BAB 1 Langkah Awal Cuaca panas kota Medan di siang hari merupakan tantangan besar untuk penduduknya, bagaimana tidak dengan rata-rata suhu bisa mencapai 32 derajat celcius 5 dapat dibayangkan seberapa panas dan tidak nyamannya melakukan kegiatan di luar ruangan. Jangankan untuk melakukannya, bagi beberapa orang sekedar membayangkannya saja bisa membuat lelah, mungkin hal itu yang ada di dalam pikiran orang-orang kota Medan, setidaknya mungkin itulah yang ada di kepala penulis pada siang itu. Namun teriknya siang itu tidaklah terlalu mempengaruhi kegiatan yang berlangsung di Studio Profesi Perancangan Arsitektur 6 USU yang menggunakan pendingin ruangan, walaupun belakangan perusahaan penyedia listrik negara sering memaksa pelanggan melakukan earth hour tanpa peringatan terlebih dahulu. Setelah melakukan pembahasan mengenai topik desain yang akan dilakukan, pada 6 Maret 2014 penulis bersama kelompok perancangan melakukan diskusi dan briefing dengan arsitek profesional, selaku konsultan dan pembimbing selama proses pengerjaan desain. Konsultasi pertama ini terfokus kepada pembahasan mengenai Kerangka Acuan Kerja (KAK) proyek yang akan dilaksanakan dengan sangat detail menurut penulis. Hampir seluruh aspek yang ada dibahas satu persatu dengan teliti bersama arsitek profesional, dimulai dari aspek tapak, sosial hingga aspek sejarah. Diskusi yang dilakukan dengan arsitek profesional ternyata berhasil membuka mata penulis mengenai banyak hal, banyak sekali wawasan yang diberikan dan dibuka oleh beliau mengenai bagaimanakah sebuah desain harus dapat memecahkan masalah serta digunakan oleh penggunanya. Sebenarnya, masih banyak sekali hal-hal yang dibahas 5 Berdasarkan data BPS tahun 2012 - http://sumut.bps.go.id/?opt=1&qw=tstasek&kd=2401 8
dalam briefing tadi, tetapi jika dibahas dalam satu pembahasan penulis merasa tidak akan cukup waktu untuk mengejar deadline pengumpulan. Setelah briefing selesai, penulis bersama dengan kolega berangkat menuju tapak proyek yang telah ditentukan untuk Vegetasi Tapak Proyek Podomoro City melakukan observasi dan melihat langsung keadaan tapak yang berada di Jl. Guru Residensial Deli Maskapai Patimpus, yaitu di sebuah Ilustrasi 6 Kondisi Sekitar Tapak lahan kosong yang tepat berada di pinggir sungai Deli dan bersebelahan langsung dengan tapak Deli Plaza Medan. Tapak proyek sudah diratakan oleh pengembang sehingga kondisinya sudah rata dan tidak terdapat vegetasi di dalam tapak, hanya pada sepanjang pinggir sungai terdapat vegetasi berupa pepohonan besar dan semak-semak liar. Selain lokasi hal yang penting untuk menjadi perhatian adalah batas tapak dan kondiri eksisting dari bangunan. Tapak proyek berbatasan dengan Jl. Guru Patimpus di sisi utara yang merupakan akses dan jalan utama menuju ke tapak. Pada sisi barat, tapak berbatasan langsung dengan Sungai Deli yang Ilustrasi 5 Kondisi Eksisting Tapak, Telah Diratakan 9
menjadi tema dan fokus utama dalam desain SPA 6 ini, dengan pemandangan keluar menghadap ke area pemakaman. Bagian selatan tapak berbatasan dengan area residensial yang memiliki akses tembusan menuju tapak, sedangkan sisi timur tapak berbatasan dengan tapak Podomoro City (kondisi eksisting Deli Plaza, sedang dalam pengembangan). Kondisi Tapak Suasana tapak terasa tenang dan sejuk dikarenakan matahari sudah lebih condong ke arah barat sehingga terik yang terasa sejak tadi siang perlahan-lahan mereda. Terlebih lagi Ilustrasi 7 - Vegetasi Sepanjang Tapak yang Bersebelahan Dengan Sungai vegetasi sepanjang pinggiran sungai yang telah disebutkan sebelumnya menambah rasa sejuk saat melakukan pengamatan. Penggunaan vegetasi dapat menurunkan panas yang ada di suatu wilayah atau bangunan dengan beberapa cara yaitu: menghalangi sinar matahari langsung, kemudian dengan cara evapotranspiration yaitu sebuah proses dimana daun mengeluarkan air sisa fotosintesis yang kemudian menguap dan membantu mendinginkan udara. Vegetasi juga dapat menjaga suhu tanah menjadi lebih dingin 10
karena meminimalisir turunnya kelembaban tanah. 6 Walaupun suasana sejuk hanya terasa di sepanjang pinggiran sungai, paling tidak masih ada sebagian wilayah yang terasa nyaman untuk digunakan untuk berjalan kaki. Kondisi ini sangat kontras dengan suasana di batas tapak sebelah utara yaitu sepanjang Jl. Guru Patimpus. Lalu lalang kendaraan disertai bermotor dengan Ilustrasi 8 Kondisi Jl. Guru Patimpus pada Sore Hari, pukul 17.00 kemacetan yang lazim ditemui pada setiap jam pulang kantor membuat udara di utara tapak terasa lebih panas walaupun waktu sudah menunjukan pukul 17.30. Dengan sirkulasi yang satu arah, Jl.Guru Patimpus masih terhitung padat dan macet karena dilalui merupakan jalur terusan 2 jalan besar lainnya yaitu Jl. Balai Kota dan Jl. Perintis Kemerdekaan. Kepadatan jalan membuat beberapa pengendara sepeda motor menggunakan trotoar sebagai jalurnya, sedangkan penulis yang saat itu mengguakan jalur pejalan kaki hanya bisa mengalah saja saat jalur yang seharusnya digunakan diserobot oleh para oknum pengendara sepeda motor tersebut. Kondisi trotoar di sekitar tapak juga terhitung baik dan hanya memerlukan sedikit penataan tanpa perlu melakukan perombakan besar-besaran. Lebar trotoar yang mencapai 1,5 meter dirasakan sudah cukup nyaman digunakan untuk berjalan kaki walaupun ada beberapa halangan seperti vegetasi yang ditanam di trotoar atau penempatan halte bus yang tidak sesuai, sehingga 6 Artikel Bulleen Art & Garden, Reducing the heat with vegetation - http://www.baag.com.au/?p=5985 11
tetap membutuhkan penataan lebih lanjut. Karena matahari yang semakin condong ke arah barat dan hari semakin gelap, maka observasi tapak di hari ini juga selesai. Berdasarkan hasil observasi, maka dimulailah penyusunan data yang digunakan untuk menganalisis aspek-aspek yang berkaitan dengan desain proyek. Setiap data didokumentasikan dan disusun berdasarkan jenis datanya. Penulis mencari beberapa data selain dari observasi langsung, yaitu menggunakan data sekunder dari berbagai sumber diiantaranya peta kota Medan untuk mengetahui ukuran tapak, Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Medan sebagai acuan fungsi bangunan di sekitarnya. Dengan menggabungkan data primer dan sekunder maka didapatkanlah hasil yang lebih akurat dari inventarisasi data sebelumnya. Berbagai macam data seperti fungsi bangunan sekitar, peruntukan lahan, alur sirkulasi kendaraan dan manusia, batas-batas tapak, garis sempadan bangunan, koefisien dasar bangunan, vegetasi tapak, arah matahari, angin, fasilitas tapak, utilitas dan lain-lain didokumentasikan secara terperinci. Pada kesempatan diskusi berikutnya dengan konsultan profesional, kelompok penulis memberikan data yang telah di pilah-pilah, tetapi ternyata menurut konsultan profesional, masih banyak sekali kekurangan dalam dokumentasi data kelompok. Beliau memberikan penjelasan bagaimana sebuah data harus mencantumkan sumbernya apakah sumberya terpercaya atau tidak serta bagaimana validitas dari sumber tersebut. Selain itu beliau juga memberi tahu sebelum melakukan inventarisasi data dan observasi langsung ke lapangan, sebaiknya dilakukan perencanaan dan daftar hal-hal yang akan di amati. Beliau memberitahu agar pengumpulan data menjadi lebih efisien sehingga kelompok penulis dan tentunya penulis sendiri tidak membuang-buang waktu dalam pengerjaan halhal seperti ini. Dalam pembuatan rencana observasi ini beliau mengatakan bahwa selain data apa yang akan diambil perkiraan sumber dari data yang akan diambil juga harus 12
sudah dibuat, sehingga dalam pengerjaannya terdapat gambaran yang jelas serta penulis tahu harus pergi kemana dan melakukan apa untuk mendapatkan data tersebut. Diskusi kali ini juga memberikan sebuah pencerahan bagi penulis, dimana pihak arsitek profesional membicarakan mengenai sejarah terbentuknya kota Medan yang dimulai oleh perdagangan. Pembahasan ini berlanjut sampai bagaimana etnis Tionghoa dan India datang ke kota Medan (Deli), serta transmigrasi besar-besaran dari pulau Jawa yang merupakan permulaan munculnya orang yang sekarang disebut Jawa Deli (orang Jawa yang menetap kemudian memiliki keturunan yang lahir di Deli). Selain itu juga cerita konon Laksamana Cheng Ho pernah berlabuh di kota Medan, dan mendirikan beberapa kelenteng disini, cerita-cerita tersebut sangatlah menarik bagi penulis karena selain membuka wawasan juga menginspirasi untuk mencari tahu lebih jauh lagi mengenai hal tersebut. Dalam pikiran penulis terbesit bahwa diskusi hari ini merupakan sebuah langkah awal, sebuah perjalanan yang panjang, walaupun sebenarnya tidak sepanjang yang dibayangkan, and the long journey started. 13