BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi lemah dan cepat lelah serta berakibat meningkatnya angka absensi serta

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan investasi bangsa yang sangat penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa. Anak sekolah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan arah pembangunan nasional. Salah satunya adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi

BAB I PENDAHULUAN. sekolah 6-12 tahun. Anak sekolah mempunyai karakter mudah terpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Tujuan. penerus harus disiapkan sebaik-baiknya. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan antara bangun pagi sampai jam 9 (Hardinsyah, 2012). Menurut

HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DENGAN TINGKAT KONSENTRASI BELAJAR PADA ANAK

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Salah satu cara orang untuk bertahan hidup adalah dengan makan.

BAB I PENDAHULUAN. zat-zat gizi. Oleh karena itu, manusia dalam kesehariannya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan zat gizi untuk hidup, tumbuh, berkembang, Energi dibutuhkan oleh setiap orang untuk mempertahankan hidup,

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah. remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007).

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN KEBIASAAN JAJAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SDN BANYUANYAR III SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merasa lelah dan sulit untuk berkonsentrasi pada sore harinya, penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Titik berat tujuan pembangunan Bangsa Indonesia dalam pembangunan jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fisik pada pagi hari. Sarapan pagi termasuk dalam 10 Pedoman Umum Gizi

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

TINJAUAN PUSTAKA. A. Sarapan Pagi

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan aset bangsa. Dari data terbaru yang dikeluarkan United. negara (1). Menurut UNESCO pada tahun 2012, dari 120 negara yang

BAB 2 DATA DAN ANALISA

Edukasi Gizi Pentingnya Sarapan Sehat Bagi Anak Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Gizi berasal dari bahasa Arab "ghidzdzi" dan sekarang telah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sarapan Meningkatkan Prestasi Belajar pada Anak Usia Sekolah. Breakfast Improving Learning Achievment In School Age Children

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur

BAB I PENDAHULUAN. Konsentrasi belajar merupakan proses pemusatan perhatian dan. untuk memilih dan fokus pada suatu objek yang dipandang penting dan

ISSN Vol 2, Oktober 2012

BAB V PEMBAHASAN. Penerapan dan penyelenggaraan gizi kerja PT. X Plant Pegangsaan. Ruang/tempat Makan yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan sasaran strategis dari peningkatan gizi

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga setiap orang harus mempersiapkan diri untuk menghadapi segala aktivitas dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah Negara beriklim tropis dengan sumber daya alam yang


A. Latar Belakang tasalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah remaja

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya diserap oleh sel dan dioksidasi untuk menghasilkan energi. Bahan

BAB I PENDAHULUAN. demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apabila

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Pagi Dengan Prestasi Belajar Siswa Sdn Sawahan I/340 Surabaya

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh negatif yang secara langsung maupun tidak langsung. yang berperan penting terhadap munculnya overweight (Hadi, 2005).

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

BAB I PENDAHULUAN. orang yang mual setelah sarapan pagi karena tidak terbiasa. Alasan tidak

HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pada usia remaja (adolescence) yaitu usia tahun (Almatsier,

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. lemak, karena itu agar energi tercukupi perlu pemasukan makanan. serta tumbuh kembang anak (Anggaraini, 2003:11).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan yang mengandung berbagai macam zat yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah gizi kurang, berkaitan dengan penyakit infeksi dan negara maju

HUBUNGAN MAKAN PAGI DAN TINGKAT KONSUMSI ZAT GIZI DENGAN DAYA KONSENTRASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH (3-6 TAHUN) DI PAUD WILAYAH SUKAJADI KOTA BANDUNG.

TINJAUAN PUSTAKA Beastudi Etos Karakteristik Individu Umur dan Jenis Kelamin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

BAB II TINJAUANPUSTAKA. atau menyarap adalah kata kerja yang berarti makan sesuatu pada pagi hari.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sarapan dan Camilan : Dua Strategi Penting Pemenuhan Kebutuhan Asupan Makanan untuk Ketahanan Atlit

TINJAUAN PUSTAKA Anak Usia Sekolah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghindar dari fast food. Fast food memiliki beberapa kelebihan antara lain

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat terpenuhi.

Kisi-kisi Mid pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

JURNAL MEYKE R. DOMILI NIM :

BAB II KETERAMPILAN PSIKOMOTOR KELOMPOK SISWA SMA KELAS XI MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN (KARBOHIDRAT, LEMAK, PROTEIN) DAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA REMAJA PUTRI DI SMA N 1 POLOKARTO KAB

BAB I PENDAHULUAN. makan. Selain itu anak sekolah umumnya tidak pernah lepas dari makanan jajanan, karena anak

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah dikonsumsi mengalami proses pencernaan di dalam alat pencernaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maka selera terhadap produk teknologi pangan tidak lagi bersifat lokal, tetapi menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu indikator untuk menunjukkan tingkat kesejahteraan penduduk adalah

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa anak-anak terutama usia sekolah merupakan tahapan yang penting bagi kehidupan seseorang. Pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan fisik, kognitif dan mental seseorang masih pada tahapan menuju kesempurnaan. Saat inilah tubuh manusia sangat memerlukan asupan nutrisi yang cukup. Nutrisi adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Pemberian nutrisi pada anak tidak hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhan fisik atau fisiologis anak, tetapi juga berdampak pada aspek psikologisnya (Supartini, 2004). Untuk dapat tumbuh dan berkembang sesuai tahapan usia secara normal, makanan yang dikonsumsi harus mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi tersebut, maka pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikis anak akan mengalami gangguan dan hambatan (Sediaoetama, 2000). Nutrisi diperoleh manusia melalui makanan dan minuman yang dikonsumsinya setiap hari. Dari seluruh jenis hidangan sehari-hari, sarapan merupakan saat terpenting dalam 1

memenuhi kebutuhan nutrisi seseorang. Sarapan adalah makanan yang dimakan pada pagi hari sebelum beraktivitas yang terdiri dari makanan pokok dan lauk pauk atau makanan kudapan dengan waktu sarapan dimulai dari pukul 06.00 sampai dengan pukul 10.00 (Soekirman, 2000). Sarapan itu sendiri berfungsi untuk memulihkan cadangan energi dan kadar gula darah (Sukmaniah, 2008). Makanan yang dikonsumsi selama sarapan akan mengalami proses pencernaan, karbohidrat di dalam tubuh dipecah menjadi molekul-molekul gula sederhana yang lebih kecil, seperti fruktosa, galaktosa dan glukosa. Glukosa ini merupakan bahan bakar otak sehingga dapat membantu dalam mempertahankan konsentrasi, meningkatkan kewaspadaan dan memberi kekuatan untuk otak (Parreta, 2009). Bagi anak usia sekolah, konsentrasi dalam belajar sangatlah penting. Jika seseorang kesulitan untuk berkonsentrasi saat belajar, maka tidak ada bahan pelajaran masuk ke memori otaknya sehingga akan berpengaruh terhadap prestasi di sekolah. Menurut Tamsuri (2012) pada jurnal AKP (Anak Kecukupan Protein), semakin baik kebiasaan sarapan pagi seorang anak maka semakin baik pula tingkat konsentrasi belajar anak tersebut. 2

Kebiasaan melakukan sarapan adalah penting, namun seringkali banyak orang yang tidak melakukan kebiasaan tersebut. Salah satu faktor penyebab anak sekolah tidak sarapan adalah setelah bangun tidur biasanya selera makan anak belum muncul (Sartika, 2012). Sebagian orang bahkan berpendapat bahwa sarapan merupakan aktivitas yang menyebalkan terutama jika timbul perasaan mulas setelah sarapan. Berdasarkan kendala tersebut, perlu dilakukan pergeseran nilai sarapan dari suatu yang wajib dilakukan menjadi suatu kebiasaan setiap hari dengan memberikan penjelasan mengenai manfaat sarapan dan dampak jika tidak sarapan (Sartika, 2012). Terdapat beberapa penelitian seperti Kurniasari tahun 2005 di Yogyakarta yang menemukan sebesar 25% anak sekolah dasar jarang melakukan sarapan pagi. Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 di Kabupaten Majalengka menyebutkan hanya 15,2% anak sekolah dasar yang mempunyai kebiasaan sarapan pagi. Penelitian Sibuea tahun 2002 menemukan 57,5% anak sekolah dasar di Medan tidak pernah sarapan pagi. Anak sekolah yang tidak pernah sarapan akan mengalami kondisi menurunnya kadar gula darah sehingga pasokan energi kurang untuk kerja otak. Tubuh memecah simpanan glikogen untuk mempertahankan kadar gula normal. Apabila cadangan glikogen habis, tubuh akan kesulitan memasok energi dari gula 3

darah ke otak yang akhirnya mengakibatkan badan gemetar, cepat lelah dan gairah belajar menurun serta bisa membuat tubuh loyo (Khomsan, 2002). Pengaruhnya terhadap proses oksidasi dan metabolisme dalam tubuh tetap berlangsung pada anak yang tidak biasa sarapan pagi ketika ia tidur dan menyebabkan kadar glukosa dalam darah berkurang ketika pagi hari. Tidak biasa sarapan pagi juga akan meningkatkan resiko obesitas. Obesitas terjadi karena orang yang tidak sarapan di pagi hari akan sangat lapar di siang hari, sehingga cenderung makan berlebihan (Tamsuri, 2012). Uraian di atas menunjukkan bahwa meskipun sarapan merupakan kegiatan yang penting terutama untuk meningkatkan konsentrasi belajar pada anak usia sekolah, namun kebiasaan ini masih sering dilupakan dan dianggap tidak penting. Keadaan serupa juga terjadi pada sebuah SD di Kecamatan Bringin yaitu SD Negeri Bringin 03. Hasil yang peneliti dapat pada saat melakukan studi pendahuluan adalah terdapat sebagian siswa yang tidak membiasakan sarapan. Kejadian ini terjadi dengan berbagai alasan yang melatarbelakangi. Alasan-alasan yang dikemukakan oleh siswa seperti rasa malas, tidak terbiasa sarapan, orang tua yang bekerja, serta tidak sempat menyiapkan sarapan. Berdasarkan wawancara singkat pada guru, dampak yang didapat ketika siswa tersebut tidak sarapan diantaranya 4

tidak fokus dalam belajar seperti berbicara sendiri dengan teman waktu pelajaran berlangsung, mengganggu teman saat belajar, tidak memperhatikan guru saat pelajaran, lemas dan mengantuk dalam pelajaran seperti meletakkan kepala di atas meja. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengetahui dan mengkaji lebih dalam adakah hubungan antara kebiasaan sarapan pagi dengan tingkat konsentrasi belajar pada anak. Perbedaan yang muncul dalam pembuatan skripsi peneliti dengan skripsi milik orang lain yang sebelumnya terletak pada metode pengambilan sampel yaitu simple random sampling, alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner, wawancara, cara bourdon untuk menghitung tingkat konsentrasi dan pada analisa data yaitu menggunakan cross tabulation. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disusun di atas maka permasalahan yang timbul adalah banyak anak sekolah yang tidak membiasakan sarapan pagi. 1.3 Batasan Masalah Mengingat banyak faktor yang terkait dengan konsentrasi belajar siswa, salah satunya adalah faktor dari lingkungan bahwa terdapat suara kendaraan bermotor yang lewat di depan Sekolah sehingga dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar, maka perlu adanya pembatasan untuk penelitian. Penelitian ini terkait 5

dengan konsentrasi belajar siswa siswi kelas 3, 4 dan 5 di SDN Bringin 03 Kecamatan Bringin yang akan diuji korelasi dengan sarapan. Sarapan pada anak sekolah terkait dengan Ilmu keperawatan tentang nutrisi pada anak. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut bagaimana hubungan sarapan pagi dengan konsentrasi belajar siswa siswi kelas 3, 4 dan 5 di SDN Bringin 03 Kecamatan Bringin? 1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum Penelitian Untuk mengetahui hubungan antara sarapan pagi dengan konsentrasi belajar siswa siswi kelas 3, 4 dan 5 di SDN Bringin 03 Kecamatan Bringin. 1.5.2 Tujuan Khusus Penelitian Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengidentifikasi jumlah siswa yang termasuk dalam kategori sarapan 2. Untuk mengetahui alasan siswa yang tidak atau jarang membiasakan sarapan pagi. 3. Untuk mengidentifikasi tingkat konsentrasi siswa siswi kelas 3, 4 dan 5 di SDN Bringin 03 kecamatan Bringin. 6

1.6 Manfaat Penelitian Berdasarkan masalah penelitian dan tujuan penelitian, maka diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.6.1 Manfaat Teoritis 1.6.1.1 Bagi Peneliti Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman tentang hubungan sarapan pagi dengan konsentrasi belajar dalam pembuatan skripsi. 1.6.1.2 Bagi Ilmu Keperawatan Sebagai bahan masukan dalam melakukan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan nutrisi salah satunya pada sarapan pagi. 1.6.2 Manfaat Praktis 1.6.2.1 Bagi Siswa Manfaat yang terdapat pada siswa yaitu dapat meningkatkan motivasi untuk membiasakan sarapan pagi. Seperti halnya siswa termotivasi karena mengetahui dampak yang timbul akibat tidak sarapan. 1.6.2.2 Bagi Guru Manfaat yang terdapat pada guru dapat meningkatkan semangat kinerja guru dalam belajar mengajar karena anak didiknya mempunyai kebiasaan sarapan dan di kelas menjadi semangat dalam pelajaran. 7

1.6.2.3 Bagi Orang Tua Manfaat yang terdapat pada orang tua yaitu lebih memperhatikan, meningkatkan dan membiasakan anak untuk sarapan pagi sebelum sekolah. 1.6.2.4 Bagi Layanan Kesehatan Manfaat yang terdapat pada layanan kesehatan yaitu dapat mempromosikan tentang sarapan itu penting kepada anak sekolah dan menjelaskan hubungannya dengan konsentrasi belajar. 8