BAB I PENDAHULUAN. pilihan dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi. Hal ini menyebabkan. munculnya banyak pesaing di dalam dunia usaha.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, salah satunya adalah strategi pemasaran.

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan-perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. mungkin kompetensi yang mereka miliki. Agar dapat memenangkan persaingan,

BAB I PENDAHULUAN. Menyadari fenomena, pemasaran merupakan suatu kegiatan pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dewasa ini dalam kegiatan promosinya dituntut untuk lebih dari sekedar

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa, yang menyebabkan persaingan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengenai posisi studi ini dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. membentuk brand image yang baik untuk dapat berkompetisi di pasar.

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan produk yang satu dengan produk sejenis yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran dalam era globalisasi saat ini banyak mengalami tantangan terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, persaingan dalam bisnis yang semakin lama semakin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada dunia industri memaksa banyak produsen bisnis

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya, oleh karena itu manusia membutuhkan komunikasi dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, perusahaan dituntut agar semakin gencar mengembangkan strategi pemasarannya

I. PENDAHULUAN. Setiap wanita menganggap rambut sebagai mahkotanya, karena itu rambut

BAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis semakin pesat. Perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa yang disertai dengan inovasi-inovasi baru yang dilakukan. Banyak tantangan

PENGARUH SELEBRITIS ENDORSER TERHADAP MINAT BELI DAN CITRA MEREK PRODUK SHAMPO CLEAR DI WILAYAH SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan keadaan perekonomian secara global memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. model bintang iklan untuk mengiklankan produknya. Celebrity Endorser adalah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat adalah kartu perdana (Starterpark). Banyak produk kartu perdana

BAB I PENDAHULUAN. di pihak lain memicu penjualan yang cepat. Suatu iklan yang cenderung tidak

BAB I PENDAHULUAN. konsumen dengan baik maka dibutuhkan media yang tepat. Oleh karena itu, tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perdagangan global, telah membuat semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya. Era ini ditandai dengan semakin berkembangnya

II. LANDASAN TEORI. Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika, dalam Kotler, dan Keller ( 2009: 6):

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Iklan adalah salah satu bentuk komunikasi pemasaran yang dikenal sekaligus paling

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. memberikan perhatian lebih kepada usaha untuk menciptakan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. industri tersebut memproduksi kebutuhan pembersih badan sehari-hari seperti sabun,

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Di dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat ini, konsumen untuk mengkonsumsi produk mereka (Lasty, 2014).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. promosi dalam marketing mix. Pesan iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sepeda motor nasional di 2012 dengan skenario optimistis naik 5% menjadi 8,7

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini persaingan di dunia bisnis semakin ketat terutama dalam pemasaran produk.

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini persaingan dalam dunia bisnis dirasakan semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan di dunia bisnis saat ini semakin kompleks, dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan saat ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi oleh perusahaan - perusahaan untuk selalu mendapatkan cara terbaik guna

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Apabila kita melihat sebuah iklan, kita sering melihat orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. ketat, mengharuskan setiap perusahaan untuk merumuskan strategi yang lebih efektif

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dan inovatif dalam menjalankan kegiatan usahanya. Berbagai upaya

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. daya cipta individu (Kompasiana, 2014). Di dalam industri kreatif, sumber. sebuah inovasi, ide dan kekreatifan yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media promosi yang efektif. Iklan efektif dalam menarik. perhatian konsumen serta dapat menstimulus perilaku konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. Di saat keadaaan perekonomian dunia yang sedang mengalami resesi sejak September

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya perekonomian di Indonesia saat ini banyak. perusahaan yang menggunakan iklan untuk mengenalkan ataupun

BAB I PENDAHULUAN. cepat berkembang dan mendorong seleksi alamiah dimana suatu perusahaan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Apabila kita melihat sebuah iklan, kita sering melihat orang-orang yang

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi serta perkembangan teknologi di Indonesia. serta menjadi sarana berbelanja. Berbelanja secara online dinilai lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Memahami konsumen di seluruh dunia tentang pendapat mereka terhadap aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Menjaga penampilan merupakan hal yang sangat penting bagi wanita hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri kosmetik di Indonesia saat ini tergolong baik.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik mendorong

BAB I PENDAHULUAN. mengalami ketertinggalan dalam perkembangan produk-produk fashionnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dalam menetapkan strategi yang tepat bagi perusahaan sehingga dapat menarik

BAB I PENDAHULUAN. Banyak upaya yang dilakukan organisasi atau perusahaan untuk. tuntutan dan persaingan dalam menghadapi perkembangan dunia semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era gobalisasi dewasa ini, komunikasi merupakan hal yang sangat esensial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Periklanan merupakan fenomena sosial yang menjadi salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Greenlight Clothing. : Jalan Soekarno Hatta no.723, Bandung Telepon :

BAB I PENDAHULUAN. menarik konsumen, perusahaan dituntut untuk dapat mendesain dan. Komunikasi pemasaran (Marketing Communication) dapat didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 1. Celebrity Endorsement. (McCracken,1989). Kata celebrity mengacu pada seseorang yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini dalam persaingan bisnis tidak hanya menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. meluasnya berbagai produk dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dan calon konsumen, dan mereka menonjolkan image bahwa merek mereka

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini lebih menekankan pada perbedaan kredibilitas endorser serta

BAB I PENDAHULUAN. dengan bertambahnya perusahaan-perusahaan sejenis yang menawarkan produk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi yang membaik memicu timbulnya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Iklan adalah salah satu bentuk komunikasi pemasaran yang paling dikenal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MEREK HONDA VARIO

II. LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan P&G ( Procter & Gamble Company )

BAB I PENDAHULUAN. konsep yang canggih namun juga tidak terlepas dari dunia hiburan, termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. tertarik pada produk yang ditawarkan dan diharapkan untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. ditempuh oleh perusahaan agar produknya tetap diminati konsumen, salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. yang sangat penting untuk di perhatikan adalah pemasaran produk.

BAB I PENDAHULUAN. bidangnya masing-masing (McCracken 1989). Penggunaan athlete endorser (atlet

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Interaksi tersebut pun dapat mereka lakukan secara verbal maupun

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada daya tariknya. Endorser yang kredibel adalah orang yang. bisa dipercaya dan mempunyai keahlian tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. cepat mendorong timbulnya laju persaingan dalam dunia usaha, sehingga masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi pemasaran, berbagai jenis informasi, teknologi, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut adalah bagaimana memperkenalkan suatu produk atau jasa,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bukan lagi di televisi ataupun radio melainkan internet. Detik.com, vivanews.com,

BAB I PENDAHULUAN. dampak dari krisis global yang terjadi. JAKARTA - Krisis yang terjadi di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Puspitasari 2009).

BAB I PENDAHULUAN. minat konsumen terhadap pembelian kosmetik. Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), omset industri kosmetik tahun

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat mulai menyukai menggunakan ramuan-ramuan tradisional daripada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk dan pelayanan jasa saat ini sedang berkembang pesat di Indonesia. Konsumen dengan mudah memenuhi kebutuhannya karena semakin beragamnya produk. Keberagaman produk tersebut membuat konsumen mempunyai banyak pilihan dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi. Hal ini menyebabkan munculnya banyak pesaing di dalam dunia usaha. Banyaknya pesaing yang bermunculan mengharuskan sebuah perusahaan tanggap terhadap perubahan dan memiliki strategi pemasaran yang kuat. Keberhasilan dalam usaha tidak hanya dari kualitas produk tetapi strategi pemasaran mereka yang matang. Menjadi tantangan bagi para produsen untuk berlomba menciptakan strategi pemasaran yang efektif. Strategi pemasaran merupakan dasar dari setiap tindakan pemasaran untuk memastikan perusahaan dapat mencapai tujuan bisnisnya. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan melakukan kegiatan promosi kepada konsumen melalui iklan. Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling banyak dibahas orang, hal ini kemungkinan karena daya jangkauannya yang luas dan iklan juga menjadi instrumen promosi yang sangat penting. Iklan adalah setiap bentuk komunikasi non personal mengenai suatu organisasi, produk, servis atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui (Belch and Belch, 2001). 1

2 Dewasa ini, iklan sudah berkembang menjadi sistem komunikasi yang sangat penting tidak saja bagi produsen barang dan jasa tetapi juga bagi konsumen. Kemampuan iklan dalam menyampaikan pesan kepada konsumen memegang peran sangat penting bagi keberhasilan perusahaan. Perusahaan harus memiliki cara kreatif dalam beriklan agar dapat menarik perhatian konsumen dan menciptakan preferensi terhadap merek. Salah satu cara kreatif dalam beriklan adalah dengan menggunakan celebrity endorser. Celebrity endorser adalah seorang pribadi baik itu aktor, artis maupun atlit yang dikenal masyarakat dan menjadi pujaan, karena prestasinya di suatu bidang dan digunakan dalam menyampaikan pesan iklan yang dimaksudkan untuk menarik perhatian sehingga mempengaruhi konsumen sasaran (Shimp, 2003). Keberadaan endorser tersebut memiliki pengaruh terhadap kesuksesan suatu produk. Endorser di dalam sebuah iklan berperan sebagai juru komunikasi dan bintang iklan yang diharapkan dapat meningkatkan minat beli konsumen. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat memilih endorser yang tepat untuk menyampaikan pesan iklan yang diinginkan kepada target pasar. Dalam studi yang dilakukan Ohanian (1990) mengemukakan skala pengukuran untuk mengukur persepsi adalah daya tarik (attractiveness), kepercayaan (trustworthiness), dan keahlian (expertise) celebrity endorser. Ketiga dimensi ini dimaksudkan sebagai ukuran kredibilitas sumber (source credibility) yang didefinisikan sebagai karakteristik positif komunikator yang mempengaruhi akseptansi penerima pesan (Tjiptono, Chandra, Diana, 2004).

3 Berdasarkan ketiga cara pengukuran dalam kredibilitas sumber (source credibility) tersebut, perusahaan memilih endorser yang berasal dari kalangan selebritis karena memiliki kredibilitas terhadap suatu produk. Kredibilitas endorser berpengaruh terhadap proses decoding suatu pesan. Apabila endorser dapat dipercaya oleh audiens maka pesan sangat mungkin untuk dipercaya (Schiffman dan Kanuk, 2010). Endorser yang kredibel akan dapat meningkatkan penerimaan pesan, sebaliknya endorser yang tidak kredibel akan menurunkan tingkat penerimaan pesan (Kussudyarsana, 2004). Pembentukan sikap terhadap merek dipengaruhi secara langsung oleh persepsi mengenai endorser baik yang menggunakan endorser selebriti maupun yang bukan selebriti (Burke dan Eddel 1989, Mackenzie,Lutz dan Belch 1986, dalam Yulistianto dan Suryandari, 2003). Selain itu, persepsi mengenai endorser juga mempengaruhi pembentukan konsumen sasaran terhadap sikap mereka pada iklan. Persepsi tidak hanya bergantung rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Secara tidak langsung, persepsi mengenai endorser mempengaruhi minat beli (purchase intention) konsumen. Minat beli terjadi dari berbagai tahapan. Saat iklan masuk pada konsumen, mulai dari rasa perhatian terhadap iklan yang di tampilkan, kemudian membawa rasa ketertarikan terhadap produk yang diiklankan terjadi sehingga konsumen akan mulai mencoba dengan apa yang mereka ketahui dalam iklan tersebut. Setelah tahap mencoba, mereka akan melakukan suatu tindakan pembelian (Tjiptono, 1997).

4 Menurut Evan and Barry (1995), minat beli merupakan rasa ketertarikan yang dialami oleh konsumen terhadap suatu produk (barang dan jasa) yang dipengaruhi oleh sikap di luar konsumen dan di dalam konsumen itu sendiri. Salah satu industri yang mengalami perkembangan cukup pesat adalah industri perawatan kebutuhan pribadi terutama di bidang shampo. Produk perawatan pribadi khususnya shampo boleh dibilang merupakan salah satu kategori produk dengan tingkat persaingan yang sangat ketat. Bahkan persaingan di kategori ini diperkirakan tidak akan pernah berakhir, mengingat produk ini termasuk salah satu dari produk perawatan pribadi yang dibutuhkan oleh semua orang, tanpa terkecuali. Salah satu contoh perusahaan di bidang shampo yang menerapkan strategi pemasaran dengan menggunakan selebriti untuk dapat tetap unggul dari para pesaingnya yaitu PT. Unilever Indonesia, Tbk pada produk shampo Clear. Pada tahun 2009, Clear mengeluarkan produk terbarunya yaitu Clear Soft and Shinny yang dikhususkan untuk wanita dengan bintang iklan sekaligus celebrity endorsernya adalah Sandra Dewi. Sandra Dewi dipilih sebagai celebrity endorser Clear ini untuk menginspirasikan wanita di Indonesia untuk mempunyai rambut rambut bebas ketombe dan terasa empat kali lebih lembut meskipun jadwal mereka sibuk dan untuk mendongkrak penjualan Clear. Pada tahun 2011, Clear kembali mengeluarkan produk terbarunya yaitu Nutrium10 untuk wanita dan Pro-Nutrium10 untuk pria. Dalam mempromosikan dan memperkenalkan produk terbarunya, Clear menggunakan celebrity endorser yang baru yaitu Agnes Monica.

5 Terpilihnya Agnes Monica sebagai celebrity endorser Clear yang baru karena ia memiliki banyak prestasi dan talenta yang sangat bagus baik di dalam negeri maupun di luar negeri. PT. Unilever Indonesia, Tbk berharap dengan menggunakan Agnes Monica di iklan produk shampo Clear tersebut dapat mendorong minat beli konsumen. Namun harapan dari PT. Unilever Indonesia, Tbk tidak terwujud karena sejak bergabungnya Agnes Monica di dalam iklan shampo Clear sebagai celebrity endorser yang baru membuat market share dan peringkat top brand Clear dalam kategori shampo menurun. Terbukti dengan menurunnya jumlah pangsa pasar Clear pada tahun 2010 telah menguasai pasar sebesar 20.9%, dan pada tahun 2011 hanya menguasai pasar sebesar 18,5%, Clear pada tahun 2011 berada pada peringkat ketiga dalam top brand pada kategori shampo, sedangkan pada tahun 2010 berada pada peringkat kedua dalam top brand pada kategori shampo (SWA 15/XXVI/15-28 Juli 2010, dan SWA no.15/xxvii/18-27 Juli 2011). Penurunan peringkat top brand shampo Clear mengindikasikan adanya penurunan kekuatan merek yang ada di benak konsumen terhadap produk yang bersangkutan, apabila kekuatan merek yang ada dibenak konsumen turun maka kesetiaan konsumen terhadap merek juga akan turun dan akan mempengaruhi pembelian. Bila kesetiaan merek rendah, konsumen akan cenderung berpindah ke merek lain, sebaliknya bila kesetiaan konsumen terhadap merek tinggi maka konsumen akan melakukan pembelian terhadap produk tersebut secara berulangulang.

6 Berdasarkan hal itulah maka PT. Unilever Indonesia, Tbk membuat keputusan yaitu dengan cara mengangkat kembali Sandra Dewi sebagai celebrity endorser pada iklan Clear terbaru menggantikan Agnes Monica. Penggunaan kembalinya Sandra Dewi sebagai celebrity endorser Clear karena ia memiliki kredibilitas yang tinggi pada produk Clear. Dengan penjelasan di atas, kita melihat bahwa PT. Unilever Indonesia Tbk pernah menggunakan Agnes Monica sebagai celebrity endorser untuk produk Clear. PT. Unilever Indonesia Tbk tentu telah mempertimbangkannya dengan sangat baik ketika menggunakan Agnes Monica untuk meningkatkan minat beli, namun hasilnya di luar dugaan minat beli terhadap produk Clear yang ditunjukkan pada hasil survey top brand tidak sebaik yang di prediksikan. Tahun 2012, Clear mengganti celebrity endorser yang lama dari Agnes Monica menjadi Sandra Dewi. Peneliti ingin melihat apakah Sandra Dewi sebagai celerbity endorser baru Clear dapat membuat minat beli konsumen naik. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini akan membahas tentang bagaimanakah pengaruh celebrity endorser yang terdapat di dalam iklan produk Clear terhadap minat beli konsumen. Celebrity endorser yang digunakan di dalam penelitian ini adalah Sandra Dewi. Oleh karena itu peneliti akan melakukan penelitian dengan judul PENGARUH CELEBRITY ENDORSER (SANDRA DEWI) TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PADA PRODUK CLEAR.

7 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang penelitian diatas, maka dikemukakan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh daya tarik (attractiveness) celebrity endorser terhadap minat beli konsumen pada produk Clear? 2. Apakah terdapat pengaruh kepercayaan (trustworthiness) celebrity endorser terhadap minat beli konsumen pada produk Clear? 3. Apakah terdapat pengaruh keahlian (expertise) celebrity endorser terhadap minat beli konsumen pada produk Clear? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, maka dikemukakan tujuan penelitian ini sebagai berikut : 1. Menganalisis pengaruh daya tarik (attractiveness) celebrity endorser terhadap minat beli konsumen pada produk Clear. 2. Menganalisis pengaruh kepercayaan (trustworthiness) celebrity endorser terhadap minat beli konsumen pada produk Clear. 3. Menganalisis pengaruh keahlian (expertise) celebrity endorser terhadap minat beli konsumen pada produk Clear.

8 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi kepada : 1. Kegunaan Teoritis : Bagi Penulis : Menambah dan memperdalam pengetahuan peneliti khususnya mengenai celebrity endorser dan minat beli konsumen yang didapatkan baik selama kuliah maupun selama praktek di lapangan dalam rangka penulisan skripsi ini. Bagi Pihak Lain : Dapat bermanfaat sebagai bahan dokumentasi untuk melengkapi sarana yang dibutuhkan dalam penyediaan bahan studi bagi pihak-pihak yang membutuhkan. 2. Kegunaan Praktis : Sebagai bahan rujukan bagi PT.Unilever Indonesia, Tbk dalam upaya meningkatkan penjualan shampo Clear. Hasil dari penelitian ini diharapkan memiliki kontribusi bagi perusahaan sebagai bahan informasi mengenai pengaruh celebrity endorser terhadap minat beli konsumen yang nantinya dapat menjadi acuan PT.Unilever Indonesia, Tbk dalam mengambil keputusan dan membuat strategi pemasaran untuk masa yang akan datang. Sedangkan kegunaan jangka panjang antara lain sebagai bahan pertimbangan atau prediksi peluncuran produk-produk yang akan dikembangkan di masa mendatang, sehingga produk baru tersebut dapat merupakan wujud dari harapan dan kebutuhan pelanggan di masa mendatang.