BAB I PENDAHULUAN. bukan suatu kebutuhan namun pada saat sekarang dapat menjadi suatu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi menunjukkan capaian yang cukup menggembirakan akhirakhir. persen, sebagaimana tersaji dalam tebel berikut ini.

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: adapun alasan penyebab wanprestasi tersebut antara lain:

SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya pengguna jasa. yang percaya untuk menggunakan jasa pengangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kuota jemaah haji dan umrah terbanyak yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. turis-turis tersebut di berbagai kota dan daerah di Indonesia, sehingga. berbagai wilayah dan belahan dunia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hukum(rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tata cara kita berperilaku atau

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan untuk peduli akan hukumnya sangat rendah. Dalam hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, keadaan geografis

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

I. PENDAHULUAN. kegiatan usaha yang banyak bermunculan. Kegiatan usaha terbagi menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bahaya yang dapat mengancam kepentingannya tersebut.

Dengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Tingkat perkembangan ekonomi dunia dewasa ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam ketentuan umum Pasal 1 ayat (1) Undang undang Nomor 2 Tahun

MEKANISME PENERBITAN SIM SIM PERSEORANGAN SIM UMUM SIM BAGI WNA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.653/AJ.202/DRJD/2001 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN SEWA

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian kredit pembiayaan. Perjanjian pembiayaan adalah salah satu bentuk perjanjian bentuk

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan tersebut terjadi di semua bidang, baik sosial, budaya, ekonomi, maupun

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN BULUNGAN.

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan tertentu dengan mempergunakan alat tertentu pula.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya perubahan serta akselerasi dalam berbagai bidang. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. tentang kecelakaan lalu lintas, bahkan pemberitaan tentang kecelakaan lalu lintas

I. PENDAHULUAN. berlaku pada manusia tetapi juga pada benda atau barang. Perpindahan barang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BAB I PENDAHULUAN. yang dilindungi oleh Pemerintah dan Undang-undang. Setiap warga. bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan.

BAB III PRAKTIK MASYARAKAT KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN MEMILIKI MODA ANGKUTAN DAN KETAATAN TERHADAP LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara lain dengan melakukan berbagai perbaikan dan peningkatan. tujuan negara yaitu mensejahterakan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. menyendiri tetapi manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup menyendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Ketenagakerjaan sebagai bagian dari integral dari

BAB I PENDAHULUAN. secara material maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa. bantuan orang lain dan terjadi ketergantungan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 2 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA ANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,

STUDI TENTANG KESADARAN HUKUM SISWA DALAM BERLALU LINTAS:

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 1992/49, TLN 3480]

BUPATI BANGKA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. hampir terjadi diberbagai daerah terutama di kota-kota besar. Kondisi semacam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN. dunia berdasarkan catatan The Pew Forum on Religion & Public Life pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

Surat Ijin Mengemudi (SIM)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan Polri lebih dari 50 Tahun yang lalu hingga saat ini, dalam kurun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum. merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

TANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO

No Petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan maupun secara berk

BAB I PENDAHULUAN. khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman

SYARAT UMUM MEMPEROLEH SIM (SURAT IZIN MENGEMUDI)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG PROSES PELAYANAN PENERBITAN SIM

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang efisien. Perusahaan yang semula menitikberatkan pada proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat di. Indonesia. Kebutuhan masyarakat terhadap tanah dipengaruhi oleh jumlah

BAB IV GAMBARAN UMUM UNIT PELAYANAN SIM 4.1. PROSEDUR PENERBITAN SURAT IZIN MENGEMUDI ( SIM )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan

I. PENDAHULUAN. bahwa : Tidak ada satupun lembaga kemasyarakatan yang lebih efektif di dalam. secara fisik tetapi juga berpengaruh secara psikologis.

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KELEBIHAN MUATAN ANGKUTAN BARANG

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Keharusan untuk melangsungkan kehidupan bersama merupakan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

[FIKA ASHARINA KARKHAM,SH]

BAB 1 PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Lalu lintas dan angkutan jalan

BAB I PENDAHULUAN. selalu berkebutuhan dan selalu memiliki keinginan untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN

HASIL WAWANCARA. ATD.M.SI dan Bapak Tri Bowo ATD.M.SI, perwakilan dari dinas perhubungan,

BAB I PENDAHULUAN. Hukum merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Hal ini

PEMERINTAH KOTA BATU

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia kian pesat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pelaksanaan Pengujian Berkala Kendaran Bermotor

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN. Menurut R. Djatmiko Pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

selamat, aman, tertib, lancar, dan efisien, serta dapat

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT, PENUMPANG DAN KECELAKAAN. menyelenggarakan pengangkutan barang semua atau sebagian secara time charter

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup seorang diri tanpa kehadiran manusia lain. Hubungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya di era globalisasi ini sangat penting terutama dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya akan barang dan jasa yang semakin hari semakin bertambah serta semakin beragam macamnya. Suatu barang pada jaman dahulu bukan suatu kebutuhan namun pada saat sekarang dapat menjadi suatu kebutuhan. Barang yang dahulu bukan merupakan kebutuhan pokok, pada saat sekarang dapat menjadi kebutuhan pokok. Kebutuhan mendasar bagi manusia dimulai dari kebutuhan akan pangan kemudian sandang dan kemudian papan ataupun kesehatan dan baru kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya pelengkap dan tergolong mewah karena hanya sedikit orang yang dapat memilikinya, misalnya kebutuhan akan kemampuan melakukan suatu keahlian tertentu. Salah satu keahlian yang lazim dimiliki saat ini adalah keahlian mengemudi mobil. Kemampuan mengemudi yang merupakan salah satu kebutuhan manusia yang dianggap mutlak diperlukan saat ini. Salah satu pilihan untuk belajar mengemudi adalah dengan mengikuti pendidikan dan latihan kursus mengemudi. Keahlian si pemilik atau pemakai mobil untuk 1

2 mengemudikan mobil di buktikan dengan memiliki Surat Izin Mengemudi mobil (SIM A), karena dalam mendapatkan SIM A para pihak harus memenuhi syarat yaitu telah berusia 17 Tahun, dan memenuhi syarat administrasi yaitu KTP asli setempat dan fotocopy-nya yang masih berlaku 1 (satu) lembar, mengisi formulir permohonan, bukti pembayaran biaya admintrasi SIM, rumus sidik jari, surat keterangan sehat jasmani dari dokter (Polri/umum), surat keterangan sehat rohani dari psikolog, surat keterangan lulus uji simulator (SKUKP) untuk SIM A, Ijazah/sertifikat I lulus pendidikan dan pelatihan mengemudi untuk SIM umum. Selain itu juga harus memenuhi syarat lulus yaitu ikut dan lulus ujian teori, ikut dan lulus ujian praktek I dan II. Berdasarkan rumusan Pasal 77 ayat (1) Undang-Undang No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, menyatakan bahwa Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib memiliki Surat Izin Mengemudi sesuai dengan jenis kendaraan bermotor yang dikemudikan. Syarat untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi kendaraan bermotor umum yaitu calon pengemudi wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan pengemudi angkutan umum. Setelah mengikuti pendidikan dan latihan kursus mengemudi peserta harus melampirkan sertifikat kompetensi ini saat mengurus SIM Umum. Sertifikat kompetensi akan diterima setelah peserta mengikuti kursus mengemudi, sebagai bukti bahwa yang bersangkutan lulus ujian kursus mengemudi, maka pengelola kursus mengemudi memberikan sertifikat kompetensi ini. Pendidikan dan pelatihan mengemudi diselenggarakan oleh

3 lembaga yang mendapat izin dan terakreditasi dari pemerintah. Izin penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan mengemudi yang diberikan oleh Pemerintah Daerah dan dilaksanakan berdasarkan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Menteri yang membidangi sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. Rumusan pasal Pasal 79 Undang-Undang No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan menyatakan, bahwa setiap calon pengemudi pada saat belajar mengemudi atau mengikuti ujian praktik mengemudi di jalan wajib didampingi instruktur atau penguji. Instruktur atau penguji sebagaimana bertanggung jawab atas pelanggaran dan/atau kecelakaan lalu lintas yang terjadi saat calon pengemudi belajar atau menjalani ujian. Indonesia memiliki tingkat mobilitas yang tinggi dan seakan berbanding lurus dengan jumlah kecelakaan yang terjadi di jalan, salah satu penyebab kecelakaan tersebut adalah faktor manusia yang sering melakukan kelalaian sewaktu mengemudi di jalan, dengan demikian pendidikan mengemudi sangatlah penting dan diperlukan sebagai dasar dalam berkendara di jalan raya. Secara umum penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan mengemudi bertujuan menghasilkan lulusan yang kredibel dalam arti memenuhi kompetensinya sebagai pengemudi, dan saat ini banyak terdapat sekolah mengemudi dengan nama dan praktik penyelenggaraan yang bervariasi. Keselamatan dan ketertiban dalam berlalu lintas merupakan tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan visi dan misi pembangunan non fisik di bidang perhubungan dari

4 pemerintah. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan mengemudi harus meningkatkan peran strategisnya dalam menghasilkan pengemudi yang kompeten dan bertanggung jawab. Pemerintah daerah dalam hal ini sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan mengemudi perlu melakukan pengaturan agar menjadi lebih baik dalam hal kualitasnya. Syarat untuk mendapatkan SIM A yaitu Surat Keterangan Lulus Uji Simulator (SKUKP) untuk SIM A, Ijazah/sertifikat I lulus pendidikan dan pelatihan mengemudi untuk SIM umum ini membuat pelaku usaha jasa kursus mengemudi mobil berkembang sangat pesat di Yogyakarta, terlebih sebagai kota pendidikan dan kebudayaan yang semakin berkembang, banyak warga asli dan pelajar yang tinggal di daerah Yogyakarta ini. Pelajar maupun mahasiwa yang merantau ke Yogyakarta menjadi sasaran utama sebagai konsumen oleh para pelaku usaha kursus mengemudi mobil yang terdapat di sekitar berdirinya lembaga penyelengaraan pendidikan terutama universitas. Para pengguna jasa juga sangat merespon usaha ini, usaha kursus mengemudi mobil dinilai dapat mempermudah konsumen dalam proses belajar mengemudi mobil. Efektif dan efisiensi waktu merupakan alasan yang digunakan konsumen untuk memilih menggunakan usaha jasa kursus mengemudi mobil tersebut, dalam hal efektif si konsumen tidak perlu menyediakan mobil sendiri untuk belajar mengemudi, karena pelaku usaha akan menyediakan mobilnya untuk dipakai selama proses kursus mengemudi, juga dalam hal belajar, peserta kursus mengemudi akan diberi pelajaran tentang

5 mengemudi yang baik dan benar secara teori dan praktik sekaligus yang dilakukan langsung di lapangan yaitu jalan raya, dan hal yang paling penting adalah pada saat terjadi kecelakaan atau hal- hal yang tidak diinginkan terhadap mobil yang dipakai dalam proses mengemudi, maka si konsumen atau pengguna jasa kursus mengemudi mobil tidak perlu khawatir karena semua hal tersebut telah diatur dalam paket perjanjian antara penyedia jasa kursus mengemudi mobil dengan konsumen. Hubungan yang terjadi antara pelaku usaha dengan konsumen pada dasarnya mempunyai prinsip yang sama dengan prinsip yang ada pada perjanjian timbal balik, yaitu perjanjian yang memberikan hak dan kewajibannnya kepada kedua belah pihak, artinya bahwa pelaku usaha dan konsumen dibebani hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki. Hal tersebut menunjukan bahwa kedua belah pihak saling membutuhkan sehingga terjadi keterikatan diantaranya. Kursus mengemudi mobil tersebut memberikan layanan kursus menyetir mobil berdasarkan perjanjian yang telah disepakati antara penyedia jasa kursus mengemudi mobil dengan konsumen. Dalam perjanjian tersebut, pihak penyedia jasa layanan kursus mengemudi telah menentukan syarat dan ketentuan bagi konsumen yang akan belajar mengemudi mobil. Walaupun tempat kursus mengemudi mobil telah menetapkan syarat-syarat dan ketentuan dalam belajar mengemudi yang telah dituangkan kedalam sebuah perjanjian,

6 tetap saja dalam prakteknya masih banyak terjadi permasalahan dimana pihak lembaga kursus mengemudi mobil maupun pihak konsumen sebagai pengguna jasa tidak memenuhi kewajiban atau tidak memenuhi prestasi sesuai dengan yang disepakati dalam perjanjian. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai wanprestasi. Wanprestasi adalah pelaksanaan perjanjian yang tidak tepat waktunya atau dilakukan tidak menurut selayaknya atau tidak dilaksanakan sama sekali 1. Adapun bentuk-bentuk dari wanprestasi sebagai berikut : a. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukan; b. Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana yang dijanjikan; c. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat; d. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya. 2 Wanprestasi yang terjadi tidak hanya merugikan pelaku usaha sebagai pihak yang menawarkan jasa, tetapi juga merugikan konsumen sebagai pihak pengguna jasa. Oleh karena itu perlu ditemukan upaya penyelesaian wanprestasi yang terjadi di dalam perjanjian jasa kursus mengemudi untuk meminimalisir segala kerugian yang terjadi. Adanya wanprestasi memberikan hak bagi pihak yang dirugikan untuk meminta pertanggungjawaban atas kerugian yang diderita. Sistem pertanggungjawaban seperti itu terdapat pada sistem tanggungjawab hukum 1 Yahya Harahap, 1998, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Alimni, Bandung, hlm.60. 2 Subekti, 1990,Hukum Perjanjian,PT Intermasa, Jakarta, hlm.45.

7 perdata, yaitu tanggungjawab perdata berdasarkan wanprestasi. Permintaan pertanggungjawaban perdata berdasarkan wanprestasi hanya dapat dilakukan apabila terdapat perjanjian anatara para pihak dalam perjanjian yang mana mewajibkan seseorang untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu atau untuk tidak berbuat sesuatu. Perjanjian tersebut dapat tertuang dalam bentuk tertulis, lisan, tindakan-tindakan nyata, atau secara diam-diam. Berdasarkan latar belakang di atas dan pra penelitian yang sudah dilakukan penulis, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian penuliasan hukum dengan judul: PELAKSANAAN PERJANJIAN JASA KURSUS MENGEMUDI MOBIL PADA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN LATIHAN AKREDITAS MENGEMUDI DI YOGYAKARTA B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan tersebut diatas maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Mengapa terjadi wanprestasi dalam perjanjian jasa kursus mengemudi mobil di Lembaga Pendidikan dan Latihan Akreditas Mengemudi? 2. Bagaimanakah upaya penyelesaian wanprestasi yang terjadi sehubungan dengan pelaksanaan perjanjian jasa kursus mengemudi mobil di Lembaga Pendidikan dan Latihan Akreditas Mengemudi?

8 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian pada latar belakang dan rumusan masalah di atas, Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis di dalam Penulisan Hukum ini meliputi 2 (dua) hal, yaitu : 1. Tujuan Obyektif a. Untuk mengetahui dan mengkaji pelaksanaan perjanjian jasa kursus mengemudi mobil di Lembaga Pendidikan dan Latihan Akreditas Mengemudi b. Untuk mengetahui bentuk dan upaya penyelesaiaan wanprestasi yang terjadi sehubungan dengan pelaksanaan perjanjian jasa kursus mengemudi mobil di Lembaga Pendidikan dan Latihan Akreditas Mengemudi 2. Tujuan Subyektif a. Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh data yang relevan dengan topik penulisan hukum guna melengkapi persyaratan akademis dalam rangka memperoleh gelar sarjana hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. b. Penelitian ini sebagai sumbangan pemikiran ilmiah kepada pihakpihak terkait pada khususnya, dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya.

9 D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian yang Penulis lakukan adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Akademis Manfaat penelitian ini secara akademis adalah diperolehnya data tentang penyelesaian wanprestasi, diharapkan dapat menggambarkan perkembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum perdata khususnya dalam perjanjian jasa kursus mengemudi mobil. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini khususnya bagi pihak-pihak yang terkait berupa peneliti, pembangunan hukum di Indonesia, dan masyarakat adalah sebagai berikut : a. Manfaat bagi Pembangunan Hukum di Indonesia Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan kontribusi bagi perkembangan ilmu hukum pada umumnya, khususnya berkaitan dengan pelaksanaan perjanjian dan mengetahui bentuk serta cara penyelesaiaan wanprestasi b. Manfaat bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan penulis dalam bidang keperdataan, khususnya terkait bentuk dan penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian. c. Manfaat bagi instansi terkait

10 Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dalam bentuk pengetahuan mengenai bentuk-bentuk wanprestasi dan cara penyelesaian wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian agar tidak menimbulkan hal yang dapat merugikan salah satu pihak. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran terhadap beberapa penelitian kepustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, terdapat beberapa penelitian terkait dengan penelitian hukum yang dilakukan oleh penulis. Penelitian terkait tersebut meskipun membahas mengenai pelaksanaan perjanjian dan wanprestasi, tentunya penelitian tersebut bukan dilakukan di Akreditas Mengemudi, selain itu judul serta rumusan masalah berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Namun demikian ada beberapa penelitian yang mengangkat tema yang di dalamnya terdapat variable yang serupa dengan variable yang diangkat dalam penelitian ini, tulisan tersebut antara lain : 1. Penelitian Berjudul Analisis Yuridis Perjanjian Jasa Kursus Mengemudi Mobil Di Lembaga Pendidikan Dan Latihan Akreditas Mengemudi Dikaitkan Dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen 3 yang dilakukan oleh Fajar Napitupulu untuk 3 Fajar Napitupulu,2013, Analisis Yuridis Perjanjian Jasa Kursus Mengemudi Mobil Di Lembaga Pendidikan Dan Pelatihan Akreditas Mengemudi Diakitkan Dengan Undang-Undang No.8 Tahun

11 penulisan Skripsi tahun 2013 di Universitas Gadjah Mada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui syarat dan ketentuan yang termuat dalam perjanjian kursus mengemudi mobil di Lembaga Kursus dan Latihan Akreditas Mengemudi telah sesuai dengan ketentuan pencantuman klausula baku dalam Pasal 18 Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Penelitian yang membedakan dengan penulis adalah penulis lebih fokus kepada pelaksanaan perjanjian jasa antara lembaga kursus dengan konsumen sebagai pengguna jasa dan menitikberatkan kepada bentuk dan upaya penyelesaian wanprestasi yang terjadi dalam pelaksanaan perjanjian tersebut. 2. Penelitian berjudul Pelaksanaan Perjanjian Jasa Perjalanan Ibadah Umroh & Haji Khusus Di PT. Fazary Wisata 4 yang dilakukan oleh Ary Ramadhanoe Amanza untuk penulisan Skripsi tahun 2015 di Universitas Gadjah Mada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk wanprestasi yang terjadi sehubungan dengan pelaksanaan perjanjian serta cara penyelesaiaan wanprestasi yang terjadi. Penelitian yang membedakan dengan penulis adalah selain membahas tentang wanprestasi dan upaya penyelesaiaannya yang terjadi dalam perjanjian, penulisan hukum ini juga menyoroti tentang pelaksanaan perjanjian itu sendiri. 1999 Tentang Perlindungan Konsumen,Penulisan Hukum bagian Hukum Perdata FH UGM, Yogyakarta 4 Ary Ramadhanoe Amanza, 2015, Pelaksanaan Perjanjian Jasa Perjalanan Ibdah Umroh & Haji Khusus Di PT. Fazary Wisata

12 Selain hal tersebut, yang menjadi pembeda dari penulisan hukum penulis adalah lokasi penelitian. Penulisan diatas mengambil lokasi penelitian pada PT. Fazary Wisata sedangkan lokasi penulisan hukum penulis pada Lembaga Pendidikan dan Latihan Akreditas Mengemudi Berdasarkan uraian tersebut diatas, terlihat bahwa penulisan hukum yang dilakukan penulis terlihat perbedaannya, dengan demikian penulis menganggap bahwa penelitian yang akan penulis laksanakan adalah asli dan layak untuk diteliti dan dapat untuk dipertanggungjawabkan. Namun, jika terdapat penelitian yang mirip dengan penulisan hukum oleh penulis, diharapkan penelitian ini dapat saling melengkapi satu sama lain.