PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 7 DAMPAK KENAIKKAN TARIF ANGKUTAN UMUM KOTA PALANGKA RAYA PASCA KENAIKKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) Oleh: Hersi Andani 1), Supiyan 2), dan Zainal Aqli 3) Kemajuan suatu wilayah sangat tergantung dari kemajuan sarana dan prasarana transportasi. Seperti yang kita ketahui untuk beberapa tahun terakhir Kota Palangka Raya khususnya dan Kalimantan Tengah pada umumnya.untuk ke depannya sangat penting diketahui masyarakat bahwa kenaikan bahan bakar minyak sangat mempengaruhi tarif angkutan umum,hal ini dapat dilihat dari kenaikan harga di berbagai sektor barang dan jasa, baik itu bidang produksi hingga distribusi, pada akhirnya memicu kenaikan tarif angkutan umum. Objek Penelitian ini adalah masyarakat Kota Palangka Raya yang menggunakan angkutan umum dan operator angkutan umum. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner dan wawancara kepada pengguna angkutan umum dan operator. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunkan Analisis Statistik sederhana. Tarif umum angkutan Kota Palangka Raya sebelum kenaikan tarif pasca kenaikan harga bahan bakar minyak adalah Rp 4.000,00/sekali perjalanan dan setelah kenaikan tarif dan kenaikan harga bahan bakar minyak adalah Rp 5.000,00 untuk umum, Mengacu pada hasil perhitungan Biaya Operasional Kendaraan dengan mengakomodir pengeluaran operator maka didapakan tarif Angkutan Umum Kota Palangka Raya sebesar Rp 4438,258 Rp 4.500,00 dan tarif di lapangan sebesar Rp 5.000,00 dari sebelumnya sebesar Rp 4.000,00. Dengan kenaikkan tarif angkutan Umum Kota Palangka Raya yang disebabkan kenaikkan harga bahan bakar minyak akan memberikan dampak bagi masyarakta (pengguna), terlihat dari hasil survai di lapangan hasil kuisioner yaitu 74,17 % penumpang beralih menggunakan kendaraan pribadi (sepeda motor), terdiri dari: 7,67% Pelajar 60% Umum dan 6,5% PNS yang sebelumnya menggunakan angkutan umum, Dengan adanya kenaikkan tarif angkutan Umum Kota Palangka Raya pasca kenaikkan harga bahan bakar minyak akan memberikan dampak bagi operator angkutan umum yaitu penurunan jumlah penumpang yang ditandai dengan Modal Split (penggantian moda) sehingga pendapatan operator mengalami penurunan pula, hasil wawancara terhadap operator, sebelum kenaikan tarif angkutan umum mereka memiliki pendapatan bersih rata-rata Rp 90.000 - Rp 100.000/hari namun setelah kenaikan tarif pendapatan bersih mereka hanya rata-rata Rp 65.000.-/hari. Perubahan rata-rata biaya perjalanan penumpang (PP) setelah kenaikkan tarif angkutan umum Kota Palangka Raya yaitu Rp 1.000,- per sekali perjalanan (PP). Kata Kunci : Biaya Operasional Kendaraan, Kenaikan Tarif, Kenaikan Harga BBM, 2015 PENDAHULUAN Kemajuan suatu wilayah sangat tergantung dari kemajuan sarana dan prasarana transportasi. Seperti yang kita ketahui untuk beberapa tahun terakhir Kota Palangka Raya khususnya dan Kalimantan Tengah pada umumnya pertumbuhan ekonominya sangat pesat, berbagai usaha didirikan mulai dari perhotelan, rumah makan dan resto, tempat wisata, pusat perbelanjaan, ruko, perumahan dan lain sebagainya. Sebagai dampak dari pesatnya pembangunan dari berbagai bidang tersebut secara otomatis pula jalur distribusi barang atau jasa dari tempat satu ke tempat yang lain mengalami kemajuan pula. Permasalahan tarif angkutan umum menjadi bahan perdebatan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu antara masyarakat sebagai pengguna jasa angkutan umum, pengusaha dan sopir sebagai operator dan pemerintah sebagai regulator. Masalah ini menjadi perhatian yang sangat penting dengan adanya kenaikan bahan bakar minyak (bensin) yang mengakibatkan kenaikan harga-harga diberbagai sektor, yang secara langsung dialami pula sektor transportasi, di mana kenaikan harga suku cadang dan barang-barang pendukung operasi kendaraan lainnya sangat tinggi yang mengakibatkan kenaikan pada biaya operasi kendaraan. Dengan adanya kebijakan pemerintah pusat untuk menaikan harga bahan bakar minyak, maka secara tidak langsung akan berpengaruh pada sektor transportasi dengan adanya tuntutan oleh para pengusaha dan sopir sebagai operator 1) Hersi Andani adalah mahasiswa Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangkaraya. 2) Ir. Supiyan, M.T. adalah staf pengajar di Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya. 3) Ir. Zainal Aqli, M..T. adalah staf pengajar di Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya.
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 8 melalui Organda untuk menaikan tarif angkutan kota. Dari uraian di atas, mengapa judul ini penting untuk dibahas, karena untuk ke depannya sangat penting untuk diketahui masyarakat bahwa kenaikan tarif angkutan umum salah satu faktor penyebabnya adalah kenaikan harga bahan bakar minyak. Berdasarkan uraian di atas ada beberapa permasalahan yang timbul: 1. Berapa tarif angkutan umum sebelum dan sesudah kenaikkan tarif angkutan umum Kota Palangka Raya pasca kenaikan bahan bakar minyak? 2. Berapa tarif yang sesuai dengan perhitungan BOK? 3. Apa dampak kenaikan tarif angkutan umum Kota Palangka Raya bagi masyarakat (pengguna) Kota Palangka Raya? 4. Apa dampak kenaikan tarif angkutan umum Kota Palangka Raya lainnya bagi masyarakat (operator/sopir) Kota Palangka Raya? 5. Berapa rata-rata perubahan biaya perjalanan setelah kenaikan tarif angkutan umum Kota Palangka Raya? Untuk menghindari penelitian yang cukup meluas dan untuk memberikan arah yang jelas serta untuk memudahkan dalam penyelesaian permasalahan yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka perlu adanya pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Lokasi yang diteliti hanya terletak pada Kota Palangka Raya (yang termasuk wilayah trayek). 2. Yang diteliti hanya pada angkutan umum Kota Palangka Raya (angkot) tidak termasuk Bus, travel dan taksi bandara atau taksi argo. 3. Yang diteliti mengenai dampak lebih difokuskan bagi pengguna angkutan umum dan operator angkutan umum. 4. Dampak terhadap penurunan jumlah penumpang (terjadi model Split atau perubahan pemilihan moda transportasi). 5. Hari operasi diwakili enam (6) hari, karena satu (1) hari diambil untuk libur, (harinya tidak ditentukan, tergantung operator). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan: 1. Untuk mengetahui tarif angkutan umum Kota Palangka Raya sebelum dan sesudah kenaikan tarif angkutan umum pasca kenaikan Bahan Bakar Minyak. 2. Untuk mengetahui tarif angkutan umum Kota Palangka Raya yang sesuai dengan perhitungan BOK. 3. Untuk memberikan gambaran mengenai dampak kenaikkan tarif angkutan umum Kota Palangka Raya bagi masyarakat (pengguna). 4. Untuk memberikan gambaran mengenai dampak kenaikkan tarif angkutan umum Kota Palangka Raya bagi operator (sopir). 5. Untuk mengetahui rata-rata perubahan biaya perjalanan setelah kenaikan tarif angkutan umum Kota Palangka Raya. Manfaat Penelitian: 1. Memberikan kemudahan dalam hal informasi bagi masyarakat yang membutuhkan perbandingan. 2. Sebagai bahan evaluasi dan masukan bagi pemerintah untuk kebijakan selanjutnya, baik itu pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. 3. Untuk mengetahui apakah pendapatan operator cenderung berkurang, bertambah atau tetap dengan naiknya tarif angkutan akibat kenaikkan bahan bakar minyak. 4. Sebagai bahan pertimbangan untuk pengguna angkutan umum atau masyarakat apakah tetap memilih menggunakan angkutan umum atau beralih menggunakan kendaraan pribadi. TINJAUAN PUSTAKA Uraian Umum Sistem transportasi merupakan suatu bentuk keterikatan dan keterkaitan antara penumpang, barang, prasarana dan sarana yang berinteraksi dalam rangka perpindahan orang atau barang yang tercakup dalam suatu tatanan, baik secara alami maupun bentuk rekayasa. Sistem transportasi diselenggarakan dengan tujuan agar proses transportasi penumpang dan barang dapat dicapai secara optimum dalam ruang waktu tertentu, dengan mempertimbangkan faktor keamanan, kenyamanan dan kelancaran serta efisiensi biaya dan waktu. Menurut UU.No 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pada Pasal 3 disebutkan bahwa transportasi jalan diselenggarakan dengan tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan dengan selamat, aman, cepat, lancar, tertib
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 9 dan teratur nyaman serta efisien, mampu memadukan moda transportasi lainnya, menjangkau semua pelosok daratan. Pengertian angkutan menurut PP. No.41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan (Pasal 1) adalah pemindahan orang/barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. Faktor Dalam Pengoperasian Transportasi 1. Kecepatan (waktu) 2. Kenyamanan (kepuasan) 3. Ekonomis (murah) Keandalan (Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 Pasal 7 tahun 1993, Jaringan Trayek terdiri dari: 1. Angkutan antar kota dari kota ke kota, disini dipisahkan atas Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan Antar Kota Dalam (AKDP). 2. Angkutan Kota (Angkot) yang merupakan pemindahan orang dalam wilayah kota. 3. Angkutan Pedesaan (ADES) yang merupakan pemindahan orang dalam atau antar wilayah Pedesaan. 4. Angkutan Perbatasan, yakni yang berhubungan dengan daerah perbatasan negara lain. Sistem Operasi Angkutan Umum Kota Palangka Raya 1. Peranannya cukup penting dalam mendukung sektor perekonomian dan kegiatan sosial masyarakat lainnya, angkutan umum menjadi pilihan bagi sebagian besar penduduk Kota Palangka Raya untuk melakukan berbagai kegiatan sosialnya 2. Pelayanan angkutan kota dilayani mobil jenis mikrolet jenis Suzuki (Carry) yang berjumlah 200 (dua ratus) unit dengan kapasitas penumpang sebanyak 12 (dua belas) orang. 3. Penerapan trayek adalah sistem Rolling dengan pembagian jalur secara bergantian tiap hari, dengan jarak tempuh tiap jalur yang berbeda-beda. 4. Dalam pelayanan angkutan, tarif tidak ditentukan berdasarkan jarak yang ditempuh, tetapi berupa tarif seragam dengan jarak jauh dan dekat adalah sama (paling jauh 12 kilometer). 5. Pembagian jalur dilakukan pada pukul 06.00 wib pagi dan hanya berlaku sampai dengan pikul 16.00 wib sore, untuk layanan angkutan dari pukul 16.00 wib sore sampai malam hari berlaku bebas jalur, sehingga pelayanan penumpang untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan kesepakatan antara operator dan penumpang. 6. Tidak terdapat kompetisi antar pengelola angkutan kota. Karena pengelolaannya secara umum dilakukan oleh perorangan dan juga hanya dilayani oleh satu jenis armada sehingga pendapatan dan pelayanan sistem angkutan umumnya pun hampir merata. Biaya Operasional Kendaraan Biaya operasi kendaraan (BOK) adalah suatu batasan pendapatan yang harus dipenuhi oleh hasil operasi kendaraan angkutan dalam satuan waktu operasi tertentu, di mana meliputi seluruh pembiayaan yang harus ditanggulangi agar pengoperasian kendaraan angkutan menjadi lancar. Yaitu meliputi: Biaya Tidak Langsung (Biaya Penyusutan, Biaya Bunga Modal, Biaya Awak Kendaraan, Biaya BBM, Biaya Ban, Biaya Pemeliharaan, Biaya Retribusi, Biaya STNK, Biaya Kir, Biaya Asuransi) dan biaya tidak langsung (Biaya Ijin Usaha, Biaya Ijin Trayek, Biaya Pajak). Bahan Bakar Minyak Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu yang selanjutnya disebut Jenis BBM Tertentu adalah bahan bakar yang berasal dan/atau diolah dari Minyak Bumi dan/atau bahan bakar yang berasal dan atau diolah dari Minyak Bumi yang telah dicampurkan dengan Bahan Bakar Nabati (Biofuel sebagai Bahan Bakar Lain dengan jenis, standar dan mutu (spesifikasi), harga, volume, dan konsumen tertentu), Peraturan Presiden RI Nomor 15 Tahun 2012. Pengaruh Kenaikkan BBM Terhadap Tarif Angkutan Umum 1. Apabila harga bahan bakar minyak memang dinaikkan, maka akan berpengaruh terhadap perekonomian khususnya UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah). 2. Kondisi keuangan UMKM menjadi rapuh, maka rantai perekonomian akan tergganggu.
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 10 3. Dan yang tidak kalah pentingnya selain hal-hal di atas, kenaikan Bahan Bakar Minyak akan mempengaruhi naiknya biaya produksi, naiknya biaya distribusi, naiknya nilai biaya operasional kendaraan (BOK), yang pada akhirnya menyebabkan tarif angkutan umum pun ikut naik. Dari ketiga hal di atas maka menyebabkan dampak di bidang ekonomi. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara, pengedaran kuisioner kepada masyaratak (pengguna angkutan) dan operator (sopir), di mana lokasi penelitian adalah Kota Palangka Raya yang termasuk dalam wilayah trayek/jalur angkutan umum. Data yang diinginkan meliputi: 1. Perubahan biaya perjalanan setelah kenaikkan tarif angkutan umum Kota Palangka Raya. 2. Jumlah penumpang rata-rata perhari setelah kenaikkan tarif angkutan umum pasca kenaikan bahan bakar minyak. 3. Pendapatan operator (supir) setelah kenaikkan tarif angkutan umum pasca kenaikan bahan bakar minyak. Pengamatan tersebut dilakukan pada setiap jalur angkutan umum dalam Kota Palangka Raya pada saat ini. 4. Setelah kenaikan tarif angkutan umum, apakah penumpang lebih banyak memilih membeli/memakai kendaraan pribadi (sepeda motor) atau tetap memakai angkutan umum. 5. Biaya Operasional Kendaraan (BOK) 6. Analisis data menggunakan metode rata-rata Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode Penentuan Sampel Acak (Random Sampling). Adapun yang dimaksud dengan metode ini adalah suatu cara pengumpulan data yang sifatnya setiap anggota dari populasi memiliki kesempatan dan peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Metode Random Sampling yang dimaksud dimasukan lagi dalam kategori Pengambilan Acak Berdasar Area (Cluster Sampling) yaitu sistem pengambilan sampel yang dibagi berdasarkan areanya. Jumlah Sampel untuk operator adalah berjumlah 20 (dua puluh) orang (10% dari populasi), sedangkan untuk Penumpang adalah sebanyak 120 (seratus dua puluh) orang dengan asumsi: rata-rata dengan 20 (dua puluh) operator, standar kapasitas /angkut adalah 12 (dua belas orang) namun pada saat wawancara di dalam angkutan umum diperkirakan rata-rata 6 (enam) orang. Sehingga kalau dijumlahkan 6 (enam) orang dikali 20 (dua puluh) operator adalah sebanyak 120 (seratus dua puluh) responden. Ada dua macam data yang ingin didapatkan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau obyek penelitian. Pengambilan data secara langsung dilakukan dengan pengisian kuisioner. Data primer tersebut terdiri dari informasi tentang aspekaspek yang dijadikan pertimbangan dalam pengolahan biaya operasional kendaraan, perubahan biaya perjalanan setelah kenaikan tarif angkutan umum, dan berapa persen penumpang yang beralih kepada kendaraan pribadi (sepeda motor), Data Sekunder adalah data pengunjung yang diperoleh dari informasi yang telah dihimpun baik dari lokasi dilaksanakannya penelitian, maupun data arsip perusahaan yang menyangkut obyek penelitian. Data sekunder dalam studi ini didapat dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Palangka Raya, berupa Panduan Perhitungan Biaya Operasional Kendaraan, dan buku dari Departemen Perhubungan (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 2012). Data sekunder yang diperlukan: 1. Struktur dan besaran tarif yang berlaku sebelum kenaikan Bahan Bakar Minyak. 2. Struktur dan besaran tarif yang berlaku sesudah kenaikan Bahan Bakar Minyak (Bensin) 3. Jumlah angkutan umum yang beroperasi. 4. Jumlah trayek Kota Palangka Raya. 5. Formula perhitungan biaya operasional kendaraan. Metode yang digunakan dalam mengevaluasi tarif angkutan antar kota adalah pendekatan biaya operasional kendaraan, untuk menentukan apakah tarif yang berlaku telah sesuai. Biaya operasional kendaraan
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 11 didefinisikan sebagai biaya yang harus dikeluarkan oleh pihak operator/pemilik kendaraan untuk menghasilkan suatu pelayanan angkutan. Dengan definisi ini, maka besarnya biaya operasional angkutan umum sangat tergantung pada besarnya total biaya operasional kendaraan per satuan waktu dan besarnya jumlah penumpang per satuan waktu. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data: 1. Menghitung biaya operasional kendaraan. 2. Menghitung tarif standar angkutan umum Kota Palangka Raya. 3. Perbandingan antara tarif hasil perhitungan BOK dengah tarif riil (nyata) di lapangan. 4. Dari hasil pengelompokan kuisioner yang diisi oleh penumpang dan operator dihitung dengan metode rata-rata sehingga didapat kesimpulan penumpang lebih memilih beralih kepada kendaraan pribadi (sepeda motor) daripada angkutan umum dikarenakan dampak kenaikan tarif angkutan umum pasca kenaikan bahan bakar minyak. Rumus-rumus dalam perhitungan BOK sebagai berikut: 8. Biaya Overhoul Body 9. Biaya Penambahan Oli Mesin 10. Biaya Cuci Kendaraan 11. Penggantian SC 12. Pemeliharaan Body (0,5 % x Harga Kendaraan: SPT) 13. Biaya Retribusi 14. Biaya STNK 15. Biaya Kir 16. Biaya Asuransi 17. Biaya Tidak Langsung 1. Biaya Per Seat KM = 2. Bunga Modal Per Seat KM x ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Rekapitulasi Biaya Per Seat KM 3. Biaya Awak Kendaraan 4. Biaya BBM 5. Biaya Ban = 6. Biaya Servis Pear Seat KM 7. Biaya Overhoul Mesin Tarif Pokok : Rp 118,67/seat/km Tarif : 4438,258 = Rp. 4.500,00
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 12 Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Kuisioner Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Kuisioner dalam bentuk Persen PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh dari studi literatur maupun responden, selanjutnya dilakukan analisis, maka dapat diperoleh kesimpulan: 1. Tarif umum angkutan Kota Palangka Raya sebelum kenaikan tarif pasca kenaikan harga bahan bakar minyak adalah Rp 4.000,00/sekali perjalanan dan setelah kenaikan tarif dan kenaikan harga bahan bakar minyak adalah Rp 5.000,00 untuk yang umum. 2. Mengacu pada hasil perhitungan Biaya Operasional Kendaraan dengan mengakomodir pengeluaran sopir maka didapakan tarif Angkutan Umum Kota Palangka Raya sebesar Rp 4438,258 Rp 4.500,00 dan tarif di lapangan sebesar Rp 5.000,00 dari sebelumnya sebesar Rp 4.000,00 3. Dengan adanya kenaikkan tarif angkutan Umum Kota Palangka Raya yang disebabkan kenaikkan harga bahan bakar minyak akan memberikan dampak bagi pengguna angkutan, terlihat dari hasil survai di lapangan melalui penyebaran kuisioner yaitu 74,17 % penumpang beralih menggunakan kendaraan pribadi (sepeda motor), yang terdiri dari: 7,67%, Pelajar, 60% Umum dan 6,5% PNS. yang sebelumnya menggunakan angkutan umum. 4. Dengan adanya kenaikkan tarif angkutan Umum Kota Palangka Raya pasca kenaikkan harga bahan bakar minyak akan memberikan dampak bagi operator angkutan umum yaitu penurunan jumlah penumpang yang ditandai dengan Modal Split (penggantian moda) sehingga pendapatan operator mengalami penurunan pula, dari hasil wawancara terhadap operator, sebelum kenaikan tarif angkutan umum mereka memiliki pendapatan bersih rata-rata antara Rp 90.000 Rp 100.000/hari namun setelah kenaikan tarif pendapatan bersih mereka hanya rata-rata Rp 65.000.-/hari 5. Perubahan rata-rata biaya perjalanan penumpang (PP) setelah kenaikkan tarif angkutan umum Kota Palangka Raya yaitu Rp 1.000,- per sekali perjalanan (PP). Saran Dari penelitian ini, saran yang dapat diberikan antara lain: 1. Perlu dirancang Biaya Operasional Kendaraan setiap kenaikkan harga bahan bakar minyak (jika bahan bakar minyak naik maka suku cadang, bahkan biaya pemeliharaan kendaraan akan ikut naik pula) dan jika bahan bakar minyak turun sebaiknya perancangan BOK diperbaharui pula, karena jika tidak diperbaharui hal ini
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 13 akan merugikan pengguna angkutan umum jika tarif angkutan tetap naik. 2. Diperlukan kerjasama yang baik antara Pemerintah dan Organda dalam hal penetapan dan pengawasan atas kebijakan yang ada, sehingga tarif angkutan umum Kota Palangka Raya yang di lapangan sesuai dengan rancangan Biaya Operasional Kendaraan. 3. Jika ada penelitian selanjutnya, dapat diteliti juga untuk kenaikan bahan pokok (karena itu salah satu dampak kenaikan tarif angkutan umum ). 4. Dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 2012. Panduan Pengumpulan Data Angkutan Umum Perkotaan. Jakarta: Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Palangka Raya. 2012. Analisis Perhitungan Tarif Angkutan Kota. Palangka Raya: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Palangka Raya. Erwin. 2005. Analisis Sistem Tarif Penumpang Angkutan Umum Bis Damri Jurusan Palangka Raya Ke Banjarmasin dan Palangka Raya Parenggean. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya. Laksmana, Dimas Indra. 2005. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Kendaraan Roda Dua Berdasarkan Psikografis (Studi Kasus Pada Kota Warga Malang). Jurnal Sistem 5(2), ISSN 0216-7131 Jurnal Teknik Universitas Wisnuwardhana Malang. http://www.ejurnal.wisnuwardhana.ac.id/ index.php/sis/article/view/401. Rosmayati, Maya. 2008. Pengaruh Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak Terhadap Pendapatan Usaha Kecil Dan Menengah (Kasus: UKM Kerupuk di Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis, Jabar. Tugas Akhir, Departemen Ilmu Ekonomi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Bogor: Institut Pertanian Bogor. SK Walikota Palangka Raya Tahun 2015 Tentang Tarif Angkutan Umum Kota Palangka Raya. Yuliana, R. 2013. Evaluasi Tarif Angkutan Antar Kota Di Kalimantan Tengah. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya.