BAB 1. Langkah Awal. Cuaca panas kota Medan di siang hari merupakan tantangan besar untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen

BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB VI DATA DAN ANALISIS

BAB II. Analisa yang Mewujudkan Art Deco. Kegiatan survey lapangan yang telah penulis alami dan perolehan akan data

BAB I KONDISI PINGGIRAN SUNGAI DELI

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB V ANALISIS SINTESIS

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang

5. Konsep Urban Design Guidelines yang Memperhatikan Kebutuhan Pejalan Kaki Usia Kanak-Kanak dan Usia Lanjut

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

LINGKUNGAN DAN UKURAN JL. YOS SUDARSO SITUASI LOKASI SITE. 173,5 m. 180 m. 165 m. 173 m


BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

Matahari dan Kehidupan Kita

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB III DATA DAN ANALISA

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian

BAB III METODOLOGI. Gambar Peta Lokasi Tapak

TINJAUAN PULO CANGKIR

BAB V KONSEP PERANCANGAN. masuk ke Indonesia. Dalam syariat perdagang islam mengandung nilai nilai

BAB III DESKRIPSI PROYEK

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II TIME TO FIX THE CURRENT STATE. Venusitas, kekuatan Firmitas, dan fungsi Utilitas (Vitruvius). Yang dimaksud

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working

International Fash on Institute di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

XIANG SHAN MEDITATION CENTER (HEALING ARCHITECTURE) ANTON HERMAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III ANALISA. Lokasi masjid

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB III METODE PERANCANGAN

PEMBANGUNAN KEMBALI PASAR PADANG BULAN ( ARSITEKTUR PERILAKU ) LAPORAN PERANCANGAN TKA TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta sebagai kota metropolitan bertumbuh sangat pesat terutama dari segi

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

Bab V. Konsep Rancangan Konsep Dasar Perancangan dengan Tema Sustainable

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN

BAB II RUANG BAGI KEHIDUPAN

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi dan mobilitas penduduk menjadi dua hal yang tidak dapat

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LHOKSEUMAWE COMMUTER & CENTRAL STATION ERWIN MUNTAZAR

BAB 3 METODE PERANCANGAN. tempat atau fasilitas yang memadai. Banyaknya masyarakat Kota Pasuruan yang

Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi Judul

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

ANALISIS DAN SINTESIS

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per

BAB III METODE PERANCANGAN

lib.archiplan.ugm.ac.id

BAB III METODE PERANCANGAN. permasalahan terkait dengan objek rancangan. Setelah itu akan dirangkum dalam

BAB 1. Pendahuluan. untuk kendaraan-kendaraan pribadi baik beroda dua maupun beroda empat.

Subdivisi Arsitektur Lanskap. Redinuka Ashil Karamah. Sempervivum tectorum

Transkripsi:

BAB 1 Langkah Awal Cuaca panas kota Medan di siang hari merupakan tantangan besar untuk penduduknya, bagaimana tidak dengan rata-rata suhu bisa mencapai 32 derajat celcius 5 dapat dibayangkan seberapa panas dan tidak nyamannya melakukan kegiatan di luar ruangan. Jangankan untuk melakukannya, bagi beberapa orang sekedar membayangkannya saja bisa membuat lelah, mungkin hal itu yang ada di dalam pikiran orang-orang kota Medan, setidaknya mungkin itulah yang ada di kepala penulis pada siang itu. Namun teriknya siang itu tidaklah terlalu mempengaruhi kegiatan yang berlangsung di Studio Profesi Perancangan Arsitektur 6 USU yang menggunakan pendingin ruangan, walaupun belakangan perusahaan penyedia listrik negara sering memaksa pelanggan melakukan earth hour tanpa peringatan terlebih dahulu. Setelah melakukan pembahasan mengenai topik desain yang akan dilakukan, pada 6 Maret 2014 penulis bersama kelompok perancangan melakukan diskusi dan briefing dengan arsitek profesional, selaku konsultan dan pembimbing selama proses pengerjaan desain. Konsultasi pertama ini terfokus kepada pembahasan mengenai Kerangka Acuan Kerja (KAK) proyek yang akan dilaksanakan dengan sangat detail menurut penulis. Hampir seluruh aspek yang ada dibahas satu persatu dengan teliti bersama arsitek profesional, dimulai dari aspek tapak, sosial hingga aspek sejarah. Diskusi yang dilakukan dengan arsitek profesional ternyata berhasil membuka mata penulis mengenai banyak hal, banyak sekali wawasan yang diberikan dan dibuka oleh beliau mengenai bagaimanakah sebuah desain harus dapat memecahkan masalah serta digunakan oleh penggunanya. Sebenarnya, masih banyak sekali hal-hal yang dibahas 5 Berdasarkan data BPS tahun 2012 - http://sumut.bps.go.id/?opt=1&qw=tstasek&kd=2401 8

dalam briefing tadi, tetapi jika dibahas dalam satu pembahasan penulis merasa tidak akan cukup waktu untuk mengejar deadline pengumpulan. Setelah briefing selesai, penulis bersama dengan kolega berangkat menuju tapak proyek yang telah ditentukan untuk Vegetasi Tapak Proyek Podomoro City melakukan observasi dan melihat langsung keadaan tapak yang berada di Jl. Guru Residensial Deli Maskapai Patimpus, yaitu di sebuah Ilustrasi 6 Kondisi Sekitar Tapak lahan kosong yang tepat berada di pinggir sungai Deli dan bersebelahan langsung dengan tapak Deli Plaza Medan. Tapak proyek sudah diratakan oleh pengembang sehingga kondisinya sudah rata dan tidak terdapat vegetasi di dalam tapak, hanya pada sepanjang pinggir sungai terdapat vegetasi berupa pepohonan besar dan semak-semak liar. Selain lokasi hal yang penting untuk menjadi perhatian adalah batas tapak dan kondiri eksisting dari bangunan. Tapak proyek berbatasan dengan Jl. Guru Patimpus di sisi utara yang merupakan akses dan jalan utama menuju ke tapak. Pada sisi barat, tapak berbatasan langsung dengan Sungai Deli yang Ilustrasi 5 Kondisi Eksisting Tapak, Telah Diratakan 9

menjadi tema dan fokus utama dalam desain SPA 6 ini, dengan pemandangan keluar menghadap ke area pemakaman. Bagian selatan tapak berbatasan dengan area residensial yang memiliki akses tembusan menuju tapak, sedangkan sisi timur tapak berbatasan dengan tapak Podomoro City (kondisi eksisting Deli Plaza, sedang dalam pengembangan). Kondisi Tapak Suasana tapak terasa tenang dan sejuk dikarenakan matahari sudah lebih condong ke arah barat sehingga terik yang terasa sejak tadi siang perlahan-lahan mereda. Terlebih lagi Ilustrasi 7 - Vegetasi Sepanjang Tapak yang Bersebelahan Dengan Sungai vegetasi sepanjang pinggiran sungai yang telah disebutkan sebelumnya menambah rasa sejuk saat melakukan pengamatan. Penggunaan vegetasi dapat menurunkan panas yang ada di suatu wilayah atau bangunan dengan beberapa cara yaitu: menghalangi sinar matahari langsung, kemudian dengan cara evapotranspiration yaitu sebuah proses dimana daun mengeluarkan air sisa fotosintesis yang kemudian menguap dan membantu mendinginkan udara. Vegetasi juga dapat menjaga suhu tanah menjadi lebih dingin 10

karena meminimalisir turunnya kelembaban tanah. 6 Walaupun suasana sejuk hanya terasa di sepanjang pinggiran sungai, paling tidak masih ada sebagian wilayah yang terasa nyaman untuk digunakan untuk berjalan kaki. Kondisi ini sangat kontras dengan suasana di batas tapak sebelah utara yaitu sepanjang Jl. Guru Patimpus. Lalu lalang kendaraan disertai bermotor dengan Ilustrasi 8 Kondisi Jl. Guru Patimpus pada Sore Hari, pukul 17.00 kemacetan yang lazim ditemui pada setiap jam pulang kantor membuat udara di utara tapak terasa lebih panas walaupun waktu sudah menunjukan pukul 17.30. Dengan sirkulasi yang satu arah, Jl.Guru Patimpus masih terhitung padat dan macet karena dilalui merupakan jalur terusan 2 jalan besar lainnya yaitu Jl. Balai Kota dan Jl. Perintis Kemerdekaan. Kepadatan jalan membuat beberapa pengendara sepeda motor menggunakan trotoar sebagai jalurnya, sedangkan penulis yang saat itu mengguakan jalur pejalan kaki hanya bisa mengalah saja saat jalur yang seharusnya digunakan diserobot oleh para oknum pengendara sepeda motor tersebut. Kondisi trotoar di sekitar tapak juga terhitung baik dan hanya memerlukan sedikit penataan tanpa perlu melakukan perombakan besar-besaran. Lebar trotoar yang mencapai 1,5 meter dirasakan sudah cukup nyaman digunakan untuk berjalan kaki walaupun ada beberapa halangan seperti vegetasi yang ditanam di trotoar atau penempatan halte bus yang tidak sesuai, sehingga 6 Artikel Bulleen Art & Garden, Reducing the heat with vegetation - http://www.baag.com.au/?p=5985 11

tetap membutuhkan penataan lebih lanjut. Karena matahari yang semakin condong ke arah barat dan hari semakin gelap, maka observasi tapak di hari ini juga selesai. Berdasarkan hasil observasi, maka dimulailah penyusunan data yang digunakan untuk menganalisis aspek-aspek yang berkaitan dengan desain proyek. Setiap data didokumentasikan dan disusun berdasarkan jenis datanya. Penulis mencari beberapa data selain dari observasi langsung, yaitu menggunakan data sekunder dari berbagai sumber diiantaranya peta kota Medan untuk mengetahui ukuran tapak, Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Medan sebagai acuan fungsi bangunan di sekitarnya. Dengan menggabungkan data primer dan sekunder maka didapatkanlah hasil yang lebih akurat dari inventarisasi data sebelumnya. Berbagai macam data seperti fungsi bangunan sekitar, peruntukan lahan, alur sirkulasi kendaraan dan manusia, batas-batas tapak, garis sempadan bangunan, koefisien dasar bangunan, vegetasi tapak, arah matahari, angin, fasilitas tapak, utilitas dan lain-lain didokumentasikan secara terperinci. Pada kesempatan diskusi berikutnya dengan konsultan profesional, kelompok penulis memberikan data yang telah di pilah-pilah, tetapi ternyata menurut konsultan profesional, masih banyak sekali kekurangan dalam dokumentasi data kelompok. Beliau memberikan penjelasan bagaimana sebuah data harus mencantumkan sumbernya apakah sumberya terpercaya atau tidak serta bagaimana validitas dari sumber tersebut. Selain itu beliau juga memberi tahu sebelum melakukan inventarisasi data dan observasi langsung ke lapangan, sebaiknya dilakukan perencanaan dan daftar hal-hal yang akan di amati. Beliau memberitahu agar pengumpulan data menjadi lebih efisien sehingga kelompok penulis dan tentunya penulis sendiri tidak membuang-buang waktu dalam pengerjaan halhal seperti ini. Dalam pembuatan rencana observasi ini beliau mengatakan bahwa selain data apa yang akan diambil perkiraan sumber dari data yang akan diambil juga harus 12

sudah dibuat, sehingga dalam pengerjaannya terdapat gambaran yang jelas serta penulis tahu harus pergi kemana dan melakukan apa untuk mendapatkan data tersebut. Diskusi kali ini juga memberikan sebuah pencerahan bagi penulis, dimana pihak arsitek profesional membicarakan mengenai sejarah terbentuknya kota Medan yang dimulai oleh perdagangan. Pembahasan ini berlanjut sampai bagaimana etnis Tionghoa dan India datang ke kota Medan (Deli), serta transmigrasi besar-besaran dari pulau Jawa yang merupakan permulaan munculnya orang yang sekarang disebut Jawa Deli (orang Jawa yang menetap kemudian memiliki keturunan yang lahir di Deli). Selain itu juga cerita konon Laksamana Cheng Ho pernah berlabuh di kota Medan, dan mendirikan beberapa kelenteng disini, cerita-cerita tersebut sangatlah menarik bagi penulis karena selain membuka wawasan juga menginspirasi untuk mencari tahu lebih jauh lagi mengenai hal tersebut. Dalam pikiran penulis terbesit bahwa diskusi hari ini merupakan sebuah langkah awal, sebuah perjalanan yang panjang, walaupun sebenarnya tidak sepanjang yang dibayangkan, and the long journey started. 13