BAB V PEMBAHASAN. A. Peran Account Officer dalam manajemen resiko pembiayaan di BMT. Istiqomah Tulungagung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DEBT COLLECTOR DIKAITKAN DENGAN SEBI NO.7/60/DASP TAHUN 2005

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Peran Account Officer dalam Maganalisis permohonan pembiayaan

BAB II LANDASAN TEORITIS. secara dini indeksi-indeksi penyimpangan (deviation) dari kesepakatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo

BAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah pada KSPPS Tunas. Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pengertian pembiayaan mikro dan prosedur pembiayaan mikro. menambah modal usaha nasabah dengan harapan agar usahanya lebih

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Akad Mudharabah di BMT Harapan Ummat. a. Telah masuk sebagai anggota. sebesar Rp ,-.

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISA. A. Ketentuan Jaminan Pembiayaan Murabahah di BPRS Asad Alif

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Murabahah di LKS ASRI. Tulungagung dan BMT HARUM Tulungagung

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. 1. Prosedur Pembiayaan Musyārakah Pada Bank Negara Indonesia. Syariah Kantor Cabang Banjarmasin

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah

WAKA<LAH PADA KJKS MBS

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah. Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap

BAB IV ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH DI BMT NU SEJAHTERA CABANG KENDAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedur pemberian pembiayaan murabahah pada Bank Syariah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Bagaimanakah pelaksanaan (di Kantor Pusat dan Kantor Cabang) kebijakan perkreditan tersebut?

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Faktor-Faktor Pembiayaan Murabahah Bermasalah. Pembiayaan dalam Pasal 1 butir 12 UU No. 10 Tahun 1998 jo. UU No.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB V PEMBAHASAN. A. Implementasi Minimalisasi Risiko Pembiayaan Murabahah Di Bank. Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung.

BAB I PENDAHULUAN. macet). Kredit macet adalah suatu risiko yang melekat pada suatu kredit di Bank,

BAB IV PEMBAHASAN. Angsuran ringan dan tetap hingga jatuh tempo pembiayaan. Bisa untuk membeli rumah baru, bekas dan renovasi rumah

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan ekonomi mengakibatkan tingkat kebutuhan

DAFTAR TABEL

BAB V PENUTUP. sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan The Five C s of Credit dalam perjanjian kredit UMKM

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PEMBIAYAAN MACET DAN EKSEKUSI JAMINAN PRODUK KPR AKAD MURA>BAH}AH DI BNI

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedural deposito sebagai jaminan pembiayaan pada PT. Bank. a. Dana aman dan terjamin dikelola secara syariah.

BAB IV MEKANISME PENILAIAN BARANG JAMINAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KSPPS BINAMA SEMARANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Strategi BMT Bahtera Pekalongan dalam Mengembangkan Pembiayaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

KERANGKA PEMIKIRAN III.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB IX MANAJEMEN PIUTANG

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Dana Berputar (PDB) pada Bank Syariah. Dalam menyalurkan dana pembiayaan, Bank Syariah Mandiri memiliki

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan. kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

BAB V PENUTUP. Analisis terhadap Penyelesaian Pembiayaan Mud{a>rabah bermasalah pada

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Nomor 10 Tahun Menurut Pasal 1 ayat 2

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Risiko Pembiayaan dengan Akad Murabahah di BTM Wiradesa

BAB III PEMBAHASAN. Penerapan Aspek 5C dan 1S pada Pembiayaan Murabahah di KJKS. Baituttamwil Tamzis Cabang Pasar Induk Wonosobo (PIW)

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGIKATAN PERJANJIAN DAN AGUNAN KREDIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Mekanisme Pembiayaan Bai u Bithaman Ajil di BMT Matra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN DEBITUR PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS 1. Landasan Teori A. Definisi Produk Pembiayaan Modal Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB III PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah dengan Jaminan Hak. Tanggungan di BPRS Suriyah Semarang

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pelaksanaan Jaminan Fidusia di Bank Syariah Mandiri KCP Solok. menanyakan langsung kepada pihak warung mikro itu sendiri.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Manajemen Risiko yang diterapkan dalam mengatasi Pembiayaan Murabahah Bermasalah di BTM Lampung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

BAB IV ANALISIS SITEM PEMBERIAN PEMBIAYAAN PADA KJKS BMT AMANAH USAHA MULIA MAGELANG. A. Sistem dan Prosedur Pemberian pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN I.1

By : Angga Hapsila, SE.MM

kemudian hari bagi bank dalam arti luas;

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai kegiatan penanganan atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Character terhadap Tingkat Pengembalian Angsuran. Pembiayaan Murabahah pada BMT As-Salam Kras-Kediri Tahun 2015

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A.

BAB IV. ANALISIS TENTANG PEMBERIAN PEMBIAYAAN GRIYA ib HASANAH

BAB I PENDAHULUAN. nasabah merupakan kegiatan utama bagi perbankan selain usaha jasa-jasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB V PEMBAHASAN. Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tulungagung. sebagai barang yang digunakan untuk menjamin jumlah nilai pembiayaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN APLIKASI PEMBIAYAAN MURABAHAH KONSUMTIF MOTOR PADA BMT AT-TAQWA CABANG BANDAR BUAT PADANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab 7 Manajemen Piutang

BAB IV PEMBAHASAN. prosedur pembiayaan griya di BSM Kantor Area Padang dapat diuraikan. 1. Tahap permohonan dan pengajuan persyaratan.

Transkripsi:

114 BAB V PEMBAHASAN A. Peran Account Officer dalam manajemen resiko pembiayaan di BMT Istiqomah Tulungagung Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai Peran Account Officer dalam manajemen resiko pembiayaan di BMT Istiqomah Tulungagung adalah sebagai berikut : 1. Account Officer berperan untuk membina nasabah agar mendapatkan efisiensi dan optimalisasi dari setiap transaksi keuangan yang dilakukan tanpa meninggalkan tanggung jawabnya sebagai personil BMT. 2. Account officer melakukan analisis resiko pembiayaan yang terjadi ketika pencairan pembiayaan dilakukan, namun setiap resiko dapat diminimalisir yang artinya agar usaha yang dilakukan mendapatkan laba yang banyak, maka kegiatan usaha harus di meminimalkan resiko yang akan muncul. Analisis pembiayaan yang digunakan di BMT Istiqomah dengan menggunakan analisis 5C yaitu: a. Character, menganalisis pembiayaan yang paling di utamakan adalah melihat dari segi Character calon nasabah, memang tidak mudah untuk melihat character seseorang, namun untuk mengetahui charakter seseorang tidak perlu harus memantau 24 jam kegiatan orang tersebut. untuk mengetaui character seseorang yang bisa kita 114

115 lakukan di antaranya bertanya kepada tetangganya, rekan bisnisnya dan juga saudaranya. b. Capacity, kapasitas calon nasabah sangat penting diketahui seperti kondisi likuiditas dan rentabilitas, jenis pembiayaan konsumtif, analisis diarahkan pada kemampuan sumber penghasilan calon nasabah membiayai seluruh pengeluaran bulanannya. c. Capital, Capital yang disertakan dalam obyek pembiayaan perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam. d. Collateral atau jaminan sangatlah penting dalam melakukan pencairan pembiayaan, maksimal ACC nya 50% dari harga jaminan. e. Condition merupakan keadaan yang meliputi kebijakan pemerintahan, politik, segi budaya yang mempengaruhi perekonomian. Hal ini dengan melihat kondisi usaha nasabah. 3. Upaya Account Officer untuk menekan resiko pembiayaan dilakukan dengan menyeleksi lebih spesifik dalam mencari nasabah pembiayaan dan memaksimalkan dalam menganalisis calon nasabah. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Jusuf Jopie yang mengatakan bahwa Account officer adalah aparat manajemen/lembaga keuangan yang ditugaskan untuk membantu direksi dalam menangani tugas-tugas khususnya yang menyangkut bidang marketing dan pembiayaan. 1 Account officer dituntut memiliki keahlian dan keterampilan, baik teknis maupun operasional, serta memiliki 1 Jusuf Jopie. Panduan Dasar Untuk Account Officer, Akademi Manajemen Perusahaan (Yogyakarta: YKPN, 1997), hal. 8.

116 penguasaan pengetahuan yang bersifat teoritis. Account officer yang baik telah terbiasa dengan berbagai barang yang lazim digunakan untuk menganalisis, mengetahui cara-cara menganalisis, memiliki pengetahuan yang memadai tentang aspek ekonomi keuangan, manajemen, hukum, dan teknis, serta memiliki wawasan yang luas mengenai prinsip-prinsip pembiayaan. Peran dan fungsi seorang Account Officer adalah: 1. Mengelola Account Seorang Account Officer berperan untuk membina nasabah agar mendapatkan efisiensi dan optimalisasi dari setiap transaksi keuangan yang dilakukan tanpa meninggalkan tanggung jawabnya sebagai personil bank. 2. Mengelola produk Seorang Account Officer harus mampu menjembatani kemungkinan pemakaian berbagai produk sesuai untuk kebutuhan nasabahnya. 3. Mengelola pembiayaan Account Officer berperan untuk melakukan pemantauan atas pinjaman yang diberikan kepada nasabah agar nasabah selalu memenuhi komitmen atas pinjamannya. Untuk melaksanakan hal ini, seorang AO harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang bisnis nasabahnya.

117 4. Mengelola penjualan Seorang Account Officer pada dasarnya merupakan ujung tombak lembaga keuangan dalam memasarkan produknya, 2 maka seorang Account Oficer juga harus memiliki salesmanship yang memadai untuk dapat memasarkan produk yang ditawarkan. 3 Pemberian pembiayaan kepada seorang costomer agar dapat mempertimbangkan terlebih dahulu harus memenuhi syarat syarat yang dikenal dengan prinsip 5 C 4. Prinsip klasik tersebut adalah: a. Character Caracter ini menggambarkan watak dan kepribadian seorang calon nasabah. Cara yang perlu dilakukan oleh bank untuk mengetahui character calon nasabah adalah sebagai berikut: 1) BI Cheking Bank dapat melakukan penelitian dengan melakukan BI cecking, yaitu melakukan penelitian terhadap calon nasabah dengan melihat data nasabah melalui komputer yang online dengan Bank Indonesia. 2) Informasi dari Pihak Lain Dalam hal ini calon nasabah masih belum memiliki pinjaman di bank lain, maka cara yang efektif ditempuh yaitu dengan meneliti calon nasabah melalui pihak-pihak lain yang mengenal dengan baik calon nasabah. 2 Dwija Putri. E-journal... hlm.3 3 Jusuf Jopie. Panduan Dasar Untuk Account Officer, hlm 8-9 4 Ifah latifah. peran Account Officer dalam menekan pembiayaan bermasalah... skripsi hlm.65

118 b. Capacity Analisis terhadap capacity ini ditunjukan untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam memebuhi kewajibannya sesuai jangka waktu pembiayaan. Kemampuan keuangan calon nasabah sangat penting karena merupakan sumber utama pembayaran. Beberapa cara yang dapat ditempuh dalam mengetahui kemampuan keuangan calon nasabah antar lain: 1) Melihat Laporan Keuangan Dalam laporan keuangan calon nasabah, maka akan dapat diketahui sumber dananya, dengan melihat laporan arus kas. 2) Memeriksa Slip Gaji dan Rekening Tabungan. Cara lain yang dapat ditempuh oleh bank syariah, bila calon nasabah pegawai, maka bank dapat minta fotokopi slip gaji bulan terakhir dan didukung oleh rekening tabungan sekurang kurangnya untuk tiga bulan terakhir. 3) Survei ke Lokasi Calon Nasabah Survei ini diperlukan untuk mengetahui calon nasabah dengan melakukan pengamatan secara langsung. c. Capital Capital atau modal merupakan jumlah modal yang dimiliki oleh calon nasabah atau jumlah dana yang akan disertakan dalam proyek yang dibiayai. Cara yang ditempuh oleh bank untuk mengetahui capital antara lain:

119 1) Laporan Keuangan Calon Nasabah Dalam hal ini calon nasabah adalah perusahaan, maka struktur modal ini penting untuk menilai tingkat debt to equity ratio. Peusahaan dianggap kuat dalam menghadapi berbagai resiko apabila jumlah modal sendiri yang cukup kuat. 2) Uang Muka Uang muka yang dibayarkan dalam memperoleh pembiayaan. Dalam hal calon nasabah adalah perorangan, dan tujuan penggunaannya jelas, misalnya pembiayaan untuk pembelian rumah dan sebagainya. d. Collateral Merupakan agunan yang diberikan oleh calon nasabah atau pembiayaan yang diajukan. Agunan merupakan sumber pembayaran kedua. Dalam hal nasabah tidak dapat membayar angsurannya, maka bank syariah dapat menjual agunannya. Secara terperinci pertimbangan atas collateral dikenal dengan sebutan: 1) Marketability Agunan yang diterima oleh bank haruslah agunan yang mudah diperjual belikan dengan harga yang menarik dan meningkat dari waktu ke waktu. 2) Ascertainability of value Agunan yang diterima memiliki standar harga lebih pasti.

120 3) Stability of value Agunan yang diserahkan bank memiliki harga yang stabil, sehingga ketika agunan dijual, maka hasil penjualan bisa mengcover kewajiban debitur. 4) Transferability Agunan yang diserahkan bank mudah dipindah tangankan dan mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. 5 e. Condition of Ekonomy Merupakan analisis terhadap kondisi perekonomian. Bank perlu melakukan analisis dampak kondisi ekonomi terhadap usaha calon nasabah dimasa yang akan datang. Beberapa cara analisis terkait dengan condition economy antara lain: 1) Kebijakan pemerintah. Perubahan kebijakan pemerintah digunakan sebagai pertimbangan bagi bank untuk melakukan analisis condition of economy. 2) Bank syariah tidak terlalu fokus terhadap analisis condion of economy pada pembiayaan konsumsi. Prisip analisis pembiayaan didasarkan pada rumus 5C 1) Character artinya sifat atau karakter nasabah mengambil pinjaman. 2) Capacity artinya, kemampuan nasabah untuk menjalankan usaha dan mengembalikan pinjaman yang diambil. 5 Ismail. Perbankan Syariah, (Jakarta:Kencana,2011), hlm. 120

121 3) Capital artinya, besarnya modal yang diperlukan peminjam. 4) Colateral artinya, jaminan yang telah dimiliki yang diberikan peminjam kepada bank. 5) condition artinya, keadaan usaha atau nasabah prospek atau tidak. 5C tersebut kadang ditambah dengan 1C, yaitu, Constrain artinya hambatan hambatan yang mungkin menggangu proses usaha. 6 B. Peran Account Officer dalam manajemen resiko pembiayaan di BMT Harum Tulungagung Berdasarkan penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa Peran Account Officer dalam manajemen resiko pembiayaan di BMT Harum Tulungagung adalah sebagai berikut : 1. Saat nasabah mengajukan pembiayaan Peran dari account officer adalah melakukan survey, mempertimbangkan jaminan yang diajukan oleh nasabah dan mengecek persyaratan nasabah yaitu KTP, KK, fotokopi jaminan (BPKB, STNK untuk jaminan sepada motor atau mobil) kemudian diajukan kepada manager untuk mendapatkan persetujuan penyaluran pembiayaan. 2. Account officer melakukan analisis Account Officer dalam melakukan analisis harus selalu menjunjung tinggi nilai profesionalisme dalam tindakannya. Seorang Account Officer juga harus memiliki prinsip sendiri berdasarkan analisis yang dilakukannya. Disinilah peran Account Officer sangat di 6 Muhammad. Menejemen BankSyariah,(Yogyakarta:(UPP)AMPYKPN, 2008), hlm. 261

122 butuhkan dalam melakukan menajemen pembiayaan yang ada di BMT Harum ini, disini dari awal pengajuan kemudian survey dan pencairan semuanya dipegang oleh Account Officer yang bersangkutan dengan nasabah. Analisis pembiayaan yang digunakan di BMT Harum dengan menggunakan analisis 5C yaitu : a. Character Penilaian karakter sangat menentukan kelancaran pembayaran kewajiban setiap bulannya dan pelunasan pada saat pembiayaan jatuh tempo. Menganalisis pembiayaan yang paling di utamakan adalah melihat dari segi Character calon nasabah, memang tidak mudah untuk melihat character seseorang, namun untuk mengetahui charakter seseorang kita tidak perlu harus memantau 24 jam kegiatan orang tersebut. untuk mengetaui character seseorang yang bisa kita lakukan di antaranya bertanya kepada tetangganya, rekan bisnisnya dan juga saudaranya. Dan jika yang dihadapi pegawai negeri maka account officer menilai dari karakter lingkungan dan kapasitasnya. b. Capacity Kapasitas calon nasabah sangat penting diketahui, hal ini penting untuk memahami kemampuan seseorang untuk berusaha hal ini dapat dipahami karena watak yang baik sematamata tidak menjamin seseorang mampu menjalankan bisnisnya atau tidak. Capacity untuk jenis pembiayaan yang besar

123 sangat penting untuk diketahui, karena semakin besar nilai pinjaman maka semakin besar juga risiko yang akan dihadapi oleh pihak BMT, untuk menilai Capacity calon nasabah petugas biasanya bertanya kepada relasi bisnisnya, bisa juga dilihat dari perputaran uang usahanya. c. Capital Capital merupakan jumlah modal yang dimiliki oleh calon nasabah atau jumlah dana yang akan disertakan dalam proyek yang dibiayai. Modal yang perlu diketahui calon nasabah memiliki penghasilan berapa, kemampuan untuk membayar atau mengembalikan uang ke BMT berapa besar. Pengukuran modal nasabah bisa dilihat dari stok barang jika nasabah itu adalah seorang pedagang, di lihat juga dari kebutuhan keluarganya, gaya hidup, kalau keluarganya suka hura-hura itu bisa mengurangi nilai untuk analisnya 7 d. Collateral Collateral ini harus dinilai oleh BMT untuk mengetahui sejauh mana risiko kewajiban financial calon nasabah kepada BMT. Untuk jaminan kendaraan bermotor dilihat dari kondisi kendaraan, kami juga harus selalu updet dengan harga pasaran kendaraan, dan tanah, perlu dilihat juga apakah tanahnya Market atau tidak, untuk jaminan tidak berani jika 7 Wawancara dengan Bapak Djuwito,pada tanggal 18 Desember 2017

124 berupa tanah sawah. pemberian pembiayaan biaanya dilihat dari 60% harga jual jaminan yang ada pada saat itu. e. Condition Condition merupakan keadaan yang meliputi kebijakan pemerintahan, politik, segi budaya yang mempengaruhi perekonomian. Ini dilakukan agar jika dikemudian hari nasabah tidak dapat mengembalikan pokok pinjaman beserta nisbah bagi hasilnya maka berhak atas barang jaminan tersebut dilelang dan hasilnya untuk menutupi kekurangan dari utang nasabah tersebut. Usaha ini diarah untuk melihat kondisi ekonomi calon nasabah apakah calon nasabah layak untuk mendapatkan tambahan modal usaha atau tidak. 3. Upaya Account Officer untuk menekan resiko pembiayaan Untuk menekan resiko pembiayaan dilakukan dengan melakukan pengawasan, untuk pengawasan yang kami lakukan biasanya hanya melihat dari rekening koran nasabah yang bersangkutan, selain itu juga sering melakukan kunjungan ke tempat nasabah. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Rivai yang mengatakan bahwa account officer merupakan point of contact antara lembaga keuangan dengan pihak nasabah, dimana seorang account officer harus memelihara hubungan dengan nasabah dan wajib memonitor seluruh kegiatan nasabah secara terus menerus. 8 Sistem Account Officer 8 Veithzal Rivai, Credit Manajemen Handbook..., hal. 293.

125 memiliki peranan yang besar, karena peranannya dalam menghubungkan lembaga keuangan dengan nasabahnya. Tugas Account Officer dimulai dari mencari, menilai, mengevaluasi, selanjutnya mengusulkan proposal pembiayaan nasabah, dan tidak berhenti disitu Account Officer juga harus tetap membina nasabahnya agar mampu mengembalikan dana yang telah dipinjam kepada lembaga keuangan. Bisa dikatakan Account Officer seperti konsultan bagi lembaga keuangan. Maka sebagai ujung tombak lembaga keuangan Account Officer harus memiliki integritas yang tinggi kepada lembaga keuangan, tidak memberikan usulan nasabah yang asal-asalan yang justru malah menjadi resiko bagi lembaga keuangan dikemudian hari. Kemudian diperkuat dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ifah latifah, mengatakan bahwa untuk meminimalisasi resiko pembiayaan adalah dengan melakukan pengawasan, tujuannya adalah mencegah sedini mungkin timbulnya praktek pemberian pembiayaan yang tidak sehat, merosotnya mutu pembiayaan yang disalurkan dan hal-hal lain yang dapat merugikan pihak bank, semakin besar jumlah pembiayaan yang disalurkan maka semakin insentif pengawasan pembiayaan yang dilakukan. 9 9 Ifah latifah... skripsi hlm. 77

126 C. Peran Debt Collector dalam manajemen resiko pembiayaan di BMT Istiqomah Tulungagung Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa peran debt collector dalam manajemen resiko pembiayaan di BMT Istiqomah Tulungagung yaitu saat terjadi resiko pembiayaan bermasalah debt collector segera bertindak yaitu sering mengingatkan nasabah melalui telepon, surat peringatan maksimal 3 x dari BMT dan yang terakhir eksekusi jaminan. Akan tetapi BMT sangat menghindari eksekusi jaminan dengan cara penjadwalan ulang (Rescheduling). Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Masrudi Debt collector merupakan pihak ketiga yang menghubungkan antara lembaga keuangan dan nasabahnya dalam hal penagihan pembiayaan, penagihan tersebut hanya dapat dilakukan apabila kualitas tagihan pembiayaan dimaksud telah termasuk dalam kategori kolektibilitas diragukan atau macet. 10 Debt collector adalah pihak ketiga yang menghubungkan antara lembaga keuangan dan nasabah dalam hal penagihan pembiayaan, penagihan tersebut hanya dapat dilakukan apabila kualitas tagihan kartu pembiayaan dimaksud telah termasuk dalam kategori kolektibilitas diragukan atau macet. Hasil penelitian ini diperkuat dengan penetian Willy yaitu melakukan rescheduling atau penjadwalan kembali jangka waktu angsuran serta memperkecil jumlah angsuran, somasi ketika nasabah sudah 3 bulan tidak membayar angsuran. 11 10 Masrudi Muchtar. Debt Collector Dalam Optik Kebijakan Hukum Pidana. (Yogyakarta: Aswaja Presindo, 2013), hal.1 11 Willy Ana... skripsi hlm.17

127 D. Peran Debt Collector dalam manajemen resiko pembiayaan di BMT Harum Tulungagung Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa peran debt collector dalam manajemen resiko pembiaayaan di BMT Harum Tulungagung yaitu : 1. Sering melakukan kunjungan lapangan dengan disesuaikan kondisi atau waktu dari nasabah 2. Sebelum tanggal jatuh tempo lebih sering diingatkan melalui telepon, dan mengajak nasabah bernegosiasi (seperti memberi tenggang waktu dan lain-lain) 3. Surat peringatan dan terakhir eksekusi jaminan. Peran debt colletor melakukan pemantauan angsuran nasabah, untuk nasabah yang benarbenar mengalami kesulitan maka mereka akan berbicara baik-baik kepada pihak BMT dan meminta untuk melakukan penanganan rescheduling yaitu penjadwalan kembali jangka waktu angsuran serta memperkecil jumlah angsuran. Nasabah sering malakukan hal ini ketika jangka pinjaman mereka masih lama karena mereka merasa tidak mampu membayar dengan angsuran pada akad pertama yang telah dilakukan, sehingga jalan keluar yang mereka lakukan adalah dengan penjadwalan ulang. Hasil penelitian ini sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia no.7/60/dasp Tahun 2005 Bab IV angka 1 dan 2 yang isinya berbunyi sebagai berikut :

128 a. Apabila dalam menyelenggarakan kegiatan APMK Penerbit dan/ataufinancial Acquirer melakukan kerjasama dengan pihak lain di luar Penerbit dan/atau Financial Acquirer tersebut, seperti kerjasama dalam kegiatan marketing, penagihan, dan/atau pengoperasian sistem, Penerbit dan/atau Financial Acquirer tersebut wajib memastikan bahwa tata cara, mekanisme, prosedur, dan kualitas pelaksanaan kegiatan oleh pihak lain tersebut sesuai dengan tata cara, mekanisme, prosedur, dan kualitas apabila kegiatan tersebut dilakukan oleh Penerbit dan/atau Financial Acquirer itu sendiri. b. Dalam hal Penerbit menggunakan jasa pihak lain dalam melakukan penagihan transaksi Kartu Kredit, maka 1) penagihan oleh pihak lain tersebut hanya dapat dilakukan apabila kualitas tagihan Kartu Kredit dimaksud telah termasuk dalam kategori kolektibilitas diragukan atau macet berdasarkan kriteria kolektibilitas yang digunakan oleh industri Kartu Kredit di Indonesia, dan 2) Penerbit wajib menjamin bahwa penagihan oleh pihak lain tersebut, selain wajib dilakukan dengan memperhatikan ketentuan pada angka 1, juga wajib dilakukan dengan caracara yang tidak melanggar hukum. 12 Debt collector adalah pihak ketiga yang menghubungkan antara lembaga keuangan dan nasabah dalam hal penagihan pembiayaan, penagihan tersebut hanya dapat dilakukan apabila kualitas tagihan kartu pembiayaan dimaksud telah termasuk dalam kategori kolektibilitas diragukan atau macet. Pada umumnya dunia collector sering dianggap negatif seperti apa yang dibayangkan oleh masyarakat pada umumnya. Dunia collector sebenarnya cukup luas dan memiliki cara kerja yang berbeda pula. Cara kerja tersebut,berdasarkan pada lama tunggakan nasabah. Cara kerja atau tingkatan collector secara umum adalah sebagai berikut: 12 Surat Edaran Bank Indonesia no.7/60/dasp tahun 2005

129 a. Desk collector Pada level bagian penagihan (desk collector), level ini adalah level yang pertama dari dunia collector, dan cara kerja yang dilakukan oleh collector-collector ini adalah hanya mengingatkan tanggal jatuh tempo dari cicilan nasabah dan dilakukan dengan media telepon.pada level ini collector hanya berfungsi sebagai pengingat (reminder) bagi nasabah atas kewajiban membayar cicilan. Bahasa yang di gunakan pun sangat sopan dan halus, mengingat orientasinya sebagai pelayan nasabah. b. Debt collector Level ini merupakan kelanjutan dari level sebelumnya, apabila ternyata nasabah yang telah dihubungi tersebut belum melakukan pembayaran, sehingga terjadi keterlambatan pembayaran. Cara yang dilakukan oleh penagih utang (debt collector) pada level ini adalah mengunjungi nasabah dengan harapan mengetahui kondisi nasabahbeserta kondisi keuangannya. Pada level ini collector memberikan pengertian secara persuasif mengenai kewajiban nasabah dalam hal melakukan pembayaran angsuran. Hal hal yang dijelaskan biasanya mengenai akibat yang dapat ditimbulkan apabila keterlambatan pembayaran tersebut tidak segera diselesaikan. Selain memberikan pengertian mengenai hal tersebut diatas, collector juga memberikan kesempatan atau tenggang waktu bagi

130 debitur untuk membayar angsurannya, dan tidak lebih dari tujuh hari kerja. Meskipun sebenarnya lembaga keuangan memberikan waktu hingga maksimal akhir bulan dari bulan yang berjalan, karena hal tersebut berhubungan dengan target collector. Collector diperbolehkan menerima pembayaran langsung dari nasabah, namun hal yang perlu diperhatikan oleh nasabah adalah memastikan bahwa nasabah menerima bukti pembayaran dari collector tersebut, dan bukti tersebut merupakan bukti pembayaran dari perusahaan dimana nasabah tersebut memiliki kewajiban pembiayaan. c. Collector remedial Apabila ternyata debitur masih belum melakukan pembayaran, maka tunggakan tersebut akan diberikan kepada level yang selanjutnya yaitu juru sita (collector remedial). Pada level ini yang memberikan kesan negatif mengenai dunia dunia collector, karena pada level ini sistem kerja collector adalah dengan cara mengambil barang jaminan (bila pembiayaan yang disepakati memiliki jaminan) nasabah. Cara yang dilakukan dan perilaku collector pada level ini tergantung dari tanggapan nasabah mengenai kewajibannya, dan menyerahkan jaminannya dengan penuh kesadaran, maka dapat dipastikan bahwa collector tersebut akan bersikap baik dan sopan. Namun apabila nasabah ternyata tidak memberikan itikad baik untuk

131 menyerahkan barang jaminannya, maka collector tersebut dengan sangat terpaksa akan melakukan kewajibannya dan menghadapi tantangan dari nasabah tersebut. Yang dilakukannya pun bervariasi mulai dari membentak, merampas dengan paksa dan lain sebagainya, dalam menggertak nasabah. Namun apabila dilihat dari segi hukum, collector tersebut tidak dibenarkan apabila sampai melakukan perkara pidana, seperti memukul, merusak barang dan lain sebagaiannya, atau bahkan hal yang terkecil yaitu mencemarkan nama baik nasabah. Untuk beberapa perusahaan lembaga keuangan, apabila kredit tidak memiliki barang jaminan, maka tugas collector akan semakin berat karena tidak ada yang bertindak sebagai juru sita, hal tersebut yang memberikan kesan kurang baik mengenai prilaku debt collector. 13 E. Faktor penghambat dan faktor pendukung peran Account Officer dan Debt Collector dalam manajemen resiko pembiayaan di BMT Istiqomah Tulungagung Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa Faktor penghambat dan faktor pendukung peran Account Officer dan Debt Collector dalam manajemen resiko pembiayaan di BMT Istiqomah Tulungagung adalah: 1. Faktor penghambat dan faktor pendukung peran Account Officer dalam manajemen resiko pembiayaan 13 Muchtar.Debt Collector, hal. 22

132 a. Faktor penghambat peran Account Officer dalam manajemen resiko pembiayaan Faktor penghambat peran Account Officer dalam manajemen resiko pembiayaan di BMT Istiqomah Tulungagung yaitu data-data yang diberikan oleh nasabah kurang lengkap, sehingga pihak BMT harus membantu melengkapinya misalnya tentang urusan membuat akta tanah, mencari pemilik asli jaminan untuk meminta tanda tangannya. Minimnya informasi dan komunikasi dengan nasabah karena kadang nasabah tidak mau berterus terang akan kondisi sebenarnya. b. Faktor pendukung peran Account Officer dalam manajemen resiko pembiayaan Faktor pendukung peran Account Officer dalam manajemen resiko pembiayaan di BMT Istiqomah Tulungagung yaitu: mendapat gaji intensif yang lumayan untuk tambahan kebutuhan keluarga, dan pihak pengelola tak tanggung-tanggung memberikan hadiah yang pantas untuk account officer. 2. Faktor penghambat dan faktor pendukung peran Debt Collector dalam manajemen resiko pembiayaan a. Faktor penghambat peran Debt Collector dalam manajemen resiko pembiayaan Faktor penghambat peran debt collector dalam manajemen resiko pembiayaan di BMT Istiqomah Tulungagung,

133 yaitu nasabah tidak bisa dihubungi dan lokasi nasabah kurang strategis, sangat jauh tim kami sulit untuk menjangkaunya, walaupun kami sudah mensurveynya waktu pendaftaran pembiayaan, perkiraan pengelola meleset, ketika didatangi di tanyakan ke keluarga dan lingkungan sekitarnya katanya rumahnya selalu tutup. b. Faktor pendukung peran Debt Collector dalam manajemen resiko pembiayaan Faktor pendukung peran debt collector dalam manajemen resiko pembiayaan di BMT Istiqomah Tulungagung, yaitu setiap kali bertugas dikasih uang transport, sehingga uangku tidak berkurang. Dapat hadiah jika target terpenuhi dan aku sering ke luar kantor jadi tidak merasa jenuh. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Muhammad bahwa resiko yang terjadi dari peminjaman adalah kemampuan peminjam untuk membayar kewajiban yang telah dibebankan. Analisis dan penyelesaian pembiayaan dapat dilakukan dengan cara: Aspek Internal meliputi peminjam kurang cakap dalam usaha tersebut, perencanaan yang kurang matang, data tidak sesuai, laporan keuangan tidak lengkap. Aspek Eksternal meliputi pengaruh lain diluar usaha, kenakalan peminjam, kemampuan daya beli masyarakat kurang. 14 14 Muhammad... hlm. 168

134 F. Faktor penghambat dan faktor pendukung peran Account Officer dan Debt Collector dalam manajemen resiko pembiayaan di BMT Harum Tulungagung 1. Faktor penghambat dan faktor pendukung peran Account Officer dalam manajemen resiko pembiayaan a. Faktor penghambat peran Account Officer dalam manajemen resiko pembiayaan Faktor penghambat peran Account Officer dalam manajemen resiko pembiayaan di BMT Harum Tulungagung yaitu: 1) Data sudah lengkap, persyaratan lengkap tapi ternyata usaha kurang layak untuk dibiayai 2) Jaminan sudah mencover tapi usaha kurang layak 3) Nasabah masih mempertimbangkan yang lebih murah atau masih membandingkan dengan bank umum. b. Faktor pendukung peran Account Officer dalam manajemen resiko pembiayaan Faktor pendukung peran Account Officer dalam manajemen resiko pembiayaan di BMT Harum Tulungagung yaitu factor syariahnya untuk mengembangan ekonomi syariah atau menampilkan sesuatu yang beda dengan pola syariah yang tidak bisa disamakan oleh bank umum. 2. Faktor penghambat dan faktor pendukung peran Debt Collector dalam manajemen resiko pembiayaan

135 a. Faktor penghambat peran Debt Collector dalam manajemen resiko pembiayaan Faktor penghambat peran debt collector dalam manajemen resiko pembiayaan di BMT Harum Tulungagung yaitu nasabah tidak bisa dihubungi, mengadakan kunjungan tetapi tidak bisa tatap muka. b. Faktor pendukung peran Debt Collector dalam manajemen resiko pembiayaan Faktor pendukung peran debt collector dalam manajemen resiko pembiayaan di BMT Harum Tulungagung yaitu diberi motivasi oleh pengelola BMT, reward atau hadiah dari lembaga apabila target terpenuhi dan ada uang tranportnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Muchtar yaitu lembaga keuangan penerbit menyetujui, mendukung, dan bertanggung jawab atas kelakuan debt collector. Dalam hal ini terdapat keuntungan menggunakan jasa debt collector yaitu : 1) Membantu manajemen lembaga keuangan dalam pengawasan arus kas dan pembenahan manajemen arus kas yang lebih baik. 2) Lembaga keuangan mampu menyeimbangkan antara target penjualan dan collectibility dari client dan Angsuran cepat terkumpul karena menggunakan pihak yang khusus menanganinya. 15 15 Muchtar.Debt Collector, hal. 22