 langkah, DOHC pendingin udara. : Cakram depan belakang

PENGARUH PENGGUNAAN WATER COOLANT TERHADAP PERFORMANCE MESIN DIESEL. Gatot Soebiyakto 1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Gambar 3.1. Diagram alir percikan bunga api pada busi

PENGARUH KERENGGANGAN CELAH ELEKTRODE BUSI NIKEL DENSO U20EPR TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN PERFORMA MOTOR HONDA SUPRA X 125

SFC = Dimana : 1 HP = 0,7457 KW mf = Jika : = 20 cc = s = 0,7471 (kg/liter) Masa jenis bahan bakar premium.

Modifikasi Transmisi dan Final Gear pada Mobil Prototype Ronggo Jumeno

III. METODE PENELITIAN. : Motor Bensin 4 langkah, 1 silinder Volume Langkah Torak : 199,6 cm3

Abstrak. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh keausan ring piston terhadap kinerja mesin diesel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian penelitian terdahulu berhubungan dengan pelumas M. Syafwansyah Effendi dan Rabiatul Adawiyah (2014).

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Dyno Test 3Dara menggunakan Dynamometer Chassis. dyno test yang menggunakan software yang dipakai di scanner,

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

PENGARUH PEMAJUAN WAKTU PENGAPIAN DAN PENINGKATAN RASIO KOMPRESI TERHADAP DAYA DAN TORSI SEPEDA MOTOR SUPRA FIT DENGAN BAHAN BAKAR LPG

ABSTRAK. : I Made Sumaryanta

PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin

PENGARUH PENGGUNAAN KOIL DAN BUSI RACING DENGAN JENIS BAHAN BAKAR BENSIN TERHADAP UNJUK KERJA MOBIL SUZUKI VITARA TIPE JLX 1994

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA AKHIR. pengujian Dynotest dan Uji Konsumsi Bahan Bakar Pada RPM Konstan untuk

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

OPTIMALISASI KINERJA MOTOR DIESEL DENGAN SISTEM PEMANASAN BAHAN BAKAR

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

Transkripsi:

visikositas (mpa.s) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENGUJIAN VISKOSITAS Pengujian viskositas adalah suatu pengujian ketahanan fluida yang diubah dengan tekanan maupun tegangan, dimana pengujian yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik ketebalan fluida, fluida yang tipis akan memiliki viskositas yang rendah, sedangkan fluida yang tebal memiliki viskositas yang lebih tinggi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat uji viskometer NDJ 8S yang terdapat di laboratorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dari tiga jenis oli ini diukur dengan temperatur yang telah ditentukan. Hasil pengujian viskositas dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini: 185 170 155 140 125 110 95 80 65 50 35 20 5 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 Temperatur ( C ) ultraline mesrania shell advance Gambar 4.1 Grafik Viskositas.. Hasil dari pengujian viskositas yang dilakukan pada 3 jenis oli samping antara lain Ultraline Racing 2T Sport, Mesrania 2T Sport, dan Shell Advance SX 48

Viskositas (MPa.s) 49 2T dijelaskan bahwa setiap oli samping mempunyai nilai yang berbedabeda, oli sintetik mempunyai nilai viskositas lebih tinggi dibandingkan oli mineral, pada temperature awal (suhu ruangan), setiap oli memiliki perbedaan yang signifikan, setelah temperature naik semua oli akan mengalami penurunan viskositas, dan pada saat suhu ± 60 0 C semua sample oli tidak mengalami perbedaan viskositas yang signifikan. Dari pengujian viskositas dapat diterapkan pada sepeda motor bahwa oli sintetik menyebabkan suhu oli tinggi dan hambatan yang berlebih, sedangkan oli mineral menyebabkan gesekan berlebih. Berikut adalah hasil perbandingan data antara pengujian viskositas dengan SAE dari oli samping. 185 165 145 125 105 85 65 45 ultraline mesrania shell advance SAE 10W-40 SAE 10W-30 Tabel Propertis A-13 25 5 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 Temperatur ( C) Gambar 4.2 Grafik perbandingan Viskositas dengan kurva SAE. Gambar 4.2 menunjukkan hasil dari pengujian viskositas, semakin besar tempertur oli, viskositas akan mengalami penurunan. Pada pengujian viskositas ini didapatkan oli ultraline mempunyai viskositas yang paling tinggi sedangkan viskositas oli mesrania terendah. Hal ini menunjukkan bahwa pengujian viskositas dapat dijadikan sebagai acuan untuk melangkah pada proses pengujian selanjutnya yaitu Dynotester.

50 4.2 Hasil Pengujian Kinerja Mesin Pada pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hasil kinerja mesin dari tiga sample oli yaitu oli Ultraline Racing 2T Sport, Mesrania 2T Sport dan Shell advance SX 2T terhadap torsi dan daya pada kinerja mesin motor Kawasaki Ninja RR 150cc dengan menggunakan bahan bakar Pertalite. Tabel 4.1 Hasil Pengujian Dynotster No Variasi HasilData RPM Daya (Hp) Torsi (N.m) 1 Ultraline Racing 2T Sport 8233 19.79 9388 24.7 2 Mesrania 2T Sport 9133 19.00 9254 24.6 3 Shell Advance SX 2T 8912 18.69 9190 24.0 Tabel 4.1 diambil yang terbaik dari 3 kali pengujian Dynotester dengan variasi oli samping Ultraline Racing 2T Sport, Mesrania 2T Sport, dan Shell Advance SX 2T. 4.3 Hasil dan Pembahasan Pengujian Torsi (N.m) Pengujian torsi dilakukan dengan melakukan perubahan 3 oli samping dari motor kawasaki Ninja RR 2008 150cc dengan menggunakan bahan bakar pertalite, Perhitungan kinerja mesin dilakukan pada 4000 (rpm) sampai dengan putaran maksimal mesin, berikut adalah Tabel 4.2 dan Gambar 4.3.

51 Tabel 4.2 Data Hasil Pengujian Torsi dengan 3 Variasi oli RPM ULTRALINE MESRANIA SHELL ADVANCE 4000 15,51 4250 15,49 15,16 14,68 4500 15,77 15,24 14,9 4750 15,82 15,32 15,33 5000 15,57 15,35 15,29 5250 15,29 15,18 15,02 5500 15,1 14,68 14,62 5750 15,05 14,47 14,42 6000 15,23 14,54 14,51 6250 15,6 15,03 15,04 6500 16 15,39 15,42 6750 16,2 15,61 15,6 7000 16,35 15,71 15,73 7250 16,57 15,95 15,82 7500 16,87 16,06 15,98 7750 17,27 16,31 16,2 8000 17,93 16,85 16,86 8233 19,79 8250 18,57 17,61 17,46 8500 18,97 18,26 18,05 8740 19,22 8750 19,04 18,74 18,45 8891 18,31 8912 18,69 8973 19,01 8975 18,94 8978 18,66

52 SHELL ULTRALINE MESRANIA RPM ADVANCE 8983 18,88 9000 18,81 18,91 18,52 9012 19,25 9190 18,52 9133 19 9225 18,78 9250 18,3 18,68 18,28 9254 18,88 9257 18,59 9266 18,36 9270 18,59 9385 17,99 9388 18,69 9500 17,69 18,06 17,62 9750 16,77 17,29 16,66 10000 15,92 16,65 16,03 10250 14,78 16 15,25 10500 13,49 15,59 14,6 10750 12,6 15,02 13,9 11000 11,34 14,06 12,45 11250 11,77 11,8 10,33 11500 9,07 9,28 8,11 11750 7,47 7,74 6,6 12000 6,22 6,46 5,65

TORSI (N.M) 53 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 12000 13000 PUTARAN MESIN (RPM) Ultraline Merania Shell advance Gambar 4.3 Grafik Pengaruh Sample Terhadap Torsi. Hasil dari pengujian Dynotester yang didapatkan dari motor kawasaki Ninja RR 2008 dengan bahan bakar pertalite dan oli samping Ultraline Racing 2T Sport, Mesrania 2T Sport, dan Shell Advance SX 2T menunjukan bahwa torsi pada setiap variasi oli samping memiliki nilai yang berbeda-beda. Data yang didapatkan dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa torsi yang paling besar yaitu oli Ultraline Racing 2T Sport 19.79 N.m pada putaran mesin 8233 Rpm, dan yang terendah oli Shell Advance SX 2T yaitu 18.69 N.m pada putaran mesin 8912 Rpm sedangkan torsi yang dihasilkan oli Mesrania 2T Sport yaitu 19.00 N.m pada putaran mesin 9133 Rpm. Pada RPM rendah oli samping Ultraline Racing 2T sport lebih cepat berkembang dibandingkan oli samping Mesrania 2T Sport dan Shell Advance SX 2T, tetapi pada RPM tinggi Ultraline juga lebih cepat menurun, dikarenakan Ultraline memiliki ketahanan yang kurang dibandingkan oli mesran yang memliki ketahanan pada RPM tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa semua sampel oli memiliki spesifikasi masing-masing. Pada pengujian Viskositas diperoleh bahwa Ultraline Racing 2T memiliki viscosity yang besar dan viscosity index kecil. Dari penelitian terdahulu dapat dijadikan sebagai acuan sekaligus perbandingan. Saifudin (2013) hasil pengukuran torsi yang diperoleh dengan jenis oli samping Shell Advance SX 2T menghasilkan torsi 18,04 N.m, Mesrania 2T

54 Sport 17,91 N.m, Ultraline Racing 2T Sport 17,78 N.m. Hasil yang paling baik dari pengukuran torsi yaitu Shell Aadvance karena lebih berkembang pada RPM rendah maupun tinggi. 4.4 Pengaruh Sample Oli Terhadap Daya (HP) Pengujian daya dilakukan dengan mengganti 3 oli samping dari motor kawasaki Ninja RR 2008 150cc dengan menggunakan bahan bakar pertalite, Perhitungan kinerja mesin dilakukan pada 4000 (rpm) sampai dengan putaran maksimal mesin, berikut adalah Tabel 4.3 dan Gambar 4.4 Tabel 4.3 Data Hasil Pengujian Daya dengan 3 Variasi oli RPM ULTRALINE MESRANIA SHELL ADVANCE 4000 9,2 4250 9,7 9,8 9,3 4500 10,1 10 9,6 4750 10,5 10,2 10,2 5000 10,9 10,8 10,7 5250 11,2 11,2 11,1 5500 11,6 11,3 11,3 5750 12,1 11,6 11,6 6000 12,8 12,3 12,2 6250 13,7 13,2 13,2 6500 14,6 14,1 14,1 6750 15,3 14,8 14,8 7000 16 15,5 15,5 7250 16,8 16,3 16,1 7500 17,8 17 16,9 7750 18,8 17,8 17,6 8000 20,1 19 19

55 RPM ULTRALINE MESRANIA SHELL ADVANCE 8233 22,8 8250 21,5 20,4 20,2 8500 22,7 21,9 21,6 8740 23,6 8750 23,5 23,1 22,7 8891 23,3 8912 23 8973 24 8975 23,9 8978 23,3 8983 23,8 9000 23,8 23,9 23,5 9012 24,4 9133 24,4 9190 23,7 9225 24,4 9250 23,9 24,3 23,8 9266 23,8 9254 24,6 9257 24,2 9270 24,3 9385 23,7 9388 24,7 9500 23,6 24,2 23,6 9750 23 23,8 22,9 10000 22,5 23,5 22,6 10250 21,4 23,1 21,1 10500 20 23,1 21,7

DAYA (HP) 56 RPM ULTRALINE MESRANIA SHELL ADVANCE 11750 12,4 12,8 11,3 12000 10,5 10,9 9,4 26 24 22 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 12000 13000 PUTARAN MESIN (RPM) Ultraline Mesrania Shell advance Gambar 4.4 Grafik Pengaruh Sample Terhadap Daya Hasil dari pengujian Dynotester yang didapatkan dari motor kawasaki Ninja RR 2008 dengan bahan bakar pertalite dan ketiga oli samping menunjukkan bahwa daya pada setiap variasi oli samping memiliki nilai yang berbeda-beda. Data yang didapatkan dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa daya yang paling besar yaitu oli Ultraline Racing 2T Sport 24.7 HP pada putaran mesin 9388 Rpm, dan oli Shell Advance SX 2T yaitu 23.8 HP pada putaran mesin 9266 Rpm sedangkan daya yang dihasilkan oli Mesrania 2T Sport yaitu 24.6 HP pada putaran mesin 9254 Rpm. Pada grafik pengujian dapat dilihat bahwa semua sample oli tidak ada perbedaan daya yang signifikan, tetapi pada RPM tinggi oli Mesrania 2T Sport memliki ketahanan pada daya. Hal ini menunjukkan bahwa semua sampel oli memiliki spesikiasi masing-masing. Pada pengujian Viskositas diperoleh bahwa Ultraline Racing 2T memiliki viscosity yang besar dan viscosity index kecil,

57 sehingga dapat disimpulkn bahwa viscosity yang besar mampu menghasilkan daya dan torsi yang besar dan viscosity yang kecil memiliki kestabilan pada daya dan torsi. 4.5 Konsumsi Bahan Bakar Pengujian konsumsi bahan bakar menggunakan motor Kawasaki Ninja RR 150cc dengan variasi tiga sample oli samping yaitu Ultraline Racing 2T Sport, Mesrania 2T Sport, Shell Advance SX 2T dengan perbandingan satu liter bahan bakar Pertalite dan dicampur dengan 30 ml oli samping. Kemudian dilakukan dengan metode uji jalan di Ringroad Selatan Yogyakarta dengan jarak 1 km dan kecepatan konstan 40 km/jam. Berikut adalah konsumsi bahan bakar: Variasi Mesrania 2T Ultralin 2T Shell Advance Tabel 4.4 Data Hasil Pengujian Konsumsi Bahan Bakar. Rata-rata Kons Kecepatan Volume Volume Waktu Jarak umsi Rata-rata BBM (ml) BBM (l) Tempuh (km) BBM (km/jam) (h) (km/l) 48.2 0.0482 0.0293 1 34.12 20.74 48.7 0.0487 0.0288 1 34.61 20.53 47.9 0.0479 0.0291 1 34.28 20.87 Pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pengujian pada konsumsi bahan bakar dilakukan sebanyak 3 kali dan data diambil rata-rata.

Volume Bahan Bakar (km/l) 58 21 20.9 20.8 20.7 20.6 20.5 20.4 20,74 Grafik Konsumsi Bahan Bakar 20,53 20,87 20.3 MESRANIA ULTRALINE SHELL ADVANCE OLI SAMPING Gambar 4.5 grafik perbandingan konsumsi bahan bakar. Hasil dari pengujian bahan bakar dengan menggunakan bahan bakar Pertalite dan variasi 3 sample oli samping dapat mempengaruhi konsumsi bahan bakar pada motor Kawasaki Ninja 150cc. Pada pengujian ini dapat dijadikan sebagai acuan pada konsumsi bahan bakar dan waktu tempuh pada jarak tempuh 1 km. Pada pengujian konsumsi bahan bakar ini oli Ultraline memiliki rata-rata waktu tempuh 0.0288 jam, kecepatan rata-rata 34.61 km/jam, konsumsi volume bahan bakar yang digunakan sebesar 0.0487 liter dengan jarak tempuh 1 km dan dikonversi menjadi 20.53 km/l. Pada pengujian konsumsi bahan bakar ini oli Mesrania memiliki rata-rata waktu tempuh 0.0293 jam, kecepatan rata-rata 34.12 km/jam, konsumsi volume bahan bakar yang digunakan sebesar 0.0482 liter dengan jarak tempuh 1 km dan dikonversi menjadi 20.74 km/l. Pada pengujian konsumsi bahan bakar ini oli Mesrania memiliki rata-rata waktu tempuh 0.0291 jam, kecepatan rata-rata 34.28 km/jam, konsumsi volume

59 bahan bakar yang digunakan sebesar 0.0479 liter dengan jarak tempuh 1 km dan dikonversi menjadi 20.87 km/l. Dari hasil pengujian konsumsi bahan bakar, dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan bakar Pertalite dengan variasi oli Shell Advance memiliki konsumsi yang paling irit dan penggunaan bahan bakar Pertalite dengan variasi oli Ultraline memiliki konsumsi yang paling boros. 4.6 Perhitungan Perhitungan kinerja mesin motor di mulai dari putaran 4000 rpm sampai dengan putaran mesin 12000 rpm, dengan pengegasan spontan. Data yang didapat dari perhitungan Torsi, Daya, dan Konsumsi Bahan Bakar ini berdasarkan dari pengujian motor standard 2 langkah adalah sebagai berikut: Torsi (T), terukur pada hasil pengujian. Daya (P), terukur pada hasil pengujian. 1 HP = 0,7454 kw 1kW = 1,341 HP Rasio kompresi CR Dimana : CR = Perbandingan Kompresi VD = Volume langkah piston VC = Volume ruang di atas piston saat TMA Konsumsi bahan bakar K bb Dimana : S = Jarak tempuh (Km) V = Volume bahan bakar yang digunakan (l) Jika: S = 1 Km (Data diambil dari kondisi Standar)

60 V = 49,6ml = 0,0496 Maka: (Data diambil dari kondisi Standar) K bb = 20,87 Km/l 4.7 Perbandingan Pengujian Kinerja Motor 4.7.1 Perbandingan Torsi Perbandingan pengujian torsi menggunakan motor Yamaha R-X King 135 cc dan Kawasaki Ninja RR 150 cc Tabel 4.5 Data Hasil Perbandingan Torsi Pelumas R-X King Putaran Torsi Mesin Ninja RR Putaran Torsi Mesin Shell 2T 18,19 Nm 7908 rpm 18,69 Nm 8912 rpm Mesrania 2T 18,43 Nm 7861 rpm 19,00 Nm 9133 rpm Ultraline 2T 18,34 Nm 7895 rpm 19,79 Nm 8233 rpm Tabel 4.5 diambil dari hasil yang terbaik dengan menunjukkan bahwa setiap variasi oli memiliki hasil torsi yang berbeda, Saifudin (2013) menunjukkan hasil data torsi pada penelitian Yamaha R-X King dengan hasil yang paling tinggi diperoleh pada jenis oli samping Mesrania 2T Sport 18,43 Nm pada putaran mesin 7861 rpm, torsi yang paling rendah diperoleh dengan jenis oli samping Shell Advance SX 2T 18,19 Nm pada putaran mesin 7908 rpm, dan Ultraline Racing 2T Sport menghasilkan 18,34 Nm pada putaran mesin 7895 rpm. Sedangkan hasil data torsi pada penelitin Kawasaki Ninja RR diperoleh hasil yang paling tinggi pada jenis oli samping Ultraline Racing 2T Sport 19,79 Nm pada putaran mesin 8233 rpm, torsi yang paling rendah diperoleh dengan jenis oli samping Shell

61 Advance SX 2T menghasilkan 18,69 Nm pada putaran mesin 8912 rpm, dan Mesrania 2T Sport menghasilkan 19,00 pada putaran mesin 9133 rpm. 4.7.2 Perbandingan Daya Perbandingan pengujian torsi menggunakan motor Yamaha R-X King 135 cc dan Kawasaki Ninja RR 150 cc Tabel 4.6 Data Hasil Perbandingan Daya Pelumas R-X King Putaran Daya Mesin Ninja RR Putaran Daya Mesin Shell 2T 20,9 HP 8307 rpm 23,8 HP 9266 rpm Mesrania 2T 20,8 HP 8160 rpm 24,6 HP 9254 rpm Ultraline 2T 20,6 HP 8087 rpm 24,7 HP 9388 rpm Tabel 4.6 diambil dari hasil yang terbaik dengan menunjukkan bahwa setiap variasi oli memiliki hasil daya yang berbeda, Saifudin (2013) menunjukkan hasil data daya pada penelitian Yamaha R-X King dengan hasil yang paling tinggi diperoleh pada jenis oli samping Shell Advance SX 2T 20,9 HP pada putaran mesin 8307 rpm, daya yang paling rendah diperoleh dengan jenis oli samping Ultraline Racing 2T Sport 20,6 HP pada putaran mesin 8087 rpm, dan Mesrania 2T Sport menghasilkan 20,8 HP pada putaran mesin 8160 rpm. Sedangkan hasil data daya pada penelitin Kawasaki Ninja RR diperoleh hasil yang paling tinggi pada jenis oli samping Ultraline Racing 2T Sport 24,7 HP pada putaran mesin 9388 rpm, daya yang paling rendah diperoleh dengan jenis oli samping Shell Advance SX 2T menghasilkan 23,8 HP pada putaran mesin 9266 rpm, dan Mesrania 2T Sport menghasilkan 24,6 HP pada putaran mesin 9254 rpm.

62 4.7.3 Perbandingan Rasio Kompresi Dari penelitian terdahulu, meneliti tentang variasi oli samping menggunakan oli Ultraline 2T Racing, Shell Advance SX 2T, dan Mesrania 2T Sport menggunakan motor Yamaha RX-King dengan rasio kompresi 6.9:1. Pada penelitian ini, meneliti tentang variasi oli samping menggunakan oli Ultraline 2T Racing, Shell Advance SX 2T, dan Mesrania 2T Sport menggunakan motor Kawasaki Ninja RR dengan rasio kompresi 7.2:1. Pada setiap variasi oli samping memiliki hasil daya dan torsi yang berbedabeda, yang disebabkan karena adanya perbedaan rasio kompresi. Dimana semakin besar rasio kompresi maka membutuhkan bahan bakar yang beroktan tinggi dan viskositas oli samping yang tinggi. 4.7.4 Perbandingan Konsumsi Bahan Bakar Perbandingan pengujian konsumsi bahan bakar Pertalite menggunakan motor Kawasaki Ninja RR 150 cc dengan variasi 3 oli samping yaitu oli Mesrania 2T, Ultraline 2T, dan Shell Advance SX 2T dilakukan guna untuk mengetahui hasil yang terbaik. Oli Tabel 4.7 Data Hasil Perbandingan Konsumsi Bahan Bakar Rata-rata Volume Jarak Konsumsi BBM BBM (l) (km) (km/l) Mesrania 2T 0,0482 1 20,74 Ultraline 2T 0,0487 1 20,53 Shell advance 2T 0,0479 1 20,87 Tabel 4.7 Menunjukkan bahwa setiap variasi oli memiliki hasil yang berbeda-beda. Pada pengujian bahan bakar, oli Ultraline 2T memiliki konsumsi bahan bakar yang rendah, oli Shell Advance SX 2T memiliki konsumsi bahan bakar yang tinggi. Dari hasil data tersebut dapat disimpulkan bahwa oli samping

63 dapat mempengaruhi bahan bakar, pada motor Kawasaki Ninja RR 150 cc dengan kondisi standard menggunakan oli Ultraline 2T akan semakin boros dan oli Shell Advance SX 2T semakin irit pada penggunaan bahan bakar.