BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG FLOUR ALBUS FISIOLOGI DAN FLOUR ALBUS PATOLOGI DI SMK NEGERI 2 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. jernih yang keluar, bercampur dengan bakteri, sel-sel vagina yang terlepas dan

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.2. Sifilis. Epididimitis. Kanker prostat. Keputihan

BAB I PENDAHULUAN. kelamin) (Manuaba Ida Bagus Gde, 2009: 61). Wanita yang mengalami

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artinya berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Masa. menjalani proses terjadi pertumbuhan dan perkembangan

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DAN HIV / AIDS

BAB 1 PENDAHULUAN. Fluor albus (leukorea, vaginal discharge, keputihan) adalah salah satu

BAB V PEMBAHASAN. A. Lama Penggunaan KB IUD dan Kejadian Keputihan. 1 tahun masing-masing adalah sebanyak 15 responden (50%), sehingga total

BAB 1 PENDAHULUAN. secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan,

BAB I PENDAHULUAN. pertama (1 kegagalan dalam kehamilan). Meskipun alat kontrasepsi

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang ditandai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan sistem reproduksi termasuk kebersihan daerah genetalia, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja bisa meningkat terutama dalam bidang repoduksi dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN BAB II ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Risna Triyani dan Ardiani S. Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi resiko resiko kesehatan reproduksi. Kegiatan kegiatan seksual

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEJADIAN LEUKOREA PADA REMAJA PUTRI

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan atau fluor albus merupakan salah satu masalah yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

A. Landasan Teori. 1. Pengetahuan. a. Definisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

Tentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug :26

Menggunakan alat-alat tradisional yang tidak steril seperti alat tumpul. Makan nanas dan minum sprite secara berlebihan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

FLOUR ALBUS/LEUKOREA A RI FUAD FAJRI

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali mengahadapi resikoresiko

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenal usia. Keputihan juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang dapat

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Pengertian Kanker Leher Rahim

Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang

BAB I PENDAHULUAN. biak dan ekosistem di vagina terganggu sehingga menimbulkan bau tidak sedap

BAB XXIV. Kanker dan Tumor. Kanker. Masalah pada leher rahim. Masalah pada rahim. Masalah pada payudara. Masalah pada indung telur

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

No. Responden: B. Data Khusus Responden

BAB I PENDAHULUAN. bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari. bahasa latin adolescere yang artinya tumbuh kembang untuk mencapai

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kontrasepsi adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan (Sarwono,2002).

BAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi

Buku Kesehatan dan Hak Seksual serta Reproduksi GWLmuda. - Keluar nanah dari lubang kencing, dubur dan vagina,

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF AKSEPTOR AKTIF IUD PADA NY R P2002 DENGAN EROSI PORTIO DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Ida Susila* Eka Junia Imawan**

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK MELALUI IVA. Mimatun Nasihah* Sifia Lorna B** ABSTRAK

SURAT PERNYATAAN EDITOR BAHASA INDONESIA. Judul : Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas X SMA AL AZHAR Medan

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

IMS Dan Pemeriksaan Kesehatan Rutin

BAB I PENDAHULUAN. berupa lendir jernih, tidak berwarna dan tidak berbau busuk (Putu, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. semasa hidup dan dapat dipergunakan sewaktu-waktu sebagai alat penyesuaian diri,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada keadaan fisiologis vagina dihuni oleh flora normal. Flora

Perdarahan dari Vagina yang tidak normal. Beberapa masalah terkait dengan menstruasi. Perdarahan selama kehamilan atau setelah persalinan

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Partisipan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adanya penyakit yang harus diobati (Djuanda, Adhi. dkk, 2005).

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan, remaja adalah masa transisi dari kanan-kanak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan (leukorhea, white discharge atau flouralbus) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dan proses reproduksi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai penyakit kanker yang menyerang kaum perempuan (Manuaba, 2008).

PERILAKU SANTRI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENITAL EKSTERNA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN

Dinamika Kesehatan, Vol. 2 No. 2 Desember 2016 Herawati, et. al., Hubungan Pekerjaan & Vulva...

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menstruasi merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita, terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan hubungan seksual, yang telah sah dan diakui oleh hukum (kartono. M, 2000

BAB PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh tiga faktor utama yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

B A B II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN VULVA HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

Kata kunci: kontrasepsi hormonal, pengetahuan perawatan organ reproduksi, keputihan. Cairan tersebut bervariasi dalam PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Kanker Servix. Tentu anda sudah tak asing lagi dengan istilah kanker servik (Cervical Cancer), atau kanker pada leher rahim.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. selaput dinding perut atau peritonitis ( Manuaba, 2009). salah satunya adalah Keputihan Leukorea (Manuaba, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan adalah suatu

Lemeshow, S.Dkk, Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Gajah Mada University press. Yogya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. porsio. Untuk mengetahui adanya tanda-tanda awal keganasan servik. rahim dengan menggunakan mikroskop (Supriyanto, 2010)

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keputihan 2.1.1. Definisi keputihan Keputihan atau fluor albus adalah istilah untuk menggambarkan gejala keluarnya cairan dari alat atau organ reproduksi melalui vagina, selain darah. Keputihan merupakan gejala yang paling sering di temukan pada penderita ginekologi, adanya gejala ini diketahui karena mengotori celana si penderita (Wishnuwardani, 2005). Indikasi adanya masalah kesehatan jika keputihan tersebut mulai berubah warna, gatal dan mengeluarkan bau yang kurang enak. Hampir semua perempuan mengalami keputihan minimal satu atau dua kali seumur hidupnya (Boyke, 2007) 2.1.2. Teori keputihan Keputihan adalah salah satu gejala telah terjadinya infeksi pada organ reproduksi melalui vagina yang ditandai dengan keluarnya cairan akibat infeksi, mengandung banyak leukosit, warna putih, kekuning-kuningan sampai kehijau-hijauan., biasanya kental dan berbau (Indarti, 2000). Adanya keputihan menandakan terjadinya infeksi di dalam tubuh, maka dari itu gizi juga mempunyai peran penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Misalnya: protein, mineral, air, dan vitamin diperlukan untuk mengatur keseimbangan air didalam sel, bertindak sebagai buffer dalam upaya

memelihara netralitas tubuh untuk membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang bersifat infektif dan bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam tubuh (Almatsier, 2004). 1. Penyebab keputihan : 1. Bakteri. Bakteri yang masuk ke liang vagina, juga menjadi penyebab keputihan, Misalnya: Gonokokus, Chalamidya trachomatis, Gardnerella, dan Treponema pallidum. 2. Jamur. Jamur ternyata punya peran pula sebagai penyebab keputihan, Penyebabnya yaitu spesie Candida. Ciri-cirinya cairan kental, putih susu, dan gatal. Akibat jamur ini vagina akan terlihat kemerahan akibat gatal. 3. Parasit dan Virus Parasit yang sering ditemukan pada orang dewasa adalah Trichomonas vaginalis, sedangkan pada anak-anak Enterobiasis. Untuk virus biasanya disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV) dan Herpes simplex. Selain itu adanya benda asing dalam vagina, kanker, dan menopause juga dapat menjadi penyebab datangnya keputihan. 4. Sisa kotoran buang air besar yang tertinggal karena pembasuhan yang kurang sempurna 5. Buang air besar yang tidak setiap hari.

Buang air besar yang tidak setiap hari juga merangsang sekresi lendir dari vagina karena adanya massa berupa kotoran di saluran poros usus yang berada di belakang vagina. 6. Karena kanker Keputihan akibat kanker rahim dan kanker leher rahim 7. Diet Diet ketat terhadap produk susu dan pemanis buatan 8. Celana yang ketat Pemakaian celana yang ketat misalnya jeans jika sering digunakan dapat menyebabkan keputihan karena sirkulasi di daerah tersebut terganggu 9. Pakaian dalam dari bahan nylon 10. Karena kehamilan (Wishnuwardani, 2005). 2. Menurut Boyke dikenal dua jenis keputihan yaitu 1. Keputihan fisiologis Tidak gatal Tidak bau Datangnya menjelang masa subur Biasanya juga datang menjelang perempuan dewasa haid. 2. Keputihan patologis Gatal Berbau amis seperti ikan mentah atau anyir Berubah warnanya.

3. Kondisi normal yang dapat menyebabkan sekret keluar berlebihan 1. Bayi baru lahir hingga berusia kira-kira 10 hari. Hal ini terjadi karena pengaruh hormon estrogen dari ibunya. 2. Masa sekitar menarche atau pertama kalinya haid datang. Keadaan ini ditunjang oleh hormon estrogen. 3. Seorang perempuan yang mengalami kegairahan seksual. Hal ini berkaitan dengan kesiapan vagina untuk menerima penetrasi pada vagina. 4. Masa disekitar ovulasi karena produksi kelenjar-kelenjar mulut rahim 5. Kehamilan yang menyebabkan meningkatnya suplai darah ke daerah vagina dan mulut rahim serta penebalan dan melunaknya selaput lendir vagina. 6. Akseptor kontrasepsi pil dan akseptor spiral 7. Pengeluaran lendir yang bertambah pada perempuan yang sedang menderita penyakit kronik atau pada perempuan yang mengalami stress (Wishnuwardani, 2005) 4. Tampilan keputihan abnormal 1. Sekret berlebihan putih seperti kepala susu dan menyebabkan bibir kemaluan gatal. 2. Sekret berlebihan berwarna putih kehijau-hijauan atau kekuning-kuningan dengan bau yang tidak sedap. 3. Keputihan disertai nyeri perut bagian bawah atau nyeri panggul bagian belakang dan badan terasa sakit dan meriang. Infeksi organ didalam rongga panggul

4. Sekret sedikit atau banyak berupa nanah, rasa sakit dan rasa terbakar saat berkemih, terjadi beberapa waktu setelah berhubungan seksual dengan pasangan yang sedang ada keluhan pada kemaluannya kemungkinan gonorehoeae 5. Sekret kecoklatan seperti darah, terjadi setelah senggama kemungkinan penyebabnya adanya erosi pada mulut rahim (porsio) 6. Sekret bercampur darah terjadi ditengah siklus haid atau setelah senggama. Kemungkinan adanya polip pada servik. 7. Sekret bercampur darah disertai bau yang khas akibat banyaknya sel-sel yang mati kemungkinan penyebabnya adanya proses keganasan (kanker) (Wishnuwardani, 2005). 2.1.3. Diagnosis Gatal (pruritis) dan duh (cairan) vagina. Karakter duh vagina seperti keju, lunak berwarna putih susu, mungkin bergumpal dan tidak berbau. Rasa nyeri pada vagina, sensasi terbakar pada vulva, dispareuni dan disuria juga dapat dikeluhkan (Felix, 2007). Pemeriksaan kasus keputihan Pemeriksaan dilakukan sebagai konfirmasi terhadap gejala yang disampaikan klien atau yang timbul pada waktu anamnesa. 1. Genetalia luar Pemeriksaan untuk mengetahui ; a. Tanda kemerahan b. Cairan yang keluar dari vagina

c. Luka atau rasa nyeri kalau di sentuh d. Kelainan lain 2. Genetalia dalam Pemeriksaan dalam spekulum steril, vagina dan servik diperiksa terhadap a. Tanda peradangan pada selaput lendir vagina atau servik dan adanya nanah b. Cairan vagina (duh tubuh vagina) (Sofyan, 2006). 2.1.4. Penanggulangan Penanggulangan adalah berbagai obat penawar atau pamungkas dari yang murah sampai yang mahal untuk mengobati berbagai macam penyakit. Pada penanganan keputihan dikenal beberapa cara : 1. Pengobatan 2. Sebagai penawar saja 3. Minum Susu 4. Obat pemusnah atau pamungkas 5. Melakukan penghancuran lokal pada adanya kutil dileher rahim, liang senggama atau bibir kemaluan atau melakukan pembedahan 6. Pemantauan 7. Penyembuhan 8. Jadwal kunjungan 1. Pengobatan. Terapi adalah memberikan keyakinan pada pasien cairan tersebut tidak patogen dan bau seperti ikan itu tidak tercium oleh orang lain. Beberapa perempuan mengalami keputihan rekuren dan tidak menunjukkan adanya patogen

pada pemeriksaan berkali-kali. Kasus ini sulit diobati beberapa perempuan menggunakan douche (pencuci) berulang kali untuk menjaga kebersihan vagina. Praktek ini dapat meningkatkan kemungkinan infeksi vagina karena mengurangi laktobasil vagina. Jika pasien memerlukan obat-obatan dapat diberikan jelli untuk mengasamkan vagina (acijell). Antibiotik harus dihindari karena dapat memperbanyak cairan dari pada menyembuhkannya (Llewellyn,2002) 2. Sebagai penawar saja Banyak dijual dipasaran beberapa larutan antiseptik mulai dari Betadine vagina kit, Intima, Dettol yang digunakan untuk membersihkan cairan keputihan dari liang senggama, akan tetapi tidak untuk membunuh kuman penyebabnya. Pada kejadian kanker stadium lanjut seorang dokter akan memberikan pengobatan dengan melakukan penyinaran dengan radioaktif atau penyuntikan sitostatika dengan maksud tidak mengobati penyakitnya tetapi hanya menghambat pertumbuhan atau penyebaran kanker lanjut saja. 3. Minum Susu Sebuah uji klinis yang dilakukan di poliklinik sitologi Cipto mangunkusumo membuktikan manfaat ekstra susu bagi kesehatan vagina, khususnya dalam menjaga keseimbangan ekosistem vagina adalah Lactasid. Lactasid mengandung asam laktat dan laktoserum yang diekstra dari susu sehingga aman untuk digunakan setiap hari karena cara kerjanya yang alami. Susu menyediakan makanan bagi bakteri baik karena laktasid dapat mencegah pertumbuhan organisme berbahaya yang dapat menyebabkan keputihan dengan keluhan gatal dan bau yang tidak sedap

4. Obat pemusnah atau pamungkas Golongan Azol adalah pilihan untuk vaginitis candida akut. Apabila terdapat vulvitis juga dapat digunakan krim klotrimazole, econazole, atau miconazole. Krim Nystatin juga dapat digunakan tapi krim ini dapat mewarnai celana dalam. Pengobatan dilakukan selama satu sampai dua minggu atas resep dokter. Angka kesembuhan dengan menggunakan antimikotik golongan Azole mencapai 80-90% (Glasier, 2001). 5. Melakukan penghancuran lokal Dilakukan operasi berupa pengangkatan sebagian jaringan leher rahim dengan menggunakan kawat berlubang yang dialiri listrik atau dipancung berbentuk kerucut ke bawah menggunakan pisau operasi yang disebut dengan konisasi. Juga dapat dilakukan pengangkatan seluruh badan kandungan yang disebut sebagai histerektomia pada adanya prakanker leher rahim dengan jumlah anak yang telah cukup atau adanya kanker leher rahim stadium Ia. Jika kanker leher rahim telah mencapai stadium klinik Ib atau Iia dilakukan histerektomia radikal dimana selain badan kandungan juga disertai oleh pengangkatan kelenjar getah bening sekitarnya (regional). 6. Pemantauan Setelah tindakan pengobatan selesai pasien yang menderita keputihan harus dikontrol dengan melakukan kunjungan ulang untuk memastikan apakah keputihan tadi telah sembuh. Semua obat-obatan antibiotik biasanya diberikan selama 7-14 hari kecuali obat anti jamur saat ini banyak yang berdosis tunggal satu kali minum saja (Sianturi, 2004).

7. Penyembuhan Jika terjadi luka penyembuhan dapat terjadi setelah 7-10 hari dan pembengkakan akan hilang setelah 7-14 hari. Jika dilakukan tindakan pembedahan pada leher rahim atau liang senggama. Maka munculnya jaringan normal setelah 4-6 minggu dan jaringan baru tersebut merupakan jaringan perbaikan. Pada leher rahim selain ditandai pematangan sel epitel muda yang ditandai dengan inti yang besar juga tumbuh jaringan ikat (Sianturi, 2004). 8. Jadual kunjungan Jika dilakukan tindakan pembedahan lokal pada leher rahim maka jadual kunjungan akan ditentukan pada kurang lebih 6 minggu dari saat tindakan. Pada saat itu akan dilakukan ulangan pemeriksaan papsmear dan juga mungkin disertai pemeriksaan mikrobiolgik untuk menilai apakah infeksi telah benar-benar sembuh atau masih ada atau timbul suatu infeksi yang baru. Kendala dari penyembuhan ini jika ada hubungan yang tak terduga dari suami yang belum diobati atau terjadi perdarahan akibat melakukan senggama segera setelah dilakukan tindakan pembedahan lokal (Sianturi, 2004). 2.1.5. Pencegahan Pencegahan adalah mencegah terjadinya penyakit selama hal ini mungkin dilakukan. 1. Kebersihan daerah kemaluan Kebersihan daerah kemaluan perlu diperhatikan. Kebiasaan membersihkan daerah kemaluan setelah buang air kecil atau buang air besar harus benar. Cara cebok yang aman adalah mengalirkan air dari depan ke belakang sedemikian

pula saat mengeringkannya, bila arah ini salah maka kuman dari daerah anus dapat mencemari sekitar vagina yang lebih sensitif untuk mengalami infeksi. 2. Dalam keadaan haid atau menggunakan pembalut, gunakanlah pakaian dalam yang pas sehingga pembalut tidak bergeser dari belakang ke depan 3. Hati-hati menggunakan kloset umum basah. 4. Jangan gunakan handuk bersama orang lain dan hindari penggunaan pakaian renang basah bergantian. 5. Selain itu keputihan sering terjadi bersamaan dengan reaksi alergi pada daerah kemaluan terhadap bahan sintetis dari pakaian dalam atau pembalut perempuan, sebaiknya gunakan pakain dalam dari katun. 6. Hindari pula penggunaan celana panjang yang ketat dan tebal seperti jeans terus-menerus karena dapat menggangu sirkulasi atau peredaran darah, sehingga menimbulkan sekret berlebihan. 7. Buang air besar yang tidak setiap hari juga merangsang sekresi lendir dari vagina karena adanya massa disaluran poros usus yang berada di belakang vagina. 8. Jangan merutinkan penggunaan cairan pencuci vagina, deodoran vagina, menyabuni daerah kemaluan berlebihan sehingga kelembaban daerah tersebut terganggu. 9. Pemakaian jamu, berendam dengan air sirih, dan lain-lain pada umumnya mengurangi gejala. Bila ada jamur, kurangi konsumsi gula dan karbohidrat. 10. Memakai alat pelindung terhadap kemungkinan tertularnya penyakit kelamin dapat dilakukan dengan menggunakan kondom (Wishnuwardani, 2005)

11. Pemeriksaan dini Kanker leher rahim dapat dicegah secara dini dengan menggunakan pemeriksaan papsmear secara berkala. Dengan pemeriksaan papsmear dapat diamati adanya perubahan sel-sel normal menjadi kanker yang terjadi berangsur-angsur, bukan secara mendadak yang ditandai dengan keputihan sebelum kanker leher rahim timbul maka akan melalui fase prakanker dulu untuk jangka panjang dan jika tidak diobati baru gejala kanker yang sesungguhnya dapat terlihat (Sianturi, 2004). 2.2. Pengetahuan Pengetahuan adalah mendapatkan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra yakni: penglihatan, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmojo, 2003). Sebelum orang mengadopsi perilaku didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni: 1. Awarenes (kesadaran). Orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebuh dahulu terhadap stimulus (objek) 2. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul 3. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4. Trial dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan yang diinginkan stimulusnya. 5. Adoption dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikap terhadap stimulus (Roger dalam Notoatmojo, 2003). Pengetahuan mempunyai enam tingkatan yaitu: 1. Tahu (know). Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumya masuk kedalam pengetahuan. Tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 2. Memahami (Comprehension). Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar, mampu menjelaskan, menyimpulkan, memberi contoh, meramalkan dan sebagainya. 3. Aplikasi (Aplication). Diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya atau penggunaan hukum-hukum, rumus, prinsip dan sebagainya dalam situasi lain. 4. Analisis (Analysis). Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi kedalam komponen-kompenen tapi masih dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Misalnya dengan menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. 5. Sintesis (Synthesis). Menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumus-rumus yang telah ada. 6. Evaluasi (Evaluation). Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi suatu materi atau objek. Penilaian berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya membandingkan antara anak-anak yang kurang gizi dengan anak-anak yang cukup gizi, dapat menanggapi terjadinya wabah diare dan sebagainya (Notoatmojo, 2003) 2.3. Tindakan Notoatmojo (2003) menyatakan bahwa suatu sikap belum optimis tewujud pada suatu tindakan. Untuk terwujudnya sikap menjadi perbuatan diperlukan faktor endukung dan kondisi yang memungkinkan. Ada 4 tingkatan dari tindakan praktek yaitu: a. Persepsi yaitu memilih suatu objek sesuai dengan tindakan yang diambil b. Respon terpimpin yaitu mengurutkan suatu tindakan sesuai dengan contoh yang ada. c. Mekanisme yaitu melakukan tindakan yang benar agar jadi kebiasaan. d. Adaptasi yaitu tindakan berkembang baik atau dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan itu. 2.4. Karakteristik responden 2.4.1. Usia Ibu

Menurut BKKBN usia reproduksai dibagi atas 3 bagian kelompok kelompok usia remaja dengan umur 20 tahun, kelompok usia reproduksi sehat umur 20-30 tahun dan kelompok resiko tinggi dan lebih dari itu suddah memasuksi masa menopause. Walaupun ibu tersebut termasuk usia remaja, reproduksi sehat, ibu resiko tinggi dan ibu yang sudah lansia kemungkinan untuk mengalami penyakit kanker tetap ada yang salah satunya disebabkan oleh keputihan yang sudah tidak normal lagi (BKKBN, 2000) 2.4.2. Pendidikan Pendidikan merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap individu untuk meningkatkan sumber daya individu itu sendiri dan sumber daya negara. Pendidikan masyarakat yang rendah akan sangat merugikan individu itu sendiri, masyarakat maupun pemerintah atau negara (Notoatmojo, 2000) 2.4.3. Pekerjaan Pekerjaan merupakan hal yang turut serta menentukan kesehatan seseorang. Apabila individu tersebut bekerja di kantor, wiraswasta ataupun ibu rumah tangga, ataupun seorang buruh. Karena stres yang diakibatkan oleh pekerjaan sering terjadi pada masyarakat terutama para wanita karena berhubungan dengan fisik, serta daya tahan tubuhnya. Belum lagi para ibu yang sudah berumah tangga harus harus melaksanakan kewajibannya sebagai istri dan ibu sesampai di rumah, mengurus suami dan anak-anaknya setelah lelah bekerja (Notoatmojo, 2000)